Rabu, 25 Januari 2017

Coper Disertasi dr. M. Ihsan Dacholfany, M.Ed



GAYA KEPEMIMPINAN KYAI DALAM PENDIDIKAN
KARAKTER DI PONDOK PESANTREN MODERN
DARUSSALAM GONTOR JAWA TIMUR






Oleh
M. Ihsan Dacholfany
NIS. 4103810409018


DISERTASI
Disampaikan untuk memenuhi salah satu syarat ujian
guna memperoleh gelar Doktor dalam Ilmu Pendidikan
Program Studi Manajemen Pendidikan


PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA
BANDUNG
2011



LEMBAR PERSETUJUAN


GAYA KEPEMIMPINAN KYAI DALAM PENDIDIKAN
KARAKTER DI PONDOK PESANTREN MODERN
DARUSSALAM GONTOR JAWA TIMUR



Oleh :
M. Ihsan Dacholfany
NIS : 4103810409018



Bandung,   Juli 2011

Promotor,




Prof. Dr. H.  Achmad Sanusi, M.PA.

Ko-Promotor,




Prof. Dr. H. Sofyan Sauri, M.Pd.

Anggota Promotor




Dr. H. Hari Suderadjat, M.Pd.


Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
N a m a            :  M. Ihsan Dacholfany M.Ed.
N I M             :  41-03810-409018
Program Studi :  Manajemen Pendidikan (S.3)
menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Disertasi yang saya susun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Doktor di Program Pascasarjana Uninus Bandung ini, seluruhnya adalah hasil karya saya sendiri. Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan Disertasi yang saya kutip dan hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.
Apabila di kemudian hari ditemukan seluruh atau sebagaian Disertasi ini bukan hasil karya saya sendiri, saya bersedia menerima sanksi yang dijatuhkan kepada saya.



Bandung, Agustus 2011
 Pembuat Pernyataan
Ttd Pak Ihsan.png
M. Ihsan Dacholfany




Syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan ke Allah SWT, dengan selesainya penulisan disertasi  ini.  Terimakasih dan jazakumullah, penulis haturkan kepada Prof Dr. H. Achmad Sanusi M.PA., Prof. Dr. H Sofyan Sauri dan Dr. H. Hari Suderadjat, M.Pd. yang telah membimbing kami  dalam  Penulisan Disertasi” ini, doa selalu saya panjatkan semoga Allah memberikan keselamatan, keberkahan hidup dan  husnul khotimah. Amin.
Selama penulisan disertasi ini,  penulis memperoleh banyak manfaat dan bahan pelajaran, yang kelak bisa diterapkan di lapangan untuk melakukan penelitian yang lebih luas guna memecahkan berbagai permasalahan dalam dunia pendidikan.  Penulis sangat menyadari bahwa kemampuan meneliti ini tidak hanya bermanfaat untuk meraih gelar doktor saja, tetapi akan sangat berguna juga bagi penulis kelak setelah menjadi doktor, untuk mengkaji, membahas dan menyelesaikan berbagai masalah dalam kehidupan sehari-hari, terutama masalah rendahnya mutu pendidikan dan karakter serta yang terpenting ilmu dan pengalaman menjadi berkah dan manfaat di dunia dan akhirat kelak.
Terima kasih banyak penulis sampaikan pada seluruh teman angkatan VI Program Pasca Sarjana (S3) Uninus, yang menjadi teman dalam berdiskusi dan mendalami berbagai bidang ke ilmuan baik di dalam atau di luar kelas. Mudah-mudahan hubungan silaturahmi ini bisa berkembang terus menjadi hubungan persaudaraan, dan mampu menciptakan jaringan yang kuat untuk saling berbagi pengalaman terutama pengalaman dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan.
Akhirnya penulis harapkan, mudah-mudahan disertasi ini memberikan manfaat yang besar bagi  penulis sendiri dan bagi siapa saja yang punya perhatian besar pada upaya perbaikan mutu pendidikan di Negeri Indonesia tercinta ini.


Bandung, 23  Agustus 2011
Penulis




Assalamu'alaikum wr.wb.
Puji dan syukur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT. Yang senantiasa memberikan nikmat, anugerah dan pertolongan-Nya, sehingga penulisan disertasi ini dapat diselesaikan dengan baik walaupun mengalami kendala. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW. sebagai figur uswahtul hasanah yang tetap diidolakan sepanjang masa.
Disertasi yang berjudul "Gaya Kepemimpinan Kyai dalam Pendidikan Karakter di Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor " ini telah diselesaikan berkat bimbingan dan dukungan semua pihak, baik yang bersifat material maupun non-material. Oleh karena itu,  saya selalu berdoa, semoga ilmu dan pengalaman yang didapati dari dosen dapat  menjadi barokah dan manfaat amal jariyah serta saya  menghaturkan jazakumullah dan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :
1.      Bapak Rektor  Universitas Islam Nusantara (UNINUS) Bandung, Dr. H.  Didin Wahidin, M.Pd.
2.      Bapak Direktur Program Pascasarjana Universitas Islam Nusantara (UNINUS) Bandung, Prof. Dr. H. Achmad Sanusi, SH., MPA., sekaligus sebagai Promotor yang selalu memberikan motivasi  dalam penulisan Disertasi ini.
3.      Bapak Wakil Direktur Pasca Sarjana, Bagian Akademik, Prof.Dr. H. Nana Syaodih Sukmadinata yang selalu bersedia dimintai pertolongan dalam menyelesaikan disertasi ini.
4.      Bapak Ketua Prodi Pasca Sarjana S3 Uninus, Bapak Prof. Dr. H. Dedi Mulyasana M.Pd sekaligus membimbing dalam penyelesaian disertasi ini..
5.      Bapak Prof. Dr. H. Sofyan Sauri M.Pd., selaku Ko-Promotor penulis yang telah membimbing dengan penuh kesabaran dan ketekunan.
6.      Bapak Dr. Hari Suderajat, M.Pd., selaku Promotor yang telah membimbing dengan penuh kesabaran dan teliti.
7.      Bapak Prof. Dr .A. Tafsir selaku penguji dan telah memberikan bimbingan sampai akhir sidang terbuka.
8.      Para dosen Uninus :  Prof.Dr. Ahmad Suryadi, Prof. Dr.Sutaryat, Prof.Dr. Iim Wasliman, Prof. Dr. Ishak Abdul Haq, Prof.Rochman Natawijaya,  Prof.Dr.E.Mulyasa, Dr. Yosal, Dr. Cahya dan lainnya termasuk para staf PPs Uninus , yang tidak saya sebutkan satu prsatu tanpa mengurangi rasa hormat dan terima kasih saya.
9.      Pimpinan Pondok Pesantren Darussalam Gontor dan seluruh Guru serta staf yang telah memberikan kesempatan meneliti dan membantu kelancaran menulis disertasi ini.
10.  Menteri Agama RI dan seluruh staf  Kementrian Agama dan Bintal serta Bazis yang telah memberikan bantuan dan beasiswa selama kuliah S-1, S-2 dan S-3.
11.  Dosen dan sekaligus Orang tua saya  Dr. Mahsusi MM, Dr. Ahmad Basri dan Prof  .Dr. Halim Tamuri dan keluarga yang telah memberikan anjuran, rekomendasi dan semangat sehingga saya sampai kejenjang pendidikan S-3.
12.  Orang tua kandung penulis, Ayahanda H. M. Dahlan Nanung dan Hj. Siti Chodijah Yusuf yang selalu memberikan doa restunya untuk kelancaran studi serta Saudara, adik, kakak kandung juga bibi dan paman penulis yang selalu memberikan doa dan semangat untuk kelancaran studi ini.
13.  Istri tercinta, Bidan Evi Yuzana SKM dan anak-anak penulis, Nurul Izzah Fizadinajah dan Natsir Al-Irsyad Fizadinajah yang selalu menjadi inspirasi semangat dalam menjalani studi.
14.  Kawan-kawan angkatan 6 seperti Kandidat Doktor. Sofyan Hidayat, Ayi Sofyan, Ayi  Kusjiwo, Asep habib, Effendi Ali, Husen Saiful Insan dan Dr.Arman dan Dr. Saipullah dan kawan kawan dosen di kampus, seperti Dr. Hapidin, Ade Suhairi M.Ed, Yuli Pujianti M.Pd, Imam Hariyadi MSi, Budi Sukardi MSi, Arif Rahman M.Pd, Maryam MPd. Siti Masitoh M.Pd,  Wahyuni Nadar M.Pd, Dian Fitriani SSt, SPd.I, Drs. Ahmad Fatoni M.Pd, Drs. Wawan Junaidi MA, Husnul Fatarib PhD, Hemlan M.Ag, Sainul SH, MH, Liberti Msi, Mat Jalil M.Hum, Siti Julaiha Msi, Tarmidzi MA, Dr. MA. Salam Msi, Dr. Bambang, Dr.  Awaludin, Iin Syamsudin M.Pd,  kawanku Lucky, Nurlela S.Pd.I,  Indra, Agus Mulyana, June, Henny,   dan dosen lainnya beserta staf yang tidak saya sebutkan satu persatu tentunya telah memberikan semangat dan membantu demi terselesainya studi ini.
Penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa penulisan disertasi ini masih jauh dari sempurna. Walaupun demikian, semoga disertasi ini bisa menjadi sumbangan berharga bagi pengembangan ilmu pengetahuan manajemen kependidikan dan bagi yang membacanya. Kekurangan-kekurangan yang ada akan menjadi pemicu bagi penulis untuk selalu melakukan perbaikan.
Akhirnya, hanya Allah-lah Yang Maha Sempurna dan kekurangan yang ada hanyalah karena kedhaifan penulis. Kritik dan saran yang membangun sangatlah diharapkan. Penulis berdoa, semoga segala kebaikan dan amal shaleh semua pihak akan terbalas oleh-Nya di hari yang kekal dengan balasan surga. Amin.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Bandung, 23 Agustus 2011 Penulis,
Ttd Pak Ihsan.png
                                                               M. Ihsan Dacholfany

MENIGKATKAN KUALITAS GURU DENGAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS



MENIGKATKAN KUALITAS GURU DENGAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS [1]
M. Ihsan Dacholfany[2]


1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Penelitian Tindakan Kelas dalam bahasa Inggrisnya  Clasroom action research mulai berkembang sejak perang dunia ke dua, saat ini PTK sedang berkembang dengan pesatnya di negara-negara maju seperti Inggris, Amerika, Australia, dan Canada.

Para ahli penelitian pendidikan akhir-akhir ini menaruh perhatian yang cukup besar terhadap PTK. Menurut Stephen Kemmis seperti dikutip D. Hopkins dalam bukunya yang berjudul A Teacher’s Guide to Classroom Research, menyatakan bahwa action research adalah: a from of self-reflektif inquiry undertaken by participants in a social (including education) situation in order to improve the rationality and of (a) their own social or educational practices justice (b) their understanding of these practices, and (c) the situastions in which practices are carried out.

Secara singkat PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan, untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tinakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan, serta memperbaiki dimana praktek-praktek pembelajaran dilaksanakan.

Untuk mewujudkan tujuan-tujuan tersebut PTK melaksanakan proses pengkajian berdaur (cyclical) yang terdiri 4 tahapan sebagai berikut:
merencanakan.jpg


Keempat fase dari suatu siklus dalam sebuah PTK bisa digambarkan dengan sebuah spiral PTK seperti sebagai berikut:
Plan         Reflektif           Action/Observation              Reflective        Action/Observation             Reflective            Action/Observation

Sesuai dengan hakekat yang dicerminkan oleh namanya yaitu action research spiral, penelitian tindakan kelas dapat dimulai darimana saja dari keempat fase yaitu: perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (observation), dan refleksi (reflection).

II. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas
Ada beberapa Karakteristik penelitian tindakan kelas antara lain:
(a)   A  inquiry on practice from within
     Karakteristik pertama dari PTK adalah bahwa kegiatannya dipicu oleh permasalahan praktis yang dihayati guru dalam pembelajaran di kelas. Oleh sebab itu PTK bersifat practice driven dan Action driven, dalam arti PTK berujuan memperbaiki secara praktis, langsung – disini, sekarang atau sering disebut dengan penelitian praktis (practical inquiry). Hal ini berarti PTK memusatkan perhatian pada permasalahan spesifik konstekstual.
Peran pengajar  LPTK pada tahap awal adalah menjadi sounding board (pemantul gagasan) bagi guru yang menghadapi permasalahan dalam pelaksanaan tugasnya sehari-hari.

(b) a collaborative effort between school teachers and teacher educators.
Karena pengajar  LPTK tidak memiliki akses langsung, maka PTK diselenggarakan secara colaboratif dengan guru yang kelasnya menjadi kancah PTK. Karena yang memiliki kancah adalah guru sehingga para pengajar  LPTK yang berminat melakukan PTK tidak memiliki akses kepada kancah dalam peran sebagai praktisi. Oleh sebab itu ciri kolaboratif harus secara konsisten tertampilkan sebagai kerja sama kesejawatan dalam keseluruhan tahapan penyelenggaraan PTK, mulai dari identifikasi permasalahan, serta diagnosis keadaan, perancangan tindakan perbaikan, sampai dengan pengumpulan dan analisis data serta reflektisi mengenai temuan di samping dalam penyusunan laporan.
                   
       (c) reflective practice made public.
Keterlibatan pengajar LPTK dalam PTK bukanlah sebagai ahli pendidikan yang tengah mengemban fungsi sebagai pembina guru sekolah menengah atau sebagai pengembang pendidikan (missionary approach), melainkan sebagai sejawat, di samping sebagai pendidik calon guru yang seyogyanya memiliki kebutuhan untuk belajar dalam rangka mengakrabi lapangan demi peningkatan mutu kinerjanya sendiri.
Dalam hubungan ini guru yang berkolaborasi dalam PTK harus mengemban peran ganda sebagai praktisi yang dalam pelaksanaan penuh keseharian tugas-tugasnya juga sekaligus secara sistematis meneliti praksisnya sendiri.
 Apabila ini terlaksana dengan baik maka akan terbina kultur meneliti dikalangan guru, dan merupakan suatu langkah strategis dalam profisionalisme jabatan guru.
Hal ini etika  profesi dalam bentuk penyedia jasa borongan utuk membuatkan daftar angka kredit dalam proses kenaikan pangkat fungsional guru yang menggejala akhir-akhir ini dapat diakhiri.

III. PROSEDUR PELAKSANAAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
Prosedur penelitian tindakan kelas merupakan proses pengkajian melalui sistem berdaur dari berbagai kegiatan pembelajaran, menurut Raka Joni (1988) terdapat lima tahapan yaitu:
  1. Pengembangan fokus masalah penelitian
  2. Perencanaan tindakan perbaikan
  3. Pelaksanaan tindakan perbaikan, observasi dan interpretasi
  4. Analisis dan refleksi

Perencanaan tindak lanjut (lihat gambar 1 dan 2).
Secara lebih rinci, prosedur pelaksanaan LPTK dapat digambarkan sebagai berikut:


siklus.jpg
Dalam pelaksanaannya, PTK diawali dengan kesadaran akan adanya permasalahan yang dirasakan kurang pas / mengganggu, yang dianggap menghalangi pencapaian tujuan pendidikan sehingga ditengarai telah berdampak kurang baik terhadap proses dan atau hasil belajar pserta didik, dan atau implementasi sesuatu program sekolah.

Bertolak dari kesadaran mengenai adanya permasalahan tersebut, yang besar kemungkian masih tergambarkan secara kabur, guru – baik sendiri maupun dalam kolaborasi dengan dosen LPTK yang menjadi mitranya kemudian menetapkan fokus permasalahan secara lebih tajam kalau perlu dengan mengumpulkan tambahan data lapangan secara lebih sistematis dan atau melakukan kajian pustaka yang relevan.

Pada gilirannya, dengan perumusan permasalahan yang lebih tajam itu dapat dilakukan diagnosis kemungkinan-kemungkinan penyebab permasalahan secara lebih cermat, sehingga terbuka peluang untuk menjajagi alternatif-alternatif tindakan perbaikan yang diperlukan. Alternatif mengatasi permasalahan yang dinilai terbaik, kemudian diterjemahkan menjadi program tindakan perbaikan yang akan dicobakan. Hasil percobaan tindakan perbaikan yang dinilai dan direfleksikan dengan mengacu kepada kreteria-kreteria perbaikan yang dikehendaki, yang telah ditetapkan sebelumnya.

1. Penetapan Fokus/Masalah Penelitian, yang meliputi:
a. Merasakan adanya masalah
b. Identifikasi Masalah PTK
c. Analisis Masalah
d. Perumusan masalah
2. Perencanaan Tindakan, yang meliputi:
a. Formulasi solusi dalam bentuk hipotesis tindakan
b. Analisis Kelaikan Hipotesis Tindakan
c. Persiapan Tindakan
3. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi-Interpretasi
a. Pelaksanaan Tindakan
b. Observasi dan Interpretasi
c. Diskusi balikan (review discussion)
4. Analisis dan Refleksi
a. Analisis Data
       b. Refleksi
5. Perencanaan Tindak lanjut
a. Prosedur Observasi
b. Beberapa Tindakan

IV. FORMAT USULAN PTK
    1. JUDUL
Judul PTK hendaknya menyatakan dengan akurat dan padat permasalahan serta bentuk tindakan yang dilakukan peneliti sebagai upaya pemecahan masalah. Formulasi Judul hendaknya singkat, jelas, dan sederhana namun secara tersirat telah menampilkan sosok PTK, bukan sosok penelitian formal.


   2. LATAR BELAKANG
Dalam latar belakang permasalahan hendaknya diuraikan urgensi penanganan permasalahan yang diajukan melalui PTK. Untuk itu harus ditunjukkan fakta-fakta yang mendukung, baik yang berasal dari pengamatan guru selama ini maupun dari kajian pustaka. Dukungan berupa hasil penelitian terdahulu, apabila ada, akan lebih baik mengokohkan argumentasi mengenai urgensi serta signifikansi permasalahan yang akan ditangani melalui PTK yang diusulkan. Karakteristik khas PTK yang berbeda dari penelitian formal hendaknya tercermin dalam uraian bagian ini.

   3. PERMASALAHAN
Permasalahan yang diusulkan untuk ditangani melalui PTK dijabarkan secara lebih rinci dalam bagian ini. Masalah hendaknya benar-benar diangkat dari masalah keseharian di sekolah yang memang layak dan perlu diselesaikan melalui PTK. Sebaliknya, permasalahan yang secara teknis-metodologik di luar jangkauan PTK. Uraian permasalahan yang ada hendaknya didahului oleh identifikasi masalah, yang dilanjutkan dengan analisis masalah diikuti refleksi awal sehingga permasalahan yang perlu ditangani itu nampak menjadi lebih jelas. Dengan kata lain, bagian ino dikunci dengan perumusan masalah tersebut. Dalam bagian ini, sosok PTK harus secara konsisten tertampilkan.

   4. CARA PENYELESAIAN  MASALAH
Dalam bagian ini dikemukakan cara yang diajukan untuk penyelesaian masalah yang dihadapi. Alternatif penyelesaian yang diajukan hendaknya mempunyai landasan konseptual yang mantap yang bertolak hasil analisis masalah. Di samping itu, harus terbayangkan kemungkinan kemanfaatan hasil pemecahan masalah dalam rangka pembenahan/atau peningkatan implementasi pembelajaran/atau berbagai program sekolah lainnya. Juga harus dicermati bahwa artikulasi kemanfaatan PTK berbeda dari kemanfaatan penelitian formal.

   5. TUJUAN PENELITIAN DAN PEMANFAATAN PENELITIAN
Tujuan PTK hendaknya dirumuskan secara jelas. Paparkan sasaran antara dan akhir tindakan perbaikan. Perumusan tujuan harus konsisiten dengan hakekat permasalahan yang dikemukakan dalam baian-bagian sebelumnya. Dengan sendirinya artikulasi tujuan PTK berbeda dari tujuan formal. Pencapaian tujuan hendakya dapat diverifikasikan secara obyektif, sedapat mungkin bisa dikwantifikasikan. Di samping tujuan PTK, juga perlu diuraikan kemungkinan kemanfaatan penelitian. Dalam hubungan ini, perlu dipaparkan secara spesifik keuntungan-keuntungan yang dijanjikan, khususnya bagi peserta didik sebagai pewaris langsung hasil PTK, di samping bagi guru pelaksana PTK, rekan guru lainnya serta bagi pengajar LPTK.

    6. KERAGKA TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
Pada bagian ini diuraikan landasan substantif dalam arti teoritik dan/atau metodologik yang dipergunakan peneliti dalam menentukan alternatif tindakan yang akan diimplementasikan. Untuk keperluan itu, dalam bagian ini diuraikan kajian terhadap baik pengalaman peneliti pelaku PTK sendiri yang relevan maupun pelaku PTK lain. Argumentasi logik dan teoritik diperlukan guna menyusun kerangka konseptual. Atas dasar kerangka konseptual yang disusun itu hipotesis tindakan dirumuskan.

    7. RENCANA PENELITIAN
  1. Setting Penelitian dan karakteristik Subyek Penelitian
Pada bagian ini disebutkan dimana penelitian tersebut dilakukan, di kelas berapa dan bagamana karakteristik kelas tersebut. Misalnya komposisi pria wanita, latar belakang sosial ekonomi yang mungkin relevan dengan permasalahan, tingkat kemampuan dsb. Aspek substantif permasalahan seperti Matematika SMP, Bahasa Inggris SMA.

  1. Variabel yang diselidiki
Pada bagian ini ditentukan variabel-variabel penelitian yang dijadikan titik incar untuk menjawab permasalahan yang dihadapi. Variabel tersebut dapat berupa (1) variabel input yang terkait dengan peserta didik, guru, bahan ajar, prosedur evaluasi, lingkungan belajar dsb. (2) variabel proses penyelenggaraan pembelajaran seperti interaksi pembelajaran, keterampilan bertanya guru, cara belajar peserta didik, implementasi berbagai metode pembelajaran dikelas dsb. (3) variabel output, seperti rasa keingintahuan peserta didik, kemampuan peserta didik mengaplikasikan pengetahuan, motivasi belajar peserta didik dsb.

        c. Rencana Tindakan
Pada bagian ini digambarkan rencana tindakan untuk meningkatkan mutu pembelajaran, seperti:
(1)   Perencanaan, yaitu persiapan yang dilakukan sehubungan dengan PTK yang diprakarsai seperti, penetapan entry behavior, pelancaran tes diagnostik untuk menspesifikasi masalah, pembuatan skenario pembelajaran, pengadaan alat-alat dalam rangka implementasi PTK, dan lain-lain yang terkait degan pelaksanaan tindakan perbaikan yang telah ditetapkan sebelumnya. Di samping itu juga diuraikan alternatif-aternatif solusi yang akan dicobakan dalam rangka perbaikan masalah.
(2)   Implementasi Tindakan, yaitu deskripsi tindakan yang akan digelar, skenario kerja perbaikan dan prosedur tindakan yang akan diterapkan.
(3)   Observasi dan Interpretasi, yaitu uraian tentang prosedur perekaman dan penafsiran data mengenai proses dan produk dari implementasi tindakan perbaikan yang dirancang.
(4)   Analisis dan Refleksi, yaitu uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil pemantauan dan refleksi berkenaan dengan proses dan dampak tindakan perbaikan yang akan digelar, personil yang akan dilibatkan, serta kreteria dan rencana bagi tindakan daur berikutnya.

d. Data dan Cara Pengumpulannya
Pada bagian ini ditunjkan dengan jelas jenis data yang akan dikumpulkan yang berkenaan baik proses maupun dampak tindakan perbaikan yang digelar, yang akan digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan atau kekurang berhasilan tindakan perbaikan pembelajaran yang dicobakan. Format data dapat bersifat kualitatif, kuantitatif, atau kombinasi keduanya. Di sampig itu teknik pengumpuan data yang diperlukan juga harus diuraikan dengan jelas seperti melalui pengamatan partisipatif, pembuatan jurnal harian, observasi aktivitas dikelas, penggambaran interaksi dalam kelas, pengukuran hasil belajar dengan berbagai prosedur pengukuran, dan sebagainya. Selanjutnya dalam prosedur pengumpulan data PTK, para guru juga harus aktif sebagai pengumpul data, bukan semata-mata sebagai sumber data. Akhirnya, semua teknologi pengumpulan data yang digunakan harus mendapat penilaian kelaikan yang cermat dalam konteks PTK yang khas itu. Sebab meskipun mungkin saja menyajikan mutu rekaman yang jauh lebih baik , penggunaan teknologi perekaman data yang canggih dapat saja terganjal keras pada tahap tayang uang dalam rangka analisis dan interpretasi data.

e. Indikator Kinerja
Pada bagian ini tolok ukur keberhasilan tindakan perbaikan ditetapkan secara eksplisit sehingga memudahkan verifikasinya. Untuk tindakan perbaikan melalui PTK yang bertujuan mengurangi kesalahan konsep peserta didik misalnya perlu ditetapkan kreteria keberhasilan.

f. Tim Peneliti dan Tugasnya
              Dalam bagian ini hendaknya dicantumkan nama-nama anggota peneliti dan uraian tugasnya/peran setiap aggota tim peneliti, serta jam kerja yang dialokasikan setiap minggu untuk kegiatan penelitian.

    8. JADWAL PENELITIAN
Jadwal penelitian disusun dalam metriks yang menggambarkan urutan kegiatan dari awal sampai akhir.

   9. RENCANA ANGGARAN
Anggaran disesuaikan dengan tempat, waktu, jumlah peneliti dan lainnya.

DAFTAR PUSTAKA
Arends, Richard. 19997. Classroom Instruction and Management. Toronto. McGrew-Hill.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Ditjen Dikti, Proyek Pengembangan Guru Sekolah Menengah. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action research). IBRD OAN No 3979 – IND
Hopkins, David. 1992. A Teacher’s Guide to Classroom Research. 2


[1] Makalah  Disampaikan pada tanggal 21 Febuari  2016 di aula Pemda Kota Metro Lampung
[2] Penulis adalah Ketua Program Studi Pascasarjana Manajemen Pendidikan Universitas Muhammadiyah Metro Lampung, dan dosen STAIN Metro , email : mihsandacholfany@yahoo.com, hp/WA. 081213022488.

https://scholar.google.co.id/citations?user=P8FOsMAAAAAJ&hl=id

Google Scholar


DISERTASI : GAYA KEPEMIMPINAN KYAI DALAM PENDIDIKAN
KARAKTER DI PONDOK PESANTREN MODERN
DARUSSALAM GONTOR JAWA TIMUR
M. Ihsan Dacholfany



Pondok Pesantren adalah lembaga pendidikan paling tua di Indonesia. Lembaga tersebut sudah banyak menghasilkan tokoh-tokoh besar di pemerintahan Indonesia, seperti Buya Hamka, Idham Kholid, K.H Abdurachman Wahid, Imam Zarkasyi dan lain-lain. Mereka adalah pemimpin besar dengan karakter  keislaman yang kuat. Kualitas karakter lulusan pondok pesantren, sangat dipengaruhi oleh kualitas manajemen dari lembaga pesantren tersebut. Banyak pondok pesantren yang akhirnya bubar karena kesalahan dalam ”manajemen”. Kualitas manajemen lembaga pondok pesantren sangat dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan Kyai. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kualitas manajemen pondok-pondok pesantren, sangat diperlukan penelitian dengan fokus masalah ”Gaya kepemimpinan Kyai” khsusunya dalam konteks Pendidikan Karakter”.
Tujuannya utama penelitian ini adalah : 1). Memahami Gaya Kyai Pondok Pesantren Darussalam Gontor, dalam pendidikan karakter; 2). Memahami proses pendidikan karakter di lembaga pesantren tersebut; 3). Memahami karakter santri seperti apa yang dihasilkan oleh pondok pesantren tersebut. Teori yang melandasi penelitian ini adalah : 1). Teori Pendidikan Berbahasa Santun; 2) Teori tentang karakteristik seorang mu’min yang kompeten; 3). Teori Tentang Pendidikan Karakter; dan 4) Teori tentang Model Pendidikan Pengembangan Karakter. Metode dan prosedur penelitian mengacu pada pendekatan penelitian kualitatif. Lokasi penelitiannya dilakukan di Pondok Darussalam Gontor, Jawa Timur.
Temuan utama penelitian ini adalah:1). Gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh Kyai di pondok pesantren tersebut adalah Gaya kepemimpinan dalam gaya kepemimpinan religio-paternalistic didasarkan atas nilai-nilai keagamaan yang disandarkan kepada gaya kepemimpinan nabi Muhamammad saw,. Di mana kyai secara memimpin secara  totalitas mencurahkan segala daya usaha dan fikirannya untuk kemajuan dan perkembangan pesantren.; 2). Metode pembelajaran yang diterapkan adalah pendidikan totalitas, dengan mengutamakan pengaplikasian semua ilmu dalam kehidupan sehari-hari; Bentuk totalitas tersebut adalah pembelajaran melalui pembiasaan, pengasuhan, pelatihan, partisipasi danhukuman; 3).Karakter santri, dihasilkan dari: a). Beriman dan bertakwa kepada Allah Swt., selalu mengingat Allah; b).Berpikir secara ilmiah; c) Sering memikirkan lingkungan dan fenomena alam, sehingga memperoleh konsep keilmuan dan teknologi untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari sehingga dapat meningkatkan harkat dan martabatnya. d). Selalu mengamalkan ilmunya dan berorientasi kepada kebermaknaan bagi orang lain; 4) Dalam kehidupannya,  selalu berhati-hat, oleh karena itu mereka  berpegang  tali Allah  yaitu Al-Qur’an.
Implikasinya hasil temuan ini adalah:1). Penerapan gaya kepemimpinan religio-paternalistic secara totalitas memerlukan keihlasan dan integritas yang tinggi dari pemimpin tersebut, seperti yang diterapkan oleh Nabi Muhammad Saw; 2). Metode pembelajaran totalitas, memerlukan intensitas pendidikan yang sangat tinggi, seperti halnya sistem ”asrama”. Rekomendasi dari penelitian:1)Indonesia perlu menerapkan sistem kepemimpinan totalitas disegala bidang kehidupan, jika ingin mengejar ketertinggalan dari negara lain; 2). Metode pembelajaran totalitas, perlu diterapkan di berbagai sekolah Indonesia, jika ingin membentuk karakter keislaman yang kuat.