DISERTASI : GAYA
KEPEMIMPINAN KYAI DALAM PENDIDIKAN
KARAKTER DI
PONDOK PESANTREN MODERN
DARUSSALAM GONTOR
JAWA TIMUR
M. Ihsan Dacholfany
Pondok Pesantren
adalah lembaga pendidikan paling tua di Indonesia. Lembaga tersebut sudah
banyak menghasilkan tokoh-tokoh besar di pemerintahan Indonesia, seperti Buya
Hamka, Idham Kholid, K.H Abdurachman Wahid, Imam Zarkasyi dan lain-lain. Mereka
adalah pemimpin besar dengan karakter
keislaman yang kuat. Kualitas karakter lulusan pondok pesantren, sangat
dipengaruhi oleh kualitas manajemen dari lembaga pesantren tersebut. Banyak
pondok pesantren yang akhirnya bubar karena kesalahan dalam ”manajemen”.
Kualitas manajemen lembaga pondok pesantren sangat dipengaruhi oleh gaya
kepemimpinan Kyai. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kualitas manajemen
pondok-pondok pesantren, sangat diperlukan penelitian dengan fokus masalah
”Gaya kepemimpinan Kyai” khsusunya dalam konteks Pendidikan Karakter”.
Tujuannya utama
penelitian ini adalah : 1). Memahami Gaya Kyai Pondok Pesantren Darussalam Gontor,
dalam pendidikan karakter; 2). Memahami proses pendidikan karakter di lembaga
pesantren tersebut; 3). Memahami karakter santri seperti apa yang dihasilkan
oleh pondok pesantren tersebut. Teori yang melandasi penelitian ini adalah :
1). Teori Pendidikan Berbahasa Santun; 2) Teori tentang karakteristik seorang
mu’min yang kompeten; 3). Teori Tentang Pendidikan Karakter; dan 4) Teori
tentang Model Pendidikan Pengembangan Karakter. Metode dan prosedur penelitian
mengacu pada pendekatan penelitian kualitatif. Lokasi penelitiannya dilakukan
di Pondok Darussalam Gontor, Jawa Timur.
Temuan utama
penelitian ini adalah:1). Gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh Kyai di pondok
pesantren tersebut adalah Gaya kepemimpinan dalam gaya kepemimpinan religio-paternalistic
didasarkan atas nilai-nilai keagamaan yang disandarkan kepada gaya kepemimpinan
nabi Muhamammad saw,. Di mana kyai secara memimpin secara totalitas mencurahkan segala daya usaha
dan fikirannya untuk kemajuan dan perkembangan pesantren.; 2). Metode
pembelajaran yang diterapkan adalah pendidikan totalitas, dengan mengutamakan
pengaplikasian semua ilmu dalam kehidupan sehari-hari; Bentuk totalitas
tersebut adalah pembelajaran melalui pembiasaan, pengasuhan, pelatihan,
partisipasi danhukuman; 3).Karakter santri, dihasilkan dari: a). Beriman dan bertakwa kepada Allah Swt.,
selalu mengingat Allah; b).Berpikir secara ilmiah; c) Sering memikirkan lingkungan dan fenomena alam,
sehingga memperoleh konsep keilmuan dan teknologi untuk digunakan dalam
kehidupan sehari-hari sehingga dapat meningkatkan harkat dan martabatnya. d).
Selalu mengamalkan ilmunya dan berorientasi
kepada kebermaknaan bagi orang lain; 4) Dalam kehidupannya, selalu
berhati-hat, oleh karena itu mereka
berpegang tali Allah yaitu Al-Qur’an.
Implikasinya
hasil temuan ini adalah:1). Penerapan gaya kepemimpinan religio-paternalistic
secara totalitas memerlukan keihlasan dan integritas yang tinggi dari pemimpin
tersebut, seperti yang diterapkan oleh Nabi Muhammad Saw; 2). Metode
pembelajaran totalitas, memerlukan intensitas pendidikan yang sangat tinggi,
seperti halnya sistem ”asrama”. Rekomendasi dari penelitian:1)Indonesia perlu
menerapkan sistem kepemimpinan totalitas disegala bidang kehidupan, jika ingin
mengejar ketertinggalan dari negara lain; 2). Metode pembelajaran totalitas,
perlu diterapkan di berbagai sekolah Indonesia, jika ingin membentuk karakter
keislaman yang kuat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar