Senin, 21 Mei 2018

Lampung Juga Punya PONDOK PESANTREN

Lampung Juga Punya
PONDOK PESANTREN
UU No. 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta
Fungsi dan Sifat Hak Cipta Pasal 2
1. Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi pencipta atau pemegang Hak Cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya, yang timbul secara otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Hak Terkait Pasal 49
1. Pelaku memiliki hak eksklusif untuk memberikan izin atau melarang pihak lain tanpa persetujuannya membuat, memperbanyak, atau menyiarkan rekaman suara dan /atau gambar pertunjukannya.
Sanksi Pelanggaran Pasal 72
1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) atau pasal 49 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan /atau denda paling sedikit Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan /atau denda paling banyak Rp. 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan /atau denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)
Lampung Juga Punya
PONDOK PESANTREN
Oleh:
Dr. M. Ihsan Dacholfany, M.Ed.
M. Dini Handoko, M.Pd.
Perpustakaan Nasional RI
Katalog Dalam Terbitan (KDT)
Lampung Juga Punya
PONDOK PESANTREN
ISBN: 978-602-5533-11-2
Penulis:
Dr. M. Ihsan Dacholfany, M.Ed.
M. Dini Handoko, M.Pd.
Editor:
Yunita Wildaniati, M.Pd.
Raden Muhammad
Sampul dan Tata Letak: Tim CV. IQRO‟
Cetakan Pertama, 2018
16 cm X 24 cm
250 halaman
Hak cipta dilindungi oleh Undang-Undang
All Right Reserved
Jl. Jenderal A. Yani No.157 Iring Mulyo Kota Metro, Lampung, Telp: 081379404918
web: iqrometro.co.id
e-mail: team@iqrometro.co.id
Kata Pengantar
بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga sampai saat ini kita masih diberikan kesehatan dan berbagai kemudahan dalam menjalani kehidupan ini.
Rasa syukur kami sampaikan atas telah terbitnya buku yang berjudul “Lampung Juga Punya PONDOK PESANTREN”. Semoga buku ini dapat menjadi rujukan bagi para orang tua yang akan menyekolahkan putra-putrinya di Pondok Pesantren. Ternyata tidak hanya di Pulau Jawa, Povinsi Lampung juga punya Pondok Pesantren dengan kwalitas yang tidak kalah dibandingkan yang ada di Pulau Jawa. Buku ini berupaya memberi gambaran yang luas mengenai sistem pendidikan Islam yang diterapkan di Pondok Pesantren, terutama yang ada di Provinsi Lampung. Baik Pondok Pesantren yang bersifat salafi maupun Pondok Pesantren yang Moderen. Dengan telah berkembangnya Pondok Pesantren yang ada di Provinsi Lampung, maka jangan ragu-ragu bagi para orang tua untuk menyekolahkan putra-putrinya di Pondok Pesantren.
Dengan penuh rasa rendah hati, kami sangat terbuka mengenai saran dan kritik tentang buku ini. Semoga dengan adanya hal tersebut menjadi lebih sempurnanya buku ini di kemudian hari. Dengan terbitnya buku ini semoga akan lebih menambah khazanah ilmu kegamaan kita, sehingga menambah keimanan kita kepada Allah ta’ala dan kecintaan kita kepada nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Metro, Mei 2018
Penulis
Sambutan Kepala Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi Lampung
Assalamu`alaikum Warohmatulohi Wabarokatuh.
Puji syukur kepada Allah SWT atas berkat rahmat dan karunia-Nya, Semoga Allah selalu memberikan kemudahan dan kelancaran kepada kita untuk melaksanakan segala aktifitas sehari-hari, sholawat dan salam kita sanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW, semoga kita istiqomah mengikuti ajaran dan sunnahnya sampai akhir hayat.
Secara Pribadi dan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung, sangat bersyukur dan mengapresiasi dengan terbitnya buku: “Lampung Juga Punya Pondok Pesantren”, sebagaimana kita ketahui bersama bahwa Pondok Pesantren merupakan lembaga pendidikan dan pengajaran ilmu pengetahuan agama Islam dan juga mengajarkan ilmu pengetahuan umum, yang saat ini sudah tumbuh dan berkembang di tengah-tengah tradisi bangsa Indonesia bahkan dunia. Pada masa penjajahan, Pondok Pesantren merupakan suatu benteng pertahanan yang mempunyai peranan penting bagi perjuangan kemerdekaan bangsa dan sekarang ini eksistensi Pondok Pesantren masih terus dipertahankan dan bahkan dikembangkan agar dapat meningkatkan perannya dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa dan mencetak generasi penerus pejuang yang berbudi tinggi dan berakhlakul karimah.
Kemampuan yang dimiliki Pondok Pesantren bukan saja dalam pembinaan pribadi muslim-muslimah, tapi juga berusaha mengadakan perubahan dan perbaikan sosial dan
masyarakat khususnya di Lampung, sehingga peran dan eksistensinya tidak diragukan lagi akan peransertanya di masyarakat luas.
Dengan terbitnya buku ini, harapannya dapat memberi informasi dan kemudahan bagi para orangtua, wali santri dan santri, santriwati, calon santri/wati dan kalangan yang lebih luas untuk mendapatkan informasi mengenai pondok pesantren sehingga dapat mempermudah keperluan yang dibutuhkan.
Semoga dengan adanya buku ini, Pondok Pesantren terus eksis, meningkat prestasi dan kualitas pendidikannya, meningkat kreatifitas dan inovasi baik santri maupun gurunya. Sehingga tercapainya visi dan tujuan Pondok Pesantren di antaranya santri dan santriwati dapat Bertafaqquh Fiddin, Memiliki Keterampilan , Berwawasan Luas dan Berakhlakul Karimah. Aamiin.
Wassalamualaikum Warohmatulohi Wabarokatuh.
Kepala Kanwil Kemenag
Provinsi Lampung
Drs. H. Suhaili, M. Ag.
Daftar Isi
Kata Pengantar
Sambutan Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Lampung
Daftar Isi
Pesantren Sebagai Lembaga Pendidikan Islam Tradisonal
Mengenai Pondok Pesantren ........................................................... 1
Ciri-Ciri Pondok Pesantren
Ciri-ciri Pondok Pesantren .............................................................. 9
Sistem Pengajaran di Pondok Pesantren ..................................... 11
a) Sitem Non-Kuningal ................................................................. 11
b) Sistem Kuningal ......................................................................... 13
Karakteristik Pondok Pesantren ................................................... 16
Tujuan Pendidikan Pondok Pesantren
Tujuan Pendidikan Pondok Pesantren ........................................ 24
Fungsi Pondok Pesantren .............................................................. 28
Peran Pondok Pesantren
Peran Pondok Pesantren ................................................................ 31
a) Pondok Pesantren dan Pengembangan Masyarakat Desa ... 33
b) Pengembangan Keagamaan Masyarakat ............................... 35
c) Tugas Pendidikan Islam ............................................................ 37
d) Pengembangan Pendidikan Mandiri ....................................... 38
e) Pengembangan Sumberdaya Manusia dan Kemasyarakatan 40
f) Pengembangan Sosial Budaya .................................................. 43
g) Hubungan Kerjasama Pesantren dengan Pemerintah .......... 44
Pondok Pesantren di Provinsi Lampung
Pondok Pesantren di Provinsi Lampung ..................................... 57
Pondok Pesantren Riyadlatul ‘Ulum
Sejarah Pondok Pesantren Riyadlatul „Ulum .............................. 64
Profil Singkat Pondok .................................................................... 66
Visi Misi Pondok ............................................................................. 67
Letak Geografis Pondok ................................................................ 68
Susunan Pengurus Pondok ............................................................ 68
Dewan Asatidz Pondok ................................................................. 70
Data Santri ....................................................................................... 75
Kondisi Sarana Prasarana Pondok ............................................... 76
Kurikulum Pondok ......................................................................... 77
Pondok Pesantren Darul ‘Amal
Sejarah dan kondisi Umum Pondok............................................. 81
Visi Misi Pondok ............................................................................. 83
Susunan Pengurus Pondok ............................................................ 84
Model Pendidikan ........................................................................... 85
Kegiatan Pesantren ......................................................................... 87
Denah Lokasi ................................................................................... 90
Pondok Pesantren Wali Songo
Sejarah Berdirinya Pondok ............................................................ 91
Visi Misi dan Tujuan Pondok ........................................................ 92
Keadaan Sarana dan Prasarana...................................................... 93
Data Asatidz Pondok ..................................................................... 94
Keterangan Keadaan Guru dan Karyawan ................................. 95
Data Santri ....................................................................................... 95
Struktur Kepengurusan .................................................................. 96
Letak Pondok Pesantren ................................................................ 97
Makna Logo Pondok ...................................................................... 98
Kegiatan yang Dilaksanakan Oleh Pondok ................................. 99
Hasil yang Pernah Dicapai oleh Pondok ................................... 100
Bentuk Upaya Pendidikan Akhlak Santri .................................. 101
Pondok Pesantren Nurul Ulum
Sejarah Berdirinya Pondok .......................................................... 107
Profil Pondok ................................................................................ 109
Jumlah Pengasuh dan Ustadz ...................................................... 110
Visi Misi Pondok ........................................................................... 110
Letak Geografis ............................................................................. 111
Gambaran Lokal dan Bangunan ................................................. 111
Undang-Undang Pondok ............................................................. 113
Struktur Kepengurusan Pondok ................................................. 114
Bangunan dan Areal Pondok ...................................................... 115
Keadaan Santri............................................................................... 116
Pondok Pesantren Syalafiyah Darunnajah
Sejarah Singkat Pondok ................................................................ 118
Visi Misi Pondok ........................................................................... 119
Keadaan Sarana dan Prasarana.................................................... 120
Keadaan Guru ............................................................................... 122
Keadaan Santri............................................................................... 124
Struktur Organisasi ....................................................................... 125
Denah Ruang Pondok .................................................................. 126
Pondok Pesantren Al Falah
Identitas Yayasan Pondok ........................................................... 127
Visi Misi Pondok ........................................................................... 129
Struktur Organisasi ....................................................................... 131
Keadaan Santri dan Ustadz .......................................................... 132
Keadaan Sarana dan Prasarana.................................................... 133
Program Pondok ........................................................................... 135
Nilai-Nilai yang Diutamakan Dalam Pembelajaran Pondok .. 136
Pondok Pesantren Darrun Nasyi’in
Sejarah Perkembangan Pondok .................................................. 141
Profil Pondok ................................................................................ 143
Struktur Organisasi ....................................................................... 144
Bidang Usaha Ekonomi Pondok ................................................ 145
Pondok Pesantren Roudlatul Qur’an
Sejarah Singkat Pondok ................................................................ 149
Visi Misi Pondok ........................................................................... 150
Keadaan Bangunan ....................................................................... 151
Kegiatan Ekstrakurikuler ............................................................. 151
Tenaga Kependidikan ................................................................... 151
Struktur Organisasi Pondok ........................................................ 153
Denah Lokasi Pondok .................................................................. 154
Keadaan Pondok Pesantren ........................................................ 155
Kurikulum Pondok ....................................................................... 155
Ma’had Darussalam Metro
Sejarah Singkat Ma‟had ................................................................ 161
Visi Misi Ma‟had ............................................................................ 163
Struktur Pengurus Yayasan Ma‟had............................................ 164
Keadaan Ekstrakurikuler Ma‟had ............................................... 165
Geografis Ma‟had .......................................................................... 165
Keadaan Pengajar .......................................................................... 166
Pondok Pesantren Darul ‘Ulya
Sejarah Berdirinya Pondok .......................................................... 168
Identitas Pondok ........................................................................... 169
Visi Misi Pondok ........................................................................... 170
Status Kepemilikan Tanah ........................................................... 170
Tujuan ............................................................................................. 170
Letak Geografis ............................................................................. 170
Keadaan Sarana Prasarana ........................................................... 171
Struktur Kepengurusan Pondok ................................................. 172
Data Kiyai dan Ustadz ................................................................. 172
Pondok Pesantren Hidayatul Qur’an
Sejarah Berdirinya Pondok .......................................................... 175
Keadaan Geografis ....................................................................... 176
Struktur Kelembagaan Pondok ................................................... 177
Kondisi Sarana Prasarana............................................................. 179
Data Kitab Kajian Ponpes ........................................................... 181
Strategi Dakwah Pondok Pesantren dalam Meningkatkan Kecintaan Santri Membaca al-Quran ......................................... 181
Pondok Pesantren Gontor
Pondok Pesantren Gontor 9 Kalianda ...................................... 184
Pondok Gontor 8 Labuhan Ratu ................................................ 186
Pendaftaran Santri Baru ............................................................... 188
Motto Pondok Gontor ................................................................. 190
Falsafah dan Sintesa ...................................................................... 191
Sistem Pembelajaran dan Metode Dalam Proses Pendidikan Karakter di Pondok Gontor ........................................................ 193
Pondok Pesantren Darul Muttaqin Al Islami
Sejarah Berdirinya ......................................................................... 211
Susunan Pengurus Yayasan ......................................................... 212
Perizinan Pondok .......................................................................... 213
Keadaan Sarana Prasarana ........................................................... 214
Kurikulum Pondok ....................................................................... 214
Guru Ustad/Ustadzah dan Pengasuh ........................................ 215
Pendaftaran Santri Baru ............................................................... 215
Pondok Pesantren Roudlotuth Tholibin
Sejarah Berdirinya Pondok .......................................................... 217
Lokasi Pondok ............................................................................... 219
Kurikulum Pondok ....................................................................... 219
Perkembangan Santri .................................................................... 220
Sistem Pengajaran ......................................................................... 221
Pendidikan Formal ........................................................................ 222
Pondok Pesantren Darul Huffaz
Manajemen Mutu Kurikulum ...................................................... 224
Proses Pembelajaran ..................................................................... 228
Standar Mutu Pendidikan ............................................................ 229
Pondok Pesantren Muhammadiyah At-Tanwir Metro
Program Pondok ........................................................................... 233
Staf Pengajar .................................................................................. 233
Fasilitas ........................................................................................... 233
Pondok Pesantren Kerjasama Dengan Universitas Muhammadiyah Metro ................................................................. 234
Daftar Pustaka
Biodata Penulis
1
Pesantren Sebagai Lembaga Pendidikan Islam
Seorang hamba yang beriman akan berusaha menjalankan kewajibannya untuk menyiarkan agama Islam sebagai bukti ketaqwaanya kepada Allah SWT, sesuai dengan firman Allah dalam al-Quran:
Artinya: “Demikianlah (perintah Allah) dan barangsiapa mengagungkan syiar-syiar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketaqwaan hati.” (QS. al-Hajj: 32)
Adanya sebuah lembaga, tentunya akan memudahkan dalam proses penyiaran agama Islam. Pondok pesantren merupakan salah satu jenis lembaga pendidikan Islam yang dapat digunakan sebagai sarana dalam menyebarkan ajaran Islam.
Pondok Pesantren merupakan lembaga pendidikan paling tua di Indonesia memegang peran penting dan strategis dalam pendidikan1.Sejak awal kelahirannya, pesantren tumbuh, berkembang, dan tersebar di berbagai daerah di Indonesia, keberadaan pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam sangat kental dengan karakteristik Indonesia ini memiliki nilai-nilai strategis dalam pengembangan masyarakat Indonesia. Keberadaan pondok pesantren sebagai wadah untuk memperdalam agama sekaligus sebagai pusat penyebaran agama Islam sejalan dengan gelombang pertama dai proses peng-
1M. Ihsan Dacholfany, Leadership Style inCharacter Education at The Darussalam Gontor Islamic Boarding, Journal Al-Ulum , Volume 15 Number 2 December 2015, P. 447.
2
Islaman di daerah Jawa yang berakhir sekitar abad ke-16.2 Pondok pesantren adalah hasil penyerapan akulturasi dari masyarakat Indonesia terhadap kebudayaan Hindu-Buddha dan kebudayaan Islam yang kemudian menjelmakan suatu lembaga yang lain, yang baru, dengan warna Indonesa yang berbeda dengan apa yang dijumpai di India dan di Arab.3
Pondok pesantren sendiri merupakan lembaga yang mempunyai dua fungsi utama, yaitu fungsi kegiatan tafaqquh fi ad-din (pengajaran, pemahaman dan pendalaman ajaran Islam) dan fungsi indzar (menyampaikan dan mendakwahkan Islam kepada masyarakat).4 Sepanjang sejarah perjalanan umat Islam di Indonesia, ternyata kedua fungsi utama tersebut telah dilaksanakan oleh pondok pesantren pada umumnya.
Pondok pesantren melahirkan para juru dakwah, para mualim, ustadz dan para kyai pondok pesantren, tokoh-tokoh masyarakat, bahkan yang memiliki profesi sebagai pedagang, pengusaha ataupun banyak bidang lainnya, sehingga dapat dinyatakan sesungguhnya pendidikan pondok pesantren pada proses pendidikan yang mengarah kepada pembentukan etika, moral ataupun rohaniah.
Pondok pesantren disebut reproduksi ulama, karena di pesantren ulama dibentuk, ulama berarti orang yang memiliki pengetahuan. Karakter ulama di atas belumlah berhenti dengan berhasilnya santri tersebut dalam memperoleh ilmu pengetahuan, ditambah dengan semangat pengabdian di masyarakat, baik dalam bentuk pengajaran ataupun pemberian ceramah, singkatnya pondok pesantren bukan sekedar penguasaan ilmu-ilmu agama melainkan juga sebagai media penyebaran agama Islam. Ada tiga fungsi pondok pesantren
2Sindu Galba, Pesantren Sebagai Wadah Komunikasi, (Jakarta: Rinneka Cipta, 2004), h. 2.
3Choirul Fuad Yusuf dkk, Pesantren Dan Demokrasi Jejak Demokrasi Dalam Islam,(Jakarta: Titian Pena, 2010) h. 189
4Didin Hafidhuddin, Dakwah Aktual, (Jakarta: Gema Insani Press, 2000), h. 120-121.
3
yaitu:. Transmisi dan transfer ilmu-ilmu Islam; 2. Memelihara tradisi Islam; 3. Reproduksi ulama.5
Pengaruh yang tumbuh akibat adanya sebuah pondok pesantren yang ada di lingkungan suatu masayarakat dapat dilihat dari segi moral, akhlaq, gaya hidup bahkan perekonomian masyarakat sekitar pondok pesantren yang jelas berbeda dari masyarakat yang tidak tinggal berdekatan dengan pondok. Religius atau bersifat agamis didefiniskan sebagai perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianut, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain. Karakter religius ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat untuk menghadapi perubahan zaman dan degradasi moral.
Pesantren merupakan sebuah lembaga pendidikan dengan bentuk khas sebagai tempat di mana proses pengembangan keilmuan, moral dan keterampialan para santri menjadi tujuan utamanya6. Istilah Pondok Pesantren merupakan gabungan dari 2 (dua) kata yang memilik satu arti, yaitu dari kata “Pondok” dan “Pesantren”. Pondok bisa diartikan sebagai tempat tinggal yang biasanya terbuat dari bambu, sedangkan Pesantren bisa diartikan sebagai sekolah Islam yang memiliki asrama atau pondok.
Pesantren dengan awalan “pe” dan akhiran “an” sehingga menjadi pe-santri-an yang berarti tempat tinggal santri. Kata “santri” berasal dari kata Shastri yang menurut bahasa India berarti orang yang tahu buku-buku suci agama Hindu atau sarjana ahli kitab agama Hindu 7. Pesantren sebagai lembaga pendidikan dan pengajaran agama umumnya dengan cara nonklasikal di mana seorang kyai atau ustadz mengajarkan ilmu agama Islam kepada santri-santri berdasarkan kitab-kitab yang
5Samsul Nizar, Sejarah Sosial & Dinamika Intelektual Pendidikan Islam di Nusantara , (Jakarta: Kencana, 2013), h. 120-121.
6Abdurrahman Mas‟ud, Intelektual Pesantren dan Perhelatan Agama dan Tradisi,(Yogyakarta: LKIS, 2004), h. 17.
7Ibid.,18
4
ditulis dalam bahasa Arab oleh ulama-ulama abad pertengahan, dan para santri umumnya tinggal di asrama pesantren tersebut.8
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut di atas dapat dipahami bahwa pesantren adalah lembaga pendidikan Islam yang mempelajari, memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dengan memberi penekanan pada pentingnya moralitas keagamaan dan menjadi pedoman perilaku sehari-hari.
Pondok pesantren, sebagai lembaga pendidikan Islam memiliki beberapa unsur penting yang mendukung terlaksananya kegiatan yang ada di pesantren tersebut, diantaranya:Pondok, Masjid, Pengajaran Kitab Islam Klasik, Santri, dan Kyai.9
Pondok, masjid, santri, pengajaran kitab Islam klasik dan kyai adalah lima elemen dasar dari sebuah pondok pesantren, dapat dikatakan bahwa suatu lembaga pengajian yang berkembang dan memiliki kelima elemen tersebut dapat berubah statusnya menjadi pesantren.
Banyak dari kita yang memaknai pesantren dengan bentuk fisik pesantren itu sendiri, berupa bangunan-bangunan tradi-sional, para santri yang sederhana dan juga kepatuhan mutlak para santri pada kyainya, atau disisi lain, tidak sedikit yang mengenal pesantren dari aspek yang lebih luas, yaitu peran besar dunia pesantren dalam sejarah penyebaran Islam di Indonesia, begitupula begitu besarnya sumbangsih pesantren dalam mem-bentuk dan memelihara kehidupan sosial, kultural, politik dan keagamaan.
Potret Pesantren pada dasarnya adalah sebuah asrama pen-didikan Islam tradisional dimana para siswanya tinggal bersama dan belajar ilmu-ilmu keagamaan di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kyai. Asrama untuk para siswa tersebut berada dalam komplek pesantren dimana kyai
8Babun Suharto, Dari Pesantren untuk Umat Reinventing Eksistansi Pesantren di Era Globalisasi,(Surabaya: Imtiyaz, 2011), h.10.
9Zamarkasyi Dhofier, Tradisi Pesantren Study Pandangan Hidup Kyai dan Visinya Mengeai Masa Depan Indonesia,(Jakarta: LP3ES, 2011), h. 79-93.
5
bertempat tinggal. Di samping itu juga ada fasilitas ibadah beru-pa masjid. Biasanya komplek pesantren dikelilingi dengan tem-bok untuk dapat mengawasi arus keluar masuknya santri. Dari aspek kepemimpinan pesantren kyai memegang kekuasaan yang hampir-hampir mutlak.
Pondok, Masjid, santri, kyai dan pengajaran kitab-kitab klasik merupakan lima elemen dasar yang dapat menjelaskan secara sederhana apa sesungguhnya hakikat pesantren. Mengapa pesantren dapat survive sampai hari ini? Ketika lembaga-lembaga pendidikan Islam tradisional peserti pesantren di Dunia Islam tidak dapat bertahan menghadapi perubahan atau modernitas sistem pendidikannya. Secara implisit pertanyaan tadi mengis-yaratkan bahwa ada tradisi lama yang hidup ditengah-tengah masyarakat Islam dalam segi-segi tertentu masih tetap rele-van.Disamping itu, bertahannya pesantren karena ia tidak hanya identik dengan makna ke-Islaman tetapi karakter eksistensialnya mengandung arti keaslian Indonesia (indigenous).
Mengenai arti pondok pesantren ada bermacam-macam pendapat yaitu di antaranya:
Menurut Nurchalis Majid yaitu: “Pondok atau pesantren adalah lembaga yang mewujudkan porses wajar perkembangan sistem pendidikan nasional. Dari segi historis, pesantren tidak hanya mengandung makna ke-Islaman, tetapi juga keahlian (indigonous) Indonesia; sebab lembaga yang serupa, sudah terdapat pada masa kekuasaan Hindu-Budha, sedangkan Islam meneruskan dan meng-Islamkannya”.
Terlepas dari persoalan analisis sejarah apakah pesantren merupakan kelanjutan dari sistem gilda pada pengamal tasawuf di Indonesia dan Timur Tengah pada masa lalu atau merupakan wujud dari sistem pendidikan Hindu-Budha yang telah ter-Islamkan, namun kini orang telah banyak yang telah mengakui bahwa pesantren ditambah lagi dengan madrasah, sudah merupakan kenyataan hidup di bumi Indonesia. Bahkan berbeda dengan perkiraan resmi sebelumnya, peranan dan
6
kedudukan pesantren di masyarakat ternyata jauh lebih besar, kuat dan penting.
Di Indonesia istilah kuttab lebih dikenal dengan istilah “pondok pesantren”, yaitu suatu lembaga pendidikan Islam yang didalamnya terdapat seorang kiyai (pendidik) yang mengajar dan mendidik para santri (peserta didik) dengan sara-na masjid yang digunakan untuk menyelenggarakan pendidikan terebut, serta didukung adanya pemondokan atau asrama se-bagai tempat tinggal para santri.10
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, pesantren diartikan sebagai asrama, tempat santri, atau tempat murid-murid belajar mengaji, sedangkan secara istilah pesantren adalah lembaga pendidikan Islam, dimana para santri biasanya tinggal di pondok (asrama) dengan materi pengajaran kitab-kitab klasik dan kitab-kitab umum, bertujuan untuk menguasai ilmu agama Islam secara detail, serta mengamalkannya sebagai pedoman hidup keseharian dengan menekankan pentingnya moral dalam ke-hidupan bermasyarakat.
Adapun menurut Sudjoko Prasodjo bahwa pondok pesantren adalah lembaga pendidikan dan pengajaran agama Islam, umumnya dengan cara klasikal, dimana seorang kyai mengajarkan ilmu agama Islam kepada para santri-santrinya berdasarkan kitab-kitab yang ditulis dalam bahasa arab oleh ulama pada abad pertengahan, dan santri biasanya tinggal di dalam pondok pesantren.
Pesantren sebagai salah satu lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia. Lahir dan berkembang semenjak masa-masa permulaanIslam masuk ke Indonesia. Pesantren merupakan se-buah kompleks dengan lokasi umumnya terpisah dari ke-hidupan sekitarnya. Dalam kompleks itu terdiri dari beberapa bangunan, di antarnya rumah kediaman kyai, sebuah masjid, tempat pengajaran diberikan diasrama tempat tinggal para
10Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta:Kencana, 2008), Cet ke 2, h. 231.
7
santri. Ada lima elemen atau unsur penting dalam pesantren, yaitu kyai, santri, pondok dan masjid, dan kitab-kitab Islam klasik.11
Menurut para ahli pesantren baru dapat disebut pesantren bila memenuhilima syarat, yaitu: ada kiyai, ada pondok, ada masjid, ada santri, ada pelajaran membaca kitab kuning.
Dari beberapa pengertian di atas dapat saya simpulkan bahwa pesantren atau kutab dalam bahasa Arab-nya adalah suatu lembaga pendidikan agama Islam yang tertua di Indonesia yang didalam terdapat suatu komplek (asrama, rumah kyai dan masjid) yang bertujuan untuk menguasai ilmu agama Islam secara detail, serta mengamalkannya sebagai pedoman hidup keseharian dengan menekankan pentingnya moral dalam kehidupan bermasyarakat.
Pesantren sebagai lembaga keagamaan telah cukup jelas, karena motif, tujuan serta usaha-usahanya bersumber pada agama. Pesantren tumbuh dan berkembang atas cita agama, yang akan hilang manakala motif dan corak keagamaannya hilang. Pernyataan ini juga ditegaskan Zamakhsyari Dhofir sebagaimana berikut: “Pada dasarnya pondok pesantren adalah sebuah asrama pendidikan Islam tradisional dimana para santrinya tinggal bersama dan belajar dibawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kyai. Asrama dan para santri atau siswa tersebut berada dilingkungan kompleks pesantren dimana kyai bertempat tinggal juga menyediakan masjid untuk beribadah, ruang untuk belajar dan kegiatan-kegiatan keagamaan yang lain. Komplek ini biasanya dikelilingi dengan tembok untuk mengawasi keluar masuknya para santri sesuai dengan peraturan yang berlaku”.
Namun dewasa ini banyak juga pesantren-pesantren yang telah menggunakan sistem baru sebagai perombakan dari sistem lama, namun bukan berarti menghilangkan ciri khas pesantren, akan tetapi bagaimana dengan sistem yang baru tersebut dapat
11Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 102.
8
mengimbangi temuan ilmu pengetahuan yang semakin berkembang. Sehingga kegiatan pendidikan yang ada di pesantren tidak ketinggalan dengan pendidikan yang ada di luar pesantren, juga menggambar daya tarik yang khas yang ada di pesantren.12
Setiap kegiatan pendidikan agama Islam seperti pondok pesantren seharusnya diorientasikan pada pencapaian kompetensi yang berhubungan dengan pengembangan kecerdasan emosional, sosial, intelektual, intelligence, terlebih lagi pada aspek spiritual maka dalam mencapai tujuan yang diharapkan maka diperlukan media yang relevan di antaranya yang berupa kurikulum.
12M. Ihsan Dacholfany, Reformasi Pendidikan Islam Dalam Menghadapi Era Globalisasi: Sebuah tantangan dan harapan, Jurnal AKADEMIKA, Vol. 20, No. 01 Januari – Juni 2015, h.182.
9
Ciri-Ciri Pondok Pesantren
Selanjutnya dari beberapa pendapat di atas ada kesamaan pandangan, bahwa pondok pesantren mempunyai ciri sebagai berikut:
a. Pondok pesantren adalah suatu lembaga pendidikan Islam. Mengajarkan ilmu-ilmu agama Islam.
b. Setiap pondok pesantren dipimpin oleh seorang kyai yang merupakan suri tauladan bagi para santrinya.
c. Mempunyai sistem pendidikan dan pengajaran tertentu. Masjid sebagai pusat pengamalan dan kegiatan ajaran Islam secara keseluruhan.
d. Para santri tinggal di asrama.
Setelah dipahami dari pendapat-pendapat dan ciri-ciri pondok pesantren di atas, maka dapat dikemukakan bahwa pengertian pondok pesantren adalah suatu lembaga pendidikan dan pengajaran agama Islam yang dipimpin oleh seorang kyai, mempunyai sistem pendidikan dan pengajaran tertentu, para santri tinggal diasrama dan masjid sebagai pusat kegiatan ajaran Islam.
Jadi, secara etimologi pesantren berasal dari kata santri yang mendapat awala pe- dan akhiran -an sehingga menjadi pe-santria-an yang bermakna kata “shastri” yang artinya murid. Sedang C.C. Berg. berpendapat bahwa istilah pesantren berasal dari kata shastri yang dalam bahasa India berarti orang yang tahu buku-buku suci agama Hindu, atau seorang sarjana ahli kitab-kitab suci agama Hindu. Kata shastri berasal dari kata shastra yang berarti
10
buku-buku suci, buku-buku suci agama atau buku-buku tentang ilmu pengetahuan.13
Dari pengertian tersebut berarti antara pondok dan pe-santren jelas merupakan dua kata yang identik(memiliki kesamaan arti), yakni asrama tempat santri atau tempat murid/ santri mengaji, sedang secara terminologi pengertian pondok pe-santren dapat penulis kemukakan dari pendaptnya para ahli, an-tara lain:
M.Dawam Rahardjo memberikan pengertian pesantren se-bagai sebuah lembaga pendidikan dan penyiaran agama Islam, itulah identitas pesantren pada awal perkembangannya.
Sekarang setelah terjadi banyak perubahan di masyarakat, sebagai akibat pengaruhnya, definisi di atas tidak lagi memadai.Walaupun pada intinya nanti pesantren tetap berada pada fungsinya yang asli, yang selalu dipelihara di tengah-tengah perubahan yang deras. Bahkan karena menyadari arus peru-bahan yang kerap kali tak terkendali itulah, pihak luar justru melihat keunikannya sebagai wilayah sosial yang mengandung kekuatan resistensi terhadap dampak modernisasi.14
Pesantren sebagai suatu lembaga keagamaan mengajarkan mengembangkan dan menyebarkan ilmu agama Islam keadaan semacam ini masih terpadu pada pesantren-pesantren di Pulau Jawa dan Pulau Madura yang bercorak tradisional.
Namun pesantren yang modern tidak hanya mengajarkan agama saja, tetapi juga mengajarkan ilmu-ilmu umum, ket-erampilan dan sebagainya sebagaimana yang kita ketahui pada Peranan Pondok Pesantren Gontor, yang sudah menerapkan sistem dan metode yang menggabungkan antara sistem pengaja-ran non-kuningal (tradisional) dan sistem kuningal (sekolah).
Dari uraian panjang lebar di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pengerti pondok pesantren adalah suatu lembaga
13Yasmadi, Modernisasi Pesantren, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), h.62.
14 Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren, (Jakarta: LP3ES, cet. 2. 1994), h. 18.
11
pendidikan dan keagamaan yang berusaha melestarikan, mengajarkan dan menyebarkan ajaran Islam serta melatih para santri untuk siap dan mampu mandiri.
Atau dapat juga diambil pengertian dasarnya sebagai suatu tempat dimana para santri belajar pada seseorang kyai untuk memperdalam atau memperoleh ilmu, utamanya ilmu-ilmu agama yang diharapkan nantinya menjadi bekal bagi santri dalam menghadapi kehidupan di dunia maupun akhirat.
Sistem Pengajaran di Pondok Pesantren
Adapun bentuk dan sistem pengajaran yang ada di pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam yang minimal terdiri dari 3 (tiga) unsur yaitu:
a. Kyai/Syeikh/Ustadz yang mendidik serta mengajar.
b. Santri dengan asramanya, dan
c. Masjid dengan kegiatan-kegiatannya yang mencakup “Tri Darma Pondok Pesantren”, yaitu:
1) Keimanan dan ketaqwaan terhadap Allah SWT.
2) Pengembangan keilmuan yang bermanfaat dan
3) Pengabdian terhadap agama, masyarakat dan Negara.
Sedang dalam sejarah perkembangan pondok pesantren, memiliki sistem pendidikan dan pengajaran sebagai berikut:
a. Sistem Non-Kuningal
Sistem ini merupakan sistem yang pertama kali di-pergunakan dalam pondok pesantren. Dalam sistem ini tidak ada teknik pengajaran yang dijabarkan dalam bentuk kuriku-lum dan tak ada jenjang tingkatan pendidikan yang diten-tukan. Sedang banyak atau sedikitnya pelajaran yang di-peroleh para santri menurut pola pembinaan kyai dan ke-tentuan para santri. Evaluasi hasil pendidikannya dilakukan oleh santri yang bersangkutan.
Dalam sistem ini santri mempunyai kebebasan dalam memilih mata pelajarannya dan menentukan kehadiran ting-
12
kat pelajaran, sikap dalam mengikuti pelajaran dan waktunya belajar. Santri merasa puas dan cukup ilmunya akan mening-galkan pesantren untuk pulang ke kampung halamannya atau pergi belajar ke pondok lain untuk menambah ilmu dan pen-galamannya.
Ada tiga metode yang digunakan dalam sistem non- kuningal ini, yaitu:
1. Metode Sorogan/ Cara Belajar Individual
Dalam metode ini setiap santri memperoleh kesempatan sendiri untuk memperoleh pelajaran secara langsung dari ky-ai. Tentang metode sorogan ini digambarkan oleh Dawam Rahardjo sebagai berikut:
“Para santri menghadap guru atau kyai seorang demi seorang dengan membawa kitab yang akan dipelajarinya, kemudian guru membacakan pelajaran yang berbahasa Arab itu kalimat demi kalimat, kemudian menterjemahkan dan menerangkanannya. Santri menyimak dan mengasahi dengan memberi catatan pada kitabnya untuk mensyahkan bahwa ilmu itu sudah diberikan oleh guru/kyai.”15
Istilah sorogan tersebut mungkin berasal dari kata sorog (Jawa) yang berarti menyodorkan. Sebab, setiap santri me-nyodorkan kitabnya di hadapan guru/kyainya.
Metode sorogan ini terbukti sangat efektif sebagai taraf pemula bagi seorang santri yang bercita-cita menjadi seorang alim. Di samping itu metode ini memungkinkan bagi seorang guru/ustadz untuk mengawasi, menilai dan membimbing secara maksimal kemampuan seorang santri dalam men-guasai bahasa Arab/kitab-kitab yang diajarkan.
2. Metode Bandongan/Waton (Khalaqah/Kuningal)
Dalam metode ini sering disebut dengan sistem meling-kar/ lingkaran, yang mana para santri duduk di sekitar kyai dengan membentuk lingkaran. Kyai mengajarkan kitab ter-
15 M. Dawam Rahardjo, Pergaulan DuniaPesantren, (Jakarta: P3M, 1985), h.7.
13
tentu kepada sekelompok santri yang masing-masing me-megang kitab sendiri.
Tentang metode ini, Zamakhsyari Dhofier menyatakan sebagai berikut:
“Sekelompok murid yang berjumlah antara 5 sampai 500 orang mendengarkan seorang guru/kyai yang membaca, menterjemahkan dan menerangkan dan seringkali mem-berikan ulasan buku-buku Islam yang berbahasa Arab, dan setiap murid membuat catatan baik mengenai arti maupun keterangannya yang dianggap agak sulit.”16
Dalam khalaqah ini para santri didorong untuk belajar sendiri secara mandiri. Santri yang mempunyai kecerdasan tinggi tentu akan cepat menjadi alim. Melalui pengajaran secara khalaqah ini dapat diketahui kemampuan para santri pemula dan secara tidak langsung akan teruji kealiman serta kepandaiannya.
3. Metode Demontrasi / Praktek Ibadah
Metode ini adalah cara pembelajaran yang dilakukan dengan cara memperagakan (mendemonstrasikan) suatu ket-rampilan dalam hal pelaksanaan ibadah tertentu yang dil-akukan secara perorangan maupun kelompok di bawah pe-tunjuk dan bimbingan kyai atau guru dengan kegiatan seperti berikut:
“Para santri mendapatkan penjelasan tentang tatacara pelaksanaan ibadah yang dipraktekkan sampai betul-betul memahaminya, selanjutnya para santri secara bergiliran memperagakan di hadapan guru sampai benar-benar selesai.”17
b. Sistem Kuningal
Dalam perkembangannya di samping mempertahankan sis-tem ketradisionalannya, juga mengelola dan mengembangkan
16 Zamakhsyari Dhofier, op. cit, h. 28.
17 M. Dawam Rahardjo, Pesantren dan Pembaharuan, op. cit, h. 89.
14
sistem pendidikan madrasah. Pengembangan ini dimaksudkan untuk mengantisipasi perubahan yang terjadi di masyarakat, ser-ta untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan masyarakat yang semakin maju dalam bidang pendidikan. Perubahan itu bisa ber-sifat memperbaharui atau bisa juga upaya untuk menyempur-nakan sistem lama yang sudah tidak sesuai lagi dengan tuntutan masyarakat.
Perubahan dalam sistem pendidikan adalah mengubah dari sistem non-kuningal (sorogan, bandongan atau wetonan), menjadi sistem kuningal yaitu mulai dimasukkan sistem madrasah pada pondok pesantren dengan berbagai jenjang pendidikan mulai tingkat Ibtidaiyah (SD), Tsanawiyah (SLTP), dan Aliyah (SMU).
Kedua sistem tersebut mempunyai perbedaan, pada sistem madrasah terkesan lebih maju dan modern karena adanya sistem kuningal, pelajaran umum, pendidikan keterampilan (seperti PKK, jahit menjahit, perkoperasian atau mungkin juga per-tanian, kerajinan, pertukangan dan sebagainya), pendidikan kesenian, pendidikan olah raga dan kesehatan, pendidikan kepramukaan serta memakai bahasa pengantar menggunakan bahasa Indonesia.Sedang dalam sistem pokok pesantren (non- kuningal), meskipun tidak didapatkan seperti sistem yang ter-dapat pada sistem madarasah, namun memiliki kelebihan dan keahlian yaitu bisa mengajarkan pengetahuan agama secara lebih mendalam.
Dengan melakukan perubahan semacam itu yakni dengan memasukkan sistem kuningal kedalam pondok pesantren sudah barang tentu akan mempengaruhi sistem penddidikannya. Ada-pun mengenai gambaran sistem pendidikan Nasional, se-bagaimana dijelaskan oleh M. Habib Chirzin sebagai berikut:
“Sistem madrasah atau kuningal yaitu dengan menggunakan alat peraga, evaluasi dengan berbagai variasinya dan juga latihan-latihan,prinsip-prinsip psikologi perkembangan pendidikan dan proses belajar mulai diterapkan, dan metode
15
pengajaran baru pada masing-masing fakultas dipraktekkan. Kenaikan kelas/tingkat pembahasan masa sekolah/balajar di-adakan sembari administrasi sekolah pun dilaksanakan dalam organisasi yang tertib.”18
Ada beberapa hal yang menjadi ciri khas pada sistem ini sebagaimana diungkapkan oleh M. Chirzin, yaitu dalam sistem kuningal ini sudah menggunakan alat peraga sebagai penunjang proses belajar mengajarnya. Evaluasi dilaksanakan secara ter-encana. Menerapkan psikologi perkembangan dalam menghadapi anak didik berbagai metode dalam mengajar dan pembatasan masa belajar dan penjejangan sudah jelas, serta ad-ministrasi sekolah tertib dan teratur.
Pesantren yang menggunakan sistem kuningal ini sudah banyak mengadopsi sistem pendidikan moderen meskipun masih nampak karakteristik aslinya yang membedakan dirinya dengan lembaga-lembaga yang lain, sehingga variasi sistem pendidikan yang dilaksanakan banyak kesamaannya dengan sistem pendidikan umum atau modern dan juga sudah dimasukkan mata pelajaran sebagai sistem pengetahuan bagi para santrinya serta untuk memperluas wawasan keilmuannya.
Pada sebagian pondok, sistem penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran yang seperti ini makin lama semakin berubah karena dipengaruhi oleh perkembangan pendidikan di tanah air serta tuntutan dari masyarakat di lingkungan pondok pesantren itu sendiri. Bagi sebahagian pondok lagi tetap mempertahankan sistem pendidikan yang semula. Dalam kenyataannya penyelenggaraan sistem pendidikan dan pengajaran di pondok pesantren dewasa ini dapat digolongkan kepada tiga bentuk:
1. Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan dan pengajaran agama Islam yang pada umumnya pendidikan dan pengajaran tersebut diberikan dengan cara non-klasikal (sistem bandungan dan sorogan) dimana seorang kyai mengajar santri-santri berdasarkan kitab-kitab yang ditulis
18 M. Dawan Rahardjo, et, al, ibid, h. 40.
16
dalam bahasa Arab oleh ulama-ulama besar sejak abad pertengahan, sedang para santri biasanya tinggal dalam pondok/ asrama dalam pesantren tersebut.
2. Pesantren adalah lembaga pendidikan dan pengajaran agama Islam yang pada dasarnya sama dengan pondok pesantren tersebut diatas tetapi para santrinya tidak disediakan pondok dikomplek pesantren, namun tinggal tersebar keseluruh penjuru desa sekeliling pesantren tersebut (santri kalong), dimana cara dan metode pendidikan dan pengajaran agama Islam diberikan dengan sistem weton yaitu para santri datang berduyun-duyun pada waktu-waktu tertentu (seumpama tiap hari Jumat, Minggu, Selasa dan sebagainya).
3. Pondok pesantren dewasa ini adalah merupakan lembaga gabungan antara sistem pondok dan pesantren yang memberikan pendidikan dan pengajaran agama Islam dengan sistem bandongan, sorogan, atau wetonan dengan para santri disediakan pondokan ataupun merupakan santri kalong yang dalam istilah pendidikan pondok modern memenuhi kreteria pendidikan non formal serta menyelenggarakan juga pendidikan formal terbentuk madrasah dan bahkan sekolah umum dalam berbagai bentuk tingkatan dan aneka kejuruan menurut kebutuhan masyarakat masing-masing.
Ditinjau dari bentuk pendidikan dan pengajaran di pondok pesantren di atas, di dalam kenyataannya sebagian pondok tetap mempertahankan pada bentuk pendidikan semula, sebagian lagi mengalami perubahan. Hal ini disebabkan oleh tuntutan zaman dan perkembangan pendidikan di tanah air.
Karakteristik Pondok Pesantren
Pada mulanya banyak pesantren dibangun sebagai pusat reproduksi spiritual, yakni tumbuh berdasarkan sistem-sistem nilai yang bersifat Jawa. Akan tetapi para penunjangnya tidak hanya semata-mata menanggulangi isi pendidikan agama saja. Pesantren bersama-sama muridnya atau kelompoknya yang akrab mencoba melaksanakan gaya hidup yang menghubungkan
17
kerja dan pendidikan serta membina lingkungan desa berdasarkan struktur budaya dan sosial. Karena itu pesantren mampu menyesuaikan diri dengan bentuk masyarakat yang amat berbeda maupun dengan kegiatan-kegiatan individu yang beraneka ragam.
Kehidupan pesantren sendiri mempunyai ciri-ciri yang justru menjadi identitas dirinya yang bisa dikatakan unik namun masih bisa bertahan dalam menghadapi arus modernisasi.
Ada beberapa aspek yang merupakan elemen dasar dari pesantren yang perlu dikaji lebih mendalam mengingat pesantren merupakan sub kultur dalam kehidupan masyarakat kita sebagai suatu bangsa. Walaupun pesantren dikatakan se-bagai sub-kultur, sebenarnya belum merata dimiliki oleh ka-langan pesantren sendiri karena tidak semua aspek di pesantren berwatak sub-kulturil. Bahkan aspek-aspek utamanya pun ada yang bertentangan dengan adanya batasan-batasnya biasaya diberikan kepada sebuah sub-kultur.
Namun dilain pihak, beberapa aspek utama dari kehidupan pesantren yang dianggap mempunyai watak sub-kulturil ternyata hanya tinggal terdapat dalam rangka idealnya saja dan tidak didapati pada kenyataan, karena itu hanya kriteria paling minim yang dapat dikenakan pada kehidupan pesantren untuk dapat menganggapnya sebagai sebuah sub-kultur. Kriteria itu diungkapkan oleh Abdurrahman Wahid sebagai berikut:
1. Eksistensi pesantren sebagai sebuah lembaga kehidupan yang menyimpang dari pola kehidupan umum di negeri ini.
2. Terdapatnya sejumlah penunjang yang menjadi tulang ke-hidupan pesantren.
3. Berlangsungnya proses pembentukan tata nilai yang tersendiri dalam pesantren, lengkap dengan simbol-simbolnya.
4. Adanya daya tarik keluar, sehingga memungkinkan masyara-kat sekitar menganggap pesantren sebagai alternatif ideal bagi sikap hidup yang ada di masyarakat itu sendiri.
18
5. Berkembangnya suatu proses pengaruh mempengaruhi dengan masyarakat di luarnya, yang akan berkulminasi pada pembentukan nilai-nilai baru yang secara universal diterima oleh kedua belah pihak.19
Pesantren sebagai bagian dari masyarakat yang mempunyai elemen dasar yang membedakan dengan lembaga pendidikan lain. Ketahanannya membuat pesantren tidak mudah menerima suatu perubahan yang datang dari luar karena memiliki suatu benteng tradisi tersendiri.
Elemen-elemen dasar tersebut antara lain:
a. Pondok / asrama santri
Sebuah pesantren pada dasarnya merupakan sebuah asrama pendidikan Islam tradisional, dimana para santrinya tinggal bersama dan belajar dibawah pimpinan dan bimb-ingan seorang kyai. Asrama tersebut berada dalam ling-kungan kompleks pesantren dimana kyai menetap. Pada pe-santren terdahulu pada umumnya seluruh komplek adalah milik kyai, tetapi dewasa ini kebanyakan pesantren tidak se-mata-mata dianggap milik kyai saja, melainkan milik masyarakat. Ini disebabkan karena kyai sekarang mem-peroleh sumber-sumber untuk menyokong pembiayaan dan perkembangan pesantren dari masyarakat. Walaupun demikian kyai tetap mempunyai kekuasaan mutlak atas dasar pengurusan kompleks pesantren tersebut.
Pondok bagi para santri merupakan ciri khas yang khu-sus dari tradisi pesantren yang membedakannya dengan sis-tem pendidikan tradisional di masjid-masjid yang berkem-bang di kebanyakan wilayah Islam di negara-negara lain. Pondok sebagai tempat latihan bagi para santri agar mampu hidup mandiri dalam masyarakat.
b. Masjid
19M. Dawan Rahardjo, et. al, Ibid, h. 40.
19
Masjid berasal dari bahasa Arab “sajada-yasjudu-sujuuan” dari kata dasaritu kemudian dimasdarkan menjadi “masjidan” yang berarti tempat sujud atau setiap ruangan yang digunakan untuk beribadah.20
Masjid juga bisa berarti tempat shalat berjamaah. Fungsi masjid dalam pesantren bukan hanya sebagai tempat untuk shalat saja, melainkan sebagai pusat pemikiran segala kepent-ingan santri termasuk pendidikan dan pengajaran.
Masjid merupakan elemen yang tidak dapat dipisahkan dengan pesantren dan dianggap sebagai tempat yang paling tepat untuk mendidik para santri terutama dalam praktek shalat, khutbah dan pengajaran kitab-kitab kuning (kuning). Pada sebagian pesantren masjid juga berfungsi sebagai tem-pat i‟tikaf, melaksanakan latihan-latihan (riyadhah) atau suluh dan dzikir maupun amalan-amalan lainnya dalam kehidupan thariqat dan sufi.
c. Santri
Adanya santri merupakan unsur penting, sebab tidak mungkin dapat berlangsung kehidupan pesantren tanpa adanya santri. Seorang alim tidak dapat disebut dengan kyai jika tidak memiliki santri. Biasanya terdapat dua jenis santri, yaitu:
1) Santri mukim, yaitu santri yang datang dari jauh dan menetap di lingkungan pesantren. Santri mukim yang pal-ing lama biasanya diberi tanggung jawab untuk mengurusi kepentingan pesantren sehari-hari dan membantu kyai untuk mengajar santri-santri muda tentang kitab-kitab da-sar dan menengah.
2) Santri Kalong, yaitu santri-santri berasal dari desa sekitar pesantren dan tidak menetap di pesantren, mereka mengikuti pelajaran dengan berangkat dari rumahnya dan
20Al Munjid fi al lughah wal adab wal ulum, Beirut, cet. XVIII, 1958, h. 321.
20
pulang ke rumahnya masing-masing sesuai pelajaran yang diberikan.
d. Kyai
Kyai merupakan elemen yang paling esensial dari suatu pesantren. Biasanya kyai itulah sebagai pendiri pesantren se-hingga pertumbuhan pesantren tergantung pada kemampuan kyai sendiri. Dalam bahasa Jawa kata kyai dapat dipakai un-tuk tiga macam jenis pengertian yang berbeda sebagaimana dinyatakan oleh Hasyim Munif, yaitu:
1) Sebagai gelar kehormatan bagi barang-barang tertentu yang dianggap keramat. Umpanya “Kyai Garuda Kencana” dipakai untuk sebutan kereta emas yang ada di keraton Yogyakarta.
2) Gelar kehormatan untuk orang-orang tua pada umumnya.
3) Gelar yang diberikan masyarakat kepada orang ahli ilmu.
Menurut Manfred Ziemek bahwa kyai merupakan gelar oleh seorang tokoh ahli agama, pimpinan pondok pesantren, guru dalam rangka ceramah, pemberi pengajian dan penafsir tentang peristiwa-peristiwa penting di dalam masyarakat seki-tar.21
Lebih lanjut Imam Suprayoga membagi tipologi seorang kyai dalam keterlibatannya di dunia politik pedesaan sebagai berikut:
a. Kyai Spiritual
Dalam kegiatan politik maupun rekrutmen elit mengambil sikap berbentuk partisipasi pasif normatif, artinya ia ikut berpartisipasi sekalipun bersifat pasif, akan tetapi jika terjadi penyimpangan terhadap norma politik, ia akan bersikap kritis.
b. Kyai Advokatif
Dalam afiliasi politik bersifat netral (tidak menya-takan keberpihakannya kepada salah satu organisasi poli-
21Zamakhsyari Dhofier, op. cit, h. 55.
21
tik), sedangkan dalam rekrutmen elit, keterlibatannya sa-ma dengan kyai adaptif yaitu berbentuk partisispasi spe-kulatif, artinya mereka mau memantu kandidat Kepala Desa yang bersangkutan dengan catatan mereka memberi imbalan material yang diperlukan untuk kepeningan dakwah.
c. Kyai Mitra Kritis
Keterlibatannya dalam dunia politik maupun rekrut-men elit mengambil bentuk partisipasi aktif kritis,artinya ia secara nyata terlibat politik berupa ikut ambil bagian dan menjadi penggerak kegiatan politik, dan tidak selalu seirama dengan kemauan pemerintah.22
Khusus dalam penyelenggaraan pendidikan keterlibatan kyai adalah sama, mereka menganggap bentuk lembaga pen-didikan yang paling ideal adalah pesantren, dengan meng-gabungkan sistem kuningal dan sistem sekolah umum dan disisi lain tetap memelihara dan mengembangkan sistem tradisionalnya yaitu sistem pondok pesantren.
Sedang dalam pengembangan ekonomi masyarakat, hanya kyai advokatif yang telah melakukan peran proaktifnya, kreatifnya, ini disebabkan kyai ini mampu melaksanakan artikulsi ajaran agama dalam pembelajaraan ekonomiumat secara konkrit dan hasilnya dapat dirasakan oleh masyarakatnya.23
d. Pengajaran Kitab Kuning
Elemen lain yang sudah menjadi tradisi di pesantren adalah adanya pengajaran kitab-kitab Islam klasik atau yang lebih dikenal dengan sebutan kitab kuning yaitu suatu kitab yang dikarang oleh ulama-ulama besar terdahulu tentang berbagai macam ilmu pengetahuan agama Islam dan bahasa
22Zamakhsyari Dhofier, op. cit, h .55.
23Ibid, h.154.
22
Arab. Kitab kuning yang diajarkan di pesantren terutama bermadzab Syafi‟iyah.
Pengajaran kitab kuno ini bukan hanya sekedar mengi-kuti tradisi pesantren pada umumnya tetapi mempunyai tujuan tertentu untuk mendidik calon ulama yang mempu-nyai pemahaman komprehensif terhadap ajaran agama Islam.
Menurut keyakinan yang berkembang di pesantren di-pelajari kitab-kitab kuning yang merupakan jalan untuk me-mahami keseluruh ilmu agama Islam. Dalam pesantren masih terhadap keyakinan yang kokoh bahwa ajaran-ajaran yang terkandung dalam kitab kuning tetap merupakan pe-doman dan kehidupan yang sah dan relevan. Sah artinya bahwa ajaran itu bersumber pada kitab Allah (Al-Qur‟an) dan Sunnah Rasul (Hadits). Relevan artinya bahwa ajaran itu masih tetap mempunyai kesesuaian dan berguna untuk men-capai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat kelak.
Keseluruhan kitab kuning yang diajarkan di pesantren dapat digolongkan menjadi 8 kelompok sebagaimana M. Hasyim Munif mengemukakan:
1. Nahwu (syntax) dan Shorof (morfologi), misalnya kitab Jurumiyah, Imrithy, Alfiyah dan Ibu Aqil.
2. Fiqh (tentang hukum-hukum agama/syari‟ah), misalnya kitab Fathul Qorib, Sulam Taufiq, Al Ummu dan Bidayatul Mujtahid.
3. Usul Fiqh (tentang pertimbagnan penetapan hukum Is-lam/ syari‟at), misalnya Mabadi‟ul Awaliyah.
4. Hadits, misalnya Bulughul Maram, Shahih Bukhori, Shahih Muslim dan sebagainya.
5. Aqidah/tauhid/ushuludin (tentang pokok-pokok keiman-an), misalnya Aqidathul Awam, Ba‟dul Amal.
6. Tafsir pengetahuan tentang makna dan kandungan Al-qur‟an, misalnya Tafsir Jalalain, Tafsir Almarahi.
7. Tasawuf dan etika (tentang sufi/filsafat Islam), misalnya kitab Ikhya‟ Ulumuddin.
23
8. Tarikh, misalnya kitab Khulashatun Nurul Yaqin.24
24 Departemen Agama, op. cit, h. 33-35.
24
Tujuan Pendidikan Pondok Pesantren
Tujuan pesantren merupakan bagian terpadu dari faktor-faktor pendidikan. Tujuan merupakan rumusan hal-hal yang diharapkan dapat tercapai melalui metode, sistem dan strategi yang diharapkan. Dalam hal ini tujuan menempati posisi yang amat penting dalam proses pendidikan sehingga materi, metode dan alat pengajaran harus disesuaikan dengan tujuan yang diharapkan.
Pada dasarnya pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam, tidak memiliki tujuan yang formal tertuang dalam teks tertulis. Namun hal itu bukan berarti pesantren tidak memiliki tujuan, setiap lembaga pendidikan yang melakukan suatu proses pendidikan, sudah pasti memiliki tujuan-tujuan yang diharapkan dapat dicapai, yang membedakan hanya apakah tujuan-tujuan tersebut tertuang secara formal dalam teks atau hanya berupa konsep-konsep yang tersimpan dalam fikiran pendidik. Hal itu tergantung dari kebijakan lembaga yang bersangkutan.
Untuk mengetahui tujuan pesantren dapat dilakukan melalui wawancara kepada kyai atau pengasuh pondok yang bersangkutan. Menurut Mastuhu tujuan pendidikan pesantren adalah menciptakan dan menggambarkan kepribadian muslim yaitu kepribadian yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan, berakhlak mulia, bermanfaat bagi masyarakat atau khidmat kepada mesyarakat dengan jalan menjadi kaula atau abdi masyarakat yang diharapkan seperti kepribadian Rasul yaitu pelayan masyarakat sebagaimana kepribadian Nabi Muhammad SAW. Mampu berdiri sendiri, bebas dan teguh dalam kepribadian, menyebabkan agama atau menegakkan Islam dan kejayaan umat ditengah-tengah masyarakat (Izz.al-Islam wa al-
25
muslimin) dan mencintai ilmu dalam rangka mengembangkan kepriadian manusia.
Menurut keputusan hasil musyawarah/lokakarya intensifikasi pengembangan pondok pesantren yang dilakukan di Jakarta pada tanggal 2 sampai dengan 6 Mei 1978, tujuan umum pesantren yaitu membina warga negara agar berkepribadian muslim sesuai dengan ajaran-ajaran agama Islam dan menanamkan rasa keagamaan tersebut. Pada segi kehidupannnya serta menjadikannya sebagai orang yang berguna bagi agama, masyarakat dan negara.
Dalam suatu lokakarya intensifikasi pengembangan pen-didikan pondok pesantren bulan Mei 1987 di Jakarta telah merumuskan tujuan institusional pendidikan pesantren sebagai berikut:
1. Tujuan Umum
Membina warga negara agar berkepribadian muslim dengan ajaran-ajaran agama Islam dan menanamkan rasa keagamaan tersebut dalam semua segi kehidupannya serta menjadikannya sebagai orang yang berguna bagi agama, masyarakat, dan negara.
2. Tujuan Khusus
a. Mendidik santri anggota masyarakat untuk menjadi orang muslim yang bertaqwa kepada Allah SWT, berakhlak mulia, memiliki kecerdasan, ketrampilan dan sehat lahir dan batin sebagai warga negara yang berpancasila.
b. Mendidik santri untuk menjadi manusia muslim selaku kader-kader ulama dan mubaligh yang berjiwa ikhlas, tabah, tangguh, wiraswasta dalam mengembangkan syariat-syariat Islam secara utuh dan dinamis.
c. Mendidik santri untuk memperoleh kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan agar dapat menum-buhkan manusia-manusia pembangunan bangsa dan negara.
26
d. Mendidik penyuluh pembangunan mikro (keluarga) dan regional (pedesaan/ masyarakat lingkungannya).
e. Mendidik santri menjadi tenaga-tenaga yang cakap dalam berbagai sektor pembangunan khususnya dalam pem-bangunan mental spiritual.
f. Mendidik santri untuk membangun meningkatkan kese-jahteraan sosial masyarakat dalam rangka usaha pem-bangunan bangsanya.25
Semua tujuan yang telah disebutkan diatas semuanya dirumuskan melalui pemikiran (asumsi), wawancara yang dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya maupun keputusan musyawarah/loka karya.26M. Dawam Rahardjo menerangkan, bahwa persoalan tentang tidak adanya perumusan itu disebab-kan karena tujuan itu diserahkan pada proses improvisasi menurut perkembangan yang dipilih sendiri oleh seorang kyai bersama stafnya secara intuitif.27
Tidak jelasnya penentuan tujuan pendidikan pesantren secara menyeluruh dari sekian pesantren yang ada di seluruh penjuru wilayah negara kita mengakibatkan kesulitan dalam menentukan tujuan kurikulum dan materi pelajaran yang disajikan secara menyeluruh pada tiap-tiap pesantren. Hal ini disebabkan oleh situasi dan kondisi pendidikan pesantren yang memiliki tradisi yang berbeda-beda.
Walaupun tujuan pendidikan pesantren tidak terrumuskan secara jelas, namun tidak boleh kita membuat grafik penilaian secara individu dalam hal membenarkan atau menyalahkan. Semuanya dalam tinjauan yang serba relatif saja. Secara positif
25Proyek Pembinaan dan Bantuan Kepada Pondok Pesantren, Standarisasi Pengajaran Agama di Pondok Pesantren, Dirjen Bimbaga Islam DEPAG RI, 1984/1985, h. 6-7.
26Fatah, H Rohadi Abdul, Taufik, M Tata, Bisri, Abdul Mukti. ''Rekontruksi Pesantren Masa Depan'', Jakarta Utara: PT. Listafariska Putra, 2005, h. 56-57.
27M. Dawam Rahardjo, Pergulatan Dunia Pesantren, op. cit, h. 6.
27
mungkin suatu jenis kekhususan akan mempunyai kelebihan untuk menyetarakan dalam penanganannya dan realisasinya, maksudnya suatu kekhususan bidang keahlian tidak akan men-jadi ciri khas kelebihan suatu pesantren yang patut dihargai bila itu dibiarkan berjalan sejadi-jadinya atau menurut apa adanya. Hal tersebut berarti jika disertai dengan kejelasan rencana, ke-tetapan metode, kecakapan pelaksana dan kelengkapan sarana.
Tujuan pendidikan pesantren itu dimaksudkan disini adalah setiap maksud dan cita-cita itu dirumuskan secara formil (tertu-lis) atau hanya merupakan slogan dari kyainya saja.Rupanya san-gat sulit untuk bisa menemukan rumusan tentang tujuan pe-santren, dimana rumusan tersebut bisa dijadikan pedoman bagai semua pesantren. Namun Manfred Ziemek (seorang ahli so-siologi) telah mengutip pendapat Kalnia Bhasin dan mengemukakan rumusan secara sederhana, disini secara umum tujuan pendidikan pesantren adalah sebagai berikut:
“Pendidikan dalam sebuah pesantren ditujuan untuk mem-persiapkan pimpinan-pimpinan akhlaq dan keagamaan. Di-harapkan bahwa para santri akan pulang ke masyarakat mereka sendiri untuk menjadi pimpinan yang tidak resmi dari masyara-katnya.”28
Rumusan tujuan pendidikan pesantren di atas merupakan sintesa dari beberapa tujuan pendidikan pesantren yang pernah dikunjungi Klania Bhasin. Rumusan tujuan tersebut ada titik temunya jika dikomparasikan dengan ayat Al-Qur‟an:
Artinya: “Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan pada kaumnya apabila mereka kembali kepadanya,
28Departemen Agama, op. cit, h. 74.
28
supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.” (Q.S. at-Taubah: 122)
Pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam, maka dalam merumuskan tujuan atau cita-cita tentu saja searah kepada nilai-nilai Islam, baik rumusan tersebut secara formal atau hanya berupa slogan-slogan yang diucapkan oleh pengaruh pesantren. Di samping itu keberadaan pesantren juga merupakan bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat. Oleh karena itu pesan-pesan yang dapat ditangkap dari masyarakat juga merupakan pedoman dalam merumuskan tujuan pendidikan pesantren.
Rumusan tujuan umum dan khusus dari pendidikan pesantren sebagaimana tersebut di atas, mengharuskan pesantren untuk tidak hanya mengajarkan ilmu agama saja, akan tetapi pesantren harus juga memperhatikan wawasan keilmuan yang luas serta memberikan ketrampilan praktis yang dioperasionalkan oleh santri dalam kehidupannya.
Fungsi Pondok Pesantren
Pondok pesantren memiliki fungsi sebagai lembaga pen-didikan dan dakwah serta lembaga kemasyarakatan yang telah memberikan warna daerah pedesaan. Ia tumbuh dan berkem-bang bersama warga masyarakatnya sejak berabad-abad. Oleh karena itu, tidak hanya secara kultural bisa diterima, tapi bahkan telah ikut serta membentuk dan memberikan gerak serta nilai kehidupan pada masyarakat yang senantiasa tumbuh dan berkembang, figur kyai dan santri serta perangkat fisik yang memadai sebuah pesantren senantiasa dikelilingi oleh sebuah kultur yang bersifat keagamaan. Kultur tersebut mengatur hub-ungan antara satu masyarakat dengan masyarakat yang lain.
Walaupun dewasa ini jumlah pesantren di Indonesia telah tercatat kurang lebih 9.145 buah, pesantren tetap tampak lebih berfungsi sebagai faktor integrative dalam masyarakat. Hal ini disebabkan karena standar pola hubungan yang telah dikem-bangkan tersebut di atas. Itulah sebabnya sehingga keberadaan
29
pesantren akan tetap semakin bertambah jumlahnya, berkem-bang dan memiliki jangkauan yang lebih luas. Sebagian besar jumlah tersebut di atas justru terletak di daerah pedesaan, se-hingga ia telah ikut berperan aktif di dalam mencerdaskan bang-sa khususnya masyarakat lapisan bawah dan membawa peru-bahan positif bagi lingkungannya sejak ratusan tahun yang lalu.
Pesantren dapat juga disebut sebagai lembaga non formal, karena eksistensinya berada dalam jalur sistem pendidikan ke-masyarakatan, pesantren memiliki program yang disusun sendiri dan pada umumnya bebas dari ketentuan formal, non formal dan informal yang berjalan sepanjang hari dalam sistem asrama. Dengan demikian pesantren bukan saja lembaga belajar, melainkan proses kehidupan itu sendiri.
Latar belakang pesantren yang paling penting diperhatikan adalah peranannya sebagai transformasi kultural yang menye-luruh dalam kehidupan masyarakat yang agamis. Jadi, pesantren sabagai jawaban terhadap panggilan keagamaan, untuk mene-gakkan ajaran dan nilai-nilai agama melalui pendidikan keaga-maan dan pengayoman serta dukungan kepada kelompok-kelompok yang bersedia menjalankan perintah agama dan mengatur hubungan mereka secara pelan-pelan.
Pesantren berupaya merubah dan mengembangkan tatanan, cara hidup yang mampu menampilkan sebuah pola kehidupan yang menarik untuk diikuti, meskipun hal itu sulit untuk diterapkan secara praktis ke dalam masyarakat yang heterogen. Akan tetapi selama pimpinan pesantren atau madrasah dan peran serta para santrinya masih mampu menjadikan dirinya sebagai alternatif yang menarik bagi longgarnya nilai dan keporak-porandaan pola yang dimilikinya, akan tetapi mempunyai peluang terbaik di tengah-tengah masyarakatnya.
1. Cara memandang kehidupan sebagai peribadatan, baik meliputi kultur keagamaan murni maupun kegairahan untuk melakukan pengabdian pada masyarakat
30
2. Kecintaan mendalam dan penghormatan terhadap peribadatan dan pengabdian untuk masyarakat itu dile-takkan, dan
3. Kesanggupan untuk memberikan pengorbanan apapun bagi kepentingan masyarakat pendukungnya.
31
Peran Pondok Pesantren
Perspektif historis menempatkan pesantren pada posisi yang cukup istimewa dalam khazanah perkembangan sosial budaya masyarakat Indonesia. Abdurrahman Wahid menempatkan pesantren sebagai sub-kultur tersendiri dalam masyarakat Indonesia. Menurutnya, lima ribu pondok pesantren yang tersebar di enam puluh delapan desa merupakan bukti tersendiri untuk menyatakan sebagai sub-kultur.
Bertolak dari pandangan Wahid di atas, tidak terlalu berlebihan apabila pesantren di posisikan sebagai satu elemen determinan dalam struktur piramida sosial masyarakat Indonesia. Adanya posisi penting yang disandang pesantren menuntutnya untuk memainkan peran penting pula dalam setiap proses-proses pembangunan sosial baik melaui potensi pendidikan maupun potensi pengembangan masyarakat yang dimilikinya. Seperti dimaklumi, pesantren selama ini dikenal dengan fungsinya sebagai lembaga pendidikan yang memiliki misi untuk membebaskan peserta didiknya (santri) dari belenggu kebodohan yang selama ini menjadi musuh dari dunia pendidikan secara umum. Pada tataran berikutnya, keberadaan para santri dalam menguasai ilmu pengetahuan dan keagamaan akan menjadi bekal mereka dalam berperan serta dalam proses pembangunan yang pada intinya tiada lain adalah perubahan sosial menuju terciptanya tatanan masyarakat yang lebih sempurna.
Selaras dengan pandangan pembangunan sebagai proses perubahan sosial, pembangunan itu tiada lain merupakan pencerminan kehendak untuk terus menerus meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Indonesia secara adil dan
32
merata, serta mengembangkan kehidupan masyarakat dan penyelenggaraan negara yang maju dan demokratis berdasarkan pancasila. Pembangunan nasional diarahkan untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan lahir batin, termasuk terpenuhinya rasa aman, tentram dan keadilan.
Dalam kontek ini, praktek pembangunan sosial itu bukan saja menjadi milik dan tanggung jawab institusi pemerintah, melainkan tanggung jawab besama antara pemerintah dan masyarakat. Hanya saja, keberadaan pesantren tidak memiliki kewenangan langsung untuk merumuskan aturan sehingga perannya dapat dikategorikan ke dalam apa yang dikenal dengan partisipasi. Dalam hal ini, pesantren melalui kyai dan santri didikannya cukup potensial untuk turut menggerakkan masyarakat secara umum. Sebab, bagaimanapun juga keberadaan kyai sebagai elit sosial dan agama menempati posisi dan peran sentral dalam struktur sosial masyarakat Indonesia.
Salah satu sektor penting dalam pembangunan sosial yang mendapatkan perhatian serius hampir dalam setiap pelaksanaan pembangunan adalah aspek pendidikan. Bidang pendidikan itu sendiri telah menjadi pilar utama penyangga keberhasilan pelaksaan pembangunan sosial. Hampir bisa dipastikan, bagi suatu daerah yang masyarakatnya memiliki tingkat pendidikan yang tinggi cenderung memiliki tingkat keberhasilan pembangunan yang cukup tinggi bila dibandingkan dengan daerah yang rata-rata tingkat pendidikan masyarakatnya relatif rendah.
Terkait dengan pembangunan dibidang pendidikan, pesantren dalam praktisnya sudah memainkan peran penting dalam setiap proses pelaksanaan kegiatan tersebut. Para kyai atau para ulama yang selama ini menjadi figur masyarakat Indonesia, dan bukan sekedar sosok yang dikenal sebagai guru, senantiasa peduli dengan lingkungan sosial masyarakat di sekitarnya. Mereka biasanya memiliki komitmen tersendiri untuk turut melakukan gerakan transformasi sosial melaui
33
pendektan keagamaan. Pada esensinya, dakwah yang dilakukan kyai sebagai medium transformasi sosial keagamaan itu diorientasikan kepada pemberdayaan salah satunya aspek kognitif masyarakat. Pendirian lembaga pendidikan pesantren yang menjadi ciri khas gerakan transformasi sosial keagamaan para ulama menandakan peran penting mereka dalam pembangunan sosial secara umum melalui media pendidikan. Muculnya, tokoh-tokoh informal berbasis pesantren yang sangat berperan besar dalam menggerakkan dinamika kehidupan sosial masyarakat desa. Misalnya, tidak bisa dilepaskan dari jasa dan peran besar kyai atau ulama. Demikian pula, lahirnya pendidikan modern yang cukup pesat dewasa ini secara geneologis tidak bisa dilepaskan pula dari akarnya yakni pendidikan pesantren.
Selanjutnya peran pesantren dalam proses pembangunan sosial adalah sebagai berikut;
a) Pondok Pesantren dan Pengembangan Masyarakat Desa
Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia. Ia sebagai komunitas dan sebagai lembaga pendidikan yang besar jumlahnya dan luas penyebarannya di berbagai pelosok tanah air telah banyak memberikan saham dalam pembentukan manusia yang relegius. Lembaga tersebut telah melahirkan pemimpin bangsa dimasa lalu, kini dan juga dimasa yang akan datang. Lulusan pesantren tak pelak lagi, banyak mengambil partisipasi aktif dalam pengembangan bangsa.
Eksistensi Pondok Pesantren sebagai lembaga pendidikan sampai sekarang masih diakui, bahkan semakin memainkan peranannya di tengah-tengah masyarakat. Semua itu dalam rangka menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang handal dan berkualitas. Kendati demikian, bukan berarti Pondok Pesantren luput dari berbagai halangan dan
34
kendala yang dihadapi. Akibat semakin meningkatnya kebutuhan pembangunan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, kendala dan ujian yang dihadapinya pun semakin komplek dan mendesak. Tantangan dan halangan ini pun menyebabkan terjadinya pergeseran nilai, dan memaksa Pondok Pesantren untuk mencari bentuk baru yang sesuai dengan kebutuhan bangunan ilmu pengetahuan. Tetapi semua itu digali tanpa mengesampingkan kandungan keimanan dan ketakwaan kepada Allah serta nilai-nilai pendidikan yang ada di Pondok Pesantren tersebut29.
Sebagai lembaga pendidikan Islam, pesantren pada dasarnya hanya mengajarkan ilmu-ilmu agama dan sumber mata pelajarannya adalah dari kitab-kitab berbahasa Arab atau yang lebih dikenal dengan kitab kuning.
Munculnya pesantren di suatu tempat adalah dengan tujuan agar penduduk di tempat tersebut dan sekitarnya dapat dipengaruhi sedemikian rupa, sehingga yang sebelumnya tidak mengetahui dan belum menerima ajaran Islam dapat merubah menjadi menerimanya bahkan pada akhirnya menjadi pemeluk-pemeluk Islam yang teguh. Pesantren juga telah melahirkan kader-kader yang tangguh sebagai generasi penerus terdahulunya, menuntut ummat manusia menjadi iman yang shaleh.
Dengan demikian pondok pesantren sebagai tempat mempelajari agama Islam adalah karena memang aktivitas yang pertama dan utama dari sebuah pesantren adalah sebagai tempat mempelajari dan memperdalam ilmu-ilmu pengetahuan agama Islam. Dengan kata lain pola pertumbuhan hampir setiap pesantren menunjukkan kemampuan melakukan perubahan total terhadap masyarakat sekitarnya, sehingga yang semua belum merupakan masyarakat Islam atau belum tebal rasa ke-
29M. Ihsan Dacholfany, 2015, Pendidikan Karakter Belajar Ala Pesantren Gontor, Tangerang: CV Media Tama, h.13.
35
Islamannya akhirnya menjadi masyarakat yang mempunyai ke-Islaman yang tinggi.
Dengan demikian pengakuan masyarakat atas kehadiran pesantren yang dipimpin oleh seorang kyai sebagai ulama mereka merupakan modal besar dari berdirinya suatu pesantren sehingga dari situlah terbentuknya suatu masyarakat yang serba baru.
b) Pengembangan Keagamaan Masyarakat
Perubahan masyarakat adalah merupakan bakat alamiah kehidupan manusia yang selalu datang dan membawa jejak yang sebagian positif dan bermanfaat, sekalipun banyak yang merugikan. Demikian pula halnya bagi pengembangan keagamaan masyarakat, persoalannya kemudian adalah bagaimana mengelola suatu sistem perubahan yang lebih banyak manfaatnya bagi pengembangan kualitas kehidupan manusia khususnya melalui pendidikan Islam yang ada di pesantren.
Salah satu bentuk perubahan kehidupan manusia yang bersifat global dan berhubungan dengan komunitas muslim adalah perubaha perilaku dan fungsi lembaga keagamaan yang dapat berupa seperti pesantren. Berbagai nilai yang tumbuh dan berkembang dari cara manusia merealisasikan ajaran agama mulai dipertanyakan fungsinya dalam modernisasi kehidupan masyarakat. Demikian pula tata kehidupan dan interaksi sosial komunitas muslim dan pengembangan keagamaan masyarakat mulai memasuki modernisasi yang sulit ditemukan dalam doktrin dan ortodoksi agamanya yang dibakukan.
Fungsi subtansial suatu agama adalah membimbing gerak dinamis ummat manusia agar terhindar dari kesesatan dan mengajak manusia menemukan jati dirinya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Islam adalah realitas sosial yang bermakna ganda, suatu sisi sebagai agama yang
36
diwahyukan, dan pada sisi yang lain sebagai agama sepanjang penilaian dan pemahaman para pemeluknya.
Dalam perkembangan masyarakat di bidang keagamaan ini dimaksudkan untuk membina dan meningkatkan kwalitas iman, aman dan budi pekerti yang mulia agar diperoleh penggerak dalam bidang pengembangan lainnya. Dalam hal ini Zakiah Drajat di dalam bukunya mengatakan:
“Apabila ajaran agama telah masuk menjadi bagian dari mentalnya yang telah terbina itu, maka dengan sendirinya ia akan menjauhi segala larangan Tuhan dan mengerjakan segala perintahnya, bukan karena paksaan dari luar, tetapi karena hatinya merasa lega dalam mematuhi segala perintah Allah SWT, yang selanjutkan kita akan melihat bahwa nilai-nilai agama tampak tercermin dalam tingkah laku, perkataan, sikap dan moralnya pada umumnya”
Lebih jauh lagi perlunya peningkatan dan pengembangan masyarakat dalam bidang agama adalah kondisi dinamika pembangunan sekarang ini, adanya perubahan masyarakat akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dampak semakin mengarah pada kehidupan spritual.
Untuk mengimbangi berbagai kemajuan akibat modernisasi dan globalisasi yang mengakibatkan kegersangan dalam kehidupan manusia, maka diperlukan suatu kehidupan keagamaan. Adapun usaha dalam mengimplementasikan pengembangan di bidang agama ini secara mendasar akan mencakup:Membangun dan meningkatkan fungsi-fungsi tempat ibadah seperti mushalla, masjid dan tanah-tanah waqaf dan lain sebagainya, juga termasuk didalamnya meningkatkan organisasi-organisasi dan aktivitas yang bertujuan untuk memakmurkan tempat-tempat ibadah dalam arti yang luas. Mengintensifkan pelaksanaan pendidikan keagamaan yang berupa madrasah-madrasah, pengajian-
37
pengajian, maupun pendidikan umum baik formal maupun informal.
c) Tugas Pendidikan Islam
Tugas pendidikan Islam bersambung dan tanpa batas. Hal ini karena hakekat pendidikan Islam merupakan proses tanpa akhir sejalan dengan konsesus universal yang ditetapkan oleh Allah SWT dan RasulNya, dengan istilah “Long Life Education”. Demikian juga tugas yang diberikan pada lembaga Islam bersifat dinamis dan progresif mengikuti kebutuhan anak didik dalam arti yang luas. Dan untuk menelaah tugas pendidikan Islam dapat dilihat dari tiga pendekatan yaitu:
1) Pendidikan dipandang sebagai pengembangan potensi.
2) Pendidikan dipandang sebagai pewaris budaya.
3) Pendidikan dipandang sebagai interaksi antara potensi dan budaya, oleh karena itu pengembangan keagamaan masyarakat harus merupakan aksi sosiologi kehidupan beragama Islam yang melibatkan seluruh aspek. Oleh karena itu pengembangan keagamaan masyaarakat harus searah dengan penyebaran atau perluasan pendidikan Islam atau dakwah Islamiyah itu sendiri. Karena sesuai dengan kondisi dan realitas objektif suatu masyarakat perlu ditempuh dengan memperhatikan berbagai kecenderungan sosial yang berlaku di masyarakat.
Orientasi pendidikan Islam di Indonesia masih mengalami perbedaan pendapat, terutama dalam menentukan pola, arah, dan capaian tertentu yang diinginkan, sehingga pendidikan Islam belum mendapat pengakuan secara internasional dalam era global ini maka seyogyanya orientasi pendidikan Islam bukan hanya dengan model-model pendidikan dan pembelajaran seperti yang sudah ada sekarang ini, yang seharusnya terus menerus melakukan reformasi (pembaruan)
38
dan inovasi serta kerja keras untuk memperbaiki kelemahan dan kekurangan menuju langkah baru ke arah kemajuan dan perkembangan sesuai dengan tuntutan zaman sehingga pemerataan, mutu, relevansi, dan efektif dan efisiensi dari pendidikan dapat diselesaikan dengan baik dan benar, hal itu karena tuntutan globalisasi bukan lagi hanya sampai tingkat mengenyam pendidikan akan tetapi keperluan akan keterampilan yang bisa menjadi nilai jual bagi diri, masyarakat dan negaranya30.
Untuk itu Pondok pesantren dalam posisi ini hendaknya mampu menjadi transformatif, motivator dan inovator dalam mengeluarkan nilai-nilai Islam di tengah-tengah masyarakat, mengarahkan umat menuju pembangunan masyarakat berkembang membangkitkan kemajuan umat Islam memenuhi kwalitas hidup beragama dan berbangsa. Para ulama, juru dakwah ataupun muballigh yang bersumber dari pondok pesantren sangatlah besar andilnya dalam mensukseskan pembangunan nasional. Mereka telah meningkatkan tekat dan semangat bahwa mencintai tanah air adalah bagian dari iman yang dimanifestasikan dalam Amar Ma‟ruf Nahi Mungkar. Sehingga peranan masyarakat yang mempunyai kesadaran tinggi menjalankan agamanya akan berpengaruh dalam laju pembangunan dewasa ini.
d) Pengembangan Pendidikan Mandiri
Apa yang diartikan sebagai pendidikan mandiri memiliki dua sisi yang berkaitan dalam kerangka lembaga pesantren. Pertama, mandiri dalam artian bahwa pesantren pada dinamika pembangunannya (struktur dan infrastruktur) tidak bergantung pada pihak luar. Kalaupun ada kontribusi dari
30M. Ihsan Dacholfany, Reformasi Pendidikan Islam Dalam Menghadapi Era Globalisasi: Sebuah tantangan dan harapan, Jurnal Akademika, Vol. 20, No. 01 Januari – Juni 2015, h.179.
39
luar, biasanya melalui atau atas dasar “keterikatan”. Kedua, kemandiriannya ini tercermin pada karakter pendiriannya, yang kemudian melahirkan sikap keswadayaan, percaya diri sendiri, tawakal dalam arti yang luas, dan bahkan juga membebaskan masyarakat yang masih serta tercantum.
Karakter tersebut juga tercermin pada struktur kurikulum pengajaran, yang tidak harus lebur atau musnah dengan mengadakan adaptasi, secara familiar pada pendidikan luar terutama untuk penyesuaian status. Kita juga melihat adanya kemusnahan adanya pesantren ini, pada beberapa pesantren yang mencoba mengadaptasikan diri pada dunia luar, tetapi akibatnya pesantren tipe ini justru kehilangan identifikasinya yang asli, bahkan telah menjadi lembaga pendidikan agama sebagaimana dimiliki pemerintah atau negeri.
Kaum santri hendaknya mendekati dan meneladani orang-orang yang kreatif dalam mengembangkan ilmu dan berfikir maju. Ia hendaknya sadar bahwa ilmu adalah untuk dikembangkan, dan ilmu berkembang sesuai dengan perkembangan zaman. Jangan beranggapan bahwa ilmu itu hanya itu-itu saja, yaitu yang hanya ada di dalam kitab. Kaum santri hendaknya sadar bahwa kitab-kitab salaf ditulis dalam kondisi keadaan zamannya, dan tidak salah apabila dikembangkan sesuai dengan kondisi yang ada sekarang ini. Kaum santri, apabila selalu dekat dengan orang-orang yang cerdas kreatif dalam mendalami ilmu pengetahuan akan mendapat pengarahan, nasehat serta bimbingan, sehingga kemungkinan ia mendapatkan kesuksesan lebih besar.
Namun sejauh kita melihat, bahwa kemandirian yang dimiliki oleh dunia pesantren perlu diterjemahkan yang lebih riil bahwa kemandirian itu bukan berarti tertutup dan harus eksklusif tidak mau menerima konsep-konsep dari luar tetapi justru adanya keterbukaan yang sehat tanpa harus memusnahkan kultur yang lama yang dianggap masih perlu.
40
e) Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Kemasyarakatan
Menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas tidaklah semudah membalikkan tangan. Pekerjaan tersebut membutuhkan waktu yang cukup panjang dan keseriusan dalam pembinaan dan pelatihan secara berkelanjutan31.
Kehadiran pesantren ditengah-tengah masyarakat desa paling tidak membawa angin segar bagi pengembangan potensi yang ada, karena itu perubahan-perubahan dalam dunia pesantren baiknya berkenaan dengan pendidikannya maupun kegiatan kemasyarakatan perlu ditingkatkan sesuai dengan tuntutan zaman.
Salah satu unsur sumber daya manusia administrator pendidikan perlu melengkapi wawasan kepemimpinan pendidikannya dengan pengetahuan dan sikap antisipatif terhadap perubahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. Perkembangan yang paling aktual saat ini adalah makin tingginya aspirasi masyarakat terhadap pendidikan, dan gencarnya tuntutan kebijakan pendidikan yang meliputi peningkatan aspek-aspek pemerataan kesempatan, mutu, efisiensi dan relevansi32.
Berdasarkan pernyataan di atas sedikitnya ada dua faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memahami perkembangan pesantren dewasa ini. Pertama, proses pemapanan fungsi pesantren sebagai lembaga pendidikan. Kedua, proses perubahan sosial yang menuntut pesantren untuk mengembangkandiri serta kelembagaan demi menyongsong tantangan-tantangan baru di alam modern.
31Rubiyah Astuti1 dan M. Ihsan Dacholfany, 2016, Pengaruh Supervisi Pengawas Sekolah Dan Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap kinerjaGuru SMP Di Kota Metro Lampung, Jurnal Lentera Pendidikan Pusat Penelitian LPPM UM METRO Vol. 1. No. 2, Desember, h.204.
32M. Ihsan Dacholfany ,2013, Peran Kepemimpinan Perguruan Tinggi Islam Dalam Pembagunan Peradaban Islami, NIZAM : Jurnal Studi Keislaman, No. 02 Juli - Desember, h.5-6.
41
Sejarah telah mencatat bahwa peran pesantren baik sebelum dan sesudah kemerdekaan adalah cukup besar. Bahkan perjuangan kemerdekaan tidak bisa dilepaskan dari peran pesantren. Karena potensi inovatif yang besar dalam mobilisasi bangsa karena tipe kepemimpinan pesantren selain sebagai pemimpin spiritual juga menjadi pengatur masyarakat, sehingga gema komando yang disuarakan oleh sang pemimpin atau kyai cepat menyentuh dan meresap ke dalam lubuk hati sebagian masyarakat Indonesia, diharapkan dapat membina dan menghasilkan sumber daya manusia Islami sehingga menghasilkan alumni yang bermutu dengan memiliki wawasan ilmu pengetahuan, skill dan teknologi dan punya bekal iman takwa sehingga dapat menguasai, mengembangkan dan mengaplikasikan dengan tetap dilandasi nilai-nilai agama, moral, dan akhlak mulia sesuai dengan norma aturan agama maupun pemerintah33.
Ciri khas pesantren yang menjadikan agama sebagai suatu landasan berpijak maka kahadiran pesantren sebagai lembaga pendidikan diharapkan pula meletakkan peradaban dunia sebab pesantren menekankan agama lebih dominan dibanding yang umum. Karena agama merupakan tugas penyelamat kehidupan manusia.
Dalam peningkatan sumber daya manusia yang handal dan kompeten adalah merupakan tanggung jawab dan kapasitas pemerintah dan masyarakat termasuklah orangtua yang seharusnya memperhatikan pembinaan dan pendidikan anak-anak sebagai generasi penerus, dan tidak membiarkan pertumbuhan anak berjalan tanpa bimbingan, atau diserahkan
33M. Ihsan Dacholfany, 2017, Inisiasi Strategi Manajemen Lembaga Pendidikan Islam Dalam Meningkatkan Mutu Sumber Daya Manusia Islami di Indonesia Dalam Menghadapi Era Globalisasi , Jurnal At-Tajdid, Volume. 1, No. 1 Januari-Juni , h.1.
42
pada guru sekolah saja atau pembantu rumah tangga. Inilah kekeliruan yang banyak terjadi dalam realitas kehidupan kita34.
Maka, pengembangan pondok pesantren harus tetap bertumpu pada usaha pembinaan sumber daya manusia di lingkungan pesantren baik sebagai kader tenaga pengembang maupun sebagai warga masyarakat dengan beberapa kriteria sebagai berikut:
(a) Mampu berperan sebagai “mushlilul mujtama” dapat membaca dan mencari batas pemecahan terhadap persoalan dan ketimpangan yang terjadi baik dalam dimensi moral maupun spiritual.
(b) Mampu berjiwa sebagai motivator yang berwatak kenyataan terhadap persoalan riil yang dihadapi masyarakat, meskipun mikro tapi berwawasan makro dengan sumber pemecahan masalah.
(c) Dapat mengembangkan sikap mandiri pesantren baik yang menyangkut aspek pendidikan maupun kegiatan sosial kemasyarakatan.
(d) Dapat mentransfer nilai-nilai keselamatan dalam kenyataan lembaga antara manusia dengan Tuhan, antara manusia dengan sesamanya dan antara manusia dan lingkungannya.
Melalui pembinaan santri dan warga masyarakat yang memiliki kemampuan diatas akan muncul gerakan intelektual atau (kegiatan pembangunan dan pengembangan masyarakat yang berwawasan nilai-nilai Islam) yang bersifat nasional yang akan menyentuh permasalahan pokok bangsa yaitu menciptakan manusia pembangunan dengan kata lain meningkatkan kualitas sumber daya manusia (human resources).
34M. Ihsan Dacholfany, 2015.Reformasi Pendidikan Islam Dalam Menghadapi Era Globalisasi: Sebuah tantangan dan harapan, Jurnal Akademika, Vol. 20, No. 01 Januari – Juni, h.180.
43
f) Pengembangan Sosial Budaya
Masalah sosiokultural erat sekali hubungannya dengan masalah kemasyarakatan. Dinamika masyarakat yang terus melaju dengan logikanya, telah mengakibatkan bergesernya tata nilai masyarakat pedesaan yang merupakan mayoritas besar di Indonesia.
Jika berfikir bahwa proses pembaharuan dan perubahan sosial seyogyanya ditumbuhkan melalui pendayagunaan modal kebudayaan yang telah dikenal masyarakat kita seperti lembaga pesantren. Kita pasti dihadapkan pada persoalan penterjemahan dari bahasa yang dikenal “disektor modern” ke dalam bahasa yang dipeluk “ disektor tradisional”.
Salah satu akibat benturan-benturan ini adalah tumbuhnya sekelompok atau kelas sosial yang oportunis dalam menggapai keuntungan, tanpa memperhitungkan tata lingkungan dan nilai kultural, sedangkan selama ini, bendungan nilai yang muncul dari perubahan sosial itu sendiri, secara umum belum ditemukan kendala yang sistematis, walaupun upaya-upaya penjembatan sering kali diperbincangkan di bebagai seminar.
Pesantren sebagai lembaga masyarakat sebenarnya telah lama punya fungsi yang menghubungkan perubahan ini. Inilah yang menjadi dasar pesantren untuk mengantisipasi perubahan tersebut, yaitu dengan menyiapkan secara konseptual tata nilai yang kemudian hari bisa dipakai acuan yang positif. Bukan saja karena pesantren telah membangun budayanya tetapi secara dialektika pembangunan menuntut adanya perubahan, pesantren tentu saja tidak bolah berhenti.
Warga pesantren yang menjadi bagian dari seluruh proses kebangsaan dan kemasyarakatan dituntut terus menerus menangkap api perubahan sosial budaya. Bahwa lebih dari itu melahirkan alternatif-alternatif yang bersifat inovatif pada masyarakat luas. Tanpa rekayasa semacam ini
44
dari pesantren sendiri akan kehilangan fungsinya yang potensial.
Dengan fungsi sosial ini, pesantren diharapkan peka dan menanggapi persoalan-persoalan kemasyarakatan, seperti mengatasi kemiskinan, memlihara tali persaudaraan, memberantas pengangguran, memberantas kebodohan dan menciptakan kehidupan-kehidupan yang sehat. Usaha-usaha yang mempunyai watak sosial ini bukan saja kegiatan-kegiatan yang langsung ditujukan kepada masyarakat, melainkan juga melalui program internal (kurikuler) pesantren, yang akhir-akhir ini justru menjadi semacam investasi sosial jangka panjang bagi kelangsungan hidup bersama.
g) Hubungan Kerjasama Pesantren dengan Pemerintah
Hubungan kerjasama dan saling pengertian antara pesantren dan pemerintah yang selama ini ada dapat dipelihara dan ditingkatkan dengan lebih menegaskan usaha pesantren menggarap masalah-masalah kemasyarakatan, membangun dan memodernisir desa jika telah ada kerjasama pada segala bidang kehidupan kemasyarakatan, maka segi kebanggaan pemerintah hendaknya ditanggapi dengan usaha-usaha menunjang dan mengambil bagian dari program pemerintah, agar pemerintah dapat melihat manfaat dari usaha pesantren.
Setiap pengelola, mulai dari pengurus yayasan, pimpinan, tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang ada di lembaga pendidikan harus mempunyai komitmen terhadap target mutu, ketepatan waktu, dan efektivitas program. Lalu adanya pembaharuan proses kegaiatan belajar mengajar pada pelayanan dan kepuasan stakeholders serta kemampuan untuk mengaktualisasikan management best practice
45
dalam pengelolaan dan pengembangan lembaga pendidikan35.
Upaya menjadikan pesantren lebih dikenal lagi sebagai lingkungan yang bersih, teratur tata lingkungannya dan penuh kegiatan-kegiatan akan memperbesar rasa memiliki pesantren dari pihak lain. Singkatnya, rasa beruntung dengan adanya pesantren perlu ditingkatkan lebih nyata lagi. Tanpa menghilangan hubungan personal antara pesantren atau pimpinan pemerintahan, pengembangan hubungan kepentingan yang lebih rasional perlu ditumbuhkan. Pesantren hendaknya dapat menunjukkan bukti keuntungan sumbangan yang diberikan pihak pemerintah maupun masyarakat sekitar, meskipun tidak diharapkan atau tidak dikatakan secara tegas.
Sejarah nasional telah mencatat peranan besar pesantren dalam memperjuangkan bangsa baik sebelum kemerdekaan maupun sesudah kemerdekaan. Pada masa sebelum kemerdekaan, pesantren yang tersebar luas di berbagai pelosok tanah air dengan ribuan santrinya telah tampil baik sebagai ujung tombak perlawanan maupun perisai terakir pertahanan bangsa terhadap penjajahan Belanda dan Jepang.
Pesantren telah terlibat dalam menegakkan negara dan mengisi pembangunan. Pondok pesantren terkait dengan peran sering diidentifikasi memiliki tiga peran penting dalam masyarakat Indonesia, yaitu:
a. Sebagai Lembaga Pendidikan
Pondok Pesantren merupakan lembaga pendidikan dijadikan Agent of Change, maka yang dimaksud dengan lulusan yang berkualitas dapat diartikkan sebagai individu-individu yang diharapkan mampu mengikuti perubahan-perubahan masyarakat dengan didukung oleh
35M. Ihsan Dacholfany, 2017, Inisiasi Strategi Manajemen Lembaga Pendidikan Islam Dalam Meningkatkan Mutu Sumber Daya Manusia Islami di Indonesia Dalam Menghadapi Era Globalisasi , Jurnal At-Tajdid, Volume. 1, No. 1 Januari-Juni , h.10.
46
kemampuan belajar secara berkelanjutan36. Pesantren menyelenggarakan pendidikan baik formal maupun nonformal yang secara khusus mengajarkan agama, yang sangat dipengaruhi oleh pikiran ulama-ulama fiqh, hadis, tafsir, tauhid dan tasawuf yang hidup di antara abad 7-13 M.
b. Sebagai Lembaga Sosial
Sebagai lembaga sosial yang dikenal dan menjadi wadah pertama serta utama pembinaan individu menjadi makhluk sosial37, maka Pesantren menampung para santri dari berbagai lapisan masyarakat muslim, tanpa membeda-bedakan tingkat ekonomi, suku dan sosial orang tuanya.
c. Sebagai Lembaga Penyiaran Agama
Peran pesantren sebagai lembaga penyiaran agama dapat dilihat dari masjid pesantren di mana ia tidak hanya digunakan untuk kalangan santri saja, akan tetapi digunakan sebagai masjid umum, jadi masjid tersebut menjadi tempat belajar agama dan ibadah bagi masyarakat umum sekitar pesantren. 38
Pondok pesantren juga merupakan basis dakwah Islam yang sangat potensial, karena Islam adalah agama dakwah yang berarti bahwa Islam adalah agama yang harus disampaikan kepada manusia, hal ini terlihat jelas dari ayat-ayat al-Quran dan hadis, yang isinya memerintahkan kepada umat Islam untuk berdakwah.
Seperti firman Allah dalam al-Quran surta al-Imran ayat 104
36 M. Ihsan Dacholfany, 2016, Peranan Pengambilan Keputusan Dalam Rangka Menciptakan Inovasi Di Bidang Pendidikan , Dewantara Vo l . I , N o . 0 1 Januari - Juni 2016 h.18.
37 Ibid, h.22.
38Babun Suharto, Dari Pesantren untuk Umat Reinventing Eksistansi Pesantren di Era Globalisasi, h.18.
47
Artinya:”Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang mungkar merekalah orang-orang yang beruntung”.(Q.S al- Imran 104)
Pondok pesantren tidak hanya menjadi wadah untuk memperdalam ilmu agama tetapi ilmu pengetahuan dan berbagai macam keterampilan yang sangat bermanfaat bagi santri sebagai bekal untuk mengadapi masyarakat di luar. Kehidupan di dalam pondok pesantren tidak lepas dari kegiatan masyarakat yang ada di sekitar pondok, secara langsung dan tidak langsung kegiatan yang terjadi sehari-hari membawa pengaruh pada masyarakat sekitar pondok pesantren.
Untuk mewujudkannya perlu dilakukan transformasi kelembagaan yang lebih kompleks dari sekedar pengembangan organisasi (organization development). Lembaga pendidikan merupakan lembaga, dibangun komunitas akademik yang bersifat kolegial, dan menjunjung tinggi academic value untuk mencerdaskan bangsa, inilah yang membedakannya dengan organisasi lain39.
Kesadaran akan peran strategis pesantren inilah yang memaksa pesantren untuk memodernisasi sistem pendidikannya secara terpadu. Pemikiran tentang kemungkinan pondok pesantren eksis dengan dirinya sendiri sebagai basis perkembangan masyarakat telah menjadi suatu gerakan besar bagi tranformasi sosial. Kemunculan gagasan tentang perlunya pondok pesantren ikut menggerakan proses
39M.Ihsan Dacholfany, 2017, Inisiasi Strategi Manajemen Lembaga Pendidikan Islam Dalam Meningkatkan Mutu Sumber Daya Manusia Islami di Indonesia Dalam Menghadapi Era Globalisasi , Jurnal At-Tajdid, Volume. 1, No. 1 Januari-Juni, h.5.
48
transformasi sosial telah menempatkan pondok pesantren sebagai salah satu komunitas yang ikut mengawal lajunya arus perubahan sosial.
Pengembangan fungsi dan peran pesantren di dalam konteks pemberdayaan masyarakat berpijak pada tatanan nilai yang diyakini dan dianut oleh kalangan pesantren yang bermuara pada dua nilai yaitu nilai illahi dan nilai insani. Nilai-nilai illahi berisi nilai-nilai fundamental kehidupan yang tidak berubah-ubah yang bersumber dari teks baik di dalam al-Quran maupun Hadis, sedangkan nilai-nilai insani yang tumbuh atas dasar kesepakatan manusia dan berkembang dari peradaban umat manusia.
Beberapa tata nilai yang khas dimiliki pesantren sebagai lembaga pendidikan yang berbasis masyarakat adalah sukarela dan mengabdi, kearifan, kesederhanaan, kolektivitas, mengatur kegiatan bersama, kebebasan terpimpin, mandiri, mengamalkan ajaran agama dan restu kyai.40 Beberapa komponen nilai tersebut dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu nilai kepatuhan dan kebersamaan. Pondok pesantren sebagai lembaga dakwah, pengaderan ulama, pengembangan ilmu pengetahuan dan pengembangan masyarakat, telah memberikan kontribusi yang besar di dalam mendirikan Republik Indonesia.
Pesantren harus mampu menjadi transformator di dalam pembangunan. Sebagai transformator, pesantren dituntut untuk mampu mentransformasikan nilai-nilai agama sebagai nilai yang membumi dan dapat dipraktekkan oleh masyarakat sehingga melahirkan semangat masyarakat untuk melakukan perubahan diri ke arah yang lebih baik, sedangkan sebagai motivator dan inovator, pesantren harus bisa memberi motivasi kepada masyarakat untuk
40Mansur, Moralitas Pesantren Sebagai Lembaga Kearifan dan Telaga Kehidupan (Yogyakarta: Safiria Insania Press, 2004), h. 60.
49
menggerakkan potensi yang dimiliki masyarakat agar menjadi masyarakat yang bermartabat.
Gaya dan Tipologi Kepemimpinan Kyai di Pondok Pesantren
Kepemimpinan kyai di pesantren memegang teguh nilai-nilai luhur yang menjadi acuannya dalam bersikap, bertindak dan mengembangkan pesantren. Nilai-nilai luhur menjadi keyakinan kyai dalam hidupnya, sehingga apabila dalam memimpin pesantren bertentangan atau menyimpang dari nilai-nilai luhur yang diyakininya, langsung maupun tidak langsung kepercayaan masyarakat terhadap kyai atau pesantren akan pudar. Karena sesungguhnya nilai-nilai luhur yang diyakini kyai atau umat Islam menjadi ruh (kekuatan) yang diyakini merupakan anugrah dan rahmat dari Allah Swt.
Dalam pandangan Islam nilai-nilai luhur itu adalah Iman, Islam dan Ihsan. Madjid berpendapat setiap pemeluk agama Islam mengetahui dengan pasti bahwa Islam tidak absah tanpa Iman, dan Iman tidak sempurna tanpa Ihsan. Sebaliknya, Ihsan adalah mustahil tanpa Iman, dan Iman juga tidak mungkin tanpa inisial Islam. Ketiga kata itu satu sama lain saling mengisi, dan harus bersemayam dalam diri seorang muslim. Muslim yang bisa mengamalkan ketiga nilai luhur itu adalah muslim sejati. Sehingga dalam Iman terdapat Islam dan Ihsan, dalam Ihsan terdapat Iman dan Islam. Kalau boleh ditasybihkan (dianalogikan), Ihsan merupakan Estetika dari sebuah bangunan dengan pancangan tiang Iman dan dinding Islam yang kokoh, sehingga membentuk bangunan yang sempurna, kuat dan kokoh, indah dipandang dan nikmat dimasukinya41.
41Nurcholis Majid,., Bilik-bilik Pesantren: Sebuah Potret Perjalanan, (Jakarta: Paramadina,1995), h.27.
50
Rasulullah Saw. Melukiskan Ihsan dengan keikhlasan dan ketajaman mata batin sehingga tidak ada sekat antara seorang abdi Allah dengan Khaliknya, sebagaimana sabdanya: Ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah seolah-olah engkau melihatnya, apabila engkau tidak bisa melihatnya maka sesungguhnya Allah melihatmu.42
Perilaku kepemimpinan sering disebut gaya kepemimpinan (leadership style). Pada sub bab tipe-tipe kepemimpinan telah dikemukakan mengenai gaya-gaya kepemimpinan. Pada bahasan ini penulis ingin lebih khusus menyinggung perilaku atau gaya kepemimpinan yang dipergunakan oleh para pimpinan (kyai) di pesantren. Dari sekian banyak gaya kepemimpinan yang dikemukakan oleh para pakar, namun yang paling populer dan sering dibahas dan dijadikan rujukan oleh para praktisi dan peneliti hanya empat gaya kepemimpinan, yaitu ; Otokrastis, Demokratis, The laisser faire (gaya bebas), dan Situasional. Duncan menyatakan ada tiga gaya kepemimpinan kecuali situasional, karena gaya kepemimpinan situasional sesungguhnya memilih atau menggabungkan gaya-gaya kepemimpinan otokratis, demokratis dan Laissez faire disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang dapat mendukung keefektifan gaya tersebut43. Menurut Gary Yukl bahwa keempat gaya kepemimpinan yang sering dilpergunakan oleh para pimpinan khususnya pimpinan lembaga pendidikan adalah; telling, consultating, participating dan delegating. Keempat gaya tersebut merupakan dasar kepemimpinan situasional. Di dalam pesantren santri, ustadz dan masyarakat sekitar merupakan individu-individu yang langsung ataupun tidak langsung dipengaruhi oleh perilaku pemimpin (kyai) tersebut44.
42 Almaktabah Shamilah al-Isdar al-Thany 'bahsun Fi Nusus' Sunan Nasa'i 5005, 5006, Sahih Bukhari 51 dan 4777, dan Sahih Muslim 102 dan 106
43Duncan, 1986, "Feedback: Use And Possible Behavioral Function," Journal of Organizational Behavior Management, p.24.
44 Gary Yukl, 1971, "Toward a Behavioral Theory of Leadership," Organizational Behavior and Human Performance, New Jersey: Prentice Hall, p, 27.
51
Gaya kepemimpinan seorang kyai di Pondok Pesantren tidak sama antara kyai yang satu dengan kyai lainnya, hal ini dapat dimengerti bahwa gaya kepemimpinan kyai di Pondok Pesantren memang didukung oleh watak sosial di mana ia hidup. Yang hal itu masih ditambah lagi dengan konsep-konsep kepemimpinan Islam wildyatu al-imam dan pengaruh ajaran sufi.
Dari hasil beberapa penelitian ada beberapa gaya kepemimpinan kyai di Pondok Pesantren yaitu:
a) Gaya kepemimpinan religio-paternalistic di mana adanya suatu gaya interaksi antara kyai dengan para santri atau bawahan didasarkan atas nilai-nilai keagamaan yang disandarkan kepada gaya kepemimpinan nabi Muhamammad SAW.45
b) Gaya kepemimpinan paternalistic-otoriter, di mana pemimpin pasif, sebagai seorang bapak yang memberi kesempatan anak-anaknya untuk berkreasi, tetapi juga otoriter, yaitu memberikan kata-kata final untuk memutuskan apakah karya anak buah yang bersangkutan dapat diteruskan atau dihentikan.46
c) Gaya kepemimpinan legal-formal, mekanisme kerja kepemimpinan ini adalah menggunakan fungsi kelembagaan, dalam hal ini masing-masing unsur berperan sesuai dengan bidangnya, dan secara keseluruhan bekeria mendukung keutuhan lembaga47
d) Gaya kepemimpinan bercorak alami, gaya kepemimpinan ini adalah pihak kyai tidak membuka ruang bagi pemikiran-pemikiran yang menyangkut penentuan kebijakan pesantren, mengingat hal itu menjadi wewenangnya secara mutlak. Jika ada usualan-usulan pengembangan yang berasal dari luar yang berbeda sama sekali dari kebijakan kyai justru direspon secara negatif.48
45 Thoha, M., 1998, Kepemimpinan dalam Manajemen. Jakarta: Rajawali, h.98.
46 M Thoha,1998, Kepemimpinan dalam Manajemen. Jakarta: Rajawali, h.95.
47 Sukamto, 1999, Kepemimpinan Kiai dalam Pesantren. Jakarta: LP3ES, h.25.
48 M. Qomar, 2005, Pesantren: Dari Transformasi Metodologi Menuju Demokratisasi Institusi, Jakarta: Erlangga, h.23.
52
e) Gaya kepemimpinan kyai di Pondok Pesantren memiliki ciri paternalistic dan free rein leadership, di mana pemimpin pasif, sebagai seorang bapak yang memberikan kesempatan kepada anak-anaknya untuk berkreasi, tetapi juga otoriter, yaitu memberikan kata-kata final untuk memutuskan apakah karya anak buah yang bersangkutan dapat diteruskan atau harus dihentikan. Kepemimpinan di pesantren lebih menekankan kepada proses bimbingan, pengarahan dan kasih sayang. Menurut Mansur, gaya kepemimpinan yang ditampilkan oleh pesantren bersifat kolektif atau kepemimpinan institusional Lebih lanjut ia menyatakan bahwa gaya kepemimpinan di pesantren mempunyai ciri paternalistik, dan free rein leadership, di mana pemimpin pasif, sebagai seorang bapak yang memberikan kesempatan kepada anaknya untuk berkreasi, tetapi juga otoriter, yaitu memberikan kata-kata final untuk memutuskan apakah karya anak buah yang bersangkutan dapat diteruskan atau tidak49.
Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa kyai sebagai pimpinan pesantren dalam membimbing para santri atau masyarakat sekitarnya memakai pendekatan situasional. Hal ini nampak dalam interaksi antara kyai dan santrinya dalam mendidik, mengajarkan kitab, dan memberikan bimbingan dan nasihat, juga sebagai tempat konsultasi masalah, sehingga seorang kyai kadang berfungsi pula sebagai orang tua sekaligus guru yang bisa ditemui tanpa batas waktu, selain itu kyai juga memiliki ciri antara lain adalah dipatuhi, disegani, dihormati, mempunyai wibawa dan dicintai oleh santri, komunitas pesantren dan masyarakat luas yang identik dengan kepemimpinan kyai yang kharismatik.
Kondisi seperti ini menunjukkan bahwa kepemimpinan kyai penuh tanggung jawab, penuh perhatian, penuh daya tarik
49 Mansur, 2004, Moralitas Pesantren Meneguk Kearifan dari Telaga Kehidupan, Yogyakarta: Safiria Insania Press, h.23.
53
dan sangat berpengaruh. Dengan demikian perilaku kyai dapat diamati, dicontoh, dan dimaknai oleh para pengikutnya (secara langsung) dalam interaksi keseharian50.
Berkenaan dengan hal ini Allah mengajarkan kepada Rasulullah saw agar menjalankan kepemimpinan dengan hikmah (perkataan yang tegas dan benar) dan memberikan pelajaran yang baik serta memberikan pengarahan dengan argumentasi yang dapat diterima, sebagaimana firman-Nya :
Yang artinya : Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk (QS. An-Nahl, 16: 125).
Menurut Nanang Fatah bahwa bagaimanapun pemimpin berperilaku akan dipengaruhi oleh latar belakang pengetahuan, nilai-nilai dan pengalaman mereka (kekuatan pada diri pemimpin). Di samping itu pemimpin harus mempertimbang-kan kekuatan situasi seperti iklim organisasi, sifat tugas, tekanan waktu, sikap anggota, bahkan faktor lingkungan organisasi51.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa seorang pemimpin dalam berperilaku dipengaruhi paling tidak oleh empat faktor yang melatarbelakanginya. Pertama, faktor keluarga yang langsung maupun tidak langsung telah melekat pada dirinya. Kedua, latar belakang pendidikannya yang sangat berpengaruh dalam pola pikir, pola sikap, dan tingkah lakunya. Ketiga, pengalaman yang mempengaruhi kebijaksanaan dan
50 M.Ihsan Dacholfany, 2011, Gaya Kepemipinan Kyai Dalam Pendidikan Karakter Di Pondok Pesantren Darussalam Gontor Jawa Timur, Disertasi, UNINUS, h.56-57.
51 Nanag Fatah, 1999, Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, h.34.
54
tindakannya. Keempat, lingkungan masyarakat sekitar yang akan menentukan arah yang harus diperankannya.
Dalam kaitannya dengan perilaku yang tampak pada diri pemimpin, maka tidak terlepas dari sifat-sifat yang dimiliki oleh pemimpin tersebut. Sebab antara perilaku dan sifat yang melekat pada seorang pemimpin tidak bisa dipisahkan. Dengan demikian mempelajari perilaku pemimpin sama artinya dengan mempelajari sifat-sifat yang harus dimiliki oleh para psikologi dan pakar organisasi dalam mengkaji kepemimpinan dengan cara mengenali karakteristik sifat atau ciri-ciri pemimpin yang berhasil.
Adapun Istilah kyai bermula dari keampuhan benda-benda kuno yang dimiliki para penguasa di tanah Jawa (raja, senopati atau para punggawa kerajaan). Benda berupa pusaka mengandung kekuatan ghaib yang dipercayai masyarakat dapat menenteramkan dan memulihkan kekuasaan suatu daerah atau Negara. Benda itu dapat menambah kekuatan kesaktian pemakaiannya.
Masyarakat jawa menghormati benda yang menjadi warisan tersebut dengan menyebutnya Kyai, seperti kyai sekati adalah dua perangkat gamelan kesenian wayang di jawa, kyai Garuda Kencana adalah nama Kereta Emas yang sampai sekarang dikeramatkan keluarga keraton Yogyakarta52. Kemudian dengan berjalannya waktu istilah kyai merupakan gelar atau panggilan kehormatan yang diberikan masyarakat atas pengabdiannya dan memiliki keahlian dalam bidang keagamaan.
Abdurrahman Mas'ud memasukkan kyai ke dalam lima tipologi
1) Kyai (ulama) encyclopedi dan multidisipliner yang mengonsentrasikan diri dalam dunia ilmu; belajar,
52 Zamakhsari, 1982, Tradisi Pesantren : Studi tentang Pandangan Hidup Kyai, Jakarta. LP3ES, h.55.
55
mengajar, dan menulis, menghasilkan banyak kitab, seperti Nawawi al-Bantani.
2) Kyai yang ahli dalam salah satu spesialisasi bidang ilmu pengetahuan Islam. Karena keahlian mereka dalam berbagai lapangan ilmu pengetahuan, pesantren mereka terkadang dinamai sesuai dengan spesialisasi mereka, misalnya pesantren al-Qur'an.
3) Kyai karismatik yang memperoleh karismanya dari ilmu pengetahuan keagamaan, khususnya dari sufismenya, seperti K.H. Kholil Bangkalan Madura.
4) Kyai dai keliling, yang perhatian dan keterlibatannya lebih besar melalui ceramah dalam menyampaikan ilmunya sebagai bentuk interaksi dengan publik bersamaan dengan misi sunnisme atau aswaja dengan bahasa retorikal yang efektif.
5) Kyai pergerakan, karena peran dan skill kepemimpinannya yang luar biasa, baik dalam masyarakat maupun organisasi yang didirikannya, serta kedalaman ilmu keagamaan yang dimilikinya, sehingga menjadi pemimpin yang paling menonjol, seperti K.H.M.Hasyim Asy'ari53
Imam Suprayogo mengkategorikan kyai pada empat macam, yaitu :
1. Kyai spiritual; kyai ini mempunyai karakteristik tertutup, statis, konservatif, agama sebagai penenang jiwa, orientasi keakhiratan, dan kurang peduli kepada politik.
2. Kyai advokatif, kyai ini mempunyai karakteristik terbuka, dinamis, inovatif, agama difungsikan sebagai dinatnisator dan integrator, orientasi dunia-akhirat, dan politik sebagai instrumen.
53 Sukamto, 1999, Kepemimpinan Kiai dalam Pesantren. Jakarta: LP3ES, h.29.
56
3. Kyai politik adaprif; kyai ini mempunyai karakteristik terbuka, dinamis, inovatif, agama difungsikan sebagai dinamisator, dekat dengan penguasa, orientasi dunia-akhirat, dan politik sebagai instrumen.
4. Kyai politik mitra krisis; kyai ini mempunyai karakteristik tertutup, statis, konservatif; agama sebagai penenang jiwa, orientasi ke akhirat, politik sebagai instrumen, dan lebih dekat dengan umat.54
Dalam hal perubahan kebijakan yang dilakukan generasi penerus atau kader pemimpin untuk mengelola Pondok Pesantren, boleh saja dilakukan justru terkadang sangat dibu-tuhkan,, contohnya perubahan kebijakan dalam membangun pendidikan yang agamis dan sesuai dengan harapan masyarakat maju, tuntutan zaman serta pola pembinaan santri apalagi dalam rangka membina dan menanamkan nilai-nilai islami sehingga dapat membendung kerusakan moral dan akhlak serta memberikan semangat kemajuan dan perjuangan.
54 Imam Suprayogo, I., 2007, Kyai dan Politik, Membaca Citra Politik Kyai, Malang: UIN Malang Press, h.121.
57
Pondok Pesantren di Provinsi Lampung
Upaya meningkatkan mutu pendidikan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang bertujuan untuk kesejahteraan masyarakat, banyak cara yang dilakukan oleh pemerintah yang disesuaikan dengan perkembangan zaman dan teknologi yang sudah maju tanpa sedikit mengurangi esensi dari pedoman umat Islam yakni al-Qur‟an, salah satunya upaya meningkatkan mutu dalam bidang pendidikan agama Islam yang mulai tergerus oleh zaman dan teknologi.
Pendidikan merupakan pengalaman-pengalaman belajar terprogram dalam bentuk pendidikan formal, non-formal di sekolah dan di luar sekolah yang berlangsung seumur hidup yang bertujuan untuk optimalisasi pertimbangan kemampuan individu agar di kemudian hari dapat memainkan peranan hidup secara tepat.
Di Indonesia telah tumbuh subur lembaga-lembaga pendidikan Islam (pondok pesantren) yang mendidik para santrinya untuk menjadi hafidz dan hafidzah, dan menguasai ilmu-ilmu agama, selain itu juga ilmu-ilmu umum lainnya.Berikut akan dipaparkan beberapa Pondok Pesantren yang ada di Provinsi Lampung. Pondok-pondok yang ada di Provinsi Lampung tidak kalah bagusnya dengan pondok-pondok yang ada di Pulau Jawa. Sebenartnya Pondok Pesantren banyak sekali di antaranya adalah : Kabupaten / Kota Lampung Selatan ada Pondok Pesantren PP. Darul Muqimin, Hayatul Muttaqin, PP. Ibnu Muhtarom, PP. Mamba'ul Huda, Lampung Selatan, PP. Mathlaul Anwar, Lampung Selatan, PP. Hasanuddin, PP. Nurul Huda, PP. Nurul Islam, Lampung Selatan, PP. Al Ikhlas, PP. Daarul Huffaadz, PP. Miftahul
58
Ulum, PP. Perguruan Diniyyah Putri, PP. Riyadhul Muta'allimin, PP. Al Ishlah, PP. Al Ismailiyun, PP. Badrul Huda, PP. Bahrul Ulum, PP. Nurul Huda, PP. Riyadhussolihin, PP. Roudlatul Jannah, PP. Shuffah Hizbullah Al-Fatah, PP. Sunanul Huda, PP. Assalafi Al Falah, PP. Darul Ulum, PP. Al-Istiqomah, PP. Darul Hikam, PP. Al-Azhar, PP. Mufarrul Hikmah, PP. Riyadlul Mubtadi'in, PP. Darul Mubarokah, PP. Fathul Huda, PP. Miftahul Huda, PP. Miftahul Huda, PP. Yayasan Pesantren Islam, PP. AYTM & Dhua'fa Darul Hikm, PP. Al Khoiriyah, PP. Al Khoiriyah, PP. Babul Hikmah, PP. Daarus Sa'adah, PP. Elnur Elkasysyaf, PP. Faqirurrohmah, PP. Miftahul Huda, PP. Nurul Falah, PP. Roudhotul Hidayah, PP. Al Munawaroh, PP. Miftahul Huda, PP. Terpadu Ushuluddin, PP. Hidayatul Ulum, PP. Riyadhul Mub'tadiin, PP. Safinatul Hidayah, PP.Al-Hikmah, PP. Misbahul Huda, PP. Misbahul Huda, . PP. Al Hidayat, PP. Al-Huda, . PP. Balong, PP. Nurul Islam, . PP. Ulul Al-Bab, PP. Al Falah, PP.As Syuhada, PP. As-Syafi'iyah, PP. Daarul Mu'awanah, PP. Hidayatul Mubtadi'in, PP. Matla'ul Anwar Cinta Mulya, PP. Nizomuddin, .PP. Nurul Falah, PP. Taufiqul Jannah, PP. Ushuluddin, PP. Hidayatussalikin, PP. Hidayatut Tulab, PP. Syamsul Ma'arif, PP. Nurul Huda Suban, sedangkan Kabupaten / Kota Lampung Tengah ada PP. Baitussalam, PP. Roudhotussholihin, PP. Baitussalam, .PP. Roudhotussholihin, .PP. Walisongoi Maruyung, PP. Al Ihya, PP. Al-Barokah, PP. Baiturrohman, PP. Bustanul Ulum, PP. Darul Falah, PP. Darul Falah, PP. Raudlotuttholabah, .PP. Darul Qur'an Al-Hidayah, PP. Darussalam, PP. Nurul Furqon, PP. Daarul Falah, PP. Baitul Mustaqim, PP. Baitunnur, .PP. Miftahul Huda, PP. Hidayatul Ulum, PP. Al Hidayah, .PP. Darul Muttaqin, PP. Miftahus Sa'adah, PP. Darul Ulum II, PP.Tahfizhul Qur'an Khozinatu, PP.Hasanuddin, PP. Ashshiddiqi, PP. Al Basyari, PP. Al Islah, PP. Darussalam, PP. Mafatikhul Huda, PP. Miftahul Huda, PP. Nurul Huda, PP. Darul Muttaqin, PP.
59
Baitul Hamdi, PP. Darul Istiqomah, PP. Darul Ulum, PP.Darussalam, PP.Mambauut Tholibin, PP. Miftahut Tholibin, PP. Miftahul Anwar, PP. Darul Falah, PP. Nurul Hidayah / Hidayatuth, PP. Nurul Ulum, PP. Hidayatul Mubarok, PP. Hidayatul Ummat, PP. Manba'ul 'Ulum, .PP. Al Haramain, PP. Darul Muttaqin, PP. AL Falah, PP. Al Muawanah, PP. Bustanul Ulum, PP. Walisongo II, PP. Wali Songo, dan di Lampung Utara ada PP.Al Munawaroh, PP.Amanatul Ummat, PP.Darul Huda Assyafi'i Yahm, PP.Futuhiyah 2, PP.Futuhiyyah I, PP.Miftahul Ulum, PP.Hidayatul Latif Al-Musri, .PP.Syuabul Hiklmah Annawawi, .PP.Al Habsi, PP.Al Khairiyah, PP.Al Muhajirin, PP.Al-Qur'an Hidayatul Mustof, PP.Daarul Khoir, PP.Darul Qur'an, PP.Darussalam, PP.Husnul Amal, PP.Miftahul Huda, PP.Terpadu Liga Muslim Indone, PP.Al Islah, PP.Al Qudsiyah Miftahul Ulum, PP.Darul Falah, PP.Hidayatul Mubtadi'in, PP.Walisongo, PP.Asy Syifa' Darussalam, PP.Miftahuttholibin, PP.Munawaroh Al-Amin, PP.Nabatus Salam, PP.Qomarul Hidayah, PP.Roudlotus Shalihin, PP.Al Hidayah, PP.Darussalamah, PP.Istiqlal, PP.Jami'atul Muchsinin, PP.Minhajul Huda, PP.Nurul Muchlisin, PP.Nurul Ummah, PP.Rudlotul Ulul, PP.Ahmad Dahlan, KH, PP.An Nuur, .PP.Hidayatul Mubtadi'in, .PP.Miftahul Hidayah Al-Amin, .PP.Miftahul Ulum, PP.Daaruttarbiyah, PP.Mitahul Abror, .PP.Nurul Islam, .PP.Al Muhajirin, .PP.Assalafi Miftahul Huda, .PP.Darul Falah, dan di Lampung barat ada PP. Barokatul 'Ulum, PP. Darul Iman, PP. Darut Tholibin, PP. Madarijul Ulum, PP. Tarbiyatus Shibyan, PP. Al Kautsar, PP. Al-Falah, PP. Bina Islami, PP. Miftahul Rohmah, PP. Nahdhatul Ulama, PP. Miftahul Huda, PP. Miftahul Huda 0, PP. Miftahul Huda 0, PP. Miftahul Huda, PP. Nurul Hidayah, PP. Wasilatul Huda, PP. Barokatul Qodiri, PP. YPI Darul Ulum, PP. Darussholihin, PP. Mardhotillah, PP. Raudlatul Ulum, PP. Al Hikmah, PP. Al-Iman, PP. Baitul Ulum, PP. Mambaul Maarif, PP.
60
Harafiyah, PP. Miftahul Ulum, PP. Nurul Falah, PP. Nurul Huda, PP. Nurul Iman, PP. Rohman Jati Rohim, PP. Al Furqon, PP. Al Hasyimiyah, PP. Al Irsyad Darussalam, PP. Al Ittihad, PP. Al-Maghfiroh, PP. Darul Fallah, PP. Darussalam, PP. Darusshalihin, PP. Futuhiyah, PP. Miftahul Huda, PP. Miftahul Huda MA, PP. Miftahul Ulum, PP. Roudlotus Sholihin, PP. Al Iman, PP. Al-Irsyad, PP. Al-Ittihad, PP. Nur Islam, PP. Roudlotus Sholihin, PP. Al Haj Maliki, PP. Nurul Hidayah, PP. Nidaul Islam, PP. Hubbul Wathon, PP.Mambaul Ulum, PP.Nurul Huda Al Amin, PP.Riyadul Ulum, PP.Sirojuddin Atiiq Al-Amin, PP.YYPKP Al Munawwarah, PP.Raudatul Huda, PP.Baarokatul Qoodirii, PP.Darul Falah, PP.Mamba'ul Huda Al Islamy, PP.Al Khoiriyah, PP.Madarijul Ulum, PP. Sabiliul Muttaqiin, PP.Ulumul Qur'an Bakti Angka , adapun di Kota / Kabupaten Tulang bawang ada PP. Darul Falah, PP. Darul Mu'awanah, PP. Darun Najah, PP. Darussalamah, PP. Hidayatul Mubtadiin, PP. Baitur Rohim, PP. Darul Falah Alamin, PP. Darul Ulum, PP. Hidayatul Mubtadi'in II, PP. Manbaul Hikmah, PP. Roudlatut Tholibin Al Isla, PP. Miftahur Rasyidin, PP. Al Falaah, PP. Darul Islah, PP. Darussalamah, PP. Mambaul Ulum, PP. Miftahur Rasyidin, PP. Sunan Kali Jogo, PP. Al Fadlu, PP. Darul Ulum, PP. Nurul Iman, PP. Al Ikhlas, PP. Al Mukhlisin, PP. Bustanul Ulum, PP. Darul Hidayah, PP. Darurrohman, PP. Istiqomah Islamiyah, PP. Litsaarus Salam, PP. Mathla'ul Ulum, PP. Nahdlatul Badiah, PP. Nurul Falah, PP. Nurul Muttaqin, PP. Tribakti Annajah, PP. Hidayatullah, PP. Nurul Maula Al-Amin, PP. Bi'rul Ulum, PP. Darul Ulum, PP. Matholi'ul Falah, PP. Roudhotul Huda, PP. Zainul Manaqi Bissholihin, PP. Darun Najah, PP. Diniyah Salafiyah Darussal, PP. Nur Alif Lintang Johar, PP. Sabilil Qorien An-Najah, PP. Darut Tauhid Al Amin, PP. Hidayatul Mubtadiin, PP. Sirojul Qur'an, PP. Al Falah Songo Songo, PP. Baitut Taqwa, PP. Darul Amin, PP. Darul Islam, PP. Mambaul
61
Huda II, PP. Salafiyah Al-Huda, PP. Al Jadir, PP. Al Qudsiyah, PP. Bahari Al Islam, PP. Munada, PP. Sunan Kalijaga, PP. Nurul Huda Al-Amin, PP. Ulul Abshor, PP. Al Jannatu Daarul Ma'wa, PP. Bustanul Ulum, PP. Darul Isti'nah, dan untuk Kabupaten/Kota Tanggamus ada PP.Triqunnajah, PP.Al Falah, PP.Al Karmah, PP.Al Muhajirin, PP.Al-Qdir, PP.An Nurniyah, PP.Hidayatul Mubtadiin, PP.Miftahul Ulum, PP.Nurul Islam, PP.Nurul Islam, PP.Rudlatul Ulum, PP.Madarijul Ulum , PP. API Darul Ulum, PP.Al Anwar, PP.Al Barkah, PP.Al Fattah, PP.Al Irsyad, PP. AlMa'hadulQur'aniy, PP.Hidayatul Fattah, PP.KHMDjasuta, PP.Miftahul Asna, PP.Miftahul Falah, PP.Miftahul Falah, PP.Mderen NU ( Pemnu ), PP.Nahdlatul Insan I, PP.Nurul Huda, PP.RA.Madarizul Ulum, PP.Riadulatfal Madar Ijulul U, PP.Riyadhush Shalihin, PP.Sabilil Muttaqien, PP.T.QMadarijul Ulum, PP.Al Hikmah, PP.Darul Muta'alimin, PP.Hidayatus Shlihin, PP.Madarijul Ulum, PP.Miftahul Ulum, PP.Nurul Yakin, PP.Riyadlatultthlibin, PP.Syrkatut Thlibin, PP.Darussalam, PP.Nurul Ummah, PP.Al Hidayah, PP.Almunir, PP.Mardhtillah, PP.Miftahul Huda, PP.Miftahul Ulum, PP.Al Mu'awwanah, PP.Al Wusth, PP.Mamba'ul Hisan, PP.Mambaul Hisam, PP.Miftahul Huda, PP.Miftahunnjah, PP.Mdern Al Wusth, PP.Nurul Huda, PP.Tahfidzul Qur'an Mathlaul, PP.Mderen Iqr', PP.Nurul Ulum, PP.Raden Intan, PP.Al Khiriyah, PP.Al Khiriyyah, PP.Cuku Balak, PP.Kipayatul Mubtadi'in, PP.Al Anwar, PP.Al Falah, PP.Rudhatul Mubtadi'in, PP.YPI Nurul Falah, PP.Al Abrr, PP.Babus Salam, PP.Hidayatul Mubtadiien, PP.Hidayatul Muubtadiin, PP.Subulussalam, PP.API Bahrul Ulum, PP.Al Falah Putri, PP.Darul Ulum, PP.Darus Salam, PP.Miftahul Falah, PP. Miftakhul Ulum, PP.Al Ihyaul Ijtihad, PP.Bani Adam, PP.Daarul Najaa, PP.Hidayatul Mubtadiin, PP.Riyadlatussa'adah, PP.Al Muhajirin, PP.Daarul Ashfia', PP.Hayatur Riyadl, PP.Madarijul Ulum.
62
Adapun Pondok Pesantren di Kabupaten / Kota lampung Timur adalah PP. Mamba'ul Huda, PP. Nahdlatut Talamidz, PP Nurul Furqon, PP. Nurul Istiqomah, PP. Riyadlatul 'Ulum, PP Al Ihsan, PP Al-Fatah, PP. Darul Maarif, PP. Darul Ulum, PP. Darun Najah, PP. Darunna'im, PP.Hidayatul Mubtadi'in, PP. Nurul Hikmah, PP. TQ Miftahul Jannah, PP. Al Fatimiyyah Al Islamy, PP. Al-Ittihad, PP. Darun Najah, PP. 'Ainul Yakin, PP. Al-Munawar, PP. Darul Amal, PP. Darul Hidayah, PP. Darul Istiqomah, PP. Madinah, PP. Miftahul Huda, PP. Al Arqom, PP. Al Ikhlas, PP. Darussalamah, PP Darul Falah, PP. Hidayatun Najah, PP. Jawahirul Ulum, PP. Miftahul Ulum, PP. Tri Bhakti At,Taqwa, PP. Ahsanul Ibad, PP. Assalamiyah, PP. Muhammadiyah Darul HIkmah, PP. Darul Fata, PP. Al-Islahiyah, PP. Darul Mukminin, PP. Darur Rohman, PP Subulun Najah, PP. Asy Syukriyah, PP Raden Katong, PP Babussalam Al Amin, PP. Roudlatul Hidayah, PP. Baitul Muttaqin, PP. Darul Falah , PP. Darul Hikmah, PP. Darul Ulum, PP. Darussalam, PP. Darussalam, PP. Hidayatul Mubtadi'in, PP Miftahul Huda, PP. Nurul Hikmah, PP Miftahul Falah, PP Miftahul Huda, PP Miftahul Huda, PP Misbahul Anwar, PP Ihsaniah Watahfizh, PP Darun Najah, PP Darun Nasyi'in, PP. Al Ma'ruf, PP. "Inatus Sibyan, PP. Al-Falah, PP Assahil, PP Sirujud Tholibin, PP Darul Barokah, PP Miptahul Ulum.
Untuk Kabupaten / Kota Way Kanan ada PP. Al Ghozali, PP. Attaqwa, PP. Darul Falah, PP. Mathlaul Anwar, PP. Miftahul Ulum, PP. Nurul Falah, PP. Riadhus Sholihin, PP. Roudhatul Mubtadiin, PP. An Nahdloh, PP. Baiturrohmah, PP. Hidayatul Mubtadi'in, PP. Miftahul Huda, PP. Nurul Iman, PP. Roudhotul Muta'allimin, PP. Miftahul Huda, PP. Miftahul Jannah, PP. Nurul Falah, PP. Roudlotul Ulum, PP. Assafiiyah, PP. Darul Ulum, PP. Darul Ulya, PP. Darus Syafa'ah, PP. Nurul Falah, PP. Nurus Salam, PP. Rodhotul Mutaqin, PP. Roudhotut
63
Tolibin, PP. Sabilil Muqorrobien, PP. Miftahul Ulum, PP. Sabilus Sa'adah
Adapun Pondok Pesantrem Kabupaten / Kota Kota Bandar Lampung adalah PP. Qiroatul Qur'an Al Fatah PP. Safiinatuddarain, PP. Utrujiyyah, PP. Perkemas, PP. Hidayatul Mubtadiin, PP. Darul Falah, PP. Hasanuddin,PP. Al Khairiyah, PP. Daarus Sa'adah,PP. Mardiah, PP. Masyariqul Anwar, PP. Nurul Jabal, PP. Al Hikmah, PP. Miftahul Khair, PP. Hidayatul Islamiyah, PP. Yamama, PP. Miftahus Shudur,
Adapun Pondok Pesantren Kabupaten / Kota Kota Metro adalah PP. Tuma'ninah Yasin, PP. Al Muhsin, PP. Roudhotul Tholibin, PP. Darul A'mal, PP. Mamba'ul Ulum, PP. Roudlotul Qur'an, PP. Wahdatul Ummah, PP. Al-Arsyad, PP. Al-Khairiyah, PP. Ma'had Aliy Tarbiyatul M, PP. Miftahul Ulum, PP. Putri Imadul Bilad.
Untuk sementara ini, Penulis hanya menulis dan mendata beberapa Pondok Pesantren dan kami yakin belum sebagaimana yang diharapkan, untuk itu kami mohon maaf dan maklumnya selanjutnya kami akan menulis selengkapnya, jika ada masukan akan kami perbaiki dan selanjutnya akan menulis Pondok Pesantren lainnya. Semoga tulisan ini bisa menjadi in-formasi dan referensi para anak-anak sekolah/madrasah dan orang tua, dan wali murid serta masyarakat yang akan menyekolahkan anaknya di Pondok Pesantren dan bisa menjadi rujukan bagi para akademisi.
64
Pondok Pesantren Riyadlatul „Ulum
Sejarah Pondok Pesantren Riyadlatul „Ulum Batanghari
Pondok Pesantren Riyadlatul „Ulum adalah salah satu Pondok Pesantren yang ada di Lampung Timur, tepatnya di Desa Bumiharjo 39 B Kecamatan Batanghari Lampung Timur, jaraknya kurang lebih 3,5 km dari Kota Metro Raya dan 7 km dari Kecamatan Batanghari.
Pondok Pesantren Riyadlatul „Ulum didirikan oleh KH. A. Nuruddin An-Nawawi SY, yang dibantu oleh beberapa tokoh masyarakat di daerah tersebut, pada awalnya KH. A. Nuruddin An-Nawawi mengusulkan gagasan untuk mendirikan sebuah Pondok Pesantren kepada Bapak Kepala Desa Bumiharjo serta pejabat setempat dan mereka menyetujui bahkan sangat mendukungnya.
Adapun yang melatarbelakangi berdirinya Pondok Pe-santren ini adalah karena masih kurangnya sarana pendidikan
65
Islam di desa setempat, padahal mayoritas penduduknya be-ragama Islam. Selain meluapnya kebutuhan pendidikan agama Islam bagi putra-putri di lingkungan setempat, dan dengan berdirinya Pondok Pesantren tersebut tentunya merupakan angin segar bagi masyarakat setempat karena mampu membawa pada perubahan dan perkembangan pendidikan di daerah tersebut.
Bertepatan dengan hari Rabu, 1 Januari 1978, Pondok Pe-santren Riyadlatul „Ulum telah berdiri secara resmi dengan fasilitas yang masih terbatas, mula-mula KH. A. Nuruddin An-Nawawi bersama dengan masyarakat setempat membangun tempat penampungan (asrama) santri yang berukuran 5 x 10 m yang terbagi menjadi 3 lokal sebagai tempat penampungan para santri yang datang dari luar daerah pada waktu itu 15 santri pu-tra dan 12 santri putri yang telah disiapkan asrama yang berukuran 6 x 9 m.
Pada mulanya pesantren ini dibangun di atas tanah yang berukuran900 m2 yang merupakan tanah wakaf dari H. Syahro-ni, kemudian Pondok Pesantren ini terus mengalami perkem-bangan sehingga sarana dan prasarana sekarang lebih memadai. Semua itu karena semakin tingginya tingkat kesadaran masyara-kat setempat sehingga kebutuhan Pondok Pesantren dapat di-penuhi secara gotong royong oleh masyarakat.
Mulanya Pondok Pesantren ini belum begitu menonjol se-bagaimana pesantren lain. Namun dari waktu ke waktu pe-santren ini menjadi lebih baik lagi sehingga para santri yang ada banyak yang berdatangan dari luar daerah, bahkan para santri sekarang sudah mampu bersaing antar pesantren seluruh Indo-nesia.
Berdasarkan hasil dokumentasi di kantor Pondok Pe-santren Riyadlatul „Ulum, penulis sajikan profil singkat sesuai dengan data yang ada di pemerintahan, sebagai berikut:
66
Profil SingkatPondokPesantrenRiyadlatul„ UlumBatanghari Lampung
No
Identitas Pondok
Keterangan
1
Nama Pesantren
Pondok Pesantren Ri-yadlatul„Ulum
2
AlamatLengkap
Jl.Pondok Pesantren Bumi-harjo 39BKec.Batanghari, Kab.Lampung
Timur
3
Nama Pendiri
K.HAhmad Nuruddin Annawawi
4
Nama KetuaYayasan
Gus Kholid Misbahul Munir
5
Nama Pengasuh
K.H. Muhammad Mualim Ridwan
6
Tahun Berdiri
1 Desember1983
7
No. Piagam dari Kanwil
02/PP/LT/1990
8
No. Statistik
050807060038
9
AkteNotaris
Syam‟ani,S.H No. 05 Tanggal 23
September 1997
10
Tahun Beroprasi
1 Desember1983
11
Status Tanah
Tanah Waqaf
12
Luas Tanah
1895 m2
13
Sudah Dibangun
750 m2
14
BelumDibangun
1145 m2
15
Program ketrampilan
Perbengkelan ,Komputer, dan Menjahit
pertanian dan peternakan
16
Usaha yang
Dikembangkan
Koperasi
Berikutnya, di bawah ini akan dipaparkan profil singkat dari pengasuh pondok Pondok Pesantren Riyadlatul „Ulum Batanghari Lampung yang akan disajikan berikut:
Nama : K.H. Muhammad Mu‟alim Ridwan
Lahir di : Gombong, 13 Desember 1959
Pekerjaan : Mubaligh
Nama Ibu : Salbiyah
Nama Ayah : Wirya Dikrama
67
Nama Istri : Nyai Siti Rodiyah
Nama Anak :. Neng Nur Rifa‟atil AM, S.Pd.I
2. Gus M. Agus Ashofa
3. Gus Faiz
4. Gus M. Rifat Zuhdi Arridho
Riwayat Pendidikan:
1. Pondok Pesantren RiyadlotulUqul, asuhan K.HZainudin Syaifulloh bin Sofyan, Kebumen, Jawa Tengah.
2. PondokPesantrenTarbiyatul Nahdiyin, asuhan K.H Zainudin bin Karim Husen, Cilacap, Jawa Tengah.
3. Pondok Pesantren Attaujei, LelerBanyumas, Jawa Tengah.
Visi dan Misi Pondok Pesantren Riyadlatul „Ulum Batanghari Lampung
a. Visi
“Membina warga negara agar berkepribadian muslim sesuai dengan ajaran-ajaran agama Islam dan menanamkan rasa keagamaan tersebut pada semua segi kehidupanya serta menjadikannya sebagai manusia yang berguna bagi agama, masyarakat dan bangsa”.
b. Misi
1) Mendidik santri agar menjadi seorang muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, berakhlak mulia, memiliki kecerdasan, kemandirian, keterampilan dan sehat lahir dan batin sebagai warga negara yang berpancasila.
2) Mendidik santri untuk menjadi manusia muslim selaku kader-kader ulama dan mubaligh yang berjiwa ikhlas, tabah, tangguh dalam mengamalkan ajaran Islam secara utuh dan dinamis.
3) Mendidik santri untuk memperoleh kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan agar dapat
68
menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya dan bertanggung jawb kepada pembangunan bangsa dan negara.
4) Mendidik tenaga-tenaga penyuluh pembangunan mikro (keluarga)dan regional (Pedesaan/masyarakat lingkungan).
5) Mendidik santri agar menjadi tenaga-tenaga yang cakap dalam berbagai sektor pembangunan mental spiritual.
6) Mendidik santri agar dapat membantu meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat lingkungan dalam rangka usaha pembangunan masyarakat bangsa.
Letak Geografis Pondok Pesantren Riyadlatul „Ulum Batanghari Lampung
Pondok Pesantren Riyadlatul Ulum bertempat di desa BumiharjoKecamatan Batanghari Kabupaten Lampung Timur. Adapun mengenai letak geografisnya Pondok Pesantren Riyadlotul Ulum memiliki batas sebagai berikut:
a) Sebelah Barat berbatasan dengan rumah H. Syahroni.
b) Sebelah Utara berbatasan dengan jalan umum.
c) Sebelah Timur berbatasan dengan jalan umum.
d) Sebelah Selatan berbatasan dengan rumah bapak Ismail.
Susunan Pengelola dan Pengurus Pondok Pesantren Riyadlatul „Ulum Batanghari Lampung
Pengasuh : K.H. Muhammad Mu‟AlimRidwan
Ketua Putra : Abdul Ghofururrohim,Spd.I
Ketua Putri : Yunita Suryani
Sekretaris Putra : Yusuf Ikhwan, S.Pd
Sekretaris Putri:Nurul Farida
Bendahara Putra : Muhklisin Ali,S.Pd
Bendahara Putri : Ana Anisatul Hasanah, S.Pd
Departemen-Departemen :
69
Dept. Pendidikan Putra:.
1. Nur Khoirudin, S.Pd.I
2. Syaref Ahmadi, S.Pd
3. M Afifulloh
Dept. Pendidikan Putri :
1.Ari Zariiul Khoiroh
2. Afif Azizah
Dept. Keamanan&Ketertiban Putra:
1.David Risbianto
2. Mashurin
Dept.Keamanan& KetertibanPutri:
1.Siti Nur Aini, S.Pd
2. Dwi Untari
Dept. Penerangan dan Perlengakapan Putra:
1. TamimKhoirudin
2. H Muklas Adi Putra
3. M Toharuddin
Dept. Penerangan dan Perlengakapan Putri :
1. Siti Miladiyah
2. Fadilah Rohmatun
Dept. Kesenian Putra:.
1.Rahmat Setya Darmawan, S.Pd
2. M.ZainulAsror
3. ArisKurniawan,S.Pd.I
Dept. Kesenian Putri:.
1. Nurul Apriyanti
2. Anisaul Hamidah
Dept. Lingk. Hidup dan Kesehatan Putra:
1. Mushonef Efendi,S.Pd.I
2. Subagio,S.Pd.I
3. Zainal Abidin
Dept. Lingk. Hidup dan Kesehatan Putri:
1. Luluk Fadilatun Thoyibah
2. Alfi Roisah
70
Dewan Asatidz Pondok Pesantren Riyadlatul „Ulum Batanghari Lampung
Pondok pesantren Riyadlatul „Ulum Batanghari Lampung memilikijumlah pengurus dan tenaga pendidik berkisar 73 orang. Terdiri dari22 guru Pondok Pesantren, 25 Guru Madrasah Diniyah dan 26 Pengurus Pondok Pesantren. Asatidz Merupakan para pendidik yang mengajarkan ilmu-ilmu agama kepada para santri di lingkungan pondok pesantren, sedangkan pengurus sebagai pengelola administrasi yang ada di Pesantren. Asatidz dan pengurus sama-sama memiliki peran penting dan signifikan dalam proses pendidikan di Pesantren.
Untuk lebih jelasnya mengenai kondisi dewan asatidz dan pengurus pondok pesantren Ritadlatul „Ulum Batanghari Lampung, penulis sajikan sebagai berikut:
Lebih lengkapnya, mengenai keadaan Asatidz Pondok Pesantren Riyadlatul „Ulum Batanghari Lampung dapat penulis sajikan dalam tabel berikut ini sesuai dengan kelas dan mata pelajaran yang diampu:
No
Kelas
Pelajaran/Kitab
Ustadz/Ustadzah
Nahwu (Sabrowi)
Ust. Mashurin
Bimbingan BacaAl Qur‟an
(BBQ)
Ustdz. Siti Miladiyah
No
Jabatan
L
P
Jumlah
1
Guru Pondok Pesantren
14
8
22
2
Guru Madrasah Diniah
15
10
25
3
Pengurus Pondok Pesantren
13
13
26
Jumlah
42
21
73
71
No
Kelas
Pelajaran/Kitab
Ustadz/Ustadzah
1.
Isti‟dadA
Fiqih (Mabadi‟Fiqh Juz 1
dan 2) & Tajwid
(Hiyadatus Sibyan)
Ustdz. AnaHidayati&
Ustdz. Naililazizah
2.
Isti‟dadB
Nahwu (Sabrowi)
Ust. Aris Kurniawan
BimbinganBacaAl Qur‟an
(BBQ)
Ustdz. Nafiatuz-Zuhriah&
Ustdz. NaililAzizah
Fiqih (Mabadi‟Fiqh Juz1
dan 2) & Tajwid
(Hiyadatus Sibyan)
Ustdz. Siti Nurmala, S.Pd.I
&Ustdz. Nafiatuz-Zuhriah
3.
Ibtida‟ Awal
A
Nahwu (Al Jurumiyah)
Ust. YusufIkhwan
Shorof (Amtislatut
Tasrifiyah)
Ust. Musani Efendi
Fiqih (Safinatunnajah) &
Tajwid (TuhfatulAthfal)
Ust. Mustofa & Ustdz. Anisa
Kurniati
4.
Ibtida‟ Awal
B
Nahwu (Al Jurumiyah)
Ust. Subagio S.Pd.I
Shorof (Amtislatut
Tasrifiyah)
Ust. M. ZainulAsror
Fiqih (Safinatunnajah) &
Tajwid (TuhfatulAthfal)
Ust. Sidiq Kurniawan, S.Pd.I
&Ustdz. SitiNurmalala, S.Pd.I
5.
Ibtida‟
TsanilA
Nahwu (Murodah dariBab
Kalam-Bab Marfu‟atil
Asma‟)
Ust. Rahmad Setia
Darmawan
Shorof (QowaidulI‟lal)
Ust. M. NurKhairudin,
S.Pd.I
Fiqih (SulamulMunajah)&
Sulamul Taufiq &Tajwid
(HidayatulMustafid)
Ust.Abdul Ghofururrohin &Ust. Hi. Mukhlas Adi
Saputra
Ibtida‟
Nahwu (Murodah dariBab
Kalam-Bab Marfu‟atil
Asma‟)
Ust. Abdul Ghofururrohin
Shorof (QowaidulI‟lal)
Ustdz. AnisaKurniati
72
No
Kelas
Pelajaran/Kitab
Ustadz/Ustadzah
6.
TsanilB
Fiqih (SulamulMunajah)&
Sulamul Taufiq &Tajwid
(HidayatulMustafid)
Ust. Yusufikhwan&Ustdz.
Siti Luqmanati, S.Pd.I
7.
Ibtida‟
Tsalis A
Nahwu (Murodah dariBab
Mansubat Al Asma‟-
Selesai &I‟rob)
Ust. M. NurKhoiruddin, S.Pd.I
Shorof (Syarah KailaniIzi)
Ust. Afif KharismaKhadafi
Fiqih (Fathul Qorib)&
Tajwid (Tanwirul Qori)
Ust. M. Alwi Arham &Ust.
Rahmat SetiaDarmawan
8.
Ibtida‟
Tsalis B
Nahwu (Murodah dariBab
Mansubat Al Asma‟-
Selesai &I‟rob)
Ust. Afif KharismaKhadafi
Shorof (Syarah KailaniIzi)
Ust. David Risbianto
Fiqih (FathulQorib)&
Tajwid (Tanwirul Qori)
Ust.ItmamFauzi &Ust.
Rahmat SetiaDarmawan
9.
AlfiyahUla
Nahwu („Imrithi &
AlfiyyahUla)
Gus Jamzuri Ahmad
Shorof (Al Maqsud)
Gus Kholid Misbahul Munir
Fiqih (Fathulmu‟in)
Gus Kholid MisbahulMunir
10.
Alfiyah
Tsani
Nahwu (Alfiyah Tsaniyah)
Gus Kholid Misbahul Munir
Shorof (Tlkhisul Asas)
Ust. M. Asyifuddin
Tafsir (Tafsir showi)
KH. M. Mu‟alimRidwan
Selanjutnya kita akan membahas keadaan Asatidz Pondok Pe-santren Riyadlatul „Ulum Tahun 2017 ProgramDiniyah.
No
Kelas
Pelajaran/Kitab
Ustadz/Ustadzah
1.
Isti‟DadA
Akhlak (Alala)
Ust. Rahmad Setia
Darmawan
Tauhid (AqidatulAwam)
Ust. Tamim Khorudin
HafalanDo‟a-Do‟a&
Sholawat
Ust. Aris Kurniawan
Tarikh (TarikhIslam)
Ust. David Risbianto
Akhlak (Alala)
Ust. M. ZainulAnsor
Tauhid (AqidatulA-wam)
Ust. Musanif Efendi
73
2.
Isti‟DadB
HafalanDo‟a-Do‟a&
Sholawat
Ustdz. NaililAzizah
Tarikh (TarikhIslam)
Ustdz. Siti Nurmal, S.Pd.I
3.
Ibti-da‟Awal
A
Akhlaq (AkhlaqulBanin
Juz1)
Ust. M. Yasin Yusuf
Tauhid (Jawarihul
Kalamiyah)
Ust. SyarifAhmadi
Hadist(Matan Ar-ba‟InAn-
Nawawi)
Ustdz. AnisaKurniati
Tarikh (Khulashoh
Nurul
Yaqin JuzI&II)
Ust. YusufIkhwan
4.
Ibti-da‟Awal
B
Akhlaq (Akhlaqul
Banin
Juz1)
Ust. Ahmad Husaini
Tauhid (Jawarihul
Kalamiyah)
Ust. Abdul Ghofurur-rohin
Hadist(Matan
Arba‟in
Nawawi)
Ustdz. Siti Luqmanati, S.Pd.I
Tarikh (Khulashoh Nu-rul
Yaqin JuzI&II)
Usdzt. NafiatuzZuhriah
5.
Ibti-da‟Tsani
A &B
Akhlaq (Akhlaqul
Banin
JuzII)
Ust. M. Asyifuddin
Tauhid (KifayatulA-wam)
Gus Jamzuri Ahmad
Hadist(Targhib
Watarhib)
Ust. Hi. Mukhlas Adi
Saputra
Tarikh (Khulashoh
Nurul
Yaqin JuzIII)
Ust. Ahmad Husaini, M.H.I
6.
Ibti-da‟Tsalis A &B
Akhlaq (AkhlaqulBanin
JuzIII)
Ustdz. Neneng Nu-rAwaliyah
Tauhid (Tijan Dlurari)
Ust. YusufIkhwan
Hadist(Syarat Arba‟In
Nawawi)
Ust. Afif KharismaKa-dafi
Tarikh (Qishotul Mi‟Roj)
Ust. M. Alwi Arham
7.
AlfiyahU-la
Akhlaq (AkhlaqulBanin
JuzIV)
Ustdz. Siti NurAini
74
Tauhid (Biyadatul
Hidayah)
KH. M. Mu‟alinRidwan
Hadist(Khosiyah Ala
MuhtasorIbnu Abi Jamroh)
Gus Jamzuri Ahmad
Tarikh (Madarijus Su‟ud)
Ust. Muhaji
8.
Alfiah Tsani
Akhlaq (SyarahTa‟lim
Muta‟alim
Ust. Sasuri Kamal, A.Ma
Tauhid (KifayatulAtqiya‟)
Ust. Drs. Warsun
Hadist(Qowaidul
Asasiah
FiIlmilHadist)
Ust. M. Asyifuddin
Tarikh (Bahjatul
Wasail Bi
Syarhi Masail)
Gus Kholid Misbahul
Munir
Selanjutnya untukdewanAsatidzyangmengajarprogramBa-hasaArab penulis sajikan dibawah ini:
No
Kelas
Pelajaran
Ustadz/Ustadzah
1.
1MTs/Sederajat
Bimbingan Bahasa Arab
Ustdz. Nafiatuz-Zuhriah
2.
2MTs/Sederajat
Bimbingan Bahasa Arab
Ustdz. AnaHidayati
3.
3MTs/Sederajat
Bimbingan Bahasa Arab
Ust. Aris Kurniawan
4.
1 MA/Sederajat
Bimbingan Bahasa Arab
Ust. Musanif Efendi
5.
2 MA/Sederajat
Bimbingan Bahasa Arab
Ustdz. Siti Luqmanati, S.Pd.I
6.
3 MA/Sederajat
Bimbingan Bahasa Arab
Ust. Afif KharismaKa-dafi
7.
PT/Sederajat
Bashul Musail
Ust. Abdul Ghofurur-rohin
Selanjutnya kita akan melihat keadaan Asatidz Pondok Pesantren Riyadlatul „Ulum Tahun 2017 Program Qiroatul Qur‟an, sebagai berikut:
75
No
Kelas
Pelajaran
Ustadz/Ustadzah
1.
Isti‟dad
A&B
Bimbingan Tilawatil
Qur‟An
Ust. Rahmad Setya
Darmawan
2.
Ibtid‟Awal
A&B
Bimbingan Tilawatil
Qur‟An
Ustdz. Siti Thowiyah
3.
Ibtida‟
Tsani
A&B
Bimbingan Tilawatil
Qur‟An
Ust. Ahmad Husaini, M.H.I
4.
Ibtida‟
Tsalis
A&B
Bimbingan Tilawatil
Qur‟An
Ust. Sulaiman Ali
5.
Alfiyah
Ula
Bimbingan Tilawatil
Qur‟An
Ust. Sulaiman Ali
6.
Alfiyah
Tsani
Bimbingan Tilawatil
Qur‟An
Ust. Sulaiman Ali
Data Santri Pondok Pesantren Riyadlatul „Ulum Batanghari Lampung
Adapun mengenai jumlah santri di Pondok Pesantren Riyadlatul„Ulum Batanghari Lampungdari awal berdiri hingga sekarang jumlahnya sangat bervariasi dari tahun ketahun, karena belum adanya perlengkapan administrasi pada waktu itu, maka penulis hanya bisa menyajikan data jumlah santri dari tahun 1993/1994 – 2016/2017.
No
Tahun
Putra
Putri
Jumlah
1
1993 -1994
312
204
516
2
1994 – 1995
305
201
506
3
1995 – 1996
187
189
376
4
1996 – 1997
112
147
259
5
1997 – 1998
128
69
197
6
1998 – 1999
41
61
102
7
1999 – 2000
66
52
118
8
2000 – 2001
63
57
120
76
9
2001 – 2002
95
77
172
10
2002 – 2003
99
67
166
11
2003 – 2004
81
60
141
12
2004 – 2005
102
75
177
13
2005 – 2006
88
78
166
14
2006 – 2007
107
97
204
15
2007 – 2008
103
98
201
16
2008 – 2009
120
121
241
17
2009 – 2010
136
142
278
18
2010 – 2011
140
152
292
19
2011 – 2012
142
161
303
20
2012 – 2013
124
158
287
21
2013 – 2014
139
207
346
22
2014 – 2015
162
202
364
23
2016 – 2017
169
238
407
Kondisi Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren Riyadlatul „Ulum Batanghari Lampung
Kondisi sarana dan prasarana merupakan tempat, alat dan perlengkapan belajar santri dan segala hal yang dapat menunjang dalam berbagai bentuk kegiatan pembentukan karakter santri di pondok pesantren. Adapun sarana dan prasarana yang dimiliki oleh pondok pesantren Riyadlatul „Ulum meliputi: gedung asrama, gedung belajar, musholla, perpstakaan, kantor, studio seni, koperasi, aula, fasilitas MCK, LAB, dapur santri, papan tulis, meja belajar, komputer, buku (kitab) pegangan santri.Adapun untuk lebih jelasnya akan dipaparkan dalam tabel berikut ini:
No
Jenis
Jumlah
Bentuk
1
Gedung asrama putra
3 Unit
Permanen
2
Gedung asrama putri
3 Unit
Permanen
3
Gedungbelajar
12 Unit
Permanen
4
Musholla
1 Unit
Permanen
5
Perpustakaan
1 Unit
Permanen
77
6
Kantor putra
1 Unit
Permanen
7
Kantor putri
1 Unit
Permanen
8
Studio seni
1 Unit
Permanen
9
Koprasi santri
2 Unit
Permanen
10
Aula
1 Unit
Permanen
11
Kamarmandi/WC putra
4 Unit
Permanen
12
Kamarmandi/WC putri
3 Unit
Permanen
13
LAB
1 Unit
Permanen
14
Papan Tulis
10 Unit
Permanen
15
Komputer
4 Unit
Permanen
16
Dapur Santri
2 Unit
Permanen
Kurikulum Pondok Pesantren Riyadlatul „Ulum Batanghari Lampung
Berdasarkan hasil dokumentasi dapat penulis sajikan kurikulum pembelajaran di Pondok Pesantren Riyadlatul „Ulum dalam tabel berikut:
Program Salafiyah dan Diniyah
No.
Kelas
Program
MataPelajaran
Nama Kitab
1
Isti‟dad
Salafiyah
Nahwu
BBQ Fiqh
Tajwid
Asyabrowi
Al-Quran
Mabadi‟fiqh juz1 &2
Hidayatus Sibyan
Diniyah
Ahlak
Tauhid
DoaDoa & Sholawat
Tarikh
Alala
Aqidatul Awam
Ibadah DenganZi-kir&doa
TarikhIslam
Salafiyah
Nahwu
Sorof Fiqh Tajwid
Jurumiyah
Tashrif Safinatun najah TuhfatulAthfal
78
2
Ibtida‟
Awal
Diniyah
Ahlak
Tauhid Hadits Tarikh
Ahlakul Banin juz1
Jawahirul Kalamiyah Matan Arba‟in Na-wawi KhulasohNurul Yaqinjuz1
&2
3
Ibtida‟
Tsani
Salafiyah
Nahwu
Sorof
Fiqh
Tajwid
Muradan
Qowa‟iduli‟dan
Sulamun Najah&sulamun
Taufiq
HidayatulMustafid
Diniyah
Ahlak
Tauhid Hadits Tarikh
Akhlakul Banin Juz2
Kifayatul awam
Targhib watarghib
Khulasoh Nurul Ya-qin juz 3
4
Ibtida‟
Tsalis
Salafiyah
Nahwu
Sorof Fiqh Tajwid
Murodan
Syarah kailani izi Fathul Qorib Tanwirul qori
Diniyah
Ahlak
Akhlakul Banin Juz3
Tauhid
Hadits
Tarikh
Tijan durori
Syarah Arba‟inNawawi
Qishotul M‟iroj
5
Alfiyah
Ula
Salafiyah
Nahwu Sorof Fiqh
Imritidan Alfiyah
Al Maqsud
FathulMu‟in
Diniyah
Ahlak
Tauhid
Hadits
Tarikh
Akhlakul Banin Juz4
Bidayatulhidayah
Khasiyah „Ala Muhtasor
ibnu abi jamroh
Madarijus Su‟ud
79
6
Alfiayah
Tsani
Salafiyah
Nahwu
Sorof
Tafsir
Alfiyah
Talkhisul Asas
Tafsir showi
Diniyah
Ahlak
Tauhid
Hadits
Tarikh
Syarah Ta‟lim muta‟alim
Kifayatulatqiya‟
Qowa‟idulasasiyah Fi„ilmi
Hadits
Bahjatul Wasail bi Syarhi
Masail
Selain kurikulum di atas pondok pesantren Riyadlatul „Ulum juga mempunyai Program Praktik Pengamalan Ibadah (PPI) yang disajikan dalam tabel berikut ini:
No
Kelas
SemesterI
SemesterII
1
Isti‟dad
Fasholatan (sholat wajib+ Doa Qunut) dan DoaSetelah Sholat
Hafalan Solawat Nabi
(Nariyah,Fatih, Munjiat)
2
Ibtida‟Awal
Hafalan suratsurat pendek (annas– at takatsur)
Sholat Jenazah
80
3
Ibtida‟Tsani
Hafalan surat surat pendek (Al-Qoriah-ad Duha)
Mengkafani Mayat
4
Ibtida‟Tsalis
Hafalan suratsurat pendek (Al Lail – Al Fajr)
Khutbah Jum‟at(Putra)/Pidato (Putri)
5
AlfiyahUla
Memimpin Tahlil
Pengetahuan tentang sholat sunah
6
AlfiyahTsani
Pengetahuan Tentang
Puasa
Pengetahuan tentang sholat wajib
Selanjutnya untuk program bimbingan baca al-Quran (BBQ) yaitu sorogan sesuai dengan tingkatan kelas masing masing, sedangkan untuk program bahasa Arab disesuaikan dengan pendidikan mulai dari kelas 1MTs/ Sederajat sampai dengan kelas 3 MA / Sederajat.
Program bahasa Arab untuk tingkat Perguruan Tinggi (PT) digantikan dengan program Bahsul Masail.Bahsul Masail adalah program yang dilakukan oleh santri untuk tingkat perguruan tinggi yang kegitannya berupa seminar atau diskusi terkait permaslahan-permaslahan yang sedang aktual terutama yang terkait masalah pendidikan. Adapun khusus untuk kelas Alfiyah Tsani ada program Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) yaitu berupa mengikuti kegiatan rutin jamaah Yasin di lingkungan masyarakat, serta menggantikan tugas seorang ustadz ketika ustadz yang bertugas berhalangan hadir.
81
Pondok Pesantren Darul A‟mal
Sejarah dan Kondisi Umum Pesantren
Pendiri pondok pesantrenDarul A‟mal, KH. Khusnan Mustofa Ghufron merupakan seorang tokoh yang dikenal sebagai aktivis di bidang politik yang sudah tidak asing lagi namanya didengar oleh masyarakat Lampung, lahir di Kesamben Blitar pada bulan September 1942 dan meninggal dunia di kota Metro pada tanggal 21 Agustus 2001. Tepat pada tahun 1987 beliau telah memutuskan untuk membuka lembaran baru dalam hidupnya. Mengisi hari-harinya dengan hal-hal yang bermanfa‟at yang ditujukan untuk dirinya, orang-orang terdekat, masyarakat, anak didik, dan umumnya bagi para calon-calon generasi bangsa, demi mewujudkan hal ini, terbesit dalam benak hati beliau, hendak mendirikan sebuah pondok pesantren.
Latar belakang berdiriya Pondok Pesantren Darul A‟mal ini adalah karena kondisi masyarakat yang memprihatinkan,
82
sebelum pondok pesantren ini didirikan, Desa Mulyojati 16 b Kecamatan Metro Barat, termasuk daerah yang rawan karena merupakan sarang perjudian dan markas tindakan kriminal. Melihat kondisi masyarakat itu maka timbullah inisiatif dari K.H. Khusnan Mustofa Ghufron bersama dengan K.H. Syamsudin Thohir untuk mendirikan pondok pesantren, akhirnya mereka membeli sebidang tanah yang ada disekitar daerah Metro Barat dan mendirikan pondok pesantren yang diberi nama Darul A‟mal.
Berangkat dari niat dan kebulatan tekad, keadaan awal yang sederhana dan memprihatinkan serta jumlah santri pada waktu itu yang hanya 7 orang dan semuanya putra, kini pondok pesantren Darul A‟mal yang dikenal dengan sebutan PPDA semakin berkembang. Pondok pesantren ini mengikuti faham Ahlussunah wal Jama‟ah (ASWAJA), dalam perkembangannya pondok pesantren Darul A‟mal tergolong salafiyah namun juga menyelenggarakan pendidikan formal, dengan didirikannya madrasah tsanawiyah pada tahun 1990, madrasah aliyah pada tahun 1993 dan sekolah menengah kejuran (SMK) pada tahun 2008 yang berkonsentrasi pada ilmu komputer dan tata busana. Hingga saat ini jumlah santriwan dan santriwati di pondok pesantren Darul A‟mal sebanyak 1065 santri.
Pondok Pesantren Darul A‟mal terletak di Jl. Pesantren, Mulyojati 16 B Metro Barat, Kota Metro, Lampung. Secara kelembagaan bernaung di bawah Yayasan Pondok Pesantren Darul A‟mal dengan nomor statistik 042187207001, telepon/fax (0725)44418, dengan alamat website Ponpesdarulamalmetro.wordpress.com, selain itu untuk menunjang kegiatan belajar dan mengajar santri, sampai saat ini berbagai sarana fisik yang dimiliki oleh pesantren untuk mengembangkan kelembagaan adalah asrama/ pondok untuk santri putra dan putri, kantor pusat, gedung MTs Darul A‟mal, gedung MA Darul A‟mal, gedung SMK Darul A‟mal, masjid, musholla khusus santri putri, dapur umum, ruang pertemuan,
83
laboratorium komputer, laboratorium tata busana dan lapangan olahraga, seluruh sarana diberikan kepada santri agar para santri dapat belajar lebih efektif.
Pola relasi kyai-santri sangatlah erat dengan prinsip persamaan, tidak dengan pola struktural. Begitu juga sebaliknya, santri dan ustadz berbaur menjadi satu di dalam sebuah forum taklim pada setiap selesai sholat fardhu secara berjamaah. Rasa kebersamaan seluruh warga Darul A‟mal menjadi modal untuk fastabiqul khairaat baik untuk menggapai kesuksesan hidup di dunia maupun di akhirat.
Tatanan nilai budaya pesantren yang dikembangkan oleh pesantren Darul A‟mal sesuai dengan visi misi serta tujuan pesantren:
a. Visi
Mewujudkan Santri yang ber-Iman, Taqwa, Berwawasan luas dan memiliki skill.
b. Misi
1) Mengoptimalkan semua elemen pembelajaran.
2) Mengikut sertakan Santri dalam kegiatan eksternal dan internal.
3) Melengkapi sarana dan prasarana pondok pesantren.
4) Meningkatkan pelayanan dalam berbagai sektor.
5) Open Management.
c. Tujuan
1) Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
2) Mengembangkan potensi Santri, agar menjadi manusia yang berakhlakul karimah, berilmu, berdedikasi tinggi, kreatif, peduli, mandiri dan bertanggung jawab.
3) Keadaan lokasi dan kondisi fisik Pondok Pesantren Darul A‟mal.
Pesantren mempunyai peran yang sangat penting sebagai pelaku yang harus menyebarkan dan menumbuhkan benih-
84
benih amal makruf itu di tengah-tengah pergaulan hidup masyarakat. Usaha untuk menyebarluaskan Islam, serta merealisasikan ajarannya di tengah-tengah kehidupan manusia adalah sebagian dari usaha dakwah yang dilaksanakan di dalam keadaan apapun dan bagaimanapun harus dilaksanakan oleh umat Islam.
Pondok Pesantren Darul A‟mal dibangun diatas tanah seluas 3,5 hektar, berada ditempat yang strategis karena letaknya tidak jauh dari Kota Metro dan terminal induk, sehingga mudah dijangkau oleh masyarakat luas. Struktur kepengurusan ponpes Darul A‟mal mengalami pergantian dari tahun ketahun, struktur kepengurusan PPDA Putra/Putri masa khidmat 2016-2018 sebagai berikut:
Struktur Kepengurusan Ppda Putra/Putri2016-2018
Penanggung Jawab
Gus Umar Anshori Khusnan
Ketua Umum
Gus Qudratullah Shiddiq, SH
Dewan A‟wan
Mufid Arsyad, M.H
Nur Jadin
Ibu Siti Mudawamah, SH.I
UlqiyatulKhiriyah
Dewan Tahkim
KH. Ahmad Dahlan Rosyid
KH. Zainal Abidin
Gus Wachid Asy‟ari S.Pd.I
Nyai Hj. Laila Tarwiyati
Nyai Najah Mustaghfiroh
85
Model Pendidikan
Keberadaan Pondok Pesantren Darul A‟mal cukup mendapat perhatian dari masyarakat, baik masyarakat sekitar Kota Metro maupun di luar Kota Metro. Terbukti dengan meningkatnya perkembangan jumlah santri setiap tahunnya. Lembaga ini berorientasi untuk mencetak kader-kader generasi penerus ulama yang berilmu dan berakhlak mulia, dalam perkembangannya PPDA tergolong salafiyah yang memiliki metode tersendiri dalam mengajarkan agama Islam dengan
Ketua
Wahid Abdul Ghofar
Robithoh Allaily
Wakil Ketua
Nur Hidayatullah
Ratna Istighfaryana
Bendahara
Alwi Rosyid
Chul Faturrahmah
Sekretaris
Mahfud Zaini
Lu‟lu‟ul Khoirul UR
Keamanan
Abdul Aziz
Ridho Alfan S
M. Imron
Ni‟matul Khoiriah
Siti Mustofa
Jannatul Lutfiana
Pendidikan dan Dakwah
Basyarudin
Toni Wijaya
M. Ridwan
Wulandari Safitri
Siti Murtafi‟ah
Umi Salamah
Kesehatan dan Kebersihan
Ahmad Faizun
Rahmat P
Ikhsan Taufiq
Umi Wahidatul M
KhusniahNurjanah
Fitri Tianita
Sosial Budaya
Agus Muhtarom
Syaikhoni
A. Fauzan
Fitrotus Sa‟adah
Kurniawati
Khoirotul F.
86
metode sorogan dan bandongan, kedua metode ini kerap digunakan untuk menggali ajaran Islam melalui kitab kuning atau kitab turats.
Sejauh ini PPDA telah memiliki lembaga formal yaitu MTs Darul A‟ma, MA Darul A‟mal dan SMK Darul A‟mal, untuk kurikulum yang diberlakukan PPDA ini mengikuti kurikulum yang berlaku di Kementrian Agama, sedangkan lembaga pendidikan informal atau pengajian kitab klasik dibagi menjadi 3 kelas yaitu „Ula, Wustho dan „Ulya. Kelas-kelas ini khusus mengampu pelajaran kitab kuning dan dibagi sesuai dengan kemampuan santri untuk mengahafal dan lulus hingga naik ke kelas selanjutnya. Semua lembaga pendidikan formal dan nonformal ini disediakan bagi seluruh santri baik santri mukim ataupun santri kalong yang berasal dari sekitar pondok pesantren.
PPDA terus berusaha meningkakan dan menumbuhkan minat dan bakat, kreativitas santri serta mendorong santri untuk mendapatkan tambahan wawasan dan pengalaman melalui kegiatan keorganisasian, olahraga dan kesenian, beberapa tahun PPDA sudah banyak mengantongi juara dibidang kesenian hadrah dan Musabaqah Qiroatul Kutub (MQK) baik tingkat kabupaten, provinsi dan nasional. Lulusan PPDA yang berprestasi dan memiliki disiplin yang baik diberikan kesempatan untuk mengabdi di pondok.
Berdasarkan pengulasan di atas bahwa program pendidikan yang ada di PPDA adalah sebagai berikut:
a. Program Pendidikan Formal
1) Madrasah Tsanawiyah Darul A‟mal
2) Madrasah „Aliyah Darul A‟mal
3) SMK Darul A‟mal
b. Program Pendidikan Informal (Pengajian Kitab Klasik)
1) Ula
2) Wustho
3) „Ulya
87
c. Program Pendidikan Nonformal
1) Pelatihan Hadrah
2) Pelatihan Qiroatul Kutub
3) Pelatihan Kepramukaan, OSIS dan Paskibra
Kegiatan Pesantren Dalam Menunjang Peningkatan Nilai Religius Masyarakat
Beberapa kegiatan rutin yang digagas oleh pesantren melibatkan kalangan masyarakat sekitar pesantren khususnya dan masyarakat umum. Kegiatan ini dibentuk dengan tujuan untuk membawa perubahan positif dalam segi religi masyarakat, dilihat dari latar belakang lingkungan pesantren yang dahulu dikenal rawan dan tingkat kemauan masyarakat yang tinggi untuk belajar tentang agama. Adapun beberapa kegiatan pondok yang melibatkan kalangan masyarakat adalah:
a. Khataman Akhiru Sannah
Acara rutin tahunan yang diadakan PPDA untuk menandai telah lulusnya santri dalam beberapa tingkatan mengkaji kitab kuning atau kitab klasik. Acara ini merupakan ajang bagi semua santri dan masyarakat disekililingnya untuk mempertemukan berbagai budaya melalui pertunjukan, pada acara khataman di PPDA masyarakat sekitar pondok bertindak sebagai panitia yang mengawas langsung jalannya acara. Rentetan acara khataman akhiru sannah PPDA dibagi menjadi 3, pertama pengajian bagi santri pondok yang mana hanya melibatkan santri PPDA, kedua pengajian untuk masyarakat sekitar pondok yaitu pengajian bagi santri dan masyarakat sekitar saja, dalam hal ini masyarakat sekitar telah bertindak sebagai panitian, ketiga adalah acara inti yaitu pengajian bagi umum yang mengundang masyarakat luas sekitar pondok bahkan umum serta para wali santri.
Acara inti khataman akhiru sannah ini diawali dengan penampilan menghafal kitab wisudawan-wisudawati yang
88
telah dinyatakan lulus, kemudian pertunjukan hadrah dilanjut dengan ceramah ulama besar yang diundang dari pulau jawa, pada acara ini pula dimanfaatkan oleh santri untuk menunjukkan kreatifitas mereka dengan membuka bazar yang tentunya bisa dibeli oleh pengunjung.
b. Kesenian Hadrah
Tingginya minat masyarakat dalam melestarikan budaya bersholawat memberikan inisiatif kepada pondok khususnya grup hadrah pondok untuk mengadakan pelatihan hadrah khusus ibu-ibu dan bapak-bapak sekitar pondok, kegiatan yang dilaksanakan setiap jumat sore ini dihadiri oleh ibu-ibu muslimat.
Kesenian hadrah sendiri tidak lepas dari kehidupan masyarakat sekitar pondok, beberapa masyarakat menggunakan jasa hadrah PPDA dalam berbagai acara seperti aqiqah dan walimah, animo masyarakat dalam mengikuti pelatihan ini sangatlah dirasakan ditengah kesibukan kerja dan mengurus rumah namun mereka masih menyempatkan waktu untuk belajar hadrah.
c. Pengajian Ibu-Ibu
Pentingnya pemahaman dalam baca tulis al-Quran dan minimnya pengetahuan yang dimiliki kalangan masyarakat khususnya ibu-ibu yang memiliki tugas untuk mendidik anak-anak, hal ini tentunya membuka peluang dakwah pondok pesantren untuk menyebarkan ilmu seluas-luasnya dengan mengajarkan bagaimana mengaji al-Quran yang sesuai dengan kaidah tajwid.
Pengajian ibu-ibu ini dikhususkan bagi mereka yang belum cakap atau kurang dalam hal membaca al-Quran, kegiatan rutin ini diadakan setiap sore hari disalah satu rumah ustadz. Salah satu ustadz PPDA menuturkan bahwa kegiatan ngaji ibu-ibu ini tidak hanya diperuntukkan bagi ibu-
89
ibu sekitar pondok, saat ini pondok telah mempunyai jamaah mengaji di desa lain wilayah Trimurejo, dengan mengirim utusan dari pondok maka kegiatan di desa itupun berjalan setiap sore tanpa harus jauh-jauh datang ke pondok untuk belajar mengaji.
d. Jumat Bersih
Usaha pondok pesantren dalam meningkatkan nilai religius masyarakat tidak hanya dalam bidang akhlak dan ibadah, saling menghargai, membantu dan bergotong-royong antar masyarakat pun menjadi perhatian khusus bagi pondok pesantren. Jumat bersih merupakan agenda mingguan yang melibatkan santri serta masyarakat untuk bahu-membahu membersihkan lingkungan sekitar pondok dan sekitar masyarakat.
Para santri dibagi tugas membersihkan asrama dan yang lain turun kejalan utama untuk membantu masyarakat membersihkan selokan, membuang sampah, dan membabat rumput yang mulai tinggi. Bersih-bersih bersama masyarakat ini diadakan 2 minggu sekali, dengan diadakannnya Jumat bersih ini diharapakan masyarakat dapat saling membantu satu sama lain bergotong royong membangun lingkungan yang lebih baik. Ketua RT 07 menuturkan bahwa dengan diadakannya Jumat bersih ini terjalin hubungan yang baik antara masyarakat, dan masyarakat dengan pihak pondok serta menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungannya.
Beberapa kegiatan seperti pengajian dalam memperingati hari besar Islam dan silaturahmi atau halal bihalal pula melibatkan lapisan masyarakat bahkan para wali santri. Pondok pesantren sebagai lembaga dakwah, pengkaderan ulama, pengembangan ilmu pengetahuan dan pengembangan masyarakat, dalam hal ini pesantren dituntut untuk mampu mentransformasikan nilai-nilai agama sebagai
90
nilai yang membumi dan dapat dipraktekkan oleh masyarakat sehingga melahirkan semangat masyarakat untuk melakukan perubahan diri ke arah yang lebih baik.
Sebagai penutup penulis memberikan denah lokasi Yayasan Pendidikan Darul A‟mal
91
Pondok Pesantren Wali Songo
Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren
Pondok Pesantren Wali Songo adalah salah satu Pondok Pesantrendari ribuan Pondok Pesantren yang terdapat di Indo-nesia yang berdiri pada tahun 1987, yang dirintis dan didirikan oleh Almarhum KH. Maulana Imam Syuhadak, di Desa Sukajadi Dusun Sukarahayu Kecamatan Bumiratu Nuban Ka-bupaten Lampung Tengah, merupakan salah satu pesantren yang mengalami transformasi perubahan, yang dulunya masih menggunakan metode pembelajaran yang klasik atau biasa dise-but sebagai pesantren salaf kini bertransformasi dari segi sistem pengurusan dan sistem manajemennya.
Pondok ini berkembang cukup pesat, yang mana dalam kurun waktu tujuh tahun sampai dengan sepuluh tahun dapat mendirikan pendidikan formal yang di mulai dari Madrasah
92
Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah sekitar tahun 1991 yang saat itu mempunyai tiga lokal untuk melakukan kegiatan belajar mengajar, sedangkan pada tahun 1998 Madrasah Aliyah dapat berdiri dengan berbagai macam kekuranganya, yaitu belum punya lokal sendiri. Namun berkat kegigihan pendiri Pondok Pesantren Wali Songo, sehigga madrasah tersebut hingga saat ini tetap berjalan bahkan saat ini madrasah tersebut butuh pengembangan dalam bidang infrastruktur.
Pada tahun 2002 pernah ada POKJAR (Kelompok Belajar), namun ditarik kembali kepusat yaitu STAI Ma‟arif Merto Lampung atau sekarang lebih dikenal dengan IAIM Ma‟arif NU. Pondok Pesantren Wali Songo yang paling pokok diharapkan adalah dapat dijadikan sebagai center of excellence atau pusat kegiatan pendidikan dan pengkajian masalah keagamaan.
Beriringan dengan berkembangnya zaman maka menjadi lebih moderen, hanya metode pembelajarannya yang masih menggunakan metode salaf, selain itu sudah bertransformasi menggunakan sistem yang lebih moderen daripada menggunakan sitem klasik atau salaf. Dari sebab itu Pesantren Wali Songo berusaha menciptakan santri yang berakhlakul ka-rimah, berwawasan masa depan, bertanggung jawab terhadap generasi muda lulusan pesantren, sehingga walaupun mengen-yam pendidikan di pesantren, mereka tidak ketinggalan zaman, dapat beradaptasi dan diterima oleh masyarakat tradisional atau modern,meskipunciri khas pesantren tradisionalnya masih di-pertahankan.
Visi, Misi dan Tujuan Pondok Pesanten Wali Songo
a. Visi
Menjadi lembaga pendidikan Islam yang mencetak kader-kader pemimpin yang berkualitas dalam keilmuan, berakhlak mulia, kompetitif, profesional dan berjiwa pesantren, serta menjadi tempat beribadah yang berlandaskan ahli sunah wal jama‟ah.
93
b. Misi
1) Menghasilkan Santri-Santri yang akhlakul karimah, beriman dan bertakwa kepada Allah SWT.
2) Mendidik dan mengembangkan generasi muslim berba-dan sehat, berpengetahuan luas, memiliki kemandirian, dan berdaya saing serta berkhidmat pada masyarakat.
3) Mengajarkan ilmu pengetahuan agama dan umum secara seimbang menuju terbentuknya ulama intelek di era glob-alisasi.
Dari visi misi diatas tentulah pondok pesantren WaliSongo memiliki tujuan mencetak generasi muda yang berakhlakul karimah dan berdaya saing di masyarakat dengan berlandaskan keilmuan yang teoritis dan sistematis sehingga bisa dijadikan seorang pemimpin yang berilmu berjiwa kompetitif, profesional dan berjiwa pesantren serta dapat berhidmat pada masyarakat.
Keadaan Sarana dan Prasarana
a) Kondisi Bangunan Madrasah Diniyah Wali Songo
Bangunan Madrasah Wali Songo
No
Nama Bangunan
Jumlah
Kondisi
Baik
Rusak ringan
Ru-sak berat
1.
Ruang kelas belajar
13
12
1
-
2.
Ruang per-pustakaan
1
1
-
-
3
Ruang Kepala Madin
1
-
-
-
4
Ruang Guru
1
1
-
-
5
Gudang
1
-
1
-
6
Tempat Parkir
1
1
-
-
94
7
WC, kamar mandi
1
1
-
-
b) Kondisi Sarana, Alat/Media Belajar Madasah Wali Songo
Kondisi Sarana Madrasah Wali Songo
No
Nama
Jumlah
Kondisi
Baik
Rusak ringan
Ru-sak berat
1.
Kitab yang dikaji Santri
2.
Kitab pegangan asatidz
3.
Buku Bacaan /Perpus
7.
Mesin Printer
8.
Komputer
11.
Lemari
1
1
-
-
12.
Rak Buku
1
1
-
-
13.
Papan Mading
5
4
1
-
14.
Meja Guru di kelas
13
13
-
-
15.
Meja Santri
40
40
-
-
16.
Kursi Santri
40
40
-
-
17
Papan Tulis
13
12
1
-
Data Asatidz Pondok Pesantren Wali Songo.
Kondisi Guru dan Struktur Madrasah Diniyah
No
Keterangan
Jumlah
1
Kepala Madrasah
1
95
2
Waka Kurikulum
1
3
Waka KeSantrian
1
4
Sekertaris 1 dan 2
2
5
Pengawas Kelas Ulya dan Ta-khasus
1
6
Pengawas Kelas Wustho
1
7
Pengawas Kelas Ula
2
8
Wali Kelas Wustho
2
9
Wali Kelas Ula
11
10
Wa Wali Kelas Isti‟dat
1
11
Pengawas Syawir dan Bahtsul Masa‟il
1
12
Bagian Sarana dan Prasarana Pesantren
2
13
Bagian Perpustakaan
2
14
Guru/Asatidz
25
Keterangan Keadaan Guru dan Karyawan
Jumlah tenaga pengajar di Madrasah Diniyah Wali Songo Sukajadi sebanyak 25 Asatidz dan 1 kepala, 2 waka, 2 sekreta-ris,4 pengawas kelas, 14 wali kelas,1 pengawas bahtsul masa‟il, 2 bagian sarana dan prasarana, dan 2 bagian perpustakaan. Ada-pun keadaan pendidik di Madrasah Diniyah Wali Songo sebanyak 25 orang sebagai berikut: S1 sebanyak 15 orang, S.Pd.I 7 orang, S.Pd 3 orang, S.Sy 2 orang, SE 1 orang, SE.Sy 1 orang, SH dan SE 1 orang, sedangkan yang berlanjut di jenjang S2 sebanyak 4 orang, M.Pd.I 2 orang, M.Sy 1 orang, M.M 1 orang.
Data Santri Madrasah Diniyah Wali Songo
Pondok Pesantren Wali Songo memiliki Santri ± 700 Santri lebih akan tetapi dari sekian jumlah Santri yang ada terdapat beberapa Santri yang sudah selesai dalam pendidikan madrasah diniyah dan menempati posisi pengurus asrama dan pengurus pondok serta pengurus ranting pesantren. Dari sekian jumlah
96
Santri yang ada hanya 582 Santri yang masih wajib menempuh pendidikan di Madrasah Diniyah Wali Songo, dengan rincian sebagai berikut:
Data Santri yang Wajib Diniyah
No
Kelas
Putra
Putri
Jumlah
1
Isti‟dat
24
33
57
2
Ula awal a,b,c,d
81
80
161
3
Ula tsani a,b,c,d
37
81
118
4
Ula tsalis a,b,c,d
40
53
93
5
Wustho awal
31
30
61
6
Wustho tsani
25
31
55
7
Wustho tsalis
11
26
37
8
Jumlah
582
Struktur Kepengurusan
Struktur organisasi Pondok Pesantren Wali Songo Desa Sukajadi Kecamatan Bumiratu Nuban Kabupaten Lampng Tengah tahun ajaran 2016-2018 ini berisikan daftar skema yang terdiri dari penasehat pondok pesanten, pengasuh pondok pe-santren, dewan kehormatan pondok pesantren, ketua pondok pesantren, waka bidang akademik dan sarana prasarana pondok pesantren, sekertaris dan bendahara pondok pesantren, serta departemen-departemen yang bertanggung jawab di bawah naungan Pondok Pesantren Wali Songo. Untuk lebih jelasnya mengenai struktur oraganisasi dan kepengurusan Pondok Pe-santren Wali Songo Sukajadi Bumiratu Nuban Lam-Teng ada-lah sebagai berikut:
Struktur Organisasi dan Kepengurusan Pondok Pesantren Wali Songo Sukajadi Bumiratu Nuban Lampung Tengah
97
Letak Pondok Pesantren Wali Songo
Pondok Pesantren Wali Songo terletak di Desa Sukajadi, dusun
04 Suka Rahayu, RT 08, Kecamatan. Bumiratu Nuban, Kabupaten
Lampung Tengah kode pos 34161.
KETUA PPWS
YULIANTO
DEWAN KEHORMATAN
I
Departemen Kamtib
I
KETUA PPWS
YULIANTO
I
WAKA BID. AKADEMIK
MIFTAHUL AMIN
Departemen
Pendidikan
I
KETUA PPWS
YULIANTO
I
Departemen
Pembangunan
I
KETUA PPWS
YULIANTO
I
WAKA BID. SARANA
SYAMSUDIN
Departemen
Penerangan
I
KETUA PPWS
YULIANTO
I
Departemen Postel
I
KETUA PPWS
YULIANTO
I
SEKERTARIS
ALI FAUZI
Departemen
Kesehatan
I
KETUA PPWS
YULIANTO
I
Departemen
Kebersihan
I
KETUA PPWS
YULIANTO
I
BENDAHARA
M. ALI FADHOL
Departemen
Transportasi
I
KETUA PPWS
YULIANTO
I
PENGASUH PPWS
KIYAI SYAIKHUL ULUM
S.Pd.I
PENASEHAT PPWS
NYAI HJ. UMI SALAMAH
98
Makna Logo Pondok Pesantren Wali Songo
Logo Pondok Pesantren Wali Songo
Makna Filosofis
Lambang Pon-Pes Wali Songo
1. Bintang
- 5 bintang terletak diatas dengan 1 bintang berukuran besar berada ditengah melambangkan Nabi Muhammad SAW beserta 4 sahabat utama yang menjadi khulafaur rasyidin yaitu: Abu Bakar Ash-Shidiq, Umar bin Khattahab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib.
- 4 bintang terletak disamping kanan dan kiri melambangkan 4 imam madzhab yaitu: Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi‟i, dan Imam Hambali.
- Jumlah keseluruhan bintang sebanyak 9 buah melambangkan wali songo yang merupakan penyebar agama Islam di tanah Jawa.
2. Kitab
4 buah kitab melambangkan al-Qur‟an, Hadits, Ijma‟, dan Qiyas yang merupakan sumber hukum dalam agama Islam.
3. Pena (Qolam)
2 buah pena dengan bentuk yang berbeda, 1 pena dengan bentuk tradisional melambangkan ilmu pengetahuan agama dan 1 pena lainnya dengan bentuk modern melambangkan ilmu pengetahuan umum yang keduanya merupakan jenis
99
pendidikan yang terdapat di Pondok Pesantren Wali Songo dengan arah orientasi dapat terciptanya keseimbangan dalam kehidupan dunia dan akhirat.
4. Tinta
Tinta melambangkan sebuah harapan menjadikan Pondok Pesantren Wali Songo sebagai salah satu samudera (sumber) ilmu pengetahuan.
5. Padi Dan Kapas
Padi dan kapas dengan bentuk tangkai saling menyimpul melambangkan kesuburan dan kemakmuran.
6. Pita
2 buah pita terletak diatas dan dibawah bertuliskan Pondok Pesantren Wali Songo melambangkan sebuah semangat dalam upaya memperjuangkan tegaknya agama Allah SWT.
7. Perisai
Bentuk luar lambang seperti perisai melambangkan pertahanan guna membentengi generasi muda muslim dengan bekal keimanan dan ilmu pengetahuan
8. Warna Hijau
Warna dasar hijau melambangkan kesejukan dan keteduhan dalam menyampaikan ajaran agama Islam yang rahmatan lil „alamiin.
Kegiatan yang dilaksanakan oleh Pondok Pesantren Wali Songo.
Pondok Pesantren Wali Songo mengadakan beberapa kegiatan yang dilaksanakan, antara lain sebagai berikut:
a) Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
Yayasan Pondok Pesantren Wali Songo telah di aktenotariskan pada tahun 1992, dengan nomor notaris: 201/ 30 / XII / 1992. Memiliki berbagai lembaga pendidikan formal dan non formal.
Lembaga formal antara lain:
a) Madrasah Ibtidaiyah (MI).
100
b) Madrasah Tsanawiyah (MTs)
c) Madrasah Aliyah (MA)
Lembaga nonformal antara lain:
a) Taman Pendidikan Al- Qur‟an (TPA) Tarbiyatul Aulad.
b) Ula Awal
c) Ula Tsani
d) Ula Tsalits
e) Wustho Awal
f) Wustho Tsani
g) Wustho Tsalits
h) Takhasus
b) Kegiatan mingguan dan bulanan Pondok Pesantren Wali Songo:
a) Kegiatan rutin muhadhoroh
b) Diba‟iyah Al-Barzanji, yasin dan tahlil.
c) Qira‟atul Qur‟an
d) Pengajian rutin minggu legi
c) Kegiatan tahunan Pondok Pesantren Wali Songo antara lain:
a) Pengajian akbar dan manaqib kubro.
b) Musabaqoh Ketrampilan Santri (MKS).
c) Ziarah Wali Songo.
Hasil yang pernah dicapai oleh Pondok Pesantren Wali Songo.
Adapun hasil-hasil yang pernah dicapai oleh Pondok Pesantren Wali Songo antara lain sebagai berikut:
1. Pernah menjuarai Lomba Cepat Tepat (LCT) tahun 2009 se Provinsi Lampung peringkat ke-2.
2. Juara I Lomba Cepat Tepat (LCT) tingkat Kabupaten pada tahun 2010.
3. Juara I Loba Qira‟atul Qur‟an pada tahun 2010.
4. Juara I Loba Qira‟atul Qur‟an tingkat Kabupaten, pada tahun 2009.
101
5. Juara I lomba Hadroh Simtuth Durar pada tahun 2011.
6. Juara I lomba MTQ se-Provinsi Lampung pada tahun 2012.
Bentuk Upaya Pendidikan Akhlak Santri di Pondok Pesantren Wali Songo
Pembinaan bagi manusia adalah salah satu upaya untuk menjauhkan dirinya dari apa saja yang akan memberikan kerugian dalam kehidupan ini. Hampir semua pendidikan di setiap sekolah mengajarkan dan memberikan pembinaan tentang moral siswanya, serta berusaha memperbaiki yang kurang dan mengurangi yang dianggap berlebihan dalam hal pengembangan keterampilan hidup didalam lingkungan sekolah.
Berkaitan dengan pembina pondok/guru, hal ini merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan antara pembina dan orang yang mau dibina, karena pembina pondok mempunyai kewajiban yang penting untuk mengajarkan tata cara pembinaan akhlak yang baik dan benar, sesuai yang diajarkan oleh Rasulullah. Seperti yang diungkapkan asatidz:
“Tidak bisa dipungkiri, bahwa semua aspek pembinaan akhlak yang diajarkan oleh guru, hal itu akan mendapat sedikit halangan rintangan atau kesulitan untuk menerapkan ilmu yang diperoleh sebelumnya. Untuk menjelaskan seperti apa penerapan metode atau cara yang diberikan oleh guru. Menyikapi berbagai persoalan yang terjadi pada generasi muda. khususnya para pelajar sehingga mereka terhindar dari bentuk penyimpangan moral, maka Pondok Pesantren Wali Songo sebagai salah satu lembaga pendidikan di Kabupaten Lampung Tengah, telah melakukan berbagai bentuk atau cara pembinaan akhlak terhadap peserta didik (santri)nya.”
Adapun upaya pembinaan akhlak peserta didik (santri) antara lain:
1. Melalui Ceramah dan Dialog
102
Metode ini termasuk cara dalam melakukan pembinaan akhlak terhadap Peserta didik (santri) Pondok Pesantren Wali Songo dimana digunakan untuk menyampaikan materi-materi baik itu pelajaran di sekolah maupun materi ceramah rohani (kepesantrenan) baik antara salat Maghrib dan Isya, dan setelah salat subuh. Sebagaimana yang diungkapkan asatidz:
“Metode ceramah ini sangat membantu dan memotivasi para peserta didik (santri) untuk bisa tampil memberanikan diri dalam menyalurkan bakat meraka dalam hal ini peserta didik (santri) dapat berceramah, berkhutbah serta dapat berbicara di forum-forum ilmiah. Metode ceramah dan dialog sangat membantu para peserta didik untuk lebih teliti dalam meningkatkan pemahaman terhadap nilai-nilai ajaran agama Islam sehingga mereka lebih mengetahui hal-hal yang bertentangan dengan ajaran Islam.”
Metode ini merupakan salah satu cara yang efektif dalam pembinaan akhlak peserta didik (santri) sehingga para peserta didik (santri) lebih memahami ajaran agamanya dan mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Melalui Pembiasaan
Seperti yang diungkapkan oleh asatisz:
“Metode ini merupakan salah satu cara yang sangat efektif terutama dalam pembinaan akhlak terhadap peserta didik (santri) Pondok Pesantren Wali Songo. Salah satu bentuk Pembiasaan yang di lakukan oleh setiap guru sebelum memulai aktivitas proses belajar mengajar adalah pada saat masuk kelas peserta didik (santri) harus mengucapkan salam kepada gurunya dan membaca doa sebelum belajar dengan saksama.”
Dalam kehidupan sehar-hari banyak kebiasaan yang berlangsung, baik dalam bertutur kata ataupun bertingkah laku, kebiasaan-kebiasaan tersebut ada yang mengarah
103
kepada perbuatan yang sesuai dengan nilai-nilai moral, adapula yang tidak sesuai.
Dengan motode pembiasaan, sangat membantu bagi perkembangan jiwa siswa dan pembiasaan yang dilakukan sejak dini memiliki pengaruh yang sangat kuat dalam melakukan berbagai bentuk pelanggaran atau penyimpangan terhadap nilai-nilai ajaran agama.
3. Melalui Keteladanan
Dalam dunia pendidikan seorang pendidik adalah sosok yang memiliki tanggung jawab besar terhadap peserta didiknya, artinya dia harus mampu membangun lingkungan sekolah sebagai wadah untuk menciptakan peserta didik (santri) yang berakhlakul karimah. Seperti yang diungkapkan asatidz:
“Salah satu tata tertib yang diberlakukan di Pondok Pesantren Wali Songo yakni, sebelum masuk ruangan para peserta didik diharapkan berpakaian rapi serta tidak boleh berambut gondrong bagi peserta didik (santri) laki-laki, bagi peserta didik yang melanggar peraturan akan mendapatkan sanksi.”
Selanjutnya ditambahkan oleh kepala pengurus pondok Bapak Ust. Yulianto menyatakan bahwa:
“Bukan hanya Peserta didik (santri), tetapi para staf pengajar pun dituntut menjalankan aturan tersebut, artinya adanya persamaan antara siswa dengan guru sehingga terjadi keharmonisan yang baik, dan ini merupakan salah satu bentuk keteladanan utamanya dalam pembinaan akhlak Peserta didik (santri).”
Pendidik laksana seorang da‟i artinya sebelum dia memerintahkan untuk melaksanakan sesuatu terlebih dahulu dia harus melaksanakannya. Begitupula seharusnya figur seorang pendidik. Namun demikian akhlak yang baik tidak
104
dapat dibentuk hanya dengan pelajaran atas intruksi saja, akan tetapi memerlukan praktek yang nyata.
Senada dengan yang disampaikan oleh kepala kepesantrenan Pondok Pesantren Wali Songo dalam upaya pembinaan akhlak peserta didik (santri) antara lain:
a. Penerapan kedisiplinan terhadap siswa maupun pengajar itu sendiri, baik dalam proses belajar mengajar berlangsung maupun dalam tataran pergaulan di luar jam formal agar menjadi kebiasaan.
b. Aktif mengadakan kegiatan keagamaan pada setiap hari seperti pengajian antara magrib dengan isya dan setelah shalat subuh dan hari-hari besar Islam yang tak terlepas pada siraman-siraman rohani dari berbagai kyai dan ustadz.
c. Mengadakan kegiatan-kegiatan keagamaan dari masjid ke masjid dengan jadwal yang telah ditentukan, seperti zikir, kultum, dan lain sebagainya, yang mana dilakukan oleh peserta didik (santri) Tim Safari Raudatul Jannah.
4. Melalui Kegiatan Ektrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler termasuk salah satu wadah dalam membina peserta didik (santri) agar berperilaku baik, serta tempat menyalurkan segala kreativitas dan potensi yang ada dalam diri para peserta didik (santri) sehingga mereka mampu berpotensi dan dapat terhindar dari segala hal-hal yang bersifat negatif.
Hasil wawancara penulis dengan salah satu guru pembina, yakni bapak Sahabuddin, ada beberapa kegiatan yang dilakukan oleh Pondok Pesantren Wali Songo dengan Lembaga OSIS dan kegiatan ini adalah kegiatan rutin dilaksanakan tiap tahun, antara lain:
a. Kegiatan perkemahan pramuka dan PMR merupakan kegiatan ekstra yang mana kegiatan ini diikuti dan diperlombakan oleh seluruh sekolah se-Kabupaten
105
Lampung Tengah dan bagi yang berprestasi akan dikirim ketingkat provinsi untuk mewakili kabupaten setempat.
b. Kegiatan porseni, kegiatan ini dilaksanakan setiap akhir semester, porseni ini diperlombakan dalam dua bidang:
1) Bidang olahraga yakni : sepakbola, takraw, tenis meja, volley dan lain-lain
2) Bidang keagamaan dan hiburan antara lain: penyelenggaraan jenazah, khutbah atau ceramah, tadarrus dan seni baca al-Qur‟an.
c. Pelatihan da‟i dan LDK, kegiatan ini dilaksanakan oleh para peserta didik dan pengurus OSIS untuk peserta didik baru dimana dilaksanakan pada orientasi siswa (MOS).
Melalui Kegiatan ini sangat membantu dalam memberikan motivasi dan dorongan kepada peserta didik (santri) untuk bisa mengembangkan bakatnya sehingga potensi-potensi yang dimiliki peserta didik (santri) dapat tersalurkan kearah yang lebih baik dalam artian dapat memberikan nilai-nilai positif baik bagi peserta didik (santri) itu tersendiri maupun bagi lingkungan masyarakat.
Namun demikian masih banyak lagi kegiatan-kagiatan yang cukup membantu dalam proses pembinaan akhlak di lingkungan pondok, melakukan kunjungan-kunjungan ilmiah (study tour) serta pemanfaatan majalah dinding (mading).
5. Melalui Pembinaan Keluarga
Keluarga memiliki peranan penting terhadap proses pembinaan akhlak. Pembinaan akhlak yang diberikan kepada orang tua terhadap anaknya sangat penting, artinya dalam mewujudkan generasi yang berkualitas, bertakwa kepada Allah, sehingga mereka mampu dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya sebagai khalifah di muka bumi ini.
Berdasarkan hasil wawancara dengan asatidz pondok pesantren wali songo:
106
“Keluarga merupakan sebuah institusi pendididan yang sangat efektif bagi anak dalam upaya pendidikan akhlak. Mengingat orang tualah yang paling dekat terhadap anak. Dengan demikian, orang tua amat besar pengaruhnya dalam membentuk anak menjadi orang baik atau buruk dan keteladanan ini pula merupakan salah satu upaya dalam mengatasi penyimpangan moral pada anak.”
Walaupun demikian, pembinaan akhlak merupakan kewajiban dan tanggung jawab bersama baik itu orang tua, pendidik maupun tokoh-tokoh agama yang berada di tengah-tengah masyarakat. Sebagai orang yang beriman, maka sepantasnya kita selalu menyerukan kebenaran dan mencegah kemungkaran di muka bumi ini, sebab ditangan merekalah segala bentuk tumpuan harapan cita-cita perjuangan bangsa menciptakan manusia yang seutuhnya yang berakhlakul karimah.
6. Metode Nasehat
Nasehat adalah salah satu langkah dalam membina akhlak peserta didik di Pondok Pesantren Wali Songo bila peserta didik (santri) terlihat ada kelakuannya yang kurang baik maka pendidik akan segera menasehati siswa tersebut.Sebagaimana yang di ungkapkan oleh Ust. Muhammad Yusuf :
“siswa bila terlihat melakukan hal yang tidak sesuai dengan tata tertib sekolah maka guru segera memanggil siswa tersebut kemudian menasehati dengan cara yang bijak, tapi bila siswa tersebut masih didapati maka akan diberikan hukuman.”
107
Pondok Pesantren Nurul Ulum
Sejarah berdirinya Pondok Pesantren Nurul Ulum
Berdasarkan hasil dokumentasi yang diambil dapat di peroleh informasi bahwa pada mulanya Pondok Pesantren Nurul Ulum adalah sebuah lokasi lahan kosong/ semak blukar, yang disampingnya adalah pengairan irigasi persawahan, kemudian ada seorang pemuda lulusan pondok pesantren dari Jawa datang ke Lampung, sudah barang tentu untuk mengembangkan dan mengamalkan ilmunya sekaligus mencari kehidupan baru diperantauan.
Dalam hal itu, maka semua cara dilakukan untuk mengembangkan dan mengamalkan ilmunya, tadinya belum ada tempat untuk mengaji, tetapi akhirnya beliau membuat perumahan kecil untuk tempat tinggal dan belajar mengaji. Pada mulanya yang mengikuti mengaji hanya berjumlah 4 santri
108
yang berasal dari jawa peristiwa itu terjadi sekitar tanggal 11 Oktober 1990.
Selanjutnya, dari waktu kewaktu para peminat mengajipun bertambah hingga akhirnya pada tanggal 8 Februari 1991 tepat pada hari Idul Adha tempat yang sebelumnya sepi ini pun menjadi ramai sehingga para masyarakat musyawarah dan sepakat untuk mendirikan sebuah lembaga pendidikan yaitu pondok pesantren sebagai wadah para santri mengaji dan belajar.
Pembangunan pondok pesantren pada tahap awal dilakukan secara gotong royong oleh para santri dan masyarakat sekitar. Adapun pembangunan ini dipimpin oleh 2 orang kiyai yaitu:
1) Bapak Kiyai Anwaruddin
2) Bapak Drs.Kiyai Ngaliman Marzuqi
Kedua Kiyai tersebut saling bahu-membahu dan sangat bertanggung jawab dalam pembangunan pondok pesantren tersebut. Pembangunan tahap awal menghasilkan beberapa bangunan diantaranya:
1. 1 Mushola Putra;
2. 1 Mushola Putri;
3. Gedung Induk 2 lantai yang terdiri dari 8 lokal untuk mengaji dan tempat pertemuan asatizd serta tempat kegiatan para santri, dan 2 lokal untuk kantor pondok pesantren dan perpustakaan.
Berjalannya waktu santri pun terus bertambah, mereka berasal dari berbagai daerah diantaranya, Kotagajah, Seputih Raman, Seputih Banyak, Seputih Surabaya, Bandar Jaya, Gungung Sugih, Punggur, Liwa, Kedondong dan daerah lainnya yang ada di Lampung, bahkan dari luar Provinsi dan pulau seperti: Riau, Jambi, Palembang, Jakarta, dan lain-lain.
Pondok dan para asatizd tidak hanya menyediakan bangunan dan mengajar, tetapi juga melengkapinya dengan berbagai disiplin ilmu dan pengetahuan, pendidikan
109
kepemimpinan dan managemen seperti organisasi pengurus pondok pesantren, organisasi sis diniyah, organisasi staf asrama dan organisasi-organisasi yang lainnya.
Profil Pondok Pesantren Nurul Ulum
Nama Pondok
:
Pondok Pesantren Darusy Syafa‟ah
Alamat
:
Jl. JendralSudirman No.60 Kotasari
Desa
:
Kotagajah
Kecamatan
:
Kotagajah
Kabupaten
:
Lampung Tengah
Propinsi
:
Lampung
Telephone
:
0812 7204 112 / 0815 5993 8869
Tahun Berdiri
:
10 April 2004
Nama Pendiri
:
Drs. KH. Ngaliman Marzuqi, M.Pd.I
SK
:
Menteri Hukum dan HAM No AHU-AH.01.04 Tahun 2011
Nomor Statistik
:
510018020110
Nama Yayasan
:
Darusy Syafa‟ah
Alamat Yayasan
:
PP. Darusy Syafa‟ah Jl. Jendral Sudirman, Kotagajah, Lampung Tengah 34153
Ketua Yayasan
:
Kh. Ali Mun‟im, M.Pd.I
110
Jumlah Santri
:
270 santri yang menetap
Aluumni
:
Ribuan Alumni Tersebar di Seluruh Pulau Lampung dan Sumatra
Jumlah Pengasuh dan Ustadz Pondok Pesantren Nurul Ulum
No
Nama
Jenis Kelamin
Jumlah
L
P
1
Pengasuh Pesantren
2
2
4
2
Ustadz Pondok putra putri
30
10
40
Data Pengurus Yayasan
Visi dan Misi Pondok Pesantren Nurul Ulum
a) Visi Pondok Pesantren Nurul Ulum
Visi Pondok Pesantren Nurul Ulum adalah: menjadi pusat pendidikan Islam yang unggul daam kompetensi akademik, Amil, Hafidz, berbudaya Islami, dengan mengedepankan akhlaqul karimah dan berlandaskan aqidah
No
Nama
Jabatan
1
Drs. KH. Ngaliman Marzuqi, M.Pd.I
Pengasuh Ponpes
2
KH. Ali Mun‟im, S.H.I, M.Pd.I
Ketua Yayasan
3
Dr. Andi Ali Akbar, M.Ag
Sekretaris
4
Hj. Laili Masitoh, S.H.I
Bendahara
111
Ahli Alsunnah Waljama‟ah dalam rangka mewujudkan Islam sebagai Rahmatan Lil „Alamin.
b) Misi Pondok Pesantren Nurul Ulum
(1) Memberi bekal agama yang kuat;
(2) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia seutuhnya;
(3) Mencetak generasi muda yang berkualitas dalam agama dan pengetahuan umum;
(4) Memberi bekal dengan keterampilan keagamaan, sosial, dan teknologi.
Letak Geografis Pondok Pesantren Nurul Ulum
Lokasi pondok pesantren terbilang strategis karena tidak jauh dari kebutuhan pondok pesantren, seperti: air, pasar, dan jalan raya, untuk lebih jelasnya batas lokasi pondok pesantren adalah sebagai berikut:
1) Sebelah timur : berbatasan dengan makam
2) Sebelah barat : berbatasan dengan kebun bapak Slamet
3) Sebelah selatan : berbatasan dengan jalan raya
4) Sebelah utara: berbatasan dengan bapak Miswan
5) Jarak pondok pesantren dengan kecamatan ± 1km
6) Jarak pondok pesantren dengan kabupaten ± 10 km
7) Jarak pondok pesantren dengan ibu kota provinsi ±100 km
Gambaran Lokal dan Bangunan
Santri yang masuk pondok pesantren begitu pesat sehingga menuntut pembangunan yang pesat pula, pembangunan tersebut meliputi: asrama, lokal diniyah dan fasilitas-fasilitas yang lain, diantaranya:
1) Lokal belajar
a) Ndalem abah kyai digunakan sekolah diniyah Ulya;
b) 1 lokal digunakan untuk sekolah diniyah sifir;
c) 8 Lokal digunakan untuk sekolah diniyah kelas 1-4 ula;
d) 1 lokal digunakan untuk kantor OSIS;
112
e) 3 lokal digunakan untuk RA(Raudlotul Athfal) yang terdiri dari 1 kantor dan 2 kelas
2) Asrama
a) Putra, 3 asrama yang terdiri dari 19 kamar;
b) Putri, 4 asrama yang terdiri dari 17 kamar
Undang – undang Pondok Pesantren Nurul Ulum
1) Bab I. Ma‟murot (Kewajiban - kewajiban )
Pasal
a) Para santri wajib mematuhi dan melaksanakan program-program Pengurus dan mengikuti segala kegiatan yang di adakan dalam Pondok Pesantren;
b) Para santri wajib memakai kopyah bila keluar Pondok Pesantren;
c) Para santri wajib mematikan lampu kamar sewaktu di tinggal kegiatan;
d) Para santri wajib izin kepada pengurus yang bermaksud meninggalkan Pondok Pesantren dan Diniyyah serta program-program yang ada;
e) Para santri wajib sekolah bagi santri yang merangkap kurikulum formal kecuali mendapat izin dari pengurus;
f) Para santri wajib beramal ahlakul karimah (sopan santun/ berbudi luhur).
2) Bab II. Manhiat( Larangan - larangan )
Para santridilarang
Pasal:
a) Berhubungan dengan santri putrid dalam bentuk apapun selain ada hubungan mahrom;
b) Mengambil hak orang lain dengan secaradzolim (mencuri);
c) Bergurau yang berlebihan yang melampaui pukul 23.00 WIB;
d) Merokok bagi santri yang tidak mendapat izin dan ridho orang tua dan umur di bawah 20 tahun;
113
e) Menggunakan listrik Pondok Pesantren untuk keperluan pribadi;;
f) Menonton segala jenis hiburan kecuali pada saat libur-Pondok dan Diniyah;
g) Masuk Pondok putrid tanpa ada izin dari Lurah dan kea-manan Pondok Pesantren;
h) Keluar malam setelah pukul 23.00 WIB kecuali su-dahmendapatkan izin dari keamanan;
i) Nongkrong dipinggir jalan dan mandi di waktu Shalat ja-ma‟ah berlangsung;
j) Meminjam motor di luar maupun di dalam Pondok Pe-santren kecuali sudah mendapatkan izin dari Lurah Pon-dok Pesantren;
k) Menyimpan buku-buku porno, majalah dan sejenisnya serta foto yang bukan mahramnya;
l) MemotongrambutdiluarkriteriaSantri;
m) Pulang melewati batas waktu yang ditentukan oleh Pen-gurus;
n) Membawa hp, tipe, radio, dan wokmen;
o) Memakaicelana levis, celana pensil, celana pendek diluar maupun di dalam Pondok Pesantren;
p) Tidur di asrama orang lain dan kamar orang lain
3) Bab III. Ta‟zirot (Sanksi – Sanksi )
Pasal:
a) Bagi santri yang melanggar UU Bab I Pasal 1,2,3,4,5 dan Bab II Pasal 3,4,5,8,9,10,11,12,13,14,15 akan diambil tindakan sesuai kebijaksanaan Pengurus Pondok Pesantren;
b) Bagi yang santri melanggar UU Bab II Pasal 1 akan dikenakan sanksi shodaqoh semen 1 sak, Jama‟ah di depan, membaca al-Qur‟an di depan kantor serta membersihkan lingkungan Pondok Pesantren;
c) Bagi santri melanggar UU Bab II Pasal II dikenakan sanksi dipanggil orang tuanya dibotaki rambut kepalanya,
114
mengganti barang yang hilang, jama‟ah di depan dan dipenjara.
d) Bagi santri melanggar UU Bab II Pasal 6, 7, 16 dikenakan sanksi dipenjara.
Struktur Kepengurusan Pondok Pesantren Nurul Ulum
115
Setiap pengurus mempunyai tugas dan perannya masing-masing yang dapat dijabarkan sebagai berikut:
1) Ketua dan wakil:
a) Mengkoordinir kerja para seksi dan ikut serta dalam tugas;
b) Memberi arahan dan dapat memberikan contoh yang baik kepada semua santri
2) Sekretaris:
a) Mendaftar santri baru c) Membuat notulen rapat
b) Membuat dokumen pondok d) Menulis pengumuman
3) Bendahara:
a) Menarik uang syahriyah
b) Membuat laporan keuangan setiap bulannya
c) Membuat buku besar kas gabungan putra dan putri
4) Seksi keamanan:
a) Membimbing dan memberi arahan kepada santri baru
b) Menertibkan kedisiplinan jama‟ah dan waktu mengaji
c) Mengontrol dan mengamankan serta mengadakan sensor barang milik santri
5) Seksi kebersihan
a) Membuat jadwal piket
b) Mengkoordinir santri agar kebersihan pondok tetap terjaga
6) Seksi pendidikan:
a) Membuat jadwal kegiatan pondok
b) Menjalankan sistem pendidikan
Bangunan dan Areal Pondok Pesantren Nurul Ulum meliputi:
1) 2 Mushola putra putri
2) 1 Lab. Computer
3) 4 Asrama Putra dengan 25 kamar
4) 5 Asrama Putri dengan 25 kamar
5) 2 Dapur umum
6) 2 Gedung Unit Pendidikan dengan 22 lokal
116
7) 2 Kantin / Koperasi
8) 2 Aula
9) 1 Lapangan Olahraga
10) 2 Kantor
11) 1 Koperasi simpan pinjam syaria‟ah (KSPS)
12) 1 Toko kitab dan perlengkapan peralatan santri
13) 4 kolam mandi / 12 Wc
14) Dan Lain-lain
Keadaan Santri Pondok Pesantren Nurul Ulum
1) Jumlah Siswa dan Santri yang Menetap Pondok Pesantren Nurul Ulum Adapun Jumlah santri pondok pesantren Darusy Syafa‟ah + 270 santri, yang berasal dari berbagai daerah antara lain :
a) Provinsi Lampung :
- Kabupaten Lampung Tengah
- Kabupaten Lampung Timur
- Kabupaten Lampung Barat
- Kabupaten Lampung Selatan
- Kabupaten Lampung Utara
- Kabupaten Mesuji
- Kabupaten Tulang Bawang
- Kabupaten Tulang Bawang Barat
- Kabupaten Tulang Bawang Tengah
- Kabupaten Pesawaran
- Kabupaten Preng Sewu
- Kota Madya Metro
- Kabupaten Way Kanan
- Kota Madya Bandar Lampung
b) Provinsi Sumatera Selatan :
- Kabupaten OKU Induk
- Kabupaten OKU Selatan
- Kabupaten OKU Timur
117
- Kabupaten OKI
- Kota Madya Palembang
- Provinsi Jambi
- Provinsi DKI Jakarta
- Kabupaten Bekasi
118
Pondok Pesantren Syalafiyah Darunnajah
Sejarah Singkat Berdirinya Pondok Pesantren Syalafiyah Darunnajah.
Pada tahun 1991 Bapak Ihsanudin berangkat dari Jawa menuju ke Sumatera, pada saat itu terdapat Mushola milik mer-tua beliau yang terdapat pendidikan kecil-kecilan seperti TPA dan lain sebagainya. Dalam satu lokasi terdapat tempat lain yang juga memiliki pendidikan yang sama, dan pada akhirnya Bapak Jayus selaku mertua dari Bapak Ihsanudin meminta agar Bapak Ihsanudin pindah ke Sumatera untuk mengembangkan pendidi-kan di mushola tersebut.
Bapak Suhirman dari Pondok Brajadewa yaitu Darussala-mah, dan Bapak Ihsanudin dari Trenggalek yaitu Darunnajah. Jadi dalam satu lokasi tersebut, dua tempat yang mempunyai tujuan untuk mengembangkan pendidikan disatukan, yaitu dari nama Darussalamah diambil kata Daru, dan dari nama Darun-najah diambil kata Najah yang pada akhirnya menjadi satu nama yaitu Pondok Pesantren Darunnajah.
Pondok Pesantren Syalafiyah Darunnajah diresmikan pada tahun 1993 oleh BKBP pimpinannya saat itu Bapak H. Toni dari Ganjar Agung yang mempunyai SMP Al-Qur‟an. Pondok Pesantren Syalafiyah Darunnajah terletak di jalan Raya Seragi desa Adirejo Kecamatan Jabung Kabupaten Lampung Timur yang didirikan tahun 1993.
1) Nama Pondok : Syalafiyah Darunnajah
2) Alamat Jalan : Raya Seragi
119
Kelurahan : Adirejo
Kecamatan : Jabung
Kabupaten : Lampung Timur
3) Nama Kepala TPA : Sudirman, S.Str.I
No Hp : 081279407971
4) Tahun Didirikan/Beroperasi : 1993
5) Kepemilikan Tanah/Bangunan :
Status Tanah : Milik
Luas Tanah : 16x50 M
Visi, Misi dan tujuan Pondok Pesantren
Visi, misi dan tujuan Pondok Pesantren Syalafiyah Darunnjah adalah sebagai berikut:
a. Visi Pondok Pesantren Syalafiyah Darunnjah
“Mewujudkan generasi muda yang Qur‟ani dan berakhlakul karimah”.
Dengan indikator:
1) Tamatan memiliki keunggulan dalam penguasaan ket-rampilan dan pengetahuan
2) Tamatan memiliki budi pekerti yang baik
3) Tamatan mampu membaca Al-Qur‟an dengan baik dan benar
b. Misi Pondok Pesantren Syalafiyah Darunnjah
1) Mencetak manusia yang beriman, bertaqwa dan berakhlak mulia
2) Membekali santri dengan dasar-dasar ilmu ke-Islaman
3) Berpengetahuan luas, sehat dan kuat, terampil dan ulet
c. Tujuan Pondok Pesantren Syalafiyah Darunnjah
1) Menguatkan Iman dan Taqwa
2) Dapat menghafalkan dan menafsirkan surat-surat pendek
3) Mendidik dan melatih anak untuk dapat membaca Al-Qur‟an dengan kaidah Ilmu Tajwid
120
4) Memberikan pengetahuan teori dan praktik serta cara ber-ibadah.
Kegiatan-kegiatan di Pondok Pesantren Syalafiyah Darunnjah
a. Kegiatan ekstrakurikuler
1) Khutbah
2) Qira‟at
3) Hadroh
b. Kegiatan sosial
1) Kegiatan massal
2) Santunan yatim-piatu
Kegiatan-kegiatan di atas, adalah kegiatan yang dilakukan oleh santri yang bermukim dan santri di Pondok Pesantren Syalafiyah Darunnajah, untuk kegiatan hadroh dan khutbah dilakukan pada malam hari, sedangkan kegiatan-kegiatan lainnya dilakukan pada saat jadwal ekstrakulikuler di sore hari.
Keadaan Sarana dan Prasarana
No
Jenis Sara-na
Jumlah
Letak
Ket-erangan
1
Meja
16
Ruang Kelas Nol Kecil
Baik
2
Papan Tu-lis
1
Ruang Kelas Nol Kecil
Baik
3
Meja
8
Ruang Kelas Nol Besar
Baik
4
Papan Tu-lis
1
Ruang Kelas Nol Besar
Baik
5
Meja
15
Ruang Kelas 1
Baik
6
Papan Tu-lis
1
Ruang Kelas 1
Baik
7
Meja
12
Ruang Kelas 2
Baik
8
Papan Tu-lis
1
Ruang Kelas 2
Baik
9
Meja
12
Ruang Kelas 3
Baik
121
10
Papan Tu-lis
1
Ruang Kelas 3
Baik
11
Meja
14
Ruang Kelas 4
Baik
12
Papan Tu-lis
1
Ruang Kelas 4
Baik
13
Meja
18
Ruang Kelas 5
Baik
14
Papan Tu-lis
1
Ruang Kelas 5
Baik
Sumber: Dokumentasi Pondok Pesantren Syalafiyah Darunnajah Adirejo
Keadaan Prasarana
No
Nama Prasarana
Kondisi Kerusakan Prasarana (%)
Penutup Atap
Lipslang/Talang
Penutup Listplafon
Dinding Pengisi
Listrik
Rata-rata Kerusakan
Status Kepemilikan
1
Ruang Kelas Nol Kecil
3
2
4
0
2
0,25
Milik
2
Ruang Kelas Nol Besar
2
1
6
0
2
0,00
Milik
3
Kela
4
3
0
0
2
0,00
Milik
122
s I
4
Kelas II
4
3
0
0
2
0,05
Milik
5
Kelas III
4
3
0
0
2
0,00
Milik
6
Kelas IV
6
4
4
0
3
0,33
Milik
7
Kelas V
8
6
6
0
4
0,45
Milik
8
Masjid
8
6
8
0
4
0,40
Milik
9
Asrama Putra I
6
3
0
0
2
0,18
Milik
10
Asrama Putra II
6
3
0
0
2
0,15
Milik
Sumber: Dokumentasi Pondok Pesantren Syalafiyah Darunnajah Adire-jo
Keadaan Guru
No
Nama
Gelar
Mengajar
1
Ahmad Munzir
-
Al-Barzanji
2
Ahmad Sholeh
-
Mabadi Fiqih juz 1
3
Binti Badriyatus Sholihah
-
Iqro‟ juz 3-4, Ubuduyah/Pasholatan, Do‟a-do‟a
4
Dwi Yitno
-
Iqro‟ dan Al-Qur‟an
5
Imam Nahrowi
S.Str
Al-Barzanji, Iqro‟ dan Al-Qur‟an
6
Imam Rofii
-
Al-Qur‟an
123
7
Imam Sujarno
-
Qowadul I‟lal dan Tasrif
8
Imroatul Sholihah
-
Iqro‟ juz 1-2, Ubuduyah/Pasholatan, Do‟a-do‟a
9
Khoirudin
S.Str.I
Fiqih Jawan
10
Maimunah
-
al-Qur‟an
11
Miftakurohman
S.Str
Awamil Jurjani
12
Muhammad Ih-sanudin
-
Sholawat/Hitobah
13
Muharso
-
al-Qur‟an
14
M. Yunus
-
Jurumiyah
15
Nisa
-
Iqro‟ juz 1-2, Ubuduyah/Pasholatan, Do‟a-do‟a
16
Safuan Muhadi
-
Mabadi Fiqih juz 2, 3 dan 4
17
Sudirman
S.Str.I
Hidayatus Sibyan dan Ekstrakulikuler
18
Siti Muntamimah
-
Iqro‟ dan al-Qur‟an
19
Sugito
-
al-Qur‟an
20
Suratno
-
al-Qur‟an
21
Tina
-
Iqro‟ juz 1-2, Ubuduyah/Pasholatan, Do‟a-do‟a
22
Yanti
-
Iqro‟ dan al-Qur‟an
23
Yudi
S.Str
Tajwid Jawan
Sumber: Dokumentasi Pondok Pesantren Syalafiyah Darunnajah Adire-jo
124
Keadaan Santri
No
Nama Rombel
Jumlah Santri
Wali Kelas
L
P
Jumlah
1
Nol Kecil
13
20
33
Ustadzah Tina
2
Nol Besar
9
15
24
Ustadzah Imroatul Sholihah
3
Kelas I
7
8
15
Ustadzah Siti Mun-tamimah
4
Kelas II
6
13
19
Ustadzah Binti Badriyatus S.
5
Kelas III
9
12
21
Ustadz Imam Nahrowi
6
Kelas IV
7
7
14
Ustadz Khoirudin
7
Kelas V
9
15
24
Ustadzah Yanti
Jumlah
60
90
150
125
Struktur Organisasi Pondok Pesantren Syalafiyah Darun-najah
Ketua Pengurus
Hi. Imam Subandi
Wakil Pengurus
Imam Sutikto
Pengasuh Pondok
Ky. M. Ihsanudin
Kepala TPA
Sudirman, S.Str.I
Bendahara
Sabwan Muhadi
Sekretaris
Miftakhurrahman
Nol Kecil
Ustadzah Tina
Nol Besar
Ustadzah Imroatul Sholihah
Kelas III
Ustadz Imam Nahrowi
Kelas IV
Ustadz Khoirudin
Kelas II
Ustadzah Binti Badriyatus
Kelas I
Ustadzah Siti Muntamimah
Kelas V
Ustadzah Yanti
126
Denah Ruang Pondok Pesantren Syalafiyah Darunnajah Adirejo
Keterangan:
1. Ruang Kelas Nol Besar
2. Ruang Kelas Nol Kecil
3. Ruang Kelas I
4. Ruang Kelas II
5. Ruang Kelas III
6. Ruang Kelas IV
7. Ruang Kelas V
Toilet
1
2
3
4
5
6
7
8
127
Pondok Pesantren Al Falah
Identitas Yayasan Pondok Pesantren Al-Falah
1. Nama Lembaga Pendidikan: Yayasan Pondok Pesantren Al-Falah
2. Nomor Statistik Pesantren: 510018060053
3. Nomor Izin Operasional: 276/PP/TGM/2002
4. Akta Notaris (Badan Hukum): Ny. Hj. Erna Yudha Ningsih, SH. No. 97tgl. 30 Nopember 2000Diperbarui terakhir Akta Notaris No. 03, tanggal 27 Agustus 2016 oleh Notaris Agustina Sulistiowati, SH.
5. Nama Pendiri / Pengasuh: KH. Ahmad Suhara
6. Tahun berdiri: 1993
7. Tahun beroperasi: 1994
8. Terdaftar di Kanwil Depag: No. 042/18/06/11/2001
9. Status tanah: Wakaf / milik Yayasan.
10. Jumlah luas tanah seluruhnya: 40.000,- M2
11. Lokasi yang ada bangunan: 15.630,- M2
12. Lokasi kosong siap dibangun: 24.370, M2
13. Alamat/Lokasi : Jl. Raya Gunungkasih Pekon Gunung Kasih Kec.Pugung Kabupaten Tanggamus.
Pesantren merupakan salah satu jenis pendidikan Islam di Indonesia yang bersifat tradisional untuk mendalami ilmu agama Islam dan mengamalkan sebagai pedoman hidup keseharian. Pesantren telah hidup sejak lama, bangkan telah menjangkau hampir seluruh lapisan masyarakat muslim.
Pesantren telah diakui sebagai lembaga pendidikan yang telah ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa. Pada masa
128
kolonialisme berlangsung, pesantren merupakan lembaga pendidikan agama yang sangat berjasa dalam mencerahkan dunia pendidikan. Tidak sedikit pula pemimpin bangsa yang ikut berjuang memerdekakan negara Kesatuan Republik Indonesia dan memplokramirkan kemerdekaannya, adalah alumni pesantren, atau setidak-tidaknya pernah nyantri di pesantren.
Sekarang, seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju dan permasalahan yang bertambah kompleks, kontribusi pesantren masih terus diharapkan. Dengan tantangan dan tuntutan yang jauh berbeda, pesantren harus terus melakukan semangat terbarukan seperti slogannya Pertamina dengan berbagai sumbangan pemikiran maupun dalam upaya peningkatan sumber daya manusia.
Untuk itulah, upaya “reinventing dan re-eksisting nilai-nilai pesantren” sebagai ikon peradaban merupakan agenda penting yang harus dilakukan dengan cermat dan saksama. Agar, keberadaan pesantren tidak menguap ditelan gerak peradaban yang terus melaju cepat. Salah satu cara untuk mewujudkan itu adalah dengan memperbarui visi dan misi pesantren itu sendiri yang sesuai dengan semangat zaman.
Ketika muncul pertanyaan: ”Apakah pesantren Anda mempunyai visi dan misi?” Semuanya akan menjawab punya. Tapi, problem besar yang sering terjadi adalah seberapa besar peran visi dan misi mereka susun itu bagi organisasi. Apakah visi dan misi tersebut dipakai sebagai kekuatan dalam mencapai tujuan organisasi ataukah hanya berakhir sebagai hiasan dinding yang dipajang di kantor?
Sebagai elemen mendasar dalam organisasi termasuk pesantren, visi dan misi digunakan supaya organisasi bergerak pada track yang diamanatkan oleh para stakeholder dan berharap mencapai kondisi yang diinginkan dimasa yang akan datang. Perumusan visi misi biasanya merupakan proses yang
129
melelahkan bahkan sering menjadi perdebatan sendiri antar anggota organisasi.
Institusi pendidikan seperti pesantren sebagai sebuah organisasi, sudah seyogyanya bahkan seharusnya mempunyai suatu visi dan misi. Tidak peduli seberapa tradisional atau kolotnya pesantren tersebut. Di beberapa pesantren tradisional, visi dan misi ini tidak secara jelas diungkapkan. Dalam artian, cukup ada dalam benak dan hati pendiri atau pengasuhnya. Tidak ditulis dan ditunjukkan kepada stakeholder pesantren lainnya. Padahal, pengetahuan terhadap visi dan misi bagi seluruh stakeholder pesantren akan membantu mereka dalam mengembangkan pesantren itu sendiri.
Berbeda dengan Pondok Pesantren yang ada di Kecamatan Pugung Kabupaten Tanggamus ini, setelah mengadakan observasi langsung ke lokasi penulis dapat langsung bertemu dan mengadakan interview dengan pengasuh dan Ketua Yayasan Pondok Pesantren Al-Falah. Singkatnya Pesantren ini sudah cukup dikenal khususnya di wilayah Tanggamus yang jelas memiliki visi dan misi untuk bersaing dan mengikuti perkembangan zaman khususnya di dunia pendidikan Islam. Berikut penulis sampaikan visi misi Pesantren Al-Falah yang ada di Kecamatan Pugung Kabupaten Tanggamus:
Visi Misi
Visi:
Menjadikan Pondok Pesantren Al-Falah Gunungkasih sebagai Lembaga PendidikanFormaldanNon Formal, yang mampu berdaya saing, mengembangkan seluruh potensi yang ada.
Misi:
a. Meningkatkan kualitas Iman dan taqwa terhadap Allah SWT.
b. Mengusahakan kemandirian dan keterampilan (life skill) bagi warga belajar/santri.
c. Sehingga mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman.
130
d. Menciptakan warga belajar berakhlakul karimah dan berilmu amaliah.
e. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalamusaha kesejahter-aan sosial.
f. Melatih warga belajar/santri berserikat dan bermasyarakat.
Tujuan:
a. Ikut serta membantu program pemerintah khususnya dalam bidang agama (mental spiritual).
b. Melaksanakan pelayanan pada masyarakat dalam bidang so-sial
c. Mencerdaskan kehidupan Bangsa dan Negara
d. Meningkatkan Kesejahteraan hidup bagi warga pontren menuju sakinah mawaddah warohmah, serta partisipasi masyarakat dalam usaha kesejahteraan social.
e. Melatih warga belajar/santri berserikat dan bermasyarakat.
Berdasarkan uraian di atas jelas sekali maksud dan tujuan dari visi misi Pesantren Al-Falah yaitu ingin turut serta membantu pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan mencerdaskan kehidupan bangsa, khususnya dalam bidang pendidikan Agama Islam.
Selain itu, untuk lebih mengetahui kepengurusan dan teroganisirnya proses pendidikan di Pondok Pesantren Al-Falah, Pesantren ini juga memiliki struktur organisasi periode 2012-2015 yang penulis tuangkan dalam tabel sebagai berikut:
131
Struktur Organisasi PondokPesantren Al-Falah
Periode: 2012 - 2017
Jabatan
Nama
Pelindung &Penasehat
Uspika Kecamatan Pugung
Budi Rohman (Kepala Pekon Gunungkasih)
Mut‟em Arif ( Tokoh Masyarakat )
H. Sanusi Husen (Tokoh Masyarakat)
Ketua
Wakil Ketua
Sekretaris
Bendahara
KH. Ahmad Suhara
H. Tubagus Firdaus
Supyani, S.Pd.I
Hj. Fatimatujahroh
Bidang Pendidikan
Taufikurrahman, S.Pd.I (Kepala Madrasah Ibtidaiyah)
Wawan Sofwani, S.Pd.I (Kepala Madrasah Tsanawiyah)
Hidayatullah, S.Pd (Kepala Madrasah Aliyah)
Taufikurrahman (Kepala Madrasah Diniyah)
Siti Rohmah (Pembina Santri Putri)
Bidang Sosial
Wawan Sofwani, S.Pd.I
Supyani, S.Pd.I
Hidayatullah, S.Pd
H. Tubagus Firdaus
Bidang Humas dan Sarana Prasarana
M. Sadeli
Mugi
Bidang Keamanan
Asfihan
Sidik
Asep Irawan
Konsumsi/Kantin
Halimah
Asiyah
Ela
132
Kesehatan dan Ketertiban
A. Maulana
Siti Kholisoh
Ketua Organisasi Santri Putra
Toha Assidiqi
Ketua Organisasi Santri Putri
Laras Hati
Berikutnya akandisampaikan data santri, guru/ustadz, dan data santri pendidikan formal Yayasan Pondok Pesantren Al-Falah Kecamatan Pugung Kabupaten Tanggamus sebagai berikut:
Tahun Pelajaran
Mukim
Tidak mukim
Jml Santri
Putra
Putri
Putra
Putri
2013/2014
115
90
-
-
205
2014/2015
120
108
-
-
228
2015/2016
125
120
-
-
245
Kemudian untuk mengetahui lebih jelasnya berapa tenaga pengajar atau data guru/ustadz pada Yayasan Pondok Pesantren Al-Falah Kecamatan Pugung Kabupaten Tanggamus mari perhatikan pada tabel berikut di bawah ini:
Tahun Pelajaran
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Jml
2013/2014
8
3
11
2014/2015
8
3
11
2015/2016
8
3
11
133
Selain Lembaga Pendidikan Pondok Pesantren, yayasan ini juga memiliki lembaga pendidikan formal yaitu untuk tingkat Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan Madrasah Aliyah (MA). Untuk mengetahui lebih jelas jumlah peserta didik dari tahun ke tahun, penulis sampaikan pada tabel berikut di bawah ini:
Nama Satuan Pendidikan
Jumlah Peserta Didik
2013/2014
2014/2015
2015/2016
MI Al Falah
153
160
170
MTs Al-Falah
273
299
310
MA Al-Falah
154
624
580
Jumlah
570
624
680
Sebagai lembaga pendidikan yang terdaftar dan diakui serta terakreditasi, yayasan Pondok Pesantren Al-Falah juga memiliki unit-unit pelayanan kegiatan yang dinaungi oleh Pondok Pesantren itu sendiri yang statusnya sudah terdaftar dan terakreditasi. Berikut paparannya melalui tabel di bawah ini:
No.
Nama
Status
1.
Pondok Pesantren Al-falah
Terdaftar
2
Madrasah Diniyah / Salafiyah Al-falah
Terdaftar
3
Madrasah Ibtidaiyah Al-falah
Terakrediatasi
4
Madarasah Tsanawiyah Al-falah
Terakrediatasi
5
Madrasah Aliyah Al-falah
Terakreditasi
6
Majlis Ta‟lim Al-falah
Terdaftar
7
Bina Remaja Santri Al-falah
Terdaftar
134
8
Koperasi Pontren Al-falah
Terdaftar
9
Kelompok Binaan Majlis Ta‟lim
Terdaftar
10
Bimbingan Keterampilan
Terdaftar
Kemudian untuk perluasan yaitu dengan menambah lokal atau ruang kelas, yayasan pendidikan Pondok Pesantren yang hingga saat ini masih terus mengadakan renovasi dan pembangunan gedung-gedung baru di atas lahan milik yayasan Pondok Pesantren Al-Falah. Adapun lahan atau aset-aset yang dimiliki Pondok Pesantren Al-Falah di kecamatan Pugung Kabupaten Tanggamus ini akan penulis sampaikan dalam tabel sebagai berikut:
No
Jenis
Ukuran (M3)
Ket-erangan
1.
Gedung Asrama Putra
9X24
2 Lantai
2
Gedung Asrama Putri
9X24
2 Lantai
3
Gedung Musholah Putra
20X15
4
Gedung Musholah Putri
8X24
5
Gedung Majlis Putra
8X21
6
Gedung Majlis Putri
8X15
7
Gedung MI
8X46
8
Gedung MTs
8X65
9
Gedung MA
8X27
10
Gedung Perumahan guru/Ustad
7X20
11
Gedung MCK Putra
6X17
12
Gedung MCK Putra
6X15
135
13
Gedung Kantin Putra
7X10
14
Gedung Kantin Putri
7X12
Sebagai lembaga pendidikan yang memiliki visi misi yang jelas dan kurikulum yang mengikuti perkembangan pendidikan, Pondok Pesantren juga memiliki program Pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat pada umumnya. Program tersebut dibagi kedalam dua bagian yaitu program umum dan program khusus yaitu sebagai berikut:
Program Pondok Pesantren “Al-Falah”
1. Program Umum
a. Pendidikan Formal
b. Pendidikan Non formal/Madrasah Diniyah
c. Majelis ta‟lim / kelompok pengajian
d. Kesejahteraan sosial
e. Pelatihan Pertanian ( Budi daya ikan tawar, tanaman padi, coklat, dan lain-lain.)
2. Program Eksul dilaksanakan
a. Pengembangan Tilawatil Qur‟an (PTQ)
b. Kursus komputer
c. Seni Qasidah Hadroh dan rebana
d. Seni Bela diri Tapak suci
Program-program di atas diutamakan untuk menjawab kebutuhan pendidikan masyarakat setempat yang pada umumnya para orangtua memberikan pendidikan bagi anak-anaknya untuk belajar ilmu agama di Pesantren.
Begitu juga penulis, sangat sepakat dan tepat apabila para orangtua dengan bangga memberikan dan memilihkan pesantren sebagai pusat pendidikan agama. Karena dengan belajar di pesantren anak akan lebih sering mengikuti kegiatan-kegiatan yang bernuansa islami yang akan membawa anak kepada akhlakul karimah. Pesantren berkualitas dapat dijumpai
136
di banyak tempat di Indonesia. Akan tetapi, pesantren berkualitas dengan biaya murah itu tidak banyak.
Pondok Pesantren Al-Falah juga memberi kesempatan pada generasi muda untuk dapat menikmati pendidikan berkualitas tinggi di bidang agama dan umum tanpa memandang status sosial dan ekonomi. Salah satunya adalah dengan menekan biaya pendidikan pada level yang dapat dicapai oleh berbagai kalangan, khususnya bagi masyarakat kurang mampu.
Sebagai pusat penggemblengan ilmu-ilmu agama Islam dan nilai-nilai keislaman, maka Pondok Pesantren Al-Falah (PPA) mendasarkan falsafah hidup santri pada ajaran dan prinsip Islam yang terkandung dalam al-Quran, hadits, perilaku Sahabat dan Tabi‟in, dan para Ulama terdahulu yang dikenal sebagai al-ulama al-amilun yang secara singkat diterjemahkan ke dalam poin-poin dasar berikut:
Visi misi pesantren
Fungsi pesantren
Tujuan pesantren
Sistem pengajaran dan,
Kurikulum pesantren
Nilai-nilai yang diutamakan dalam proses pembelajaran pondok pesantren adalah:
1. Gaya Hidup Sederhana
Santri dididik dan dilatih untuk berpola hidup sederhana karena kesederhanaan adalah induk dari kebajikan perilaku duniawi dan ukhrawi. Santri dilarang berpola hidup mewah dan konsumtif karena ia merupakan induk dari segala kejahatan, korupsi dan keserakahan yang dilarang keras dalam Islam. Dalam QS al-Qashah ayat 78-79 Allah berfirman:
“Karun berkata: “Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku”. Dan apakah ia tidak mengetahui,
137
bahwasanya Allah sungguh telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta? Dan tidaklah perlu ditanya kepada orang-orang yang berdosa itu, tentang dosa-dosa mereka”. (al-Qashah ayat 78).
“Maka keluarlah Karun kepada kaumnya dalam kemegahannya. Berkatalah orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia: “Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Karun; sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar”.'(al-Qashah ayat 79).
Komitmen terhadap gaya hidup sederhana bukan berarti menolak menjadi kaya. Sebaliknya, santri dianjurkan untuk menjadi individu yang berharta. Semakin kaya semakin baik asalkan harta yang didapat dicapai dengan cara yang halal dan tidak melupakan perintah syariah untuk mengeluarkan zakat dan mendermakan sebagian harta di luar zakat untuk para dhuafa dan lembaga sosial Islam.
2. Santri Dianjurkan Kaya Tapi dengan Cara Halal dan Tidak Konsumtif
Santri Al-Falah dianjurkan dan dilatih untuk menjadi sosok individu yang rajin belajar dan pekerja keras serta memiliki skill individu yang tinggi. Konsekuensi dari dua faktor ini yakni kerja keras dan kualifikasi tinggiadalah ia akan menjadi sosok individu yang mudah mendapatkan pekerjaan atau inovatif dalam menciptakan lapangan kerja. Di mana pada gilirannya, tidak akan sulit untuk menjadi sosok yang berharta dan berkecukupan secara materi. Perintah untuk bekerja keras secara eksplisit dan tegas disebut dalam al-Quran QS al-Jumah ayat 10: “Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.” Ayat ini memerintahkan umat Islam untuk
138
tidak libur bekerja bahkan pada hari Jumat sekalipun kecuali menyediakan waktu sebentar untuk melaksanakan shalat Jum‟at (QS al-Jumuah : 9).
Namun, pada waktu yang sama, gaya hidup sederhana, tidak hedonistik, bersikap santun, rendah hati, menjauhi gaya hidup mewah dan konsumtif serta empati pada kaum fakir miskin, tetap menjadi komitmen bersama yang menjadi kewajiban seluruh santri Al-Falah di manapun mereka berada dan dalam kondisi apapun serta setinggi apapun jabatan yang dipegang.
3. Menuntut Ilmu Sepanjang Masa
Setelah selesai belajar dan mondok di Pondok Pesantren Al-Falah, Santri Al-Falah hendaknya terus menuntut ilmu sepanjang hayat di kandung badan. Baik melalui lembaga pendidikan tinggi formal dari S1, S2 S3, atau melalui lembaga pendidikan non-formal seperti mengikuti berbagai pelatihan yang dapat meningkatkan kemampuannya. Baik ilmu umum maupun ilmu agama sesuai dengan ketertarikan masing-masing.
Santri Al-Falah tidak boleh pelit dalam menyumbangkan ilmunya pada mereka yang membutuhkan keahliannya baik dengan imbalan materi atau sukarela. Keilmuan yang disumbangkan kepada siapa saja yang membutuhkan harus diniati sebagai amal soleh dan amal jariyah yang akan terus mengalir sampai mati.
4. Toleransi dalam Perbedaan dan Keberagaman Indonesia
Toleransi adalah salah satu nilai ajaran Islam. Terhadap orang non-muslim sekalipun santri diperintahkan Allah untuk berbuat baik selama mereka tidak menjahati kita. Allah berfirman dalam QS al-Mumtahanah: 8 “Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap
139
orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.”
Apabila kepada non-muslim saja kita diperintahkan untuk berbuat baik dan toleran, apalagi kepada sesama muslim yang seiman dan seagama. Gema toleransi harus terus didengungkan untuk menyadarkan diri kita sendiri akan pentingnya hidup damai dalam suasana perdamaian; dan sebagai respons pada kalangan suara minoritas dalam umat yang meneriakkan antitoleransi dengan bersembunyi di balik jargon “atas nama pemurnian agama.”
5. Dakwah Dengan Kata dan Perbuatan
Berdakwah adalah salah satu perintah Allah dan Rasul-Nya. Mengajak orang pada kebaikan dan mencegah dari kejahatan (amar makruf nahi munkar) adalah perintah eksplisit Allah seperti tersebut dalam QS ali-Imron ayat 110 “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma‟ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah…”
Dalam ayat tersebut Allah mengisyaratkan bagi pelaku dakwah agar menjadi orang yang terbaik lebih dulu sebelum memperbaiki orang lain. Gelar “umat terbaik” tentu saja tidak serta merta pantas disematkan pada setiap individu muslim. “Umat terbaik” hanya pantas dianugerahkan pada individu muslim yang memang mentaati ajaran Islam secara kaffah dan komprehensif: melakukan yang wajib dan halal dan menjauhi larangan Islam.
Selain itu, Allah mengingatkan pada umat Islam, bahwa dakwah itu harus dilakukan secara baik agar mendapatkan hasil yang baik pula. Dalam QS an-Nahl : 125 “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa
140
yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”
Dakwah dapat dilakukan dengan tutur kata yang baik atau dengan perilaku keseharian yang inspiratif. Pada yang terakhir ini disebut dengan dakwah dengan perbuatan (bilhal). Dakwah bilhal dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti menunjukkan sikap sosial yang baik kepada sesama manusia. Melakukan berbagai kegiatan bantuan sukarela kepada siapa saja tanpa memandang suku, ras, dan agama orang yang dibantu.
141
Pondok Pesantren Darrun Nasyi‟in
Sejarah Perkembangan Pondok Pesantren Darrun Nasyi‟in
Berawal dari berdirinya sebuah TPA Al-Muttaqien pada tahun 1999 yang dipelopori oleh Ust. Kusaeni yang ketika itu baru pulang dari Pondok Pesantren Tarbiyatu Nasyi‟in Pacul Gowang Jombang. Meteri pelajaran yang semakin tinggi dan jumlah santri yang semakin banyak mendorong untuk didirikan sebuah madrasah dengan sistem kelas. Nama yang dipilih masih Al-Muttaqien, menginduk pada musholla kecil di tempat tersebut. Setelah mengalami perkembangan dan banyaknya alumni dari berbagai pondok pesantren baik dari Lampung maupun luar Lampung maka para alumni tersebut mengadakan musyawarah untuk mendirikan pondok pesantren. Hal tersebut
142
didukung penuh oleh pengurus Ansor Desa Bumi Jawa yang ketika itu diketuai oleh Bapak Ali Murtadlo.
Nama Darrun Nasyi‟in diambil dari gabungan nama pesantren dari alumni yang diantaranya: Darul Falah, Tarbiyatu Nasyi‟in, Darus Salam dan lain-lain. Kemudian disimpulkan nama “Darrun Nasyi‟in” yang berarti rumahnya generasi penerus. Asrama pertama didirikan pada tahun 2002 dengan modal kayu dari masyarakat sekitar yang antusias dengan berdirinya pondok pesantren.
Perkembangan demi perkembangan terus berlangsung. Tahun 2004 dibangunlah asrama putra yang permanen. Tahun 2005 dilanjutkan dengan perehaban ruang madrasah, dari semula 1 ruang menjadi 3 ruang. Tahun 2006 dibangunlah asrama putri lantai. Tahun 2007 dilanjutkan dengan pembangunan gedung madrasah menjadi lantai 2. Tahun 2010 digagaslah untuk mendirikan mushola yang baru karena kapasitas mushola lama yang sudah tidak mencukupi lagi. Bersamaan dengan itu juga asrama putri direhab menjadi lantai 2.
Jumlah santri di awal hanya sekitar 5 orang pada tahun 2004. Jumlah itu terus berubah menjadi 150 orang di tahun 2012 dan pada tahun 2017 akhir santri yang bermukin ada 207 orang dan santri kalong 300 orang. Program pengabdian juga diberlakukan di pesantren ini, sehingga santri senior yang sudah dianggap cakap diharapkan bisa menjadi badal (pengganti dalam mengajar). Selain itu juga sebagai bekal para santri untuk siap mengabdi di masyarakat.
Berbagai program keterampilan juga dijalankan oleh Pondok Pesantren Darrun Nasyi‟in. Hal ini dimaksudkan agar para santri nantinya tidak hanya berbekal ilmu keagamaan tetapi ilmu kemandirian juga diperlukan oleh para santri. keterampilan yang diajarkan diantaranya: menjahit, perbengkelan, berkebun, dan budidaya jamur tiram.
143
Alumni dari Pondok Pesantren Darrun Nasyi‟in diberi nama IKADA (Ikatan Alumni Darrun Nasy‟in). Selain itu pendidikan formal juga dibentuk seperti PAUD, TK, MTs-SA Darrun Nasyi‟in, MA Darrun Nasyi‟in.
Profil Pondok Pesantren Darrun Nasyi‟in
a. Visi
Beriman dan bertakwa, unggul dalam prestasi, berilmu pengetahuan dan berteknologi, terampil dan mandiri.
b. Misi
1) Mewujudkan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
2) Menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas.
3) Mewujudkan tenaga pendidik dan kependidikan yang profesional.
4) Mewujudkan keterampilan yang membentuk jiwa raga yang sehat.
c. Lokasi: Jl. Nusantara Raya Bumi Jawa Kecamatan Batanghari Nuban Kabupaten Lampung Timur.
d. Luas Tanah : 2 Hektar
e. Jumlah Santri
1) Santri Mukim : 207 Santri
2) Santri Kalong : 300 Santri
f. Jumlah Pengajar: 23 Pengajar
g. Keadaan Gedung Pondok
1) Ruang Belajar : 10 Lokal
2) Ruang Toilet/Kamar Mandi : 18 Ruang
3) Asrama :Pa : 8, Pi : 4
4) Musholla : 2 Lokal
5) Kantor Madrasah : 1 Lokal
6) Kantor Pengurus Putra : 1Lokal
144
7) Kantor pengurus Putri : 1Lokal
8) Ruang Tamu : 2Lokal
9) Ruang Kursus Menjahit : 1Lokal
10) Ruang Perbengkelan : 1Lokal
11) Gedung MTs : 12Lokal
12) Gedung TK : 1Lokal
13) Gedung PAUD : 1Lokal
Struktur Organisasi Pondok Pesantren Darrun Nasyi‟in
Susunan PengurusPondok Pesantren Darrun Nasyi‟in Putri tahun 2016-2017.
Pengasuh : KH. Ahmad Syarifudin
Pimpinan : Ust. Fatkhuloh,S.Ag, M.Pd.I
Ketua Umum : Ust. Irham Satari, S.H.I
Ketua I : Ayu Khuzaimah
Sekretaris : Evi Apriyanti
Bendahara : Ulva Safitria
Sie Pendidikan : Nur Azizah, Nurul Fadilah Jamil
Sie Keamanan : Amanah, Despita Dwi Saputri
Sie Kesehatan : Leni Indriani, Indah Gita Cahyani
Sie Kebersihan :Alin Khusnia Khudori, Nur Eli Ningsya
Susunan Pengurus Pondok Pesantren Darrun Nasyi‟in Putra tahun 2016-2017:
Pengasuh : KH. Ahmad Syarifudin
Pimpinan : Ust. Fatkhuloh,S.Ag, M.Pd.I
Ketua Umum : Ust. Irham Satari, S.H.I
Ketua : Bambang Prasetyo
Sekretaris : Abdul Mukhlis
Bendahara : Sohari
Sie Pendidikan : M. Basrudin
Sie Keamanan : Ronaldi
Sie Kesehatan : Rohmad
Sie Kebersihan : Muhammad Anas Z, Mu‟amar Khadafi
145
Sie Perlengkapan : M. Ridwan, Luthfi Fathurrohman
Sie Kesenian : Manan Zakaria, Dafit Pramuja
Bidang Usaha Ekonomi Pondok Pesantren Darrun Nasyi‟in
a. Budidaya Jamur Tiram
Keterampilan usaha jamur tiram ini diperoleh ketika pengurus pesantren mengirim beberapa santri untuk belajar budidaya jamur di Desa Sekampung. Setelah mempunyai bekal yang cukup pondok pesantren membuka budidaya jamur yang dikelola santri.
Selama 4 tahun budidaya jamur ini masih tetap berjalan, bahkan lokasi dan jumlah baglognya pun semakin banyak. Saat ini usaha ini diserahkan kepada Bapak Palal untuk dikelola. Setiap 1 rit menghasilkan kurang lebih 1,5 ton jamur tiram dalam 3-6 bulan.Adanya peningkatan produksi setiap tahun menjadikan unit usaha ini usaha unggulan. Peningkatan produksi unit usaha ini terlihat dari produsi tahun 2015 1 ton, tahun 2016 sebanyak 3 ton,dan pada tahun 2017 sebanyak 7 ton.
Adanya bantuan modal dari Yayasan Baitul Maal BRI semakin memajukan usaha ini. Saat ini rata-rata keuntungan yang diperoleh kurang lebih Rp 3.000.000,- perbulan. Target pengelola untuk tahun 2018 adalah 15 Ton. Rencananya usaha ini akan melibatkan masyarakat sekitar, sehingga dapat saling membantu perekonomian baik pesantren maupun masyarakat.
Keuntungan usaha budidaya jamur tiram ini adalah proses produksinya yang mudah dipelajari, perawatan yang mudah dan tidak menguras waktu, energi dan pikiran. Selain itu, sudah ada kosumen langganan baik itu pedagang maupun masyarakat sekitar sehingga tidak bingung lagi dalam pemasarannya. Tetapi ada juga kendala dalam usaha
146
ini, salah satunya ketika banjirnya masa panen maka akan menurunkan harga atau bahkan tidak terjual. Selain itu adalah faktor penyakit dan cuaca, juga belum adanya alternatif pengolahan limbah baglog jamur.
b. Menjahit
Unit usaha menjahit ini awalnya adalah salah satu jurusan di sekolah menengah kejuruan yang dibuka oleh Pondok Pesantren Darrun Nasyi‟in. Usaha yang sudah berjalan kurang lebih lima tahun ini kini sudah mempunyai dua gedung dengan 6 santri pengurus tetap. Usaha ini sesungguhnya tidak difokuskan untuk bisnis, melainkan sebagai media pembelajaran keterampilan santri. Namun ternyata bisa memberikan penghasilan tambahan kepada pesantren melalui jasa yang diterima dari masyarakat atau komisi dari kerjasama dengan penjahit besar asal Purbolinggo. Pihak pondok memilih keterampilan ini karena bisa dikerjakan dengan waktu yang fleksibel dan mudah diawasi.
Usaha jahit ini bekerjasama dengan Ust. Wahyudi sekaligus pengajar dan pemilik konveksi besar di Purbolinggo. Para santri diberi pengerjaan pesanan jahit yang komisinya ditentukan oleh Ust. Wahyudi sendiri, sedangkan pondok pesantren memperoleh infak dari Ust Wahyudi.Keuntungan perbulan dari unit usaha ini kurang lebih Rp 500.000,- per bulan. Namun jika ada masyarakat sekitar yang menggunakan jasa jahit maka komisinya diterima oleh santri yang mengerjakan jahitan tersebut. Sebagian juga digunakan untuk menambah biaya operasioanl seperti membeli benang dan jarum.
Unit usaha ini juga didukung dengan adanya lembaga pendidikan formal naungan pondok pesantren seperti PAUD, TK, Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah
147
yang setiap tahun membuat seragam. Sehingga keperluan seragam yayasan ini sudah mampu dipenuhi sendiri.
Para santri yang berminat bisa langsung ikut belajar tanpa persyaratan khusus. Meskipun banyak santri yang berminat namun kebanyakan hanya sekedar mencoba belajar dasarnya saja. Kurang seriusnya santri adalah salah satu kendala dalam unit usaha ini.
c. Bengkel
Unit usaha bengkel dibuka pada tahun 2013 dan sudah berjalan kurang lebih 4 tahun. Pondok Pesantren Darrun Nasyi‟in mencoba membuka Sekolah Menengah Kejuruan dan salah satunya adalah jurusan bengkel atau otomotif. Unit Usaha ini awalnya ditujukan untuk media praktek santri. Namun, kurangnya minat santri dan sekolah kejuruan tersebut juga dialihkan menjadi Madrasah Aliyah sehingga perbengkelan dijadikan sebagai ekstrakulikuler sekolah maupun pondok pesantren.
Saat ini usaha ini masih tetap dijalankan oleh Bapak Anang Saifullah di depan kediamannya yang saling berhadapan dengan pondok pesantren. Para santri masih tetap diterima jika ada yang ingin belajar. Perbulan keuntungan yang diterima pondok pesantren kurang lebih Rp 500.000,-. Sistem pembagian keuntungan antara Bapak Anang dan pihak pondok adalah pondok pesantren mendapat keuntungan dari selisih penjualan sparepart kendaraan sedangkan Bapak Anang mendapatkan komisi dari servis kendaraan.
Bapak Anang mengaku senang karena selain mendapatkan nafkah beliau juga bisa menjadi keluarga pesantren. Selain itu, ketika ada masalah atau keperluan bisa dimusyawarahkan bersama dengan pihak pesantren. Salah satu kendala selama menjalankan usaha bengkel ini adalah kurangnya modal dan peralatan.
148
d. Kebun Sayuran
Lahan yang merupakan tanah wakaf atas atas nama Ust. Fatkhulloh, M.Pd.I ini memiliki luas sekitar ¼ Hektar. Sebagian lahan kini sedang dibangun gedung Madrasah Aliyah sehingga lahan yang ditanami sayuran hanya separuhnya. Lahan ini ditanami oleh tanaman bayam, kangkung, pohon singkong sayur dan kacang koro. Lahan ini juga ditanam tanaman lain seperti terong, tomat dan cabai namun masih dalam proses pembibitan.
Lahan ini awalnya adalah kebun singkong, namun satu tahun terakhir ditanami sayuran yang dimanfaatkan untuk membantu memenuhi konsumsi santri sehari-hari. Salah satu kendala kebun ini adalah tanah yang kurang subur, juga karena sebagian lahan digunakan untuk pembangunan gedung Madrasah Aliyah. Selain itu, pengelolaan yang masih sangat sederhana dan belum teratur membuat lahan ini banyak dipenuhi hama rumput.
Pengelola yang mengurus kebun ini adalah santri sekitar 3 orang. Mereka dibebaskan biaya makan bulanan pondok sehingga hanya membayar sekitar Rp 55.000,-/bulan dari yang semula Rp 280.000,-/bulan. Selain itu Mu‟amar Kadafi santri kelas 3 Madrasah Aliyah yang menjadi salah satu pengelola mengaku banyak manfaat yang dirasakan seperti mengurangi biaya pondok, dekat dengan kiai dan juga belajar memahami kelelahan orang tua dalam mencari nafkah.
149
Pondok Pesantren Roudlatul Qur‟an
Sejarah Singkat Berdirinya Pondok Pesantren
Roudlatul Qur‟an
Pondok Pesantren Roudlatul Qur‟an, merupakan lembaga pendidikan Islam. Sistem pesantren yang didirikan pada tanggal 27 Juli 2001 di bawah kepemimpinan Drs. KH. Ali Qomaruddin, SQ Al-Hafidz. Awal berdirinya pondok pesantren Roudlatul Qur‟an diorientasikan sebagai respon aktual terhadap kian langkanya ulama yang menguasai disiplin ilmu-ilmu al-Qur‟an yang berkaitan dengan Tahfidzul Qur‟an (menghafal al-Qur‟an), mayoritas penduduk Indonesia yang muslim, maka sudah selayaknya ada diantara umat muslim yang konsern dalam menjaga dan mentadaburi al-Qur‟an sebagai pedoman hidup umat.
Fenomena yang terjadi saat ini mengindikasikan, bahwa semakin memudarnya kecintaan generasi muda untuk membaca,
150
menghafal, serta mengkaji al-Qur‟an secara mendalam, sehingga para pendiri pondok pesantren Roudlatul Qur‟an merasa terpanggil untuk menyelenggarakanlembaga pendidikan berbasis pesantren dengan pola modern untuk mencetak generasi penerus yang hafal al-Qur‟an, cerdas, terampil, dan berahlak. Sebagai kader-kader yang intelek, berwawasan dengan pola pikir modern dan inovatif. Generasi muda yang memiliki masa depan dan kelak diharapkan dapat tampil sebagai generasi pembaharu yang handal dan tangguh menghadapi tuntutan zaman.
Komitmen pondok pesantren Roudlatul Qur‟an terhadap program Tahfidzul Qur‟an itu telah membuahkan hasil dengan terselenggaranya Wisuda Khotmil Qur‟an I pada tahun 2001 yang diikuti 4 orang santri dan Wisuda Khotmil Qur‟an yang ke II pada tahun 2003 yang diikuti 7 orang santri dalam menghatamkan Al-Qur‟an 30 juz bil ghoib yang ditandai dengan peresmian gedung asrama oleh Menteri Agama Prof. DR. KH. Said Agil Al-Munawar.
Visi dan Misi
Visi:
Menjaga al-Qur‟an sebagi kalam Illahi yang sarat dengan disiplin ilmu dan menjadikan sebagai pedoman serta pandangan hidup.
Misi :
a. Mencetak kader-kader / generasi muda penerus bangsa yang hafal al-Qur‟an yang berkualitas.
b. Membina Qori‟ dan Qori‟ah serta hafidz dan hafidzah yang berkualitas dan berwawasan Qur‟ani.
Tujuan:
Sebagai upaya meningkatkan pengetahuan dan pemahaman santriwan dan santriwati dalam proses pembelajaran baik secara
151
kualitas dan kwantitas melalui program terpadu yakni dengan memadukan kurikulum pendidikan nasional dengan kurikulum pesantren secara integral dengan mengedepankan program unggulan untuk jenjang SMP dan SMA (plus) Tarbiyatul Mualimin Al-Islamiyah.
Segi Bangunan
a. Pendiri Bangunan : Pondok Pesantren Roudlatul Qur‟an
b. Kondisi Bangunan : Baik
c. Letak Bangunan : Mulyojati 16 B Kec. Metro Barat Kota Metro
Keadaan Bangunan
a. Kamar Santri : 26 buah
b. Kantor : 1 buah
c. Perpus : 1 buah
d. Laboratorium : 1 buah
e. Masjid : 2 buah
f. Kantor Olahraga : 1 buah
Kegiatan Ekstrakurikuler
a. Pramuka
b. Kaligrafi
c. Drum Band
d. Tilawatil Qur‟an
Tenaga Kependidikan
Hingga saat ini Pondok Pesantren Roudlatul Qur‟an memiliki guru. Gambaran keberadaan guru dengan berbagai distribusi dapat dilihat sebagai berikut:
No
Nama
Jabatan
Pendidikan Terakhir
1
H. Bani Mustofa
Pendiri Pondok
SI
152
No
Nama
Jabatan
Pendidikan Terakhir
2
H.Drs. Ali Qomaruddin
Pengasuh Pondok
SI
3
Saiful Hadi, S.SI
Mahkamah Agung
SI
4
Abdurrahman
Mahkamah Agung
Pondok Pesantren
5
A.Sonhaji, S.Pd.I
Ketua Pondok
SI
6
Mufti Maulidani, S.Pd.I
Sekertaris
SI
7
Ahmad Ansori, S.Si
Bendahara
SI Lululan Darma
Wacana
8
Ahmad Fauziana
Kependidikan
Pondok Pesantren
9
Qosim Khoirul Anwar
Keamanan
Pondok Pesantren
10
Fajar
Keamanan
Pondok Pesantren
11
Tri Safroh
Keamanan
Pondok Pesantren
12
Siti Anjarwati
Keamanan
Pondok Pesantren
13
Ahmad Mubin
Beribadah
Pondok Pesantren
14
Aji Mubarok
Beribadah
Pondok Pesantren
15
Uswatun Hasanah
Kesehatan
Pondok Pesantren
16
Nafinah
Kesehatan
Pondok Pesantren
17
Nurul Hidayati
Kesehatan
Pondok
153
No
Nama
Jabatan
Pendidikan Terakhir
Pesantren
18
M.‟Ulum
Kebersihan
Pondok Pesantren
19
M.Mudasir
Kebersihan
Pondok Pesantren
20
M.Iqbal
Kebahasaan
Pondok Pesantren
Struktur Organisasi Pondok
1) Ketua yayasan
H.Bani Mustofa, SH
2) Pengasuh pendiri
Kh. Drs. Ali Qomarudin
3) Ketua lurah
Ahmad Sonhaji, S.Pd.I
4) Sekertaris
Mufti Tauladani, S.Pd.I
5) Bendahara
Ahmad Ansori, S.Si
6) Seksi bahasa
M. Iqbal
7) Seksi perlengkap
Ivan dan Utami
8) Seksi konsulat
Qosim
9) Seksi humas
M. Abdullah
10) Seksi kebersihan
M. Ulum
11) Seksi kesehatan
Uswatun dan Noviyanti
154
12) Seksi peribadatan
A.Mubayin dan Aji
13) Seksi keamanan
Qosimi dan Fajar
14) Seksi pendidikan
Fauziana dan Makhsatu
Selain itu juga ditambah dengan kepengurusan beberapa komplek yang ada di pondok.
Denah Lokasi Pondok
Keterangan
1) SMATM RQ
2) Komplek V
3) SMPTM RQ
4) Komplek V
5) Komplek II
JL Soekarno Hatta
JL. Pondok Pesantren
4
5
2
1
3
8
9
7
6
155
6) Kediaman Kiai
7) Komplek I
8) Komplek III
9) Komplek IV
Keadaan Pondok Pesantren Roudlatul Qur‟an Metro Barat Kota Metro
No
Keadaan Pondok
Keterangan
1
Pendiri Pondok
H.Bani Mustofa
2
Pengasuh Pondok
H. Drs. Ali Qomaruddin Al-Hafidz
3
Ketua Pondok
Ahmad Sonhaji, S.Pd.I
4
Jumlah Pengurus
29 Pengurus
5
Jumlah Pegawai
21 Pegawai
6
Jumlah Santri
620 santri
Kurikulum 3 Tahun Tahfidz Al-Qur‟an PPRQ
No
Kelas Santri Hufadz
Target Hafalan
Keterangan
1
Kelas I (Tahun ke I)
12 Juz
a. Bulan pertama tahsin baca Al-Qur‟an
b. Dilanjutkan menghafal Juz 30, 29, 1, 2, dan juz 3
c. Menghafal juz 4 sampai juz 10
156
2
Kelas II (Ta-hun ke II)
14 Juz
a. Menghafal juz 11 sampai juz 17
b. Menghafal juz 18 sampai juz 24
3
Kelas III (Ta-hun ke III)
4 Juz
a. Menghafal juz 25 sampai 28 serta murajaah (pengu-langan hafalan)
b. Murajaah dan per-siapan menhadapi ujian
Jumlah
30 Juz
Materi menghafal al-Qur'an 30 juz dibagi menjadi 36 bulan, sehingga penghafal Al-Qur'an harus menghafal secara rutin 20 halaman perbulan pada tahun I, dan 15 halaman pada tahun II dan III, untuk lebih jelasnya perhatikan tabel berikut ini:
Tahun I
No.
Bulan
Jumlah Hari Efektif
Materi Hafalan Perhari
Jumlah Hafalan Perbulan
Januari
30 Hari
Tahsin Al-Qur‟an
-
Pebruari
20 Hari
1 Halaman
20 Halaman (1 Juz)
Maret
25 Hari
1 Halaman
25 Halaman (1 Juz)
April
25 Hari
1 Halaman
25 Halaman (1 Juz)
Mei
25 Hari
1 Halaman
25 Halaman (1
157
No.
Bulan
Jumlah Hari Efektif
Materi Hafalan Perhari
Jumlah Hafalan Perbulan
Juz)
Juni
20 Hari
1 Halaman
20 Halaman (1 Juz)
Juli
20 Hari
1 Halaman
20 Halaman (1 Juz)
Agustus
25 Hari
1 Halaman
25 Halaman (1 Juz)
September
20 Hari
1 Halaman
20 Halaman (1 Juz)
Oktober
20 Hari
1 Halaman
20 Halaman (1 Juz)
Nopember
20 Hari
1 Halaman
20 Halaman (1 Juz)
Desember
20 Hari
1 Halaman
20 Halaman (1 Juz)
Jumlah 240 Halaman (12 Juz)
Tahun II
No.
Bulan
Jumlah Hari Efektif
Materi Hafalan Perhari
Jumlah Hafalan Perbulan
Januari
15 Hari
1 Halaman
15 Halaman (3/4 Juz)
Pebruari
15 Hari
1 Halaman
15 Halaman (3/4 Juz)
Maret
15 Hari
1 Halaman
15 Halaman (3/4 Juz)
April
15 Hari
1 Halaman
15 Halaman (3/4
158
No.
Bulan
Jumlah Hari Efektif
Materi Hafalan Perhari
Jumlah Hafalan Perbulan
Juz)
Mei
15 Hari
1 Halaman
15 Halaman (3/4 Juz)
Juni
15 Hari
1 Halaman
15 Halaman
(3/4 Juz)
Juli
15 Hari
1 Halaman
15 Halaman
(3/4 Juz)
Agustus
15 Hari
1 Halaman
15 Halaman
(3/4 Juz)
September
15 Hari
1 Halaman
15 Halaman
(3/4 Juz)
Oktober
15 Hari
1 Halaman
15 Halaman
(3/4 Juz)
Nopember
15 Hari
1 Halaman
15 Halaman
(3/4 Juz)
Desember
15 Hari
1 Halaman
15 Halaman
(3/4 Juz)
Jumlah 180 Halaman
(9 Juz)
Tahun III
No.
Bulan
Jumlah Hari Efektif
Materi Hafalan Perhari
Jumlah Hafalan Perbulan
Januari
15 Hari
1 Halaman
15 Halaman
(3/4 Juz)
Pebruari
15 Hari
1 Halaman
15 Halaman
(3/4 Juz)
Maret
15 Hari
1 Halaman
15 Halaman
(3/4 Juz)
159
No.
Bulan
Jumlah Hari Efektif
Materi Hafalan Perhari
Jumlah Hafalan Perbulan
April
15 Hari
1 Halaman
15 Halaman
(3/4 Juz)
Mei
15 Hari
1 Halaman
15 Halaman
(3/4 Juz)
Juni
15 Hari
1 Halaman
15 Halaman
(3/4 Juz)
Juli
15 Hari
1 Halaman
15 Halaman
(3/4 Juz)
Agustus
15 Hari
1 Halaman
15 Halaman
(3/4 Juz)
September
15 Hari
1 Halaman
15 Halaman
(3/4 Juz)
Oktober
15 Hari
1 Halaman
15 Halaman
(3/4 Juz)
Nopember
15 Hari
1 Halaman
15 Halaman
(3/4 Juz)
Desember
15 Hari
1 Halaman
15 Halaman
(3/4 Juz)
Jumlah 180 Halaman
(9 Juz)
Pada tahun pertama sebelum santri memasuki tahap menghafal al-Qur‟an santri diwajibkan memperbaiki bacaannya dahulu. Waktu yang ditargetkan untuk perbaikan bacaan al-Qur‟an adalah satu bulan pertama. Tahsin dimulai dengan membaca surat al-Dhuha sampai an-Naas, kemudian An-Naba‟ sampai al-Lail. Kemudian al-Mulk sampai dengan al-Mursalat. Dua juz ini dianggap telah mewakili huruf-huruf yang ada dalam al-Qur‟an.
Model tahsin yang dijalankan: santri membaca al-Qur‟an dihadapkan ustad pembimbing dua kali dalam sehari yaitu pagi
160
dan sore. Dan sebelum menghadap ustadz, santri harus sudah ditahsin dulu oleh santri lama (senior).
Dengan demikian, secara teori pada satu tahun pertama waktu yang digunakan240(dua ratus empat puluh hari) efektif dengan menghasilkan halaman 240 halaman,sama dengan 12 Juz. Pada tahun kedua waktu yang digunakan 180 (seratus delapan puluh) hari efektif dengan menghasilkan hafalan 180 halaman, sama dengan 9 juz. Begitu pula pada tahun ketiga, waktu yang digunakan 180 (seratus delapan puuh) hari efektif, dengan menghasilkan 180 halaman, sama dengan 9 juz. Maka dalam tiga tahun waktu yang digunakan adalah 600 (enam ratus) hari efektif, dengan menghasilkan hafalan 600 halaman, sama dengan 30 juz.
161
Ma‟had Darussalam Metro
Sejarah Singkat Ma‟had Darussalam Metro
Berdasarkan hasil observasi penulis dengan direktur Pondok Pesantren Darussalam Kota Metro, awalnya adalah sebuah masjid yang didirikan sekitar tahun 1980 selanjutnya berkembang menjadi pusat kegiatan keislaman pelajar dan mahasiswa sekitarnya yang mulai marak awal tahun 1998, kegiatan tersebut meliputi taklim, tatsqif, kajian Bahasa Arab dan kegiatan-kegiatan keislaman lainnya, maraknya kajian keislaman di Masjid Darussalam disebabkan karena lokasi masjid Darussalam berada di wilayah yang strategis.
Melihat maraknya kajian keislaman di Masjid Darussalam maka pengurus masjid, tokoh masyarakat dan beberapa mantan Aktivis Dakwah Kampus Kota Metro mempunyai keinginan untuk mengoptimalkan kajian-kajian keislaman di Masjid
162
Darussalam dengan mendirikan Pondok Pesantren dengan bernama “Pondok Pesantren Darussalam” dan pada Tahun 2006 mulai dibuka penerimaan santri.
Para pendiri berkeinginan mendirikan pondok pesantren yang tidak hanya berkualitas secara aqidah tapi juga religius, yang mampu menjadi generasi harapan bangsa yang memiliki kepribadian baik dan berakhlak mulia.Maka dirancanglah sebuah pesantren yang memadukan antara kurikulum pendidikan umum dan kurikulum pendidikan agama islam serta rumah tahfidzul qur‟an, sehingga jadilah pondok pesantren yang diberi nama, Ma‟had darussalam Metro, yang memiliki motto ”Bersama Mengemban Amanah Mendidik Generasi Rabbani”. Kebersamaan antara ustadz, Orang Tua dan Masyarakat dalam mengemban tugas sehingga para santri menjadi generasi “Rabbaniyyun” yaitu generasi yang mencintai Allah dan dicintai Allah, yang memberi kemanfaatan banyak untuk orang lain, dan menerapkan prinsip tawazun dalam kehidupan dunia dan akhiratnya.
Ma‟had Darussalam ini mempunyai Visi: ”Menjadikan pesantren Yang Unggul dalam Spiritual, Intelektual dan Emosional”. Maksud dari visi ini adalah ingin menjadikan para santri menjadi generasi yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT, mempunyai kecerdasan akal pikiran dan penguasaan teknologi dan informasi, mempunyai akhlak mulia dalam bergaul dan berkomunikasi dengan lingkungannya. Dengan indikator keberhasilannya sebagai berikut:
1) Para santri alumninya mempunyai hafalan al-Qur‟an minimal 3 juz.
2) Para santri alumninya terbiasa beribadah dengan kesadaran sendiri.
3) Para santri alumninya mampu menjadi suri tauladan dalam masyarakatnya.
4) Para santri alumninya dapat membaca kitab kuning.
163
5) Para santri alumninya berperilaku sopan, santun dan berakhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari baik di dalam lingkungan pesantren maupun di masyarakat.
Adapun Misi Ma‟had Darussalam dalam rangkai pencapaian Visi adalah sebagai berikut :
1) Mewujudkan suasana pembelajaran yang kondusif dan kompetitif dalam menghafal al-Qur‟an.
2) Membiasakan warga santri untuk senang dalam belajar dan menghafal al-Qur‟an serta beribadah kepada Allah SWT.
3) Melatih santri secara teratur dan berkesinambungan dalam menghafal dan mentadaburi ayat-ayat al-Qur‟an.
4) Membiasakan budaya berfastabiqul khoirot dalam proses pembelajaran.
5) Melatih para santri untuk berani tampil berbicara dan berpidato berbahasa arab di depan ustadz maupun di depan umum.
6) Melatih sopan santun dan berakhlak mulia seperti yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW dalam kehidupan sehari-hari.
Pada tahun 2006 Ma‟had Darussalam Metro membuka angkatan pertama, pada waktu itu jumlah santrinya adalah 15 orang. Pada periode ini Ma‟had Darussalam Metro dipimpin oleh Bapak ustadz Ramadhan Lc, sebagai pengasuh Ma‟had Darussalam, sebagai Ma‟had atau pesantren yang masih muda, para ustadz Ma‟had Darussalam berupaya untuk komitmen didalam melaksanakan ta‟lim tsaqofah islamnya dengan terus berupaya membimbing para santri untuk melaksanakan tugasnya. Kemudian pada tahun 2008 Ma‟had Darussalam berganti kepemimpinan dari Bapak ustadz Ramadhan, Lc digantikan oleh Bapak ustadz Muhammad Humam, S.Pd.I
Pada saat Ma‟had Darussalam Metro diasuh oleh Bapak ustadz Muhammad Humam, S.Pd.I. Ma‟had Darussalam Metro
164
mengalami peningkatan dari jumlah santri maupun kualitas, dan pada saat itu Ma‟had Darussalam Metro sudah mulai dikenal masyarakat kampus.
Keadaan Bangunan Ma‟had Darussalam Metro
Ma‟had Darussalam Metro berada di atas areal tanah yayasan seluas 2.500 m2, sedangkan bangunannya sudah dalam kondisi permanen berasal dari bantuan ketua yayasan yaitu, Drs. Mashuri DM, dan sumbangan para donator yang terkait serta dari masyarakat sekitar lingkungan Ma‟had dan masjid Darussalam Adapun mengenai gambaran umum Ma‟had Darussalam Metro dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Bangunan Gedung:Bangunan yayasan dan donatur
2) Keadaan Bangunan: Masjid dan asrama permanen
3) Lokasi: Jalan KH. Dewantara 15 A, kelurahan Iring Mulyo, kecamatan Metro Timur, Kota Metro.
4) Keadaan ruangan
a) Lokasi Belajar: Lantai 1
b) Asrama santri: Lantai 2
c) Ruang Wirausaha: 1 Ruang
d) Masjid: 1 Gedung
e) Kantor: 1 Ruang
f) Kediaman ustadz: 1 Gedung
Struktur Pengurus Yayasan Ma‟had Darussalam Metro
Secara umum personalia Ma‟had Darussalam Metrodapat penulis jelaskan sebagai berikut :
a. Pembina : Drs. H. Mahmudi, B.Sc
: H. Jahidin
b. Pengawas: Prof. Dr. H. Marzuki Noer, M.Sc
: Prof. Dr. H. Juhri, M.Sc
c. Ketua Yayasan : Drs. A. Mashuri DM
165
Sekretaris : Amar Fatkhallah, S.Pd.I
Bendahara: Wasis Riyadi, S. Sos
d. Bidang-bidang
1. Bidang Pendidikan
Ketua : Drs. Ansor Maulana
Anggota : Kasiman, S.Pd.I
Samsun Fajar
M. Humam, S.Pd.I
2. Bidang Rumah Tangga
Ketua : Amenan Jalal
Aggota : Ngadimin
Sumadiyono
Abdul Ghani
Ediyanto, S.Pd
Muhammad Nur
3. Bidang Dana Usaha
Ketua : Tony Hariyanto
Anggota : Drs. I Nyoman Darmandi
Suwarso, S. Pd.I
Drs. Rudin
Drs. H. M. Hasan
Bejan, S.Pd.I
Kegiatan Ekstra Kulikuler Ma‟had Darussalam Metro
1) Jaulah Ruhiyah
2) Mabit ( Malam Bina Iman dan Taqwa )
3) Khotmil Qur‟an 30 Juz diawal bulan Muharram
4) Olahraga ( Futsal , Senam , Panjat Gunung, Catur )
Geografis Ma‟had Darussalam Metro
Secara geografis Ma‟had Darussalam Metro cukup mudah dijangkau karena letaknya sangat strategis yaitu dikelilingi sekolah-sekolah dan perguruan tinggi, Tepatnya di jalan KH.
166
Dewantara 15 A Iring Mulyo Kecamatan Metro Timur. Untuk menguraikan secara lengkap maka dapat penulis sajikan denah lokasi Ma‟had darussalamKota Metro sebagai berikut:
Keadaan Pengajar/ Ustadz Ma‟had Darussalam Metro
Para ustadz di Ma‟had Darussalam Metro terdiri dari pimpinan Ma‟had pengasuh dan pengajar, adapun untuk menunjang petugas agenda ta‟lim, operasional dan kebersihan Ma‟had lebih memberdayakan para santri dan juga dalam memberikan pelayanan kepada internal Ma‟had maupun kepada satuan-satuan organisasi lain demi kelancaran pelaksanaan ta‟lim dan pengajaran yang diselenggarakan di Ma‟had Darussalam Kota Metro. Untuk lebih jelasnya mengenai keadaan pengasuh dan asatidz ini dapat penulis sajikan dalam tabel berikut ini:
No
Nama
Pendidikan
Ustadz Ta‟lim
Jabatan
1
Drs. A. Mashuri DM
SI
Pd akhlak
Ketua yayasan
2
Amenan Jalal
SMA
-
K.Pembangunan
3
M Humam, SPd. I
SI. B.Arab
B. Arab
Pimpi-nan
Rumah ketua yayasan Ma’had
SMK N1 Metro
Masjid Darussalam
Lantai 1 Lokasibelajar santri
Lantai 2 Lokasi asrama santri
Ruang Tangga
Ruang Wirausaha
Kantor Pondok
WC Pria
Kamar Ustadz
WC Wanita
Tempat Wudhu
STAIN Metro
Lapangan Kampus
Halaman Ma’had
Jalan 15 A iring mulyo Metro
Jalan Kota
167
ma‟had
4
Kasiman, SPd. I
SI. B.Arab
Tsaqofah
K.Pendidikan
5
Ramadhan, Lc. MA
S2
Tafsir
Pengurus
6
Mujirul Hasan
S1
Tahfidz
Pengurus
7
M salim, MA
S2
Hadits
Pengajar
8
Mustaqim, S.Pd
SI
Nahwu
Pengajar
9
Aswandi, S.Pd. I
SI
Imla‟
Pengajar
10
Dr. Nadirsyah, Lc. MA
S3
Kitab kuning
Pengajar
11
Adri Yusro,
SPd. I
SI
B.Arab
Pengajar
168
Pondok Pesantren Darul „Ulya
SejarahBerdirinya Pondok Pesantren Darul „Ulya
Pondok pesantren merupakan salah satu, tempat untuk murid atau santri belajar mengaji, di Kecamatan Metro Timur inilah Pondok Pesantren berada dan telah didirikan pada tahun 2007, dan mendapatkan izin dari badan hukum pada tanggal 6 Juli 2012, Pondok Pesantren ini berdiri tepat di desa yang terletak di persawahan, walau banyak sekali hambatan dan rintangan yang harus dihadapi untuk mendirikan Pondok Pesantren tapi dengan usaha serta kerja keras dan dengan izin Allah SWT. Maka berdirilah Pondok Pesantren tersebut, dan diawali dengan sebuah bagunan yang sangat sederhana, kemudian bangunan tersebut diberi nama Pondok Pesantren Darul „Ulya.
Pondok Pesantren tersebut digunakan oleh para murid atau para santri untuk belajar dan yang paling utama menuntut
169
ilmu agama, dengan berjalannya waktu Pondok Pesantren Darul „Ulya tidak hanya membeuka pendidikan diniyah saja akan tetapi kemudian mendirikan pendidikan Madrasah Tsanawiyah (MTs) pada tanggal 17 Maret 2010 dan pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) pada tanggal 23 Maret 2013, dengan sebuah harapan agar kedepan Pondok Pesantren Daarul „Ulya serta pendidikan formalnya bisa berjalan dan bisa lebih maju lagi.
Pondok Pesantren Daarul „Ulya merupakan sebuah wadah untuk mempertahankan regenerasi yang mampu berdaya saing. Didirikannya Pondok Pesantren Daarul „Ulya ialah dengan harapan para santri nantinya bisa menjadi generasi yang memiliki ilmu pengetahuan terutama pada bidang keagamaan, dan diharapkan para santri nantinya mampu mengemban amanah atau bisa berjuang dan berdakwah sesuai dengan ajaran Nabi Muhammad SAW.
Adapun para pemuda atau para generasi ini jika tidak dibekali dengan keilmuan yang dilatar belakangi dengan Pondok Pesantren ditakutkan nanti akan kehilangan generasi penerus perjuangan agama tidak memiliki keilmuan agama, sedangkan perjuangan zaman sekarang sudah tidak dibebankan oleh para Nabi lagi, jika dakwah tidak dibekali dengan keilmuan, maka akan timbul beberapa pemahaman yang tidak sesuai dengan ajaran Islam, maka dari itu pendiri Pondok Pesantren Daarul „Ulya bertekad untuk mendirikan Pondok Pesantren.
Identitas Pondok Pesantren
Nama Pondok Pesantren: Pon-Pes Daarul „Ulya.
Akta Pendirian: 19/23-03-2007.
No. Statistik Pondok Pesantren: 748/PPS/Metro/2011
Alamat Lengkap : Jln. Merica No. 31 RT/RW. 33/15 Iring Mulyo Kecamatan Metro Timur kota Metro.
Nomor Telepon/Hp: 0725-7039573/085357655200
Tahun Berdiri: 2007
Jenjang Pendidikan: Formal dan Non formal
170
Tipe Pondok Pesantren: D
Kategori Lokasi Pondok: Pedesaan/Pemukiman
Kategori Daerah : Kota Metro
Nama Tokoh Pendidik: Ust. Kyai. M. Subadji Rahmat, BA
Visi dan Misi Pondok Pesantren Darul Ulya
1) Visi
Membangun generasi muslim yang maju, mandiri, berwawasan ilmu pengetahuan yang luas dan di dasari dengan iman dan taqwa.
2) Misi
a) Mewujudkan bimbingan dan pembelajaran yang handal;
b) Membekali anak didik dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan;
c) Mencetak kader yang handal dalam agama dan teknologi;
d) Membangun ukhuwah Islamiyah.
Status Kepemilikan Tanah dan Fisik
Jurnal Keseluruhan: 3800 M2
Asal/Sumber Tanah: Pribadi
Status Bangunan : Milik Yayasan Pondok Pesantren
Luas Bangunan:.200 M2
Tujuan
Tujuan mendirikan Pondok Pesantren Daarul „Ulya membantu manusia untuk senantiasa beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. dan Rasul-Nya; Menanamkan rasa cinta kepada bangsa dan negara;Membantu masyarakat kurang mampu yang putus sekolah; dan Menanamkan kecintaan santri terhadap kitab suci Al-Qur‟an.
Letak Geografis Pondok Pesantren Daarul „Ulya
Pondok Pesantren Daarul „Ulya dibangun di atas tanah seluas.200 m2. Lokasi Pondok Pesantren Daarul „Ulya sangat
171
strategis karena berada di dekat Jalan Raya, sehingga sangat mudah dijangkau. Letak geografis Pondok Pesantren Daarul „Ulya ini adalah:
1) Sebelah timur berbatasan dengan Jalan Desa dan Asrama Putri
2) Sebelah barat berbatasan dengan rumah warga
3) Sebelah selatan berbatasan dengan Asrama Putra Pondok Pesantren Daarul „Ulya
4) Sebelah utara berbatasan dengan perumahan penduduk
Keadaan Sarana dan Prasarana BangunanPondok Pesantren Daarul „Ulya
Secara fisik bangunan Pondok Pesantren Daarul „Ulya sudah memadai terutama dilihat dari gedung yang permanen dan dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang cukup lengkap sehingga menunjang kegiatan.
Secara terperinci bagian-bagian sarana dan prasarana Pondok Pesantren Daarul „Ulya adalah sebagai berikut:
Sarana/Prasarana
Jumlah
Masjid/Mushola
1
Lokal Diniyah
6
TPA
1
Kantor Putri
0
Asrama Putri
4
Kamar Mandi/WC
2
Sapu lidi
2
Alat pel
1
Pengering lantai
0
Kotak Sampah
2
Sorok Sampah
1
Cangkul
1
Sabit
1
172
Struktur Kepengurusan Pondok Pesantren Daarul „Ulya
Struktur kepengurusanPondok Pesantren Daarul „Ulya, terdiri dari beberapa orang pengelola sesuai dengan tanggung jawabnya yang telah ditentukan oleh yayasan sebagai berikut:
- - -
Data Kyai dan Ustadz Pondok Pesantren Daarul „Ulya
Berikut daftar nama Kyai dan ustadz Pondok Pesantren Daarul „Ulya sebagaimana berikut ini:
No
Nama
Lulusan Pendidikan Pon-Pes
Pendidikan Akademik
1 Ky. Slamet Pon-Pes Serang STAIN
JAMA‟AH
NUR LAILA F
NI‟MATUL KH
UMI LATIFAH
KEAMANAN
ANISAUL M
NURUL BAIYTI
DEWI FATIMAH
KEPALA UMUM
SLAMET WAHYUDI, S. Pd
BENDAHARA
YUYUN KHASANAH
LURAH PUTRI
SRIYATUN
PENDIDIKAN
GESTI AQMALINA
NI‟MATUL MAULIDA
FATHU NI”AM
SEKRETARIS
NUR AZIZAH
SEKRETARIS UMUM
UST. AHMAD MADZKUR, M.Pd.
PENGASUH
KYAI SUBADJI RAHMAT, B.A
KEBERSIHAN
DWI ARIFAH
ZULFA T
YULISA A
KESEHATAN
NANA DESI K
NURVI SARI
LILI RAHMA W
173
No
Nama
Lulusan Pendidikan Pon-Pes
Pendidikan Akademik Wahyudi, S.Pd Rembang Metro
2 Ust. Ahmad Muhlison, M.Pd.I Pon-Pes Nurul „Ulum STAIN Metro
3 Ust. Ahmad Madzkur, M.Pd.I Pon-Pes Al-Hidayah UIN Jakarta TA
4 Ust. Fuad Ashari, S.Esy Pon-Pes Darus Syafa‟ah STAIN Metro
5 Ust. M. Ali Murtadho Pon-Pes Daarul „Ulya IAIM NU Metro
6 Ust. Imam Mahmudi Pon-Pes Tri Bhakti Assalam MA Ma‟arif 14
7 Ust. Fathur Rahman Pon-Pes Daarul „Ulya MA Khusnul Khotimah
8 Ust. M. Khoirul Marzuki Pon-Pes Daarul „Ulya MA Khusnul Khotimah
9 Ustadzah Bariyanti, S.Pd.I Pon-Pes Sumbersari IAIM NU Metro
10 Ustadzah Firda Isnani Pon-Pes Daarul „Ulya MA Khusnul Khotimah
11 Ustadzah Isnaini Ainun M Pon-Pes Daarul „Ulya MA Khusnul Khotimah
12 Ustadzah Gesti A, S.Pd Pon-Pes Darul „Amal IAIN Metro
13 Ustadzah Dewi Fatimah Pon-Pes Daarul „Ulya SMK Ma‟arif NU
174
No
Nama
Lulusan Pendidikan Pon-Pes
Pendidikan Akademik 04
14 Usatadzah Annisatul M Pon-Pes Daarul „Ulya MA Tri Bhakti At-Taqwa
15 Ustadzah Nana Desi Kurniawati Pon-Pes Daarul „Ulya MA Tri Bhakti At-Taqwa
16 Ustadzah Nur Baiti Pon-Pes Daarul „Ulya MA MA‟arif NU 5
17 Ustadzah Nur Laila Pon-Pes Daarul „Ulya MA Al-Muhajirin
18 Ustadzah Zulfatu Tamimah Pon-Pes Daarul „Ulya MA Khusnul Khotimah
175
Pondok Pesantren Hidayatul Qur‟an
Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Hidayatul Qur‟an
Pondok Pesantren sejak awal berdirinya telah banyak memberikan kontribusi yang nyata bagi kemajuan bangsa Indonesia. Baik dalam masa penjajahan maupun setelah merdeka dengan mencetak banyak Ulama, Mubaligh, Guru Agama, dan Cendekiawan yang kehadirannya sangat dibutuhkan di tengah-tengah masyarakat.Dalam menghadapi era modern yang penuh dengan banyak tantangan, maka umat Islam dituntut untuk dapat mempersiapkan generasi penerus bangsa yang tangguh yang berwawasan IPTEK dan IMTAQ sehingga mampu menghadapi persaingan global. Untuk memenuhi tuntutan tersebut kami mendirikan sebuah Pondok Pesantren dengan Program Studi Hafidz Qur‟an, Diniyah, dan Kajian Kitab-Kitab Kuning.
Pondok Pesantren Hidayatul Qur‟an ini baru didirikan pada tanggal 29 Mei 2015 di Desa Banjarrejo, Kecamatan Batanghari,
176
Kabupaten Lampung Timur. Pondok pesantren Hidayatul Qur‟an di ketuai oleh ustadz Jalaludin Duritno dan diresmikan oleh Ust. Hi. Yusuf Mansyur Pengasuh Ponpes Daarul Qur‟an Tangerang pada tanggal 08 Januari 2016. Pondok Pesantren ini terletak di kawasan pendidikan Kota Metro dan Lampung Timur, dekat dengan MTsN 1, MAN 1 Lampung Timur, SMPN 2, SMPN 4, MAN 1, STAIN, UM, STKIP PGRI Metro dan sekolah lainnya. Dengan adanya pesantren kami berharap para pelajar dan mahasiswa dapat mendalami ilmu-ilmu agama yang tidak dipelajari di sekolah maupun perguruan tinggi sekaligus menyediakan asrama bagi mereka yang jauh dari tempat tinggal orang tua. Bagi mereka yang menimba ilmu di Pesantren ini diharapkan kelak menjadi generasi penerus yang B5 (Berilmu, Beriman, Bertakwa, Berakhlak mulia, dan Berguna) bagi nusa, bangsa, dan agama.
Tahun pertama pondok pesantren ini telah menerima pendaftaran sekitar 30 santri putra dan putri, dengan fasilitas seadanya, dimana asrama santri putri hanya 4 kamar (di rumah Kyai), santri putra di sebuah rumah bangunan tua, tempat ngaji dan madrasah di rumah dan teras rumah Kyai. Apabila jumlah pendaftar ditahun berikutnya sama, maka fasilitas yang ada sudah tidak dapat menampung lagi. Melihat kondisi yang seperti ini, pihak Pondok pesantren mohon bantuan infak seikhlasnya kepada bapak/ibu, sdr/i, kaum muslimin dan muslimat di mana saja berada untuk membantu pembangunan awal asrama dan madrasah Pondok Pesantren. Sedikit demi sedikitpun Pondok Pesantren Hidayatul Qur‟an mendirikan bangunan-bangunan asrama. Demikianlah sejarah singkat berdirinya Pondok Pesantren Hidayatul Qur‟an.
Keadaan Geografis
Pondok pesantren Hidayatul Qur‟an tepatnya didirikan di Dusun Menur 1, Desa 38 B Banjarrejo, Kecamatan Batang Hari
177
Kabupaten Lampung Timur.Pondok pesantren Hidayatul Qur‟an tepat berdiri -+ 100 m dari kampus IAIN II Metro.
Struktur Kelembagaan Pondok Pesantren Hidayatul Qur‟an
PENASIHAT
KH. Ali Ko-marudin,
AlHafiz
KH. A. Sholehan Thoyib
Pimpinan
Jalaluddin Durit-no, M.Pd.I
Ketua
Drs. Bunyamin
SEKRETA-RIS
Drs. H. Abdul Hanan
BENDA-HARA
Dwi Oktavia Hidayati, S.Pd.
Koordinator
Bidang
178
PEMBAN-GUNAN
Riyanto, S.Pd.I
PENDIDIKAN
Nyanwar Al-Giovan
HUMAS
Mushanif
USTADZ/USTADZAH/
GURU
a.
2. SANTRI / PE-SERTA DIDIK
Adapun data ustadz dan ustadzah pondok pesantren Hidayatul Qur‟an:
No
Nama
Ttl
Pend.
Tera-khir
Mapel
Yang Diajar
1.
Uat. Jalaluddin Duritno
Brebes,
11/10/1981
S2
.Sulamul Muna-jah
2.Ajurumiyah
3. A. Banin
2.
Ust. Unaisul Muttaqin
Sendang Agung,
11/11/1988
S1
. Lughatu Arabiyah
2. Aqidatul Awam
3.
Ust. Musanif Efendi
Adirejo,
15/07/1993
S1
Mabadi Fiqih
4.
Ust. Nyan-mar Algio-van
Mataram Baru
26/01/1994
Maha-siswa
Lughatul Injlis
179
No
Nama
Ttl
Pend.
Tera-khir
Mapel
Yang Diajar
5.
Usth. Luluk Muthoharoh
Uman Agung, 30/09/1997
Maha-siswa
Iqra‟
6.
Usth. Dewi Egatri
Branti Raya, 27/06/1998
Maha-siswa
Iqra‟
7.
Usth.Uswatun Hasanah
Kediri, 27/11/1996
Maha-siswa
Fasholatan
8.
Usth. Seka Qonita
Branti Raya, 25/07/1998
Maha-siswa
Fasholatan
9.
Usth. Elis Setiana
Sendang Asri, 18/06/1996
Maha-siswa
Do‟a
10.
Usth. Uti Maghfiroh
Re-jomulyo, 12/04/1997
Maha-siswa
Do‟a
11.
Dwi Oktavia H
Metro,
30/10/1981
S1
Administrasi
Kondisi Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren Hidayatul Qur‟an
Pondok pesantren Hidayatul Qur‟an merupakan Pondok pesantren yang tergolong sangat muda, oleh sebab itu
180
masih dalam kondisi proses pembangunan. Namun, meski masih tergolong Pondok pesantren yang sangat muda, Pondok Pesantren Hidayatul Qur‟an sudah memiliki sarana dan prasarana yang cukup baik. Baik dari kondisi media belajar maupun asrama. Pondok pesantren ini memiliki satu Masjid yang digunakan untuk sholat berjamaah dan juga untuk ngaji. Memiliki dua tempat asrama putri dan satu tempat asrama putra. Asrama putri berjumlah 10 kamar dan asrama putra berjumlah 6 kamar, sedangkan, jumlah santri seluruhnya adalah 134 santri, akan tetapi tidak semua santri tinggal di asrama pondok pesantren, adapun yang tinggal di asrama berjumlah 80 santri dan yang tidak tinggal di pondok pesantren yaitu santri yang bertempat tinggal tidak jauh dari pondok pesantren. Kemudian, rencana pondok pesantren unruk tahun ajaran yang akan datang, asrama putra dan putri akan di letakkan berjauhan, beserta ruang belajar yang terpisah pula, karena saat ini pondok pesantren sedang membangun asrama dan ruang kelas belajar santri putri, dengan tujuan supaya belajar lebih kondusif.
Sementara, media yang di pakai untuk belajar, yaitu menggunakan al-Qur‟an dan Kitab-kitab Kuning, karena fokus yang akan di sampaikan oleh Ustadz, ustadzah disini adalah ilmu al-Qur‟an dan kajian Kitab-kitab Kuning.
Data Sarana Dan Prasarana Pondok Pesantren
No
Sarana dan Prasarana
Jumlah
Luasm2
1.
Rumah Kyayi
1 Unit
216
2.
Asrama Putra
1 Unit
160
3.
Asrama Putri
1 Unit
80
4.
Tempat Ibadah
1 Unit
70
5.
Ruang Belajar
2 Unit
40
181
Data Kitab Kajian Ponpes dan Pengajarnya
Kitab
Ustad/Pengajar
Kitab Aqidatul Awam
Ust. Unaisul Muttaqin
Kitab Dasuki
Ust. Jalaluddin Duritno
Kitab Hikam
Ust. Jalaluddin Duritno
Kitab Akhlaqul Banin
Ust. Jalaluddin Duritno
Kitab Ta‟limul Muta‟allim
Ust. Jalaluddin Duritno
Kitab Tahliyah
Ust. Musanif Efendi
Kitab Sulamul Munajah
Ust. Jalaluddin Duritno
Kitab Mabadi Fiqih
Ust. Musanif Efendi
Kitab Fathul Qorib
Ust. Jalaluddin Duritno
Kitab Fathul Mu‟in
Ust. Jalaluddin Duritno
Kitab Ihya‟ Ulumiddin
Ust. Jalaluddin Duritno
Kitab Minahussaniyah
Ust. Musanif Efendi
Kitab Tanwirul Qulub
Ust. Jalaluddin Duritno
Kitab Tafsir Jalalain
Ust. Jalaluddin Duritno
Kitab Lughatul Arabiyah
Ust. Unaisul Muttaqin
Kitab Lughatul Injlis
Ust. Nyanwar
Matematika
Usth. Dwi Oktavia Hidayati
Strategi Dakwah Pondok Pesantren dalam Meningkatkan Kecintaan Santri Membaca al-Qur‟an
Strategi dakwah dalam setiap pondok pesantren berbeda-beda, adapun strategi dakwah yang digunakan untuk meningkatkan kecintaan santri membaca al-Qur‟an yang digunakan oleh ustadz dan ustadzah di Pondok pesantren hidayatul Qur‟an yaitu memiliki tahapan-tahapan, tahapan yang pertama dengan mempelajari ilmu tajwid, tilawah one day one juz dan menghafal al-Qur‟an, adalah:
1. Mempelajari Ilmu Tajwid
Tajwid secara bahasa berasal dari kata “jawwada” yang artinya melakukan sesuatu dengan indah, bagus, dan membaguskan, sedangkan dalam bahasa ilmu Qiro‟ah, tajwid artinya mengeluarkan huruf dari tempatnya yang sesuai
182
dengan sifat-sifat yang dimiliki huruf tersebut. Tadwid dari segi Istilah berarti ilmu untuk membaguskan pembacaan pada kitab suci al-Qur‟an disertai dengan kaidah-kaidah ilmu tajwid yang berlaku dalam setiap huruf.
Adapun hadis yang menjelaskan tantang belajar ilmu tajwid, selain untuk memperbaiki bacaan yang sesuai dengan kaidah- kaidah bacaan al-Qur‟an, namun membaca al-Qur‟an dengan suara yang merdu dan bagus, sehingga menambah keindahan al-Qur‟an dan dengan hal ini dapat menumbuhkan kecintaan membaca al-Qur‟an.
Artinya: Hendaklah kalian menghiasi al-Qur‟an dengan suara kalian (yang merdu). (H.R. Ahmad).
Ponpes Hidayatul Qur‟an menjadikan ilmu tajwid menjadi wajib dipelajari, karena ilmu tajwid adalah ilmu yang sangat penting dalam kaidah membaca al-Qur‟an. Jika ilmu tajwidnya sudah benar maka bacaanpun akan indah didengar. Belajar ilmu jadwid harus diulang-ulang hingga benar-benar sudah menguasai, oleh sebab itu tanpa menyadari santri mengulang bacaan al-Qur‟an secara terus-menerus dan tanpa disadari dapat menimbulkan kesukaan santri membaca al-Qur‟an.
2. Tilawah Satu Hari Satu Juz (One Day One Juz )
Tilawah One Day One Juz (satu hari satu juz) merupakan salah satu strategi yang digunakan oleh Ponpes Hidayatul Qur‟an untuk meningkatkan kecintaan santri membaca al-Qur‟an. Program ini baru diadakan satu tahun yang lalu berdasarkan hasil musyawarah para pengurus Ponpes Hidayatul Qur‟an, tujuannya agar santri terbiasa membaca al-Qur‟an, dengan ini tanpa mereka sadari dapat menumbuhkan kecintaan nya membaca al-Qur‟an. Sehingga setelah keluar dari pondok pun mereka masih terbiasa dan memiliki kesukaan membaca al-Qur‟an
3. Tahfidz Al-Qur‟an (Menghafal al-Qur‟an)
183
Terdapat hadist Rasulullah Saw yang mendorong umat muslim untuk menghafal dan membaca al-Qur‟an tanpa melihat Mushsaf al Qur‟an, seperti yang tertuang dalam hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas. Rasulullah Saw bersabda:
Artinya: “Orang yang tidak mempunyai hafalan sedikitpun didalam Qalbunya adalah seperti rumah yang kumuh dan hendak runtuh”.
( HR. Tirmidzi).
Hadist tersebut menerangkan bahwasannya setiap muslim sudah semestinya menghafalkan ayat- ayat Allah, meski hanya sedikit, karena hati manusia akan mmiliki ketenangan dan kedamain jika senantiasa menyebut nama Allah, begitupun sebaliknya, jika tidak memiliki sedikitpun maka akan seperti rumah yang kumuh, yang maknanya tidak menimbulkan ketenangan.
Oleh sebab itu, Ponpes Hidayatul Qur‟an menjadikan program hafalan al-Qur‟an sebagai strategi dengan tujuan selain untuk meningkatkan kecintaan santri membaca al-Qur‟an, menghafal juga memiliki banyak sekali keutamaan. Strategi ini sudah berjalan sejak awal berdirinya Ponpes Hidayatul Qur‟an ini, dan menjadi salah satu program yang diunggulkan di Ponpes Hidayatul Qur‟an ini. Karena memiliki pengaruh yang sangat terhadap santri untuk menumbuhkan kesukaan santri untuk membaca al-Qur‟an.
184
Pondok Pesantren Gontor
Pondok Pesantren Gontor memilik banyak cabang di se-luruh Indonesia, seperti di Kalimantan, Sulawesi, Kediri, Suma-tra dan lain sebagainya, adapun untuk di Lampung saja ada Gontor 9 di Kalianda dan Gontor 8 Labuan Ratu.
Pondok Darussalam Gotor 9 Kalianda
Pondok ini adalah merupakan cabang Pondok Darussalam Gontor yang berlokasi di Dusun Kubupanglima Desa Tajimalela Kecamatan Kalianda Lampung Selatan. Luas
185
area 11.5 ha yang dipergunakan merupakan wakaf dari Bapak Daud Yusuf dan Bapak Ibrahim Sulaiman. Dengan fasilitas Masjid, Asrama, Kamar mandi, Dapur umum, Kantin pelajar, Koperasi Pelajar, dan lapangan olahraga. Kapasitas sekarang ini mampu menampung 100 – 150 santri.
Pondok Gontor 9 secara resmi dibuka pada tanggal 21 Agustus 2005 oleh Menteri Agama ketika itu, H. M. Maftuh Basuni dan Pengasuh PMDG, Dr. KH Abdullah Syukri Zarkasyi, MA dan KH Hasan Abdullah Sahal, serta Ketua dan anggota Badan Wakaf.
Pondok Gontor 9 mempunyai visi dan misi sama dengan Pondok Modern Darussalam Gontor yang telah berdiri pada tanggal 12 Rabi al-Awwal 1345/20 September 192655 sebagai Induknya. Yaitu melahirkan kader-kader pemimpin umat, menjadi tempat ibadah dan sumber dari ilmu pengetahuan Islam. Untuk mencapai generasi mukmin yang berbudi tinggi, berbadan sehat, berpengatahuan luas dan berpikiran bebas, dan kemasyarakatan.
Kepemimpinan Pondok Pesantren 9 Kalianda yang pertama kali oleh diasuh oleh H Syamsuddin Basyir, S.Ag, kemudian setelah beberapa tahu berganti oleh Suwito Jumari dan sekarang diasuh oleh Heriyanto Abdul Jalal mempunyai program pendidikan sama dengan Gontor I yaitu berbentuk KMI (Kulliyatu-l-Mu‟alimin Al-Islamiyah), yang mempunyai dua program, yaitu:
1. Program reguler untuk tamatan SD dan MI dengan masa belajar 6 tahun.
2. Program intensif untuk tamatan SLTP, MTs, dan sederajat serta jenjang pendidikan atasnya dengan masa belajar 4 tahun.
55 M. Ihsan Dacholfany, Leadership Style in Character Education at The Darussalam Gontor Islamic Boarding, Journal Al-Ulum, Volume 15 Number 2 December 2015, P. 452
186
Pola Kepemimpinan adalah religiopaternalistic didasarkan
atas nilai-nilai keagamaan dan metode pendidikan totalitas.
Totalitas dalam mengutamakan pengaplikasian semua ilmu
pengetahuan sehingga menghasilkan mukmin yang beriman dan
bertakwa kepada Allah Swt. denganberpedoman pada al-Qur‟an
dan as-Sunnah56
Selain itu Gontor 9 juga memberikan pendidikan
ekstrakurikuler seperti; kursus – kursus, olah raga, pramuka,
latihan berpidato, dan lomba kebersihan.
Adapun pengajar untuk Pondok Modern Gontor 9
sama seprti Pondok cabang Gontor yang lainnya yaitu berasal
dari alumni Gontor sendiri dan UNIDA Gontor.
Pondok Gontor 8 Labuhan Ratu
Pondok Modern Darussalam Gontor 8 yang diasuh oleh
Ustadz Bambang Nur Cholis, adalah merupakan cabang Gontor
yang berada di Desa Labuhan Ratu VI kecamatan Labuhan
Ratu Kabupaten Lampung Timur. Pondok ini secara langsung
diresmikan oleh Pimpinan PMDG dan Kapolda Metro Jaya
Irjen Firman Gani pada tanggal 12 Februari 2005, dengan
56 M. Ihsan Dacholfany, Leadership Style in Character Education at The
Darussalam Gontor Islamic Boarding, Journal Al-Ulum , Volume 15 Number
2 December 2015P. 447.
187
memiliki 4 program yang berbeda dengan Gontor I. Akan tetapi
visi dan misi yang dijalankan adalah mengacu pada Pondok
Modern Darussalam Gontor I. Program yang dijalankan oleh
Islamic Center Gontor 8 ini adalah:
1) Play group, program ini diperuntukkan anak – anak yang
berumur 3 – 6 tahun.
2) TPA (Taman Pendidikan al-Qur‟an) dengan iqro‟ sebagai
pedoman pengajaran yang dijalankannya. Untuk program ini
dilaksanakan pada pukul 14.00 – 14.30. sore hari.
3) MTA (Madrasah Tarbiyatul Atfal) merupakan madrasah
diniyah pada sore hari juga pada pukul 14.00 – 16.30.
Dengan materi yang diajakarkan meliputi; al-Qur‟an, tajwid,
aqoid, fiqh, hadist, tafsir, mahfudzat, tarikh Islam, Imla‟ dan
tak ketinggalan adalah bahasa Inggris. Selain materi yang di
berikan dalam kelas secara langsung untuk program ini juga
ditambahkan materi ekstrakurikuler seperti kepramukaan,
muhadharah, olahraga, kursus kesenian, dan bahasa.
4) Program KMI, yaitu suatu program pendidikan yang
diperuntukkan anak SLTP dan sederajat.
Selain program yang dijalankan untuk pendidikan
Gontor 8 juga ikut berperan aktif dalam mejalankan kegiatan
kemasyarakatan, seperti mengadakan pengajian umum tiap
malam Sabtu, pengiriman penceramah dalam acara hari – hari
besar Islam dan kegitan masyarakat lainnya.
Adapun tenaga pengajar Gontor 8 dan 9 adalah alumni
Pondok Modern Gontor putra, serta alumni ISID Pondok
Modern Darussalam Gontor. Semuanya berperan aktif dalam
mengajar dan mendidik santri dengan penuh keiklasan.
188
Pendaftaran Santri Baru Kulliyatu-l-
Mu‟allimin/Mu‟allimat Al-Islamiyah (Kmi)
A. Syarat-syarat Pendaftaran
1. Menyerahkan 3 lembar fotokopi STTB terakhir atau
Surat Keterangan Lulus yang telah dilegalisir oleh pejabat
yang berwenang atau surat keterangan pernah ikut UN di
SD /SMP sederajat asal.
2. Berbadan sehat dengan Surat Keterangan dokter
3. Menyerahkan pasfoto berukuran 4 x 6 sebanyak 4 lembar
.
4. Memenuhi ketentuan-ketentuan atau iuran-iuran yang
telah ditetapkan pada waktu pendaftaran.
5. Menyerahkan 1 lembar fotokopi akta kelahiran (putra)
6. Mendaftarkan diri sesuai dengan cara dan waktu yang
telah ditentukan.
B. Syarat-syarat Penerimaan
1. Berijazah Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah
(MI) atau yang sederajat, untuk masuk kelas biasa dengan
masa belajar 6 tahun, dan berijazah Sekolah Lanjutan
Tingkat Pertama (SLTP) atau Madrasah Tsanawiyah
(MTs) atau yang sederajat untuk masuk kelas Intensif
dengan masa belajar 4 tahun.
2. Mempunyai dasar agama, yakni:
a) Dapat mengerjakan ibadah sehari-hari dengan baik.
b) Dapat membaca al-Qur‟an dengan baik.
c) Dapat membaca dan menulis Arab dengan lancar.
3. Lulus dalam testing/ujian masuk dan psyco-test.
4. Sanggup bertempat tinggal di asrama yang telah
disediakan.
189
C. Waktu dan Cara Pendaftaran
Pendaftaran masuk KMI ada dua gelombang:
1. Gelombang I dibuka sepanjang tahun
2. Tempat pendaftaran di kampus Pondok Modern
Gontor 9 Ds. Tajimalela Lampung Selatan Telp.
(0727) 7022507 atau 082179972997.
3. Tempat pendaftaran di kampus Pondok Modern
Gontor 8 Desa Labuhan Ratu VI, Kecamatan
Labuhan Ratu, Kabupaten Lampung Timur,
Provinsi
2. Gelombang II dimulai pada setelah Gelombang I
sampai Quota Penuh. Demikian,. semoga dapat
membantu, terima kasih
Persamaan Ijazah Pondok Gontor
Sejak tahun 2000, ijazah Kulliyatu-l-Muallimin Al-Islamiyah
(KMI) telah mendapat persamaan dari Departemen Pendidikan
Indonesia melalui Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No.
105/O/2000. Selain itu, ijazah Gontor juga telah mendapat
pengakuan melalui Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan
Kelembagaan Agama Islam No. E.IV/PP.03.2/KEP/64/98.
190
Namun demikian, jauh sebelumnya ijazah Gontor KMI
justru telah diakui oleh berbagai lembaga pendidikan
internasional, di antaranya:Unversitas Al-Azhar dan Perguruan
Darul Ulum di Kairo, Mesir, Universitas Islam Madinah dan
Universitas Ummul Quro Mekah, Saudi Arabia, Universitas
Islam Islamabad dan Universitas Punjab Lahore, Pakistan,
Universitas Aligarh, Pakistan, International Islamic University
Kuala Lumpur, Universitas Kebangsaan Malaysia, dan
Universiti Malaya, Malaysia dan masih banyak lagi57.
Pendidikan karakter di Pondok Gontor bermula di
pesantren dimulai dari kepemimpinan kyai, adapun gaya
kepemimpinan yang digunakan kyai dalam mendidik peserta
didik tersebut diharapkan mampu mengubah peserta didik
untuk mengamalkan ajaran berupa nilai-nilai pendidikan
karakter yang ada di dalamnya seperti : visi, misi, jiwa pondok
pesantren, motto, orientasi, falsafah, sistem, kegiatan pesantren
dan lain sebagainya58.
Motto Pondok Gontor
Pendidikan Pondok Gontor menekankan pada
pembentukan pribadi Mukmin Muslim yang berbudi tinggi,
berbadan sehat, berpengetahuan luas, dan berpikiran bebas.
Kriteria atau sifat-sifat utama ini menjadi motto pendidikan di
Pondok Gontor.
1. Berbudi tinggi adalah landasan paling utama yang
ditanamkan oleh Pondok ini kepada seluruh santri dalam
semua tingkatan; dari yang paling rendah sampai yang paling
tinggi. Realisasi penanaman motto ini dilakukan melalui
seluruh unsur pendidikan yang ada.
57 M. Ihsan Dacholfany, 2015, Pendidikan Karakter Belajar Ala Pesantren
Gontor, Tangerang: CV Media Tama, h.30
58 M. Ihsan Dacholfany, Nilai-Nilai Pendidikan Karakter, Di Pondok Pesantren
Gontor, Laporan Penelitian Dosen, Pusat Penelitian Dan Pengabdian
Pada Masyarakat Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Jurai Siwo Metro,
23 september 2014, h.7.
191
2. Berbadan Sehat maksudnya tubuh yang sehat adalah sisi lain
yang dianggap penting dalam pendidikan di Pondok ini.
Dengan tubuh yang sehat, para santri akan dapat
melaksanakan tugas hidup dan beribadah dengan sebaikbaiknya.
Pemeliharaan kesehatan dilakukan melalui berbagai
kegiatan olahraga. Bahkan ada rutinitas olahraga yang wajib
diikuti oleh seluruh santri sesuai jadwal yang telah ditetapkan.
3. Berpengetahuan Luas, maksudnya para santri di Pondok ini
dididik melalui proses yang telah dirancang secara sistematik
agar dapat memperluas wawasan dan pengetahuan mereka.
Santri tidak hanya diajari pengetahuan. Lebih dari itu, mereka
diajari cara belajar yang dapat digunakan untuk membuka
gudang pengetahuan. Dalam hal ini, Kyai sering berpesan
bahwa pengetahuan itu luas, tidak terbatas, tetapi tidak boleh
terlepas dari berbudi tinggi. Dengan demikian seseorang
mengetahui tujuan belajar, dan memahami prinsip
bertambahnya ilmu.
4. Berpikiran Bebas, maksudnya tidak berarti bebas sebebasbebasnya.
Kebebasan di sini tidak boleh menghilangkan
prinsip, terutama prinsip sebagai Muslim Mukmin. Justru
kebebasan di sini merupakan lambang kematangan dan
kedewasaan dari hasil pendidikan yang telah diterangi
petunjuk Ilahi (hidayah Allah). Motto ini ditanamkan setelah
santri memiliki budi tinggi, budi luhur, dan sesudah ia
memiliki pengetahuan luas59.
Falsafah dan Sintesa.
Sebagai lembaga pendidikan, Pondok Gontor
mempunyai beberapa landasan falsafah yang telah dirumuskan
oleh para pendiri Pondok (TRIMURTI).Beberapa falsafah
pendidikan Pondok modern antara lain:
59 M. Ihsan Dacholfany, 2015, Pendidikan Karakter Belajar Ala Pesantren
Gontor, Tangerang: CV Media Tama, h.31
192
(1) Falsafah Kelembagaan
a) Pondok Gontor berdiri di atas dan untuk semua
golongan;
b) Pondok adalah lapangan perjuangan, bukan tempat
mencari penghidupan;
c) Pondok itu milik umat, bukan milik kyai.
(2) Falsafah Kependidikan
a) apa yang dilihat, didengar, dirasakan, dan dialami oleh
santri sehari-hari harus mengandung pendidikan;
b) hidup sekali, hiduplah yang berarti;
c) berani hidup tak takut mati, takut mati jangan hidup,
takut hidup mati saja;
d) berjasalah, tetapi jangan minta jasa;
e) sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi
sesamanya;
f) hanya orang penting yang tahu arti kepentingan, dan
hanya pejuang yang tahu arti perjuangan.
(3) Falsafah Pembelajaran
a) Metode lebih penting daripada materi pelajaran, guru
lebih penting daripada metode, dan jiwa guru lebih
penting daripada guru itu sendiri;
b) Pondok memberi kail, tidak memberi ikan;
c) Ujian untuk belajar, bukan belajar untuk ujian;
d) ilmu bukan untuk ilmu, tetapi ilmu untuk ibadah dan
amal60.
Sintesa Pondok Gontor
Dengan tekad menjadi sebuah lembaga pendidikan
berkualitas, Pondok Gontor bercermin pada lembaga-lembaga
pendidikan internasional terkemuka. Empat lembaga
pendidikan yang menjadi sintesa Pondok Gontor antara lain:
60 M. Ihsan Dacholfany, 2015, Pendidikan Karakter Belajar Ala Pesantren
Gontor, Tangerang: CV Media Tama, h.27.
193
1. Universitas Al-Azhar, di Kairo, Mesir. Universitas ini
memiliki wakaf yang sangat luas sehingga mampu mengutus
para ulama ke seluruh penjuru dunia dan memberikan
beasiswa bagi ribuan pelajar dari berbagai belahan dunia
untuk belajar di Universitas tersebut.
2. Aligarh, di India. Memiliki perhatian sangat besar terhadap
perbaikan sistem pendidikan dan pengajaran.
3. Syanggit, di Mauritania. Kampus ini dihiasi kedermawanan
dan keikhlasan para pengasuhnya.
4. Santiniketan, di India; dengan segenap kesederhanaan,
ketenangan, dan kedamaiannya.61
Sistem Pembelajaran dan Metode Dalam Proses
Pendidikan Karakter di Pondok Gontor
Berkaitan dengan strategi pembinaan, ada beberapa
strategi pembinaan santri yang tidak sekadar diperuntukkan bagi
santri, tetapi untuk siapa saja yang bernaung di lingkungan
kampus Pondok Gontor, sebagaimana tampak dalam tabel di
bawah ini:
Sistem Pembelajaran Karakter Santri Pondok Gontor
No Sistem Fokus
1 Keteladanan Penonjolan sikap teladan dari
para kyai, guru, pengasuh, dan
santri
2 Penciptaan
Lingkungan
Semua yang dilihat, didengar,
dikerjakan, dan dialami seharihari
harus mengandung unsur
pendidikan
3 Pengarahan Kegiatan-kegiatan diawali
dengan pengarahan, terutama
61 M. Ihsan Dacholfany, 2015, Pendidikan Karakter Belajar Ala Pesantren
Gontor, Tangerang: CV Media Tama, h.28
194
tentang nilai-nilai pendidikan
yang terkandung di dalamnya.
4 Pembiasaan Menjalankan programprogram
pendidikan dari yang
ringan ke yang berat dengan
disiplin tinggi. Terkadang
pemaksaan juga diperlukan
5 Penugasan Pelibatan dalam
penyelenggaraan kegiatankegiatan
kependidikan
Pondok Gontor menerapkan totalitas pendidikan
dengan mengandalkan keteladanan, penciptaan lingkungan,
pengarahan, pembiasaan, dan penugasan dalam berbagai
kegiatan. Sehingga, semua yang dilihat, didengar, dirasakan, dan
dikerjakan oleh santri merupakan bagian dari pendidikan. Selain
menjadikan keteladanan sebagai metode pendidikan utama,
penciptaan lingkungan juga sangat penting. Lingkungan
pendidikan juga turut menjadi penentu proses pendidikan.
Penciptaan lingkungan ini dilakukan melalui penugasan,
pembiasaan, pelatihan, pengajaran, dan pengarahan. Dengan
begitu, seluruh santri pernah merasakan dipimpin dan
memimpin sebuah kegiatan, dan belajar dari penugasan yang
ada untuk membentuk karakter kuat dalam diri mereka62.
Berdasarkan hasil Penelitian, ada beberapa Kekhususan
(khas) Pondok Pesantren Gontor dibandingkan dengan Pondok
Pesantren Lainnya63.
62 M. Ihsan Dacholfany, 2015, Pendidikan Karakter Belajar Ala Pesantren
Gontor, Tangerang: CV Media Tama, h.93
63 M. Ihsan Dacholfany, 2011, Disertasi , Gaya Kepemimpinan Kyai Dalam
Pendidikan Karakter Di Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor Jawa
Timur, UNINUS, mendapatkan bantuan dari Kementrian Agama agar
diterbitkan menjadi buku, h.238
195
a. Kemandirian Pondok Pesantren Darussalam Gontor.
Pondok Pesantren Darussalam Gontor selalu
menekankan kepada santri, guru serta kyainya sendiri akan
falsafah organisasi khususnya selama di berada di di
Pesantren yaitu “Pondok Pesantren Darussalam Gontor berdiri di
atas dan untuk semua golongan”, dan “sebagai perekat umat”.
Kemandirian Pondok Modern Gontor selalu disampaikan
oleh Pimpinan Pondok, hal ini dilakukan agar nilai-nilai yang
terkandung dapat meresap dan menjadi karakter dalam diri
santri dan guru. Berikut nilai-nilai kemandirian pondok
Modern Gontor :
1) Kemandirian Lembaga
2) Organisasi
3) Sistem
4) Dana
5) Manusia (SDM)
Berikut adalah contoh kiprah para alumni Gontor dan
bukti kemandirian Pondok Modern Gontor, terlepas dari apa
yang dijalani oleh para alumninya atau program-program
pemerintah yang dinilai akan merubah nilai dan sunnah Pondok
Modern Gontor:
1) Dalam Organisasi masyarakat baik itu NU, Muhammadiyah
ataupun Persis dan lainnya. Seperti halnya NU dipimpin oleh
alumni Pesantren Gontor seperti Idham Kholid, Hasyim
Muzadi, Muhammadiyah dipimpin oleh Din Syamsudin dan
Majlis Mujahidin dipimpin oleh Abu Bakar Baasyir dan lain
sebagainya, sehingga dengan demikian masyarakat
mengetahui bahwa pesantren Gontor tidak berafiliasi/
mengikuti organisasi masayarakat tertentu.
2) Tidak Berpartai.
Pondok Modern Darussalam Gontor adalah lembaga
pendidikan murni yang tidak berafiliasi kepada partai politik
ataupun organisasi kemasyarakatan apapun. Sehingga para
196
pemuda yang berasal dari latar belakang organisasi apapun
dapat menjadi santri Pondok Modern Darussalam Gontor
dan menuntut ilmu di dalamnya. Bahkan putra-putri dari
para tokoh organisasi besar di Indonesia banyak yang
menjadi santri Pondok Modern Darussalam Gontor. KH.
Ahmad Sahal, salah satu pendiri Pondok Modern
Darussalam Gontor, menegaskan, “Meskipun semua santri
dan guru di Pondok ini adalah anak orang Muhammadiyah,
Pondok ini tidak akan berubah menjadi Muhammadiyah.
Dan meskipun semua santri dan guru di Pondok ini adalah
anak orang Nahdhatul Ulama, Pondok ini tidak akan pernah
berubah menjadi Nahdhatul Ulama.” Dengan semboyan
“Pondok Modern Gontor di atas dan untuk semua
golongan,” lembaga ini mendidik santrinya untuk menjadi
perekat ummat yang berpikiran bebas. Dengan terbebasnya
Pondok Modern Darussalam Gontor dari muatan politis dan
kepentingan golongan, jiwa keikhlasan dalam belajar dan
mengajar dapat mengakar di jiwa para santri dan
guru.Dengan jalan demikian, sekeluar anak dari didikan
Pondok Modern Darussalam Gontor, mereka bebas dalam
memilih faham / aliran, tanpa mengurangi prinsipnya sebagai
seorang mukmin.
Tidak mengikuti partai politik tertentu walaupun salah
satu pimpinanannya atau pengurusnya adalah alumni
pesantren Darussalam Gontor. Seperti di PKS ada Hidayat
Nur Wahid dan Lufhfi Hasan Ishaq, di PPP ada Lukman
Hakim Syaifudin dan Husnan Bey Fanani, di Bintang
Reformasi dulu ada Zaenal Maarif, di Partai Bulan Bintang
ada Kholil Ridwan dan lain sebagainya. Para alumni yang
telah menjadi anggota bahkan pimpinan di beberapa
organisasi masyaraat atau politik akan melepaskan “baju”
mereka ketika berkunjung ke almamater.Terjadinya gesekan
dan benturan tatkala calon presiden atau pimpinan organisasi
197
partai politik dari alumni Pesantren Gontor ketika
bersilaturahmi ke pesantren untuk mendapat dukungan,
namun pesantren Darussalam Gontor tetap komiten dengan
falsafah organisasinya yaitu tidak berpolitik praktis.
3) Ujian Negara yang diadakan pemerintah yang harus diikuti
oleh siswa yang akan masuk perguruan tinggi namun
Pondok Modern Gontor tetap bertahan untuk tidak
mengikuti ujian Negara sebab menganggap bahwa
pendidikan dan pengajaran sudah cukup tanpa mengikuti
ujian Negara apalagi pesantren sudah mendapatkan
mua‟dalah / persamaan dari pemerintah. Mulai tahun 1926
sampai 1999 alumni pesantren Gontor tidak diakui oleh
Pemerintah (selama 78 tahun), baru pada tahun 1999
Pesantren Darussalam Gontor mendapat pengakuan dari
Pemerintah lewat Kemenag RI bahwa KMI /alumni
Pesantren Darussalam Gontor diakui setara dengan MA.
Selanjutnya pada tahun 2004 Pondok Pesantren Darussalam
Gontor mendapat pengakuan persamaan dengan SMU
sehingga tidak perlu mengikuti UAN /UN sebagaimana
surat pengakuan dari Direktur Jenderal Pendidikan Dasar
dan Menengah No. 2414/0/ MN/2004 dan pada tahun 2004
terdapat perkembangan pengakuan (akreditasi) terhadap 17
KMI/TMI Pesantren dengan surat pengakuan dari Direktur
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
No.2282/C.C4/MN/2005 bahwa 17 KMI /TMI Pondok
Pesantren dinyatatakan setara dengan SMU dan MA. Semua
pengakuan kesetaraan lulusan ini tidak sampai merubah
kurikulum yang ada dan telah berjalan selama puluhan tahun.
Pondok Modern Gontor akan lebih memilih tidak diakui
oleh Pemerintah atau Lembaga pendidikan tinggi lainnya
baik dari dalam dan luar negeri jika salah satu syarat
pengakuannya adalah perubahan atau penyesuaian
kurikulum. Pengakuan kesetaraan alumni Gontor juga
198
didapatkan dari berbagai Lembaga Pendidikan Tinggi baik
dari dalam maupun luar negeri tanpa harus merubah
kurikulum yang ada. Hal ini merupakan bukti nyata
pengakuan kesetaraan alumni Pondok Modern Gontor dan
kualitas lulusan yang tidak hanya memmiliki kemampuan
akademis juga life skill yang baik, dimana semua itu
merupakan bagian dari kurikulum proses pendidikan Pondok
Modern Gontor yang telah dijalankan berpuluh tahun, baik
yang tertulis maupun hidden curriculum yang terkandung dalam
kegiatan non-akademik.
Selanjutnya, pengakuan kesetaraan alumni Pondok
Modern Gontor juga merupakan bukti suksesnya proses
transformasi visi dan misi Pondok Modern Gontor dengan
pihak-pihak Pemerintah dan pengelola Perguruan Tinggi
baik di dalam dan luar negeri yang dibangun oleh Pimpinan
Pondok Modern.
b. Pondok Pesantren Darussalam Gontor Pusat
mendirikan Pesantren Cabang Pondok Pesantren
Darussalam Gontor.
Pada awalnya, terjadi pergesakan dalam semangat
pesantren Darussalam Gontor ketika mendirikan beberapa
cabang pesantren Darussalam yang langsung dikelola alumni
terbaik pesantren Darussalam Gontor dibawah binaan
langsung oleh Pimpinan Pesantren Darussalam Gontor
Pusat sehingga banyak pesantren alumni yang didirikan oleh
alumni mengalami kurangnya santri baru yang masuk ke
pesantren alumni. Hal ini dilakukan oleh Pesantren
Darussalam Gontor akibat dari banyaknya animo masyarakat
yang ingin memasukkan anaknya di Pondok Pesantren
Darussalam Gontor dengan keterbatasan fasiltas yang
tersedia di kampus Pesantren Darussalam Gontor Pusat, dari
banyaknya Pondok Pesantren yang tidak atau kurang
memahami konsep dan ide pendidikan serta tidak loyal
199
dalam mengikuti nilai, visi dan misi pesantren Darussalam
Gontor pusat. Bahkan malah mengikuti dan berafiliasi
dengan organisasi masyarakat tertentu bahkan partai politik
bahkan pendidikan campuran, laki-laki dan perempuan
dalam asrama yang berdekatan, pendidikan seperti ini tidak
mencerminkan pendidikan kepemimpinan serta ada Pondok
Pesantren alumni memberlakukan Ujian Negara secara
institusional dengan merubah seperangkat kurikulum inti
Pondok Pesantren.
a. Kaderisasi Pesantren Darussalam Gontor
Kaderisasi menjadi sangat penting bagi kelangsungan
lembaga, sejarah memberikan pelajaran bahwa banyak
lembaga pesantren yang mati karena proses kaderisasi sangat
lemah. Tanpa disadari setelah banyaknya kader yang
terbaiknya, alumni dari dalam maupun luar negeri, maka
pimpinan pesantren memberikan amanah dan kebijakan
untuk menempatkan mereka diPondok Pesantren cabang
atau diberi amanah untuk mengelola lembaga-lembaga yang
ada di pesantren Darussalam Gontor. Pelaksaana kaderisasi
di Pondok Pesantren Darussalam Gontor secara langsung
telah dilakukan seperti pengarahan, pendekatan, motivasi,
penugasan, evaluasi sehingga hasilnya diharapkan mampu
terlatih dan teruji bukan hanya lahir tetapi juga batinnya.
Dengan demikian Pondok Pesantren Darussalam Gontor
terus melaksanakan kaderisasi sebagai suprastruktur penting
terhadap suksesi kepemimpinan pesantren, dan Pondok
Pesantren Darussalam Gontor tidak melakukan suksesi
kepemimpinan secara geoneologis terbukti salah satu
pimpinan pesantren Gontor bukan dari keturunan kyai
begitu juga Pondok Pesantren cabang.
b. Corak alumni Pesantren Darussalam Gontor
Dalam usianya yang lebih 90 tahun, Pondok Pesantren
Darussalam Gontor telah melahirkan banyak alumninya
200
yang dengan caranya sendiri-sendiri telah memberikan
kontribusi begitu besar bagi bangsa Indonesia. Mereka tetap
memegang sifat karakter yang diajarkan oleh pesantren
Gontor, adapun corak alumni yang terjun kemasyarakat
seperti:
1) Idham Kholid sebagai ketua PBNU dan ketua
MPRS/DPRS merangkap Perdana Mentri, denagn
Nasionalismenya.
2) Dien Syamsudin sebagai pimpinan Muhammadiyah
3) Hidayat Nur Wahid, Lutfie Hasan Ishak, Kholil Ridwan,
Lukman Hakim Syaifudin, K.H. Muhammad Sholihin,
dengan partainya
4) Abu Bakar Ba‟asyir dengan gerakan tauhidnya
5) Emha Ainun Najib dengan seninya
6) Hasyim Muzadi sebagai mantan ketua PB NU dan
kegiatan sosial kemasyarakatan.
7) Ahmad Bisri, Asep Sulaiman, KH. Almuhammady,
Yusuf Ars dengan kewirausahaan
8) Adhyaksa Daults dengan kegiatan kepemudaannya dan
Kepramukaan, Ibrohim Toyyib dengan barisan
Hizbullah, juga aktif dalam kepengurusan GPII,
9) Ahmad Fuadi, Tasirun Sulaiman, Iskandar Zulkarnain
dengan karya tulisnya.
10) Akbar Zainudin, Ismail Faruqi, Imam Ratrioso dengan
kegiatan Motivatornya.
11) Juhaya S. Praja, Amsal Bahtiar, Nurcholis Madjid dengan
kegiatan akademiknya; dan masih banyak lagi.
c. Disiplin
Disiplin merupakan elemen yang terpenting dalam
pendidikan di pesantren, ia merupakan sarana yang paling
efektif dalam proses pembentukan krakter dan mental santri
sebagai salah satu elemen penting dalam proses pendidikan
dan pengajaran. Oleh karena disiplin harus ditegakkan oleh
201
semua orang yang terlibat di pondok Darussalam Gontor
baik santri, guru dan pengasuh.
Disiplin itu menyangkut beberapa aspek; disiplin
beribadah, berbahasa, berasrama, berpakaian, dan
berolahraga. Semuanya mutlak harus diataati sejak pertama
santri resmi menjadi bagian daripada Pondok Pesantren
Darussalam Gontor. Kecuali disiplin berbahasa untuk santri
baru yang diterapkan secara berjenjang dan baru
dipraktekkan secara tegas setelah satu semester.
Setiap individu harus tunduk terhadap pelaksanaan
objektifitas disiplin yang diberlakukan di Pesantren ini, tanpa
pengecualian. Semua jenis pelanggaran disiplin dikenai sanksi
tegas dari hukuman fisik seperti penggundulan dan
pemberdirian, serta hukuman non-fisik seperti pemberian
tugas untuk menerjemahkan artikel dari bahasa Indonesia ke
bahasa Arab atau Inggris dan sebaliknya, juga hukuman
skorsing dan pemulangan bagi pelanggaran berat. Dimulai
tahun 1999, Pondok Modern Darussalam Gontor tidak lagi
memberlakukan hukuman fisik seperti pemukulan dengan
rotan dan lain sebagainya. Kebijakan ini diambil berdasarkan
sebuah pemikiran bahwa hukuman fisik yang berupa
pemukulan tidak berbanding lurus dengan proses pendidikan
dan pengajaran. Sehingga hukuman tersebut pada saat ini
dialihkan kepada hukuman-hukuman yang bersifat
meningkatkan kemampuan intelegensia santri.
Dengan adanya penerapan disiplin yang tegas dan ketat,
Pondok Modern Gontor mampu menjaga dan memelihara
nilai, visi, dan misi-nya sebagaimana diamanatkan oleh
Trimurti pendiri Pondok Modern Darussalam Gontor dalam
Piagam Wakaf.
202
d. Terjadinya kepulangan santri di tengah proses
pendidikan.
Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor dengan
segala aktifitasnya yang cukup padat telah menyebabkan
beberapa santri yang kurang mampu untuk mengikuti dan
menyesuaikan diri dengan proses pendidikan dan pengajaran
yang diprogramkan, maka terjadilah kepulangan beberapa
santri ditengah proses tersebut.
Beberapa penyebab tidak selesainya santri sampai akhir
pendidikan di kelas 6 KMI adalah:
1) Orangtua
a) Kurang mendukungnya orangtua dalam memotivasi
anaknya yang sedang belajar.
b) Kurang pahamnya orangtua akan proses pendidikan dan
pengajaran yang tidak selamanya terjadi di kelas.
c) Ibu bapak yang kurang mendukung pendidikan Pondok
Modern Gontor dan terlalu percaya terhadap anak.
Tidak mustahil, seorang anak kadang-kadang
berbohong kepada orangtuanya agar mendapat belas
kasihan dari mereka. Sebaiknya orangtua (ibu bapak)
mengecek kebenaran laporan anak apakah kebenaran
atau kebohongan. Sebaiknya ibu bapaknya lebih
memihak kepada Pondok Pesantren Darussalam
Gontor lebih daripada memihak kepada anak. Ini jika
ibu bapaknya percaya kepada Pondok. pesantren
Namun apabila ibu bapanya atau salah seorang dari
mereka ragu terhadap Pondok, maka pertanda anaknya
sukar menyelesaikan pelajarannya di pondok sehingga
tamat kelas 6. Kelas 6 adalah kelas inti selama belajar di
Pondok. Selama pelajar belum dapat menyelesaikan
pelajaran di kelas 6 maka pelajar tersebut masih belum
mendapat buah yang sebenar belajar di Pondok.
d) Orangtua juga bisa menjadi penyebab kegagalan anak di
pesantren Gontor. Kadang-kadang orangtua atau salah
203
seorang mereka menggalakkan anaknya melanggar
peraturan yang ada di pesantren Darussalam Gontor.
Seperti mengajak anaknya memasuki rumah orang
kampung, atau menyuruh orang kampung memasakkan
untuk anaknya dengan alasan kasihan karena makanan
di pondok kurang sedap / enak. Orangtua yang masih
kurang percaya terhadap Pondok akan menjadikan
anaknya tidak tenteram. Pecayakan seluruhnya kepada
Pondok. Makan minumnya, tidurnya, kegiatan hariannya
dan lain-lainnya, percayakan sepenuhnya. Jika anda ragu,
anda sendiri tidak akan tenang begitu juga dengan anak
anda. Tidak perlu anda risau dengan menelpon anaknya
setiap saat atau menelpon pembimbingnya setiap saat.
Jika anda kurang percaya maka akan menjadikan siksaan
tersendiri bagi anda dan anak anda.
e) Memanjakan anak tidak selalunya membuahkan hasil
yang baik. Biarkan anak anda makan ala sederhana,
sehingga ia dapat mensyukuri lazatnya makanan di
rumah atau di restoran. Biarkan dia hidup secara
sederhana agar ia kelak menjadi orang yang tangguh
dapat hidup di mana saja dan dalam keadaan apa saja.
Biarkan dia menjadi orang yang siap menghadapi masa
depan dengan penuh keriangan dan kesyukuran, bukan
orang yang manja yang cengeng yang sedikit-sedikit
mengeluh dan menangis minta bantuan dan
menyalahkan orang lain.
2) Santri yang bersangkutan.
a) Aktifitas yang padat menuntut fisik yang prima, dalam
beberapa kasus terjadi kekurangmampuan santri secara
fisik dalam mengikuti aktifitas yang cukup padat.
Sehingga setelah melalui beberapa pertimbangan,
diputuskanlah untuk tidak menyelesaikan proses
pendidikan sampai akhir.
204
b) Tidak patuhnya santri kepada disiplin yang telah
ditetapkan oleh Pondok modern Darussalam Gontor
sebagai bagian yang tidak terlepaskan dari proses
pendidikan dan pengajaran.
c) Tuntutan hidup dari keluarga yang secara ekonomis
kurang mampu dan terpaksa harus membantu ekonomi
keluarga dengan bekerja.
d) Kurang percaya kepada Pondok. Perasaan ragu belajar
di pesantren Gontor. Masih sering membandingbandingkan
enaknya belajar di luar dan belajar di
pesantren Darussalam Gontor. Masih merasakan
perkara-perkara negatif lebih banyak daripada perkaraperkara
positif selama belajar di pesantren Darussalam
Gontor.
e) Belum memahami tujuan pendidikan di pesantren
Darussalam Gontor. Pesantren Darussalam Gontor
bertujuan mendidik murid-muridnya agar menjadi
Ulama yang intelek bukan Intelek yang tahu agama.
Sangat berbeda. Pesantren Darussalam Gontor tidak
ingin menjadikan murid-muridnya seorang pegawai
tetapi seorang yang mempunyai pegawai.
f) Terlalu banyak mengeluh dan senantiasa mencari
kekurangan-kekurangan yang ada di pesantren
Darussalam Gontor serta dalam waktu yang sama
menafikan kelebihan-kelebihan yang ada. Sama dengan
orang yang sentiasa melihat kuman di seberang laut
sementara tidak melihat gajah di pelupuk mata. Atau
dengan bahasa lain tidak pandai mensyukuri nikmat
yang ada. Perlu dimaklumi tidak ada sesuatu yang
sempurna di dunia ini. Tidak ada yang namanya enak
100 %, tiada gading yang tak retak. Pesantren
Darussalam Gontor masih banyak kekurangan, namun
itulah yang terbaik yang sementara ini dapat dilakukan.
Di tempat lain pun ada kelebihan dan ada kekurangan.
205
Tidak ada yang sempurna. Maka yang perlu
dipersiapkan selama belajar di pesantren Darussalam
Gontor adalah perasaan ridha dan bersyukur dengan
yang ada. Insya Allah anda akan gembira selama belajar
di sana. Ikuti seluruh peraturan dan undang-undang di
sana dengan perasaan ikhlas dan ridha.
g) Hanya ingin belajar bahasa Arab saja. Jadi bagi pelajar
yang hanya puas dengan bahasa Arab di pesantren
Darussalam Gontor, maka ia tidak ada keinginan yang
kuat untuk menyelesaikan pelajaran sampai kelas 6
Gontor. Karena satu atau dua tahun di pesantren
Darussalam Gontor para pelajar sudah dapat
berkomunikasi dengan bahasa Arab secara dasar.
h) Merasa sombong karena sebab-sebab tertentu. Mungkin
karena keturunan bangsawan, keturunan orang
berpangkat, keturunan suku terhormat, keturunan
warganegara luar, keturunan orang berpendidikan,
keturunan orang berharta atau karena umur yang lebih
dan lain-lain. Perasaan sombong inilah yang akan
menyebabkan seseorang gagal belajar di pesantren
Darussalam Gontor. Menyebabkan seseorang sukar
dididik dan diatur. Oleh itu jika anda ingin berjaya
belajar di pesantren Darussalam Gontor, perasaan
angkuh dan sombong ini harus dibinasakan. Mulailah
dari bawah, bagaikan gelas kosong yang memerlukan isi.
Bukan gelas penuh yang tumpah jika diisi. Ikuti segala
peraturan dan disiplin yang ada dengan ikhlas dan
syukur karena dapat mengecap ilmu di pesantren
Darussalam Gontor.
i) Kurang bersemangat dan kurang bersungguh-sungguh
untuk dapat menyelesaikan pelajaran di pesantren
Darussalam Gontor sehingga kelas 6. Kurang doa,
kurang pengorbanan, kurang usaha juga menyebabkan
kegagalan. Apa yang perlu dikorbankan ? mungkin
206
semua harus dikorbankan sebagaimana
perumpamaannya Thariq bin Ziad membakar kapalnya
ketika akan masuk Spanyol. Mati atau menang. Itulah
semangat kental yang diajarkan oleh Thariq bin Ziad
jika kita ingin berjaya dalam mencapai sesuatu cita-cita.
Jadi jika ingin selesai di pesantren Darussalam Gontor
semangatnya harus tinggi. Sandal hilang beli lagi. Tuala
(handuk) hilang beli lagi, apalagi baju dan celana. Itu
semua perkara kecil. Kalau nyawa hilangpun siap. Bondo
bahu fikir lek perlu sak nyawane pisan. Jika kita sudah
mempunyai semangat demikian insya Allah dapat
menyelesaikan pelajaran di pesantren Darussalam
Gontor.
3) Lingkungan
a) Terpengaruhnya santri oleh lingkungan diluar
pesantren. Maksud dari poin ini adalah santri yang
telah menyeleasikan pendidikan SMP/Mts dan
SMU/MA sebelum masuk Pondok modern
Darussalam Gontor mulai goyah karena temantemannya
diluar telah menyelesaikan pendidikan
menengah atas.
b) Perempuan. Perempuan termasuk gangguan besar
bagi pelajar yang ingin menamatkan
pelajaran/pendidikan di Pesantren Darussalam
Gontor. Kadang kehendak sendiri ingin nikah,
kadang-kadang disuruh nikah, kadang hanya ingin
mempermainkan perempuan saja, kadang-kadang
sengaja dijebak oleh perempuan-perempuan yang
kurang baik akhlaknya. Untuk itu para pelajar harus
berhati-hati dan mewaspadai godaan perempuan.
207
e. Kemampuan santri dalam mengikuti perkembangan
kewirausahaan dan teknologi informatika.
Salah satu program pondok Modern Darussalam
Gontor dalam proses pendidikan dan pengajaran adalah
meberi bekal “life skill” agar para santrinya mampu untuk
menjalani kehidupan lebih baik setelah lulus. Begitupun
dengan perkembangan zaman di bidang teknologi
informatika (komputer, internet, dsb).
Program pendidikan “life skill” dalam bidang
kewirausahaan tercermin dalam penugasan santri dan guru di
unit-unit usaha milik Pondok Modern Darussalam Gontor.
Selain itu, diadakan juga kursus pengoperasian dan
pemeliharaan computer (termasuk didalamnya kursus
internet). Kegiatan ini ditujukan untuk membentuk jiwa
kemandirian dan kemampuan teknis yang akan menjadi bekal
bagi mereka setelah selesai dari program pendidikan dan
pengajaran di Pondok Modern Darussalam Gontor.
f. Prestasi, Dedikasi, Loyalitas, Tanpa Cacat (PDLT).
Pondok Modern Darussalam Gontor menuntut
lulusannya memiliki kualitas yang prima sebagai Pemimpin
ummat berkarakter kuat. Maka Pondok Modern Gontor
memiliki konsep yang terukur ketika memberikan tugas
tertentu untuk salah satu santri maupun guru. Seperti dalam
penugasan untuk pengelolaan unit-unit usaha milik pondok
dan tugas-tugas tertentu yang lainnya.
Seorang santri atau guru yang akan ditugaskan harus
mempunyai prestasi yang menjadi pembeda antara dirinya
dan santri atau guru yang lain. Konsep ini bukan bertujuan
untuk alienasi santri dan guru dari yang lainnya tapi agar
tugas yang diamanatkan dapat berjalan dengan baik dan
maksimal. Tujuan yang lain adalah untuk memotivasi santri
dan guru agar selalu memaksimalkan potensi diri di bidang
apapun yang menjadi minat mereka. Konsep ini juga
208
merupakan salah satu proses pendidikan yang bertujuan
untuk mencetak manusia-manusia yang multi-talenta, karena
kehidupan setelah lulus dari Pondok Modern Darussalam
Gontor akan sangat berbeda dan menuntut ketahanan diri
baik fisik maupun mental. Itulah “kunci” yang diberikan
pesantren Darussalam Gontor pada santrinya yang menjadi
pembeda alumni Darussalam Gontor dengan alumni
lembaga-lembaga Pendidikan lainnya.
Sebatas informasi alamat Pondok Pesantren Gontor di seluruh
Indonesia adalah:
1. Pondok Modern Darussalam Gontor (Pusat)
Alamat: Desa Gontor, Kecamatan Mlarak, Kabupaten
Ponorogo, Jawa Timur 63472
Telpon: (0352) 311766
2. Pondok Modern Darussalam Gontor 2
Madusari, Siman, Madusari, Kec. Ponorogo, Kabupaten
Ponorogo, Jawa Timur 63471
Telpon: (0352) 483729
3. Pondok Modern Darul Ma'rifat (Gontor 3)
Desa Sumbercangkring, Kecamatan Gurah, Kabupaten
Kediri, Jawa Timur 64181
4. Pondok Modern Darul Muttaqien (Gontor 5)
Desa Kaligung, Kecamatan Rogojampi, Kabupaten
Banyuwangi Jawa Timur 68462
Telpon: (0333) 632546
5. Pondok Modern Daarul Qiyam (Gontor 6)
Desa Mangunsari, Kecamatan Sawangan, Kabupaten
Magelang Jawa Timur
Telpon: 082-2931291
209
6. Pondok Modern Riyadhatu-l-Mujahidin (Gontor 7)
Desa Pudahoa, Kecamatan Landono, Kabupaten Kendari,
Propinsi Sulawesi Tenggara 93873
Telpon: 0857-1351-3484
7. Pondok Modern Darussalam Gontor 8
Desa Labuhan Ratu VI, Kecamatan Labuhan Ratu,
Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung 34375
8. Pondok Modern Darussalam Lampung Gontor 9
Dusun Kubupanglima, Desa Tajimalela, Kecamatan
Kalianda, Lampung Selatan, Provinsi Lampung 35551
Telpon: (0727) 7000230
9. Pondok Modern Darul Amien Gontor 10
Meunasah Baro, Seulimeum, Kabupaten Aceh Besar, Aceh
23951
Telpon: 0853-2030-1991
10. Pondok Modern Darussalam Sulit Air Gontor 11
Mandi Mandian Ompang, Sulit Air, Solok, Sumatera Barat
27355
11. Pondok Modern Darussalam Gontor 12
Parit Culum, Muara Sabak Barat, Tanjung Jabung Timur,
Jambi 36764
12. Pondok Modern Ittihadul Ummah Gontor 13
Desa Tokorondo, Kecamatan Poso Pesisir, Kabupaten Poso,
Sulawesi Tengah 94652
Telpon: 0812-1333-2239
210
13. Pondok Modern Darussalam Gontor Putri 1
Jalan Raya Nasional 15. Desa Sambirejo,
Kecamatan Mantingan, Kabupaten Ngawi Jawa Timur
63257
Telpon: (0351) 672460
14. Pondok Modern Darussalam Gontor Putri 2
63257, Sambirejo, Mantingan, Kabupaten Ngawi, Jawa
Timur 63261
15. Pondok Modern Darussalam Gontor Putri Kampus 3
Desa Karang Banyu, Kecamatan Widodaren, Kabupaten
Ngawi Jawa Timur. Po. Box 333
Telpon: (0351) 673519
16. Pondok Modern Darussalam Gontor Putri 4
Desa Lamomea, Kecamatan Konda, Kabupaten Konawe
Selatan, Sulawesi Tenggara 93874
Telpon: (0401) 3007647
17. Pondok Modern Darussalam Gontor Putri 5
Bobosan, Kemiri, Kandangan, Kediri, Jawa Timur 64294
Telpon: (0354) 32697
211
Pondok Pesantren
Darul Muttaqin Al Islami
Sejarah Berdirinya
Pendidikan merupakan modal dasar dalam
pembangunan yang tentunya akan menentukan kemajuan dan
perkembangan suatu bangsa, sebab dengan pendidikan, potensi
dan sumber daya setiap individu dapat dikembangkan,
diharapkan akan terbina kepribadian manusia yang sadar akan
tanggung jawabnya sebagai individu, makhluk susila, makhluk
sosial dan makhluk beragama.
Pondok pesantren merupakan salah satu lembaga
Pendidikan Islam sebagai tempat santri atau murid untuk
murid belajar pendidikan agama dan Umum serta mengaji.
Pondok Pesantren Darul Muttaqin Al Islami ini berdiri tepat di
desa yang terletak di persawahan, walau banyak sekali hambatan
dan rintangan yang harus dihadapi untuk mendirikan Pondok
Pesantren tapi dengan usaha serta kerja keras dan dengan izin
212
Allah SWT. Alhamdulillah berdirilah Pondok Pesantren ini,
dan diawali dengan sebuah bagunan yang sangat sederhana,
kemudian bangunan tersebut diberi nama Pondok Pesantren
Darul Muttaqin Al Islami.
Pondok Pesantren tersebut digunakan oleh para para
santri untuk belajar dan yang paling utama menuntut ilmu
agama, dengan berjalannya waktu Darul Muttaqin Al Islami
tidak hanya membuka pendidikan diniyah saja akan tetapi
kemudian mendirikan pendidikan SMP Islam dan pendidikan
SMA Islam. sebuah doa dan harapan agar Darul Muttaqin Al
Islami serta pendidikan formalnya bisa berjalan dan bisa lebih
maju lagi.
Podok Darul Muttaqin Al Islami merupakan sebuah
wadah untuk mempertahankan regenerasi yang mampu berdaya
saing. Didirikannya Pondok Pesantren adalah dengan harapan
para santri nantinya bisa menjadi generasi yang memiliki ilmu
pengetahuan terutama pada bidang keagamaan dan umum
secara berimbang, dan diharapkan para santri nantinya mampu
mengemban amanah atau dapat berjuang dan berdakwah sesuai
dengan perintah Allah dan ajaran Rasulullah.
Susunan Pengurus Yayasan Darul Muttaqin Al Islami,
setelah mengalami Perubahan :
Drs. H. Amin Nurdin, MA : Sebagai Ketua Pembina
Drs. H. Budi Pranoto, M.Pd.I : Sebagai Anggota Pembina
Drs. H. Budi Pranoto, M.Pd.I : Sebagai Ketua Umum
Dr. M.Ihsan Dacholfany, M.Ed: Sebagai Ketua 1
Ruslan Yusuf, S.Pd. I. : Sebagai Sekretaris Umum
Dra.Hj.Ezy Rimayani : Sebagai Bendahara Umum
Hj. Martini, SKM, MKM : Sebagai Bendahara
Widodo, S.Pd : Sebagai Ketua Pengawas
M. Alauddin Munif : Sebagai Anggota Pengawas.
Sugeng Siwono, SPd, MM : Sebagai Kepala Sekolah SMA
213
Andy Firzandi Sag : Sebagai Kepala Sekolah SMP
Nasrullah, Lc : Sebagai Mudir Ma‟had
(Pondok Pesantren )
Perizinan Pondok Pesantren Darul Muttaqin al Islami
Adapun Izin Pondok Pesantren Darul Muttaqin al Islami dari
Kementrian Agama Republik Indonesia, Kantor Kementrian
Agama Kota Metro, yang ditanda tangani Johan Yusuf, Nomor
Statistik (NSPP) 510018720019, dengan alamat Jalan Al
Muttaqin Kelurahan Mulyojati, Rt. 05 Rw. 02Kecamatan Metro
Barat Lampung.
Notaris atas nama Didik Maryono, S.H., M.H., M.Kn di
Kabupaten Lampung menyatakan Keputusan Menteri Hukum
dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia tanggal 23 Mei
2016 Nomor AHU-0025351.AH.01.04Tahun 2016 tentang
Pengesahan Pendirian Badan Hukum Yayasan Darul Muttaqin
al Islami, yang disalin Akta Pendirian Yayasan Darul Muttaqin
al Islami nomor 09, Tanggal 18 Mei 2016 dicetak dan Sistem
Administrasi Badan Hukum (SABH) pada tanggal 04 Mei 2016.
214
Adapun Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia Nomor AHU-0025351.AH.01.04
Tahun 2016 memberikan Pengesahan Badan Hukum Yayasan
Darul Muttaqin Al Islamiyang ditandatangani a.n. Mentri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, Direktur
Jenderal Administrasi Hukum Umum, DR. Freddy Harris, SH,
LL.M, ACCS.
Keadaan Sarana dan Prasarana Bangunan Pondok Darul
Muttaqin Al Islami.
Secara fisik bangunan Pondok Darul Muttaqin Al Islami
dan sudah memadai terutama dilihat dari gedung yang
permanen dn bertingkat dan dilengkapi dengan sarana dan
prasarana yang cukup lengkap sehingga menunjang kegiatan
seperti Masjid, lapangan, Dapur, Ruang Belajar, Asrama, Ruang
Rumah Pengasuh Guru dan lain sebagainya.
Kurikulum di Pondok Darul Muttaqin Al Islami
Kurikulum di Pondok Darul Muttaqin Al Islami terdiri
dari kurikulum tahfizul Qur‟an (menghafal Al-Qur‟an), kurikulum
dari Pondok Darul Muttaqin Al Islami dan juga mengadopsi
kurikulum Pondok Pesantren Gontor, SMP, SMA dan Bahasa
Arab. Tujuan diadakan kurikulum tersebut agar para santri tidak
hanya memiliki kemampuan hafal Al-Qur`an saja (hafiz), tetapi
juga mempunyai kemampuan dalam ilmu-ilmu Umum yang lain
untuk dapat bersaing di era Milineal ini.
215
Guru dan Ustadz/ustadzah dan pengasuh
Guru dan Ustadz/ustadzah dan pengasuh di Pondok
Darul Muttaqin Al Islami ini dari dalam dan luar negeri seperti
Malaysia, Mesir, LIPIA, Pesantren Gontor, IAIN Metro dan
UIN Raden Intan serta UIN Jakarta.
Pendaftaran Santri/Wati Baru
Untuk SMP ISLAM
1. Foto Copy Raport SD / MI Kelas 6 Semester Ganjil
2. Foto Copy Akte Kelahiran
3. Foto Copy Kartu Keluarga (KK)
4. Pas Foto 3×4 Berwarna dan terbaru sebanyak 4 (empat)
lembar
5. Biaya Pendaftaran Rp. 100.000,-
Untuk SMA ISLAM
1. Foto Copy Raport SMP / Mts Kelas 9 Semester Ganjil
2. Foto Copy KIS, KIP Bagi yang Punya
3. Foto Copy Akte Kelahiran
4. Foto Copy Kartu Keluarga (KK)
5. Pas Foto 3×4 Berwarna dan terbaru sebanyak 4 (empat)
lembar
6. Biaya Pendaftaran Rp. 100.000,-
216
Pendaftaran Dan Seleksi
1. Gelombang I
Setiap Tanggal 25 Desember 2017 s/d 25 Februari
Waktu 08.00 s/d 15.00 WIB
2. Gelombang II
Setiap Tanggal 01 Maret 2018 s/d 01 Mei
Waktu 08.00 s/d 15.00 WIB
MATERI TES
1. Baca Al Quran
2. Tes Tertulis MTK
Pusat Informasi:
Call Center : 0823 7904 6311, 98136969 8317,
0821 7810 0633
SMS / WA : 0821 7810 0633. 0812-130-22488
217
Pondok Pesanteren
Roudlotuth Tholibin
Sejarah Berdirinya Pondok
Awal mula berdirinya pondok pesantren Roudlotuh
Tholibin tidak bisa terlepas dari berdirinya pondok pesantren
Ash-Shidiqi. Di mana, sang Pengasuh, KH. Ahmad Zuhdi
dianjurkan oleh KH. Muhamad Marwan (guru KH. Ahmad
Zuhdi) untuk mendirikan sendiri sebuah pondok pesantren.
“wes wektune slirau ngadek dewe”, maksudnya Sudah saatnya
kamu mendirikan secara mandiri, begitu ucap KH. Ahmad
Zuhdi menirukan ucapan sang guru.
Pondok Pesatren Salafiyah Roudlotut Tholibin Seputih
Surabaya Masuk dalam Wilayah Kabupaten Lampung Tengah.
Dengan alamat lengkap: Jl. KH. Hasyim Asy'ari Seputih
Surabaya Lampung 085764882578, 085729776884.Tengah
34158, Telp.
Adapun secara khusus, sebenarnya ada sesuatu
perbedaan padangan antara KH. Ahmad Zuhdi dengan sang
218
kakak (pengsuh Pondok Pesantren Ash-Shidiqi), terkait dengan
pola pengelolaan pondok pesantren. Sehingga hal itulah salah
satu hal yang melatar belakangi berdirinya Roudlotuth Tholibin.
Perbendaan pandangan tersebut terkait pendanaan dalam
pengembangan pesantren, di mana KH Ahmad Zuhdi tidak
sepandangan dengan bantuan dari pemerintah. Nama
Roudlotuth Tholibin sendiri yaitu berasal dari bahasa Arab,
Roudlotuth memiliki arti taman atau tempat, sedangkan
Tholibin adalah ilmu. Jadi Roudlututh Tholibin berarti
taman/tempat mencari ilmu. Pemberian nama ini berasal dari
KH. Muhammad Marwan. Di mana nama pesantren ini juga
untuk pesantren yang dikelola oleh KH. Muhammad Marwan,
di desa Jragung, Kec. Karangawen. Kabupaten Demak Jawa
Tengah. Pesantren ini jualah yang menjadi tempat pertama kali
KH. Ahmad Zuhdi pengenyam pendidikan pesantren.
Cikal bakal Pesantren yang dikelola oleh KH. Ahmad
Zuhdi sendiri berdiri sekitar tahun 1998, namun izin secara
resmi dari pemerintah turun pada 20 Mei 2000. Cikal bakal
berdirinya pesantren ini diawali dengan berdirinya sebuah
mushola yang berdiri tahun 1998. Tepatnya pas dibelakang
kediaman K.H. Ahmad Zuhdi, yang sekarang menjadi
pengasuh sekaligus pendiri yayasan. Awal pembangunan
menggunakan dana dari KH. Ahmad Zuhdi, yaitu dengan
dijualkan kambing 19 ekor. Adapun keberadaan mushola yang
menjadi cikal bakal pesantren keberadaannya masih ada hingga
sekarang. Dan saat ini menjadi mushola untuk santri putri
dengan beberapa perbaikan dan perluasan.
Setelah mushola berdiri, KH Ahmad Zuhdi, mulai
merintis sebuah bangunan yang merupakan cikal-bakal tempat
menginap para santri. Yaitu membangun sebuah kamar yang di
tengahnya terdapat aula. Tidak terlalu besar, namun bangunan
itu terdiri dari tiga kamar dan ditengahnya digunakan untuk
mengaji. Di depan bangunan itu, pada awalnya ada sebuah
pohon rambutan dan tanaman buah salak. Lalu kemudian lokasi
219
pondok pesantren semakin meluas ke arah Timur. Dan mulai
dibangunnya asrama yang saat ini ditempati oleh santri putra,
kemudian dibangun sebuah masjid yang merupakan sumbangan
dari pemerintah Arab Saudi. Seiring berjalanya waktu, karena
jumlah santri yang belajar di pesantren ini semakin banyak,
maka pembangunan asrama semakin mendesak. Maka
kemudian pegasuh membangun kembali asrama untuk santri
putri yang lokasinya tepat disamping bangunan asrama awal
(yang saat ini ditempati santri putri).
Lokasi Pondok
Sementara komplek pondok pesantren sendiri saat ini
menempati lokasi ± 1,5 Ha. Lokasi ini selain dibangun di atas
lahan milik KH. Ahmad Zuhdi, ada juga lahan wakaf milik
masyarakat, seperti Bapak Sholihin (kakak kandung KH.
Ahmad Zuhdi), yang saat ini menjadi komplek asrama putri,
bapak Kartolo, yang lokasinya tepat di rawa, yang saat ini
menjadi lokasi kolam ikan, sebelah Barat MTs. Dan pada tahun
2012 mendapat wakaf dari bapak H. Mursani, yang saat ini
sedang dibangun lokasi untuk SMA, tepatnya di depan
kediaman K.H. Ahmad Zuhdi sedikit sebelah Timur.
Adapun batas-batas komplek pesantren ini yaitu :
sebelah Barat berbatasan dengan rumah penduduk, yaitu rumah
milik bapak Yayan Utama. Sebelah Timur berbatasan langsung
dengan desa Gaya Baru VIII, sebelah Selatan berbatasan
dengan komplek pemakaman umum, dan sebelah Utara
berbatasan dengan jalan KH. Hasyim Asy‟ari.
Kurikulum Pondok
Adapun kurikulum di pesantren ini sama seperti
pesantren salaf pada umumnya, yaitu mempelajari berbagai
kitab, seperti : ilmu bahasa (nahwu), ilmu hadits, ilmu fikih. Tak
lupa juga ada tafsir Al-Qur‟an, yaitu tafsir jalalain, bulugul
marom, ihya ulumudin, hikam dan Al-Qur‟an.
220
Perkembangan Santri
Dari awal berd iri sampai dengan saat ini, perkembangan
pondok pesantren mulai mengalami perkembangan yang cukup
pesat baik secara fisik maupun kepercayaan masyarakat yang
mempercayakan putra dan putrinya untuk belajar. Adapun
jumlah santri setiap tahunnya mengalami peningkatan, secara
statistik adalah sebagai berikut:
Data Santi Dari Tahun Ke Tahun
Tahun Jumlah Tahun Jumlah
2000 7 2007 48
2001 17 2008 61
2002 28 2009 59
2003 36 2010 99
2004 39 2011 89
2005 43 2012 103
2006 45 2018 570
Selain jumlah santri yang tinggal menetap di pesantren,
ada juga santri kalong (tidak menetap) yang hanya mengaji saja
dan tidak tinggal di pondok pesantren, jumlah itu yang
keberadaanya sulit terlacak, namun diperkrakan lebih dari 50
orang.
221
Setiap tahunnya, pondok pesantren ini melaksanakan
acara khotmil Qur‟an dan pengajian akhirusanah. Pengajian
pertama dilaksanakan pada tahun 2002, dengan jumlah peserta
khotmil Qur‟an berjumlah 14 orang. Adapun nama-nama
peserta Khotmil Qur‟an pertama adalah : Habib Ma‟sum, Yayan
Utama, Agus Khafid, Rohmad, Didik Kusno Aji, Al-Anhar,
Ervan, Ari Yanto, Samsul Mu‟arif, Rosidah, Siti Kholifah, Rodia
Wati, Nur Faizah, Dwi Yanti.
Sistem pengajaran pada awalnya diasuh oleh KH.
Ahmad Zuhdi sendiri. Setidaknya dari awal berdiri sampai 2018.
Namun seiring berjalanya waktu, pengajaran dibantu oleh
beberapa orang, seperti : Ustadz Tamyis, Ustad Ma‟ruf Efendi
dan Imam Safi‟i.
Kemudian generasi selanjutnya adalah : Ustad Munawir,
Eko Prasetiawan, M. Syakur, Khoiri, Suhadi, Shohib, Abdul
Mufid, M. Slamet, Samsul Mu‟arif,
Sistem Pengajaran
Sama seperti pesantren pada umumnya, pesantren ini
mengajarkan tiga dasar konsep keilmuan: pertama ilmu alat
(bahasa), ilmu fikih, ilmu tauhid. Di mana dari ketiga konsep
keilmuan yang diajarkan, pesantren ini lebih dekat pada kajian
kitab-kitab yang senada dengan pesantren berhaluan Ahlisunah
waljamaah.
Dari segi pendanaan, pengembangan pesantren ini
cenderung mengandalkan dari kemampuan finansial pengasuh.
Menurut pengasuh, sebenarnya banyak berbagai instansi yang
berkeingainan untuk membantu pengembangan pesantren, baik
dari swasta maupun pemerintah. Namun beliau selalu
menolaknya. Ada beberapa pertimbangan tersendiri di mana
pengasuh tidak mau menerima jenis bantuan. Dalam hal ini
beliau sangat hati-hati.
222
Pendidikan Formal
Seiring berjalanya waktu, dengan keberadaan santri yang
semakin banyak, dan dirasa memerlukan sebuah lembaga
pendidikan formal, maka ide untuk mendirikan sebuah
Madrasah merupakan sebuah cita-cita yang ingin diwujudkan
oleh KH. Ahmad Zuhdi. Hal ini untuk mengurangi aktivitas
para santri di luar pesantren. Sebab, jika banyak santri yang
belajar di luar komplek pondok pesantren, maka akan sulit
dalam pengontrolan. Maka keberadaan Madrasah Tsanawiyah
sebagai basis pendidikan formal dirasa sangat dibutuhkan dan
penting.
Niat mendirikan Madrasah Tsanawiyah (MTs) resmi
didirikan pada tanggal 15/17 Juli 2004. Sementara izin
operasional sendiri dikeluarkan oleh Departemen Agama
Republik Indonesia (DEPAG RI) Provinsi Lampung tahun
2005 tepatnya tanggal 19 Oktober. Dengan status terdaftar
dengan Nomor Statistik Madrasah (NSM) NO : 212180222012.
Dengan nama MTs Miftahul Ulum.
Selain mendirikan MTs. Pada bulan Februari tahun
2005. Dengan izin pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar
(KBM) pada 1 Juli 2005. Sekolah Menengah Atas (SMA) pun
berdiri. Hal ini sebagai bentuk resposibilatas akan kebutuhan
pendidikan para santri.
Dalam pembangunan sekolah ini, pihak yayasan sengaja
mendirikan SMA dan tidak mendirikan Madrasah Aliyah (MA),
dengan alasan karena tidak jauh dari lokasi pondok pesantren
sudah ada sekolah Madrasah Aliyah. Selain itu, dengan
dibukanya SMA, maka diharapkan bisa mempunyai suatu
keilmuan yang terbuka walaupun dalam praktiknya, pelajaran
agama tidak bisa dilepaskan. Dimana pelajaran di SMA Miftahul
Ulum ini hampir 40% mempelajari pelajaran agama.
Kemudian proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
secara resmi dimulai pada 16 Juli 2005. Dimana pada saat itu
baru ada kelas X dengan jumlah 25 siswa.
223
Sampai saat ini, SMA Miftahul Ulum mengalami
perkembangan dengan baik, setidaknya hal itu terlihat dari segi
kepercayaan masyarakat yang menitipkan putra-putrinya untuk
belajar di sekolah tersebut. Dimana setiap tahunya mengalami
peningkatan.
Di Pesanten ini, walaupun berbasis pesanten Salaf, namun sisi
modern juga diterapkan. Di mana selaian pelajaran kitab
Kuning, juga ada Lembaga Pendidikan formal, seperti:
Madrasah Tsanawiyah, dan SMA.
224
Pondok Pesantren Darul Huffaz
Pondok Pesantren Darul Huffaz di Kabupaten Pesawaran
Lampung yang merupakan salah satu lembaga pendidikan
pesantren yang sedang berkembang dan memiliki out put yang
cukup baik di masyarakat. Pondok Pesantren Darul Huffaz
merupakan sebuah lembaga pendidikan Islam berbasis Tahfizul
Qur`an (menghafal Al-Qur`an) yang cukup banyak peminatnya
dari tahun ke tahun.
Tingkat Pendidikan Pondok Pesantren Darul Huffaz
mulai dari setelah tamat MI/SD dan MA/SLTA yang memiliki
jumlah pendaftar bertambah setiap tahunnya. Ini berarti bahwa
Pondok Persantren Darul Huffaz telah menolak santri setiap
tahun pelajaran setelah melalui test ujian masuk.
Manajemen Mutu Kurikulum
Kurikulum di Pesantren Darul Huffaz terdiri dari
kurikulum tahfizul Qur‟an (menghafal Al-Qur‟an), kurikulum dari
225
Departemen Agama (Depag) dan kurikulum diniyyah
(keagamaan). Kurikulum tahfizul Qur`an (menghafal Al-Qur‟an)
diberikan setelah para santri menyelesaikan program tahsin Al-
Qur‟an (perbaikan bacaan Al-Qur‟an) selama 2 bulan. Setelah itu
para santri diminta untuk menghafal Al-Qur`an dimulai dari juz
30 kemudian dilanjutkan dengan menghafal surat-surat wajib
yaitu; Al-Mulk, Al-Waqiah, Ar-Rahman, Ad-Dhuhon, Yasin, As-
Sajadah dan Al-Kahfi seterusnya masuk ke juz. Setiap jenjang
madrasah di Pondok Pesantren Darul Huffaz memiliki target
minimal yang berbeda. Madrasah Ibtidaiyyah (MI) memiliki
target minimal 5 juz (dari kelas 4 hingga kelas 6 MI). Madrasah
Tsanawiyyah (MTs) memiliki target minimal 10 juz (dari kelas 7-
9) dan Madrasah Aliyyah (MA) memiliki target minimal 15 juz
(dari kelas 10-12), disamping tentunya target maksimal semua
madrasah adalah 30 juz. Pondok Pesantren Darul Huffaz sejak
tahun 2003 melaksanakan kurikulum dari Departemen Agama
(Depag). Saat ini baik Madrasah Ibtidaiyyah (MI), Madrasah
Tsanawiyyah (MTs) dan Madrasah Aliyyah (MA) Pondok
Pesantren Darul Huffaz sedang dalam proses akreditasi. Selain
kurikulum di atas, Pondok Pesantren Darul Huffaz juga
memiliki kurikulum diniyyah (keagamaan) sebagai muatan lokal.
Kurikulum tersebut diadopsi dari kurikulum Pondok Pesantren
Darussalam Gontor Ponorogo dan kelas persiapan bahasa Arab
dari Saudi Arabia di Jakarta (LIPIA). Harapannya, out put yang
dihasilkan dari penggabungan ketiga kurikulum tadi akan
menghasilkan seorang santri yang bukan hanya hafal Al-Qur‟an
(hafiz), memahami bahasa Arab dan ilmu agama tetapi juga
mampu menguasai ilmu pengetahuan umum dan juga teknologi.
Ini sejalan pula dengan motto pesantren yaitu; hafiz, sholeh dan
profesional.
226
Kurikulum di Pondok Pesantren Darul Huffaz sesuai
dengan namanya yaitu sebagai tempat bagi para penghafal Al-
Qur`an maka kurikulum utamanya adalah kurikulum menghafal
Al-Qur`an. Kurikulum tersebut dirancang agar para santri bisa
menghafal Al-Qur`an sesuai target yang telah ditetapkan oleh
pesantren. Ada target maksimal dan ada juga target minimal.
Adapun target maksimal adalah 30 juz selama 3 tahun.
Sementara target minimal disesuaikan dengan jenjang
pendidikannya. Untuk Madrasah Ibtidaiyyah (MI) yaitu 5 juz,
Madrasah Tsanawiyyah (MTs) 10 juz dan Madrasah Aliyyah
(MA) 15 juz.
“Di sini para santri juga mempelajari pelajaran akademik yang
berasal dari kurikulum Departemen Agama (Depag) dan juga
227
kurikulum diniyyah (keagamaan). Adapun acuan kurikulum
diniyyah (keagamaan) diambil dari kurikulum Pondok Pesantren
Modern Darussalam Gontor Ponorogo dan kelas persiapan
Bahasa Arab Saudi Arabia di Jakarta (LIPIA). Tujuan diadakan
kurikulum tersebut agar para santri tidak hanya memiliki
kemampuan hafal Al-Qur`an saja (hafiz), tetapi juga memiliki
kemampuan dalam ilmu-ilmu yang lain untuk dapat bersaing
dalam globalisasi.Angkatan I Madrasah Aliyyah (MA) Darul
Huffaz bisa diterima ke Universitas Islam Negeri (UIN)
dibeberapa tempat seperti; UIN Malang, UIN Surabaya, IAIN
Surakarta, dan UIN Palembang melalui jalur beasiswa hafiz Al-
Qur`n.
Melihat kepada pengorganisasian kurikulum yang
dilaksanakan di Pondok Pesantren Darul Huffaz, penulis
cenderung meletakkannya sebagai integrated curriculum. Integrated
curriculum meniadakan batas-batas antara berbagai mata
pelajaran dan menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk unit
atau keseluruhan. Dengan kebulatan bahan pelajaran
diharapkan mampu membentuk kepribadian murid yang
integral, selaras dengan kehidupan sekitarnya, apa yang
diajarkan di sekolah disesuaikan dengan kehidupan sekitarnya,
apa yang diajarkan disekolah disesuaikan dengan kehidupan
anak di luar sekolah
228
Muatan lokal dan life skill yang diajarkan di Pondok
Pesantren Darul Huffaz terdiri dari mata pelajaran bahasa
daerah dan bahasa asing yaitu Bahasa Arab dan Bahasa Inggris.
Sementara life skill lebih diarahkan kepada bentuk kemandirian
para santri sehingga nantinya bisa menjadi generasi yang
tangguh, tidak cengeng dan kuat menghadapi apapun tantangan.
Kedua hal tadi bisa menjadi modal kuat bagi menghadapi
persaingan global dan yang paling penting disesuaikan dengan
kebutuhan hari ini.
Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran yang dijalankan di Pondok Pesantren
Darul Huffaz mulai dari bangun pagi hingga tidur malam dapat
dilihat pada tabel di bawah ini:
No Waktu Aktivitas
01 03.00-05.15 Bangun pagi untuk sholat
Qiyamullail mandiri,
menghafal Al-Qur`an
mandiri, sholat subuh
dan zikir pagi.
02 05.15-06.00 Menghafal Al-Qur`an
dalam kelas masingmasing
03 06.00-07.20 Persiapan untuk sekolah
04 07.20-09.00 Tahfizul Qur`an
05 09.00-09.20 Istirahat
06 09.20-12.00 KBM
07. 12.00-13.00 Sholat Dzuhur, makan
siang
08 13.00-15.00 KBM
09 15.00-16.00 Istirahat dan Sholat Asyar
10 16.00-16.30 Murojaah (mengulangi
229
hafalan Al-Qur`an)
11 16.30-17.00 Olahraga
12 17.00-17.50 Makan sore, mandi dan
persiapan ke masjid
13 17.50-20.00 Sholat Maghrib, murojaah,
Sholat Isya dan
Qiyamullail berjamaah.
14 20.00-21.30 Aktivitas belajar mandiri
15 21.30-22.00 Persiapan tidur malam
16 22,00 WIB Tidur malam
Standar Mutu Pendidikan
Pondok Pesantren Darul Huffaz. 8 komponen Standar
Nasional Pendidikan (SNP) tersebut adalah; lulusan, kurikulum,
proses pembelajaran, sistem penilaian dan evaluasi pendidikan,
guru dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, sistem
manajemen dan pembiayaan
Lulusan yang cerdas komprehensif. Dalam hal ini lulusan
Pondok Pesantren Darul Huffaz sudah banyak menyebar ke
berbagai tempat baik di dalam dan luar negeri untuk
melanjutkan pendidikan seperti; UIN, UI, Al-Azhar Cairo
Mesir, International University of Africa Sudan, Sulaimaniyyah
Turkey, Islamic University of Madinah, International Islamic
University of College Selangor Malaysia, Kolej Insaniah Kedah
Malaysia dan lain-lain.
Kurikulum yang dinamis sesuai kebutuhan zaman. Pondok
Pesantren Darul Huffaz mengembangkan suatu kurikulum yang
komprehensif yang meliputi kurikulum Tahfizul Qur`an
(menghafal Al-Qur`an), kurikulum departemen agama dan
kurikulum diniyyah (agama). Diharapkan dengan kurikulum ini
akan melahirkan out put yang hafiz (hafal Al-Qur`an), sholih
(berakhlak baik), dan profesional.
Proses pembelajaran yang berorientasi pada pendidikan
karakter melalui aktivitas-aktivitas yang membentuk
230
kemandirian, akhlak dan kepribadian, serta ibadah dengan
pembiasaan sehari-hari mulai dari bangun tidur hingga tidur
malam.
Proses pembelajaran dilengkapi dengan sistem penilaian dan
evaluasi pendidikan yang andal, sahih, dan memenuhi prinsipprinsip
penilaian. Pondok Pesantren Darul Huffaz melakukan
sistem penilaian dan evaluasi mencakup penilaian dan evaluasi
hafalan Al-Qur`an santri baik secara syafawi (lisan) untuk semua
jenjang MI. MTs, dan MA serta tahriri (tertulis) untuk jenjang
MTs dan MA. Selain itu mata pelajaran akademik dan diniyyah
(agama) juga turut diberikan ujian sebagai melengkapi penilaian
dan evaluasi yang diberikan di pondok pesantren ini.
Guru dan tenaga pendidik di Pondok Pesantren Darul
Huffaz berasal dari lulusan S1, S2 dan S3 baik dari Perguruan
Tinggi Dalam Negeri dan juga Luar Negeri yang sudah teruji
kemampuannya dan melalui proses seleksi terlebih dahulu serta
memiliki kemampuan hafalan Al-Quran minimal 1 juz ( juz 30)
untuk guru akademik dan minimal 10 juz untuk guru Al-Qur`an
serta memiliki akhlak yang baik. Data yang penulis dapatkan
bahwa jumlah guru dan tenaga pendidik di Pondok Pesantren
Darul Huffaz sebanyak 74 orang terdiri dari lulusan D3, S1, S2
dan S3.
Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Pesantren Darul
Huffaz sudah cukup lengkap meliputi, asrama AC, masjid,
MCK, ruang belajar AC, ruang makan, laundry, lapangan futsal,
kolam renang, taman menghafal beserta saung-saung, dan
kedepan akan dibangun beberapa fasilitas laboratorium Al-
Qur`an, bahasa, biologi dan fisika.
Sistem manajemen yang baik. Pesantren Darul Huffaz
memiliki struktur organisasi yang teratur dengan pembagian
tugas (job description) yang jelas baik di tingkat yayasan
maupun operasional. Semuanya didokumentasikan dengan baik
dengan sistem komputerisasi yang akurat.
231
Pembiyaan pendidikan di Pondok Pesantren Darul Huffaz
meliputi; uang pembangunan, SPP (sudah mencakupi uang
makan, asrama, pendidikan dan laundry), uang seragam, uang
rihlah (kegiatan outing class), organisasi OSPDH, uang
perlengkapan (sewa ranjang, kasur,bantal, sprai ), buku raport
dan uang buku. Pembiayaan pendidikan diambil dari anak didik
(santri) selain penerimaan dari dana BOS dipergunakan secara
efektif dan efesien untuk kelancaran operasional pendidikan di
pondok pesantren tersebut.
232
Pondok Pesantren Muhammadiyah At-Tanwir Metro
Pondok Pesantren sebagai lembaga pendidikan sampai
sekarang eksistensinya masih diakui, bahkan semakin
memainkan peranannya di tengah-tengah masyarakat dalam
rangka menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang handal
dan berkualitas, kendatipun demikian bukan bermakna pondok
pesantren luput dari berbagai halangan dan kendala yang
dihadapinya yang semakin komplek dan mendesak sebagai
akibat semakin meningkatnya kebutuhan pembangunan dan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi64.
Tantangan dan halangan tersebut juga menyebakan
terjadinya pergeseran-pergeseran nilai, di mana semua itu telah
64M. Ihsan Dacholfany, Nilai-Nilai Pendidikan Karakter, Di Pondok
Pesantren Gontor, Laporan Penelitian Dosen, pusat Penelitian Dan
Pengabdian Pada Masyarakat Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Jurai
Siwo Metro, 23 september 2014, h.7.
233
memaksa pondok pesantren untuk mencari bentuk baru yang
sesuai dengan kebutuhan pembangunan ilmu pengetahuan
dengan tidak mengesampingkan kandungan dan keimanan dan
ketakwaan kepada Allah serta nilai-nilai pendidikan yang ada di
pesantren tersebut khususnya di Metro Lampung
Program Pondok
Untuk itulah perlu didirikan Pondok Pesantren di Metro
Lampung dengan nama Pondok Pesantren Muhammadiyah At-
Tanwir Metro yang beralamat Jalan Proklamasi No.1, 16 A
Mulyosari, Metro Barat yang saat ini dipimpin oleh al ustadz
Ahmad Sujino, M.Pd.I.
Ada beberapa Program yang ada pesantren tersebut adalah:
1. Tahfidz (al-Qur‟an PA & PI Kerjasama dengan Innternasional
AMCF.
2. Tarbiyatul Mubalighin (PA Sinergi dengan FAI Universitas
Muhammadiyah Metro).
3. Pesantren Mahasiswa dengan Universitas Muhammadiyah
Metro.
Staf Pengajar
Alhamdulillah staf pengajar dari beberapa perguruan tinggi dalam
dan luar negeri seperti Timur Tengah, Malaysia, LIPIA, UM
Metro, IAIN Metro.
Target Pendidikan:
1. Untuk Program Tahfidf 2 tahun hapal 30 Juz
2. Untuk Tarbiyatul Mubalighin 2 tahu hapal 10 Juz
3. Untuk Pesantren mahasiswa terbentuknya katrakter ber Islam
dan Muhammadiyah.
Fasiltas :
1. Masjid
234
2. Aula
3. Gedung bertingkat
4. Asrama
5. Sarana Olahraga.
Pondok Pesantren Muhammadiyah At-Tanwir Metro
kerjasama dengan Universitas Muhammadiyah Metro
Pondok Pesantren Muhammadiyah At-Tanwir Metro
telah melakukan kerjasama dengan Universitas Muhammadiyah
Metro dalam rangka membangun jiwa mahasiswa yang islami
dengan kokoh dengan menerapkan belajar ala mondok.
Pembelajaran ini akan berlangsung selama kurang lebih
lima hari empat malam di Pondok Pesantren Muhammadiyah
At-Tanwir. Selama disana, para mahasiswa Universitas
Muhammadiyah Metro khususnya yang saat ini sedang duduk di
semester dua akan belajar mengenai Al-Islam dan
Kemuhammadiyahan (AIK) tingkat II.
Menariknya belajar ala mondok di Pesantren
Muhammadiyah At-Tanwir ini, mahasiswa tidak hanya dituntut
untuk mengetahui apa saja mengenai Al-Islam dan
Kemuhammadiyahan, namun jauh lebih dalam, mereka akan
dibimbing untuk mempraktekkannya secara langsung apa yang
telah mereka pelajari.
235
Selain itu, mereka juga akan dibimbing untuk
melaksanakan ibadah harian yang bertujuan untuk menguatkan
iman mereka selaku umat muslim seperti sholat sunnah Dhuha,
sholat sunnah Tahajjud, sholat sunnah Al-Fajr, sholat sunnah
Syuruq, dan ibadah-ibadah lainnya.
Belajar AIK ala mondok ini akan dimulai pada Kamis, 1
Maret 2018 mendatang. Menurut informasi yang dikutip dari
pengurus pondok pesantren muhamamdiyah At-Tanwir, Al-
Ustadz Sujino, M.Pd.I. bahwa mahasiswa UM Metro yang akan
mengikuti program ini akan terbagi kedalam 9 kelompok
dengan jumlah mahasiswa kisaran 90-101 orang perkelompoknya.
Ia juga menuturkan, pihaknya telah memisahkan
kelompok ikhwan (laki-laki) dan akhwat (perempuan), Dengan
begini, selama pembelajaran mahasiswa laki-laki akan belajar
bersama teman laki-laki dari prodi lainnya.
236
Tentunya guna melancarkan kegiatan tersebut, Al-
Ustadz Sujino, M.Pd.I. telah membuatkan buku panduan (dan
persiapan apa saja yang harus di bawa oleh mahasiswa UM
Metro yang akan mondok di Ponpes Muhammadiyah At-
Tanwir yang bertempat di 16A tersebut.
237
Daftar Pustaka
Almaktabah Shamilah al-Isdar al-Thany 'bahsun Fi Nusus' Sunan
Nasa'i 5005, 5006, Sahih Bukhari 51 dan 4777 dan Sahih
Muslim
Al Munjid fi al lughah wal adab wal ulum, Beirut, cet. XVIII, 1958.
Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir, 2008, Ilmu Pendidikan Islam.
Jakarta: Kencana.
Abdurrahman Mas‟ud, 2004, Intelektual Pesantren dan Perhelatan
Agama dan Tradisi, Yogyakarta: LKIS.
Abuddin Nata, 2010, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana
Babun Suharto, 2011, Dari Pesantren untuk Umat Reinventing
Eksistansi Pesantren di Era Globalisasi, Surabaya: Imtiyaz.
Choirul Fuad Yusuf, dkk, 2010, Pesantren Dan Demokrasi Jejak
Demokrasi Dalam Islam. Jakarta: Titian Pena.
Didin Hafidhuddin, 2000, Dakwah Aktual. Jakarta: Gema Insani
Press.
Duncan, 1986, "Feedback: Use And Possible Behavioral Function,"
Journal of Organizational Behavior Management
Fatah, dkk. 2005, Rekontruksi Pesantren Masa Depan, Jakarta
Utara: PT. Listafariska Putra.
Gary Yukl, 1971, Toward a Behavioral Theory of Leadership,
Organizational Behavior and Human Performance, New
Jersey: Prentice Hall.
Imam Suprayogo, I., 2007, Kyai dan Politik, Membaca Citra Politik
Kyai, Malang: UIN Malang Press.
M. Dawam Rahardjo, 1985.Pergaulan DuniaPesantren, Jakarta:
P3M .
M. Ihsan Dacholfany, 2015, Reformasi Pendidikan Islam Dalam
Menghadapi Era Globalisasi: Sebuah tantangan dan harapan,
238
Jurnal Akademika, STAIN Jurai Siwo , Vol. 20, No. 01
Januari – Juni.
M. Ihsan Dacholfany, 2015, Pendidikan Karakter Belajar Ala
Pesantren Gontor, Tangerang: CV Media Tama.
M. Ihsan Dacholfany, 2015, Leadership Style in Character Education
at The Darussalam Gontor Islamic Boarding, Journal Al-
Ulum, Volume 15 Number 2 December .
M. Ihsan Dacholfany, 2017, Inisiasi Strategi Manajemen Lembaga
Pendidikan Islam Dalam Meningkatkan Mutu Sumber Daya
Manusia Islami di Indonesia Dalam Menghadapi Era
Globalisasi, Jurnal At-Tajdid, Volume. 1, No. 1 Januari-
Juni.
M. Ihsan Dacholfany, Nilai-Nilai Pendidikan Karakter, Di Pondok
Pesantren Gontor, Laporan Penelitian Dosen, pusat
Penelitian Dan Pengabdian Pada Masyarakat Sekolah
Tinggi Agama Islam Negeri Jurai Siwo Metro, 23
september 2014.
M. Ihsan Dacholfany, 2013, Peran Kepemimpinan Perguruan Tinggi
Islam Dalam Pembagunan Peradaban Islami, NIZAM : Jurnal
Studi Keislaman, No. 02 Juli – Desember.
M. Ihsan Dacholfany, 2016, Peranan Pengambilan Keputusan Dalam
Rangka Menciptakan Inovasi Di Bidang Pendidikan ,
Dewantara Vo l . I , N o . 0 1 Januari – Juni.
M. Ihsan Dacholfany, 2011, Gaya Kepemipinan Kyai Dalam
Pendidikan Karakter Di Pondok Pesantren Darussalam Gontor
Jawa Timur, Disertasi, UNINUS.
M.Thoha,1998, Kepemimpinan dalam Manajemen. Jakarta: Rajawali.
M. Qomar, 2005, Pesantren: Dari Transformasi Metodologi Menuju
Demokratisasi Institusi, Jakarta: Erlangga.
Mansur, 2004.Moralitas Pesantren Sebagai Lembaga Kearifan dan
Telaga Kehidupan . Yogyakarta: Safiria Insania Press.
Nanag Fatah, 1999, Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
239
Nurcholis Majid, 1995, Bilik-bilik Pesantren: Sebuah Potret
Perjalanan, Jakarta: Paramadina,
Proyek Pembinaan dan Bantuan Kepada Pondok Pesantren.
1984/1985, Standarisasi Pengajaran Agama di Pondok
Pesantren.Dirjen Bimbaga Islam DEPAG RI
Rubiyah Astuti dan M. Ihsan Dacholfany, 2016, Pengaruh
Supervisi Pengawas Sekolah Dan Kepemimpinan Kepala Sekolah
Terhadap kinerjaGuru SMP Di Kota Metro Lampung, Jurnal
Lentera Pendidikan Pusat Penelitian LPPM UM METRO
Vol. 1. No. 2, Desember.
Samsul Nizar. 2013.Sejarah Sosial & Dinamika Intelektual
Pendidikan Islam di Nusantara. Jakarta, Kencana.
Sukamto, 1999, Kepemimpinan Kiai dalam Pesantren. Jakarta: LP3ES.
Sindu Galba. 2004.Pesantren Sebagai Wadah Komunikasi, Jakarta:
Rinneka Cipta.
Sukamto,1999, Kepemimpinan Kiai dalam Pesantren. Jakarta: LP3ES..
Yasmadi. 2002.Modernisasi Pesantren. Jakarta: Ciputat Press.
Zamakhsyari Dhofier. 1994. Tradisi Pesantren, Jakarta: LP3ES,
cet. 2.
Zamakhsari, 1982, Tradisi Pesantren : Studi tentang Pandangan
Hidup Kyai (Jakarta. LP3ES.
-------. 2011. Tradisi Pesantren Study Pandangan Hidup Kyai dan
Visinya Mengeai Masa Depan Indonesia. Jakarta: LP3ES.
240
Biodata Penulis
Penulis pertama merupakan salah satu Keluarga Dacholfany
adalah M. Ihsan Dacholfany, yang dilahirkan di Palembang,
tepatnya 29 Juli 1975 dari pasangan
ayahanda H.M. Dahlan Nanung dan
Ibunda Hj. Siti Chodijah Yusuf.
Penulis hidup dalam keluarga Islami
dan sederhana. Penulis anak ke 6
dari 10 bersaudara yang memiliki
komitmen dan berdedikasi pada
dunia pendidikan.
Pendidikan formal yang
ditempuh diselesaikan di TK PWS
dekat rumahnya lalu melanjutkan SDN 108-186 dan SMP Bina
Warga di Palembang pada tahun 1991 Kemudian Aliyahnya
dilanjutkan di Pondok Pesantren Baitul Arqom Jember dan
Pondok Pondok Pesantren Darussalam Gontor selesai tahun
1997 dan diberikan kesempatan untuk kuliah di ISID Gontor
sambil mengajar di sana.
Setelah masa pengabdian satu tahun dan kuliah serta
mengajar di Pondok Pesantren Darussalam Gontor Pusat, ia
mendapatkan Rekomendasi (Tazkiyah) dari Pimpinan Pesantren
Darussalam Gontor untuk belajar ke Al-Azhar Mesir lalu ia
menghafal Qur‟an di Pondok Pesantren Tubeireng khusus
tahfidz (Madrasatul Qur‟an) di Jombang Jawa Timur,
disebabkan Moneter 1998 gagal ia kuliah di sana, lalu ia
melanjutkan kuliah di Universitas Indonesia (Fakultas
Ekononomi, membawahi jurusan Ekonomi Islam) dan di
IPRIJA (Pendidikan) selesai kuliah tahun 2002 dengan nilai
Cumlaude, alhamdulillah mendapatkan beasiswa dari Bintal dan
Pemda DKI Jakarta sampai kuliah S-2 (Pendidikan) di
Universitas Kebangsaan Malaysia, selesai pada tahun 2004,
setahun kemudian 2005 dipanggil dan melanjutkan S-3 di
241
Universitas kebangsaan Malaysia, namun tidak selesai karena
kesibukannya di kampus. Alhamdulillah, tahun 2009
mendapatkan kesempatan kuliah S-3 di Universitas Islam
Nusantara Bandung dan mendapatkan beasiswa bantuan biaya
studi dari Kemenag RI dan akhir tahun 2011 dapat diselesaikan
dengan predikat Cumlaude.
Banyak Pelatihan, Kursus dan, konferensi Seminar yang
diikutinya baik sebagai peserta maupun sebagai narasumber, key
note speaker semenjak jadi santri, guru dan dosen, baik kegiatan
di dalam Negeri maupun Luar Negeri, semoga bermanfaat.
Pengalaman mengajar di mulai di Pondok Pesantren
Darussalam Gontor Ja-Tim, Pesantren Husnayain Jakarta
sekaligus menjadi staf kurikulum dan ketua pengasuh pesantren,
Yayasan Mutmainnah, STM Tunas Islam, STM Giri kencana,
SMA Al-Ma‟ruf, Sekolah Integrasi Kaffah Malaysia, S-2 di STM
IMNI dan Ganesha dan Universitas Ibnu Chaldun, STID M
Natsir, STAI Bina Madani, STKIP Panca Sakti dan IAI Al-
Ghrobaa, Adapun yang pernah dialami menjadi Wakil Dekan
dan Dekan di Kampus IPRIJA, Pjs. Ketua STAINA Depok,
Wakil Direktur PGTKI Tunas Islam dan Wakil Ketua kampus
bidang kemahasiswaan di Kampus STAI Bani Saleh dan STAI
Binamadani, dan Wakil Ketua SKIP Kumala, sekarang ini aktif
di kampus IAIN Metro Lampung dan Universitas
Muhammadiyah Metro Lampung.
Pada Tahun 2004, ia menikah dengan bidan Evi Yuzana
SKM yang diberi amanah bekerja di Dinas Kesehatan Lampung
dan dikarunia anak bernama Nurul Izzah Fizadinajah dan Natsir
Al-Irsyad Fizadinajah serta Nafisah Irtiyah Fizadinajah.
Organisasi Intra maupun Ekstra selalu ia tekuni, mulai
dari Ketua bagian Perpustakaan di Pondok Pesantren
Darussalam Gontor, Presiden Kampus IPRIJA sampai menjadi
pengurus kegiatan Ekstra kampus seperti HMI, PII, IMM dan
KAMMI serta Sekretaris Umum Persatuan Pelajar Indonesia
(PPI) di kampus Universitas Kebangsaan Malaysia, Pengurus
ADRI, IKPM dan PAM Malaysia serta lainnya.
Penulis yang pernah menjadi Wartawan Darussalam Pos
di Pondok Pesantren Gontor ini, sekarang ini masih aktif
menulis buku, cerpen dan artikel di jurnal Nasional dan
Internasional, serta buku ajar khusunya untuk Perguruan Tinggi
242
serta menjadi menjadi Reviewer dan Editor di beberapa Jurnal
Kampus serta pembicara di Forum ilmiah di dalam maupun
Luar Negeri.
Dalam kesehariannya, penulis aktif menjadi staf
Pengajar di Universitas Muhammadiyah Metro Lampung dan
diberi amanah menjadi Ketua Program Pascasarjana dan
Mengajar IAIN Metro serta mengajar di Pondok Pesantren
Imadul Bilad dan Pengurus Pondok Pesantren Darul Muttaqin
Islami.
243
Penulis kedua merupakan dosen di salah
satu kampus Islam negeri di Kota Metro-
Lampung. Lahir di Surakarta pada tahun 1986
dan merupakan lulusan Magister Pendidikan
Bahasa Inggris di Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Penulis aktif menulis di jurnal ber-ISSN
dan telah menulis buku “My Babble”, buku
“Konsep Dasar Statistik Dalam Dunia Pendidikan”, buku “Fiqih
Janaiz”, buku “Hand Lettering Islami: Belajar Bahasa
Inggris Sambil Berdakwah”, dan terakhir buku “I‟m Moslem”
Penulis juga telah banyak mengajar di kampus-kampus swasta di
Kota Metro-Lampung yang konsen pada dunia pendidikan.