Penelitian ini dilatarbelakangi oleh
permasalahan kualitas pembelajaran yang merupakan faktor yang sangat penting
dalam pendidikan, kualitas pembelajaran sangat dipengaruhi oleh kualitas guru.
Untuk meningkatkan kualitas mengajar yang dilakukan oleh guru, dalam
penyelenggaraan sistem pendidikan dapat dibantu pencapaian tujuan pembelajaran,
melalui supervisi pendidikan. Penelitian dilakukan di di SMA dan SMK
se-Kecamatan Abung Semuli, Lampung yang bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan
pengetahuan Kepala Sekolah megenai peran sebagai supervisor (2) mengetahui
bagaimana Implementasi Supervisi Akademik dalam Meningkatkan Kualitas
Pembelajaran guru bahasa indonesia. Penelitian
dengan menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan teori fenomenologi.
Subjek penelitian menggunakan teknik purposive sampling sehingga peneliti dapat
menggali informasi/data secara lebih mendalam. Prosedur pengumpulan data
dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Kesimpulan
penelitian : (1) Kepala SMA dan SMK se-Kecamatan Abung Semuli, Lampung telah
memiliki pengetahuan supervisi akademik secara baik dibuktikan dengan telah
dilakukannya supervisi disekolah tersebut. (2) Implementasi Supervisi Akademik
dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran guru bahasa indonesia menggunakan
teknik individu berupa kunjungan kelas yang diawali membuat program supervisi
yang berisi tentang perencanaan, persiapan, pelaksanaan, evaluasi sampai proses
tindak lanjut, sehingga peran kepala sekolah menjadi sangat penting sehingga
hasil akhirnya akan digunakan sebagai acuan dalam pembagian tugas tehadap Guru
Bahasa Indonesia.
Kata
Kunci: Implementasi, Supervisi Akademik, Kualitas Pembelajaran
A.
LATAR BELAKANG MASALAH
Permasalahan kualitas pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting dalam pendidikan, kualitas
pembelajaran sangat dipengaruhi oleh kualitas guru. Untuk meningkatkan kualitas
mengajar yang dilakukan oleh guru, dalam penyelenggaraan sistem pendidikan
dapat dibantu pencapaian tujuan pembelajaran, melalui supervisi pendidikan. Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan untuk membantu guru untuk
mengesplorasi kemampuan yang dimiliki dalam sebuah proses pembelajaran yang
akan berakibat meningkatnya kualitas pembelajaran disekolah tersebut. Untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran sangat dibutuhkan guru-guru yang mampu
mengeksploitasi kurikulum menjadi unit pelajaran yang mampu diterapkan setiap
kali berada didalam ruang kelas. Kelas sebagai ruang sentral interaksi guru dan
siswa haruslah menyenangkan. Sebagai seorang guru tidak butuh kurikulum yang
membunuh kreativitas siswa. Guru harus menjadi sosok yang tidak dominan di
dalam kelas. Guru bukan orang yang tahu segalanya. Guru juga bukanlah pendidik
yang berbasis kunci jawaban, melainkan guru adalah penuntun siswa agar
menemukan bidang pelajaran yang paling disukainya.
Kualitas atau mutu pembelajaran ada di tangan guru namun tidak bisa dibangun hanya dengan diskusi tentang teori-teori untuk memajukan pendidikan. Peningkatan mutu pendidikan bukanlah upaya sederhana, melainkan suatu kegiatan dinamis dan penuh tantangan. Pendidikan selalu berubah seiring dengan perubahan jaman, oleh karena itu pendidikan senantiasa memerlukan upaya perbaikan dan peningkatan mutu sejalan dengan semakin tingginya kebutuhan dan tuntutan kehidupan masyarakat (Yunia, 2018:252). Banyak perdebatan tentang kurikulum yang efektif. Namun, terlalu sedikit tindakan untuk membenahi kualitas pembelajaran dan kompetensi guru dalam mendidik. Guru akan sulit menerima perubahan jika kompetensinya rendah. Pendidikan akan semakin berat ke depannya apabila kualitas pembelajarannya masih rendah, oleh karena itu, kompetensi harus ditingkatkan untuk kemajuan kualitas pendidikan Indonesia saat ini dan ke depannya, dalam hal ini guru sebagai ujung tombak dalam penyelenggaraan sistem pendidikan dapat dibantu pertumbuhan dan perkembangan profesinya bagi pencapaian tujuan pembelajaran melalui supervisi pendidikan
SMA dan SMK se-Kecamatan Abung Semuli, Lampung terdiri dari 3 sekolah yaitu SMA Negeri 1 Abung Semuli, SMKS Muhammadiyah Abung Semuli, dan SMKS Bhakti Angkasa 3 Abung Semuli, Lampung dengan total guru keseluruhan 93 guru dan 9 guru Bahasa Indonesia. Sekolah-sekolah tersebut memiliki lokasi yang berdekatan, karena lokasinya yang berdekatan maka sekolah-sekolah tersebut cukup kompetitif dalam meningkatkan kualitas pendidikan disekolah mereka sehingga diminati oleh siswa-siswi dari dalam dan luar wilayah Kecamatan Abung Semuli.
Berdasarkan survei
penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 3 September 2019 sampai dengan 4 Juni
2020 di SMA dan SMK se-Kecamatan Abung Semuli, Lampung mengenai supervisi
akademik, masih ditemukan beberapa masalah, masih minimnya pengetahuan kepala
sekolah tentang supervisi akademik, belum maksimalnya pelaksanaan supervisi akademik, sehingga pembelajaran masih belum
berjalan sebagaimana yang diharapkan, masih didapati guru yang datang
terlambat, tidak menggunakan perangkat pembelajaran ketika mengajar, hanya
memberikan catatan, dan meninggalkan kelas setelah memberikan tugas. Guru
terkesan jarang menjelaskan materi pembelajaran, media yang digunakan belum
berfariatif, dan semua pembelajaran masih berpusat kepada guru, siswa belum
diberikan kesempatan mengeksploitasi sebuah materi pembelajaran, maka penulis
akan meneliti tentang Implementasi Supervisi Akademik dalam Meningkatkan
Kualitas Pembelajaran di SMA dan SMK se-Kecamatan Abung Semuli Lampung,
Indonesia.
B.FOKUS
PENELITIAN
Berdasarkan
latar belakang masalah penelitian, fokus penelitiannya adalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah
Kepala Sekolah membimbing guru Bahasa Indonesia dalam menyusun silabus mata
pelajaran berdasarkan standar isi, standar kompetensi, dan kompetensi dasar
serta prinsip-prinsip pengembangan KTSP/K13 di SMA dan SMK se-Kecamatan Abung
Semuli, Lampung ?
2. Bagaimanakah
Kepala Sekolah membimbing guru Bahasa Indonesia dalam memilih dan menggunakan
strategi/metode/teknik pembelajaran di SMA dan SMK se-Kecamatan Abung Semuli,
Lampung ?
3. Bagaimanakah
Kepala Sekolah membimbing guru Bahasa Indonesia dalam menyusun rencana
pelaksanaan pelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMA dan SMK
se-Kecamatan Abung Semuli, Lampung ?
C. LANDASAN TEORI
a.
Pengertian Supervisi Akademik Kepala Sekolah dan Fungsinya
Menurut Rubiah, dkk (2016: 207) menerangkan bahwa
Supervisi merupakan salah satu bagian proses atau kegiatan dari fungsi
pengawasan dan pengendalian (controlling).
Seiring dengan perkembangan dan paradigma kegiatan supervisi adalah
kegiatan-kegiatan yang terencana seorang manajer melalui aktivitas bimbingan,
pengarahan, observasi, motivasi dan evaluasi pada stafnya dalam melaksanakan
kegiatan atau tugas sehari-hari
Menurut
Suhardan (2010:55), supervisor memiliki empat fungsi yaitu: 1. merupakan
fungsi pengawasan umum terhadap kualitas kinerja guru dalam pembelajaran
peserta didiknya, 2.membantu guru untuk dapat memahami peserta didik bermasalah
yang perlu mendapat bantuan dalam memecahkan belajarnya, 3. menyediakan
informasi baru yang relevan dengan tugas dan kebutuhan baru yang harus
dilaksanakan guru kemudian menyampaikan dalam pembinaan, 4.Sebagai konsultan ia
harus tampil dalam membantu memecahkan berbagai macam kesulitan yang dihadapi
oleh guru dalam menjalankan tugas utamanya.
b.
Kualitas
Pembelajaran
Adapun Faktor yang
mempengaruhi kualitas menurut Yunia Sari, dkk (2018: 252) bahwa Kualitas
atau Mutu pendidikan tercapai apabila input, proses,
output, guru, sarana dan prasarana serta biaya pada seluruh komponen tersebut
memenuhi syarat tertentu. Dengan
demikian kualitas
semua komponen yang dalam sistem pendidikan artinya efektifitas sekolah tidak
hanya dinilai dari hasil semata, tetapi sinergitas berbagai komponen dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan berkualitas maka usaha usaha untuk
peningkatan kualitas pendidikan melalui beberapa cara seperti: Meningkatkan
ukuran prestasi akademi melalui ujian nasional atau ujian daerah yang
menyangkut kompetensi dan pengetahuan, memperbaiki tes bakat, sertifikasi
kompetensi, dan profil portofolio.
Keberhasilan
belajar secara keseluruhan sangat tergantung pada keberhasilan guru merancang
materi pembelajaran. Materi pembelajaran pada hakekatnya merupakan bagian tak
terpisahkan dari Silabus, yakni perencanaan, prediksi dan proyeksi tentang apa
yang akan dilakukan pada saat Kegiatan Pembelajaran, Sukandi (dalam Rahmat,
2011:20).
c.
Proses
Belajar dan Pembelajaran
Peningkatan
kualitas pembelajaran merupakan konsekuensi logis dari perkembangan iptek yang
sangat pesat. Perkembangan iptek mengharuskan penyesuaian diri dan peningkatan
proses secara berkelanjutan dan terus menerus. Proses pendidikan menunjukan
aktivitas dalam bentuk tindakan yang aktif melalui interaksi yang dinamis dan
dilakukan secara sadar dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Sinta Oktaviant (2019: 58). Hal ini diikuti
dengan perlunya mengadakan pemukhtahiran strategi dan konsep-konsep
pembelajaran untuk meningkatkan kuaitas pembelajaran itu sendiri. Pembelajaran
adalah suatu kegiatan yang dilakukan oeh guru sedemikian rupa, sehingga tingkah
laku siswa berubah ke arah yang lebih baik (Darsono dkk, 2000:24).
d.
Tujuan
Belajar dan Pembelajaran
Secara
umum tujuan belajar yang dicapai melalui kegiatan instruksiona biasanya
berbentuk pengetahuan dan keterampilan (instruksional
effects). Tujuan lainnya disebut
hasil sampingan (nurturent effects),
biasanya berbentuk cara berpikir kritis, sikap terbuka, demokratis, dan
sebagainya. Jadi dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan belajar
yaitu untuk mendapatkan pengetahuan, keterampilan, dan pembentukan sikap atau
tingkah laku. Dari ketiga tujuan tersebut, pada prinsipnya merupakan perubahan
tingkah laku setelah melakukan belajar. Perubahan tersebut mencakup 3 aspek,
yaitu kognitif, efektif, dan pisikomotorik (Darsono, 2005: 32)
e.
Hasil
Belajar dan Pembelajaran
Di
dalam pendidikan, hasil belajar merupakan faktor yang amat penting untuk
diperhatikan oleh setiap guru, karena hasil belajar yang tercapai siswa,
menunjukkan seberapa jauh siswa telah menguasai materi dan mencerminkan pula
berhasil tidaknya guru dalam mengajar. tingkat keberhasilan seseorang atau
kelompok dalam melaksanakan sebuah tugas yang sesuai dengan tanggung jawab dan
wewenangnya berdasarkan standar kinerja yang telah ditetapkan selama periode
tertentu dalam kerangka mencapai tujuan organisasi (Sinta Oktaviani 2019:63). Dengan demikian untuk mengetahui hasil
belajar siswa, maka setiap proses perlu diadakan evaluasi. Prestasi adalah
tingkatan-tingkatan sejauh mana mahasiswa telah mendapat tujuan yang
ditetapkan. (Arikunto, 2006: 226).
Horward
Kingsley dalam bukunya Sudjana (2009: 22) membagi 3 macam hasil belajar yaitu:
“(a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian, dan (c) sikap
dan cita-cita, yang masing-masing jenis dapat diisi dengan bahan yang ada pada
kurikulum”.
D. KERANGKA PIKIR
PROSES 1.
Supervisi Akademik 2.
Strategi peningkatan kualitas
pembelajaran 3.
Prinsip-prinsip
Kerangka pikir dalam penelitian ini
dapat digambarkan dalam bagan sebagai berikut:
INPUT - Kepala Sekolah - Guru/staf
Gambar
1. Kerangka Pikir Penelitian
Kerangka pikir ini
menggambarkan proses berlangsungnya kegiatan implementasi supervisi pendidikan
dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di SMA dan SMK se-Kecamatan Abung
Semuli. Input dari proses penelitian ini adalah kepala sekolah, guru/staf serta
peserta didik. Kemudian prosesnya terdiri dari Supervisi
akademik, Strategi Peningkatan kualitas pembelajaran, Prinsip-prinsip sekolah, Kemudian outputnya adalah pembelajaran yang ideal.
E. METODE PENELITIAN
a.
Pendekatan dan Jenis
Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan
penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan sebuah prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskritif berbentuk tulisan tentang orang
atau kata-kata orang dan perilakunya yang nampak atau kelihatan. Metode
kualitatif sering disebut penelitian naturalistik karena penelitiannya
dilakukan pada kondisi yang alami (natural
setting). Pendekatan kualitatif memandang realita sosial sebagai sesuatu
yang utuh/holistik, kompleks, dinamis, penuh makna dan hubungan yang bersifat
interaktif (reciprocal).
Dalam penelitian ini diperlukan
pengamatan yang mendalam dan menyeluruh, data yang diungkap bukan berupa
angka-angka melainkan berupa kata-kata dan dokumen. Penelitian ini dimaksudkan
untuk dapat mengungkap fenomena yang ada dan peneliti akan berupaya menemukan
peristiwa-peristiwa yang dapat dipahami peneliti, berbagai pendapat dan isu
yang ada, dan fenomena-fenomena yang nampak pada obyek penelitian, oleh
karena itu dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teori
fenomenologi.
b. Data, Sumber, Prosedur Pengumpula, analisis Data Penelitian
Sumber data penelitian meliputi data
primer (informan) dan data sekunder (bukan manusia). Sumber data primer yang
dibutuhkan diantaranya kepala sekolah, guru,dan siswa. Adapun Prosedur pengumpulan data penelitian yang dilakukan dalam penilitian
ini adalah dengan “wawancara, observasi, dan dokumentasi” , sedangkan Analisis data penelitian yang digunakan adalah model Spradley (Etnografi) yaitu analisis data yang dikumpulkan dari observasi
partisipan untuk menemukan pertanyaan. Menurut Spradley dalam Emzir (2010: 209)
analisis data dengan model analisis Spradley mencakup empat kegiatan analisis
yaitu: (1) analisis domain, (2) analisis taksonomi, (3) analisis komponen dan
(4) analisis budaya.
c. Pengecekan Keabsahan Temuan dan Tahap- Tahap Penelitian
Pengecekan keabsahan temuan adalah
bagian utama dalam penelitian kualitatif yaitu “untuk mengetahui dan mengecek
kebenaran data yang diperoleh maka dilakukan pengecekan kredibilitas data
dengan triangulasi”. Adapung Tahapan penelitian yang peneliti
laksanakan atas empat tahap yaitu: Tahap pra lapangan, Tahap pekerjaan lapangan,
Tahap analisis data, Tahap pelaporan.
F. HASIL
DAN PEMBAHASAN
Dalam pembahasan
ini, disajikan temuan-temuan di
lapangan
dan analisa secara komprehensif yang didasarkan pada teori-teori sebagai
analisis atas fokus penelitian, Dalam pembahasan penelitian ini ada 4 fokus
utama yang ditampilkan yaitu: (1) Kepala Sekolah membimbing guru Bahasa
Indonesia dalam menyusun silabus mata pelajaran berdasarkan standar isi,
standar kompetensi, dan kompetensi dasar serta prinsip-prinsip pengembangan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) /Kurikulum tahun 2013 (K13), (2) Kepala Sekolah
membimbing guru Bahasa Indonesia dalam memilih dan menggunakan
strategi/metode/teknik pembelajaran, (3) Kepala Sekolah membimbing guru Bahasa
Indonesia dalam menyusun rencana pelaksanaan pelajaran mata pelajaran Bahasa
Indonesia, (4) Kepala Sekolah membimbing guru Bahasa Indonesia dalam mengelola,
merawat, mengembangkan, dan menggunakan media atau Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK) , (5) Implementasi
supervisi akademik dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di SMA dan SMK
se-Kecamatan Abung Semuli, Lampung..
Analisis Data
Pembahasan tentang kompetensi supervisi akademik yang diterapkan oleh kepala sekolah dalam
meningkatkan kualitas pembelajaran di SMA dan SMK se-Kecamatan Abung Semuli,
Lampung adalah sebagai berikut:
1.
Kepala
Sekolah membimbing guru Bahasa Indonesia dalam menyusun silabus mata pelajaran
berdasarkan standar isi, standar kompetensi, dan kompetensi dasar serta
prinsip-prinsip pengembangan KTSP/K13
Langkah pengembangan silabus adalah sebagai berikut:
a.
Pengembangan materi
ajar yang dilakukan guru.
Pada pelaksanaan
supervisi akademik disusun pada awal tahun ajaran baru. Materi ajar berfungsi
untuk membantu pelaksanaan belajar mengajar, dan dapat diajukan sebagai karya
yang dinilai untuk menambah angka kredit Guru untuk keperluan kenaikan pangkat,
selanjutnya akan menambah penghasilan Guru apabila karangannya diterbitkan, oleh karena itu, Guru Bahasa Indonesia
harus menyiapkan terlebih dahulu materi ajar yang akan mereka sampaikan ketika
pembelajaran. Guru tidak boleh hanya mengambil materi ajar dari satu sumber
saja, Guru harus bisa mengembangkan materi ajar yang mereka akan sampaikan.
Guru Bahasa Indonesia memiliki materi ajar yang telah disesuaikan dengan
lingkungan tempat anak belajar jadi tidak melulu mengambil dari satu sumber
dari buku saja, materi ajar juga telah disesuaikan dengan karakter anak dan
lingkungan.
b. Pengembangan
Standar Kompetensi.
Pada
setiap mata pelajaran, standar kompetensi sudah ditentukan oleh para pengembang
kurikulum, yang dapat kita lihat dari standar isi. Jika sekolah memandang perlu
mengembangkan mata pelajaran tertentu misalnya pengembangan kurikulum muatan
local, maka perlu dirumuskan standar kompetensinya sesuai dengan nama mata
pelajaran. Pengembangan Standar Kompetensi yang dilakukan di SMA dan SMK
se-Kecamatan Abung Semuli, Lampung. SMA Negeri 1 Abung Semuli, Lampung dan SMK
Muhammadiyah Abung Semuli, Lampung masih mengadakan pengembangan terhadap
Standar isi yang telah dibuat oleh TIM pengembang disesuaikan dengan
lingkungan, namun di SMK Bhakti Angkasa 3 Abung Semuli, Lampung mereka tidak
mengembangkannya lagi hanya memakai yang sudah dikembangkan oleh TIM pengembang
berdasarkan Standar Isi.
c. Pengembangan
Kompetensi Dasar (KD) .
Kompetensi
Dasar adalah pengetahuan, keterampilan dan sikap minimal yang harus dicapai
oleh siswa untuk menunjukkan bahwa siswa telah menguasai standar kompetensi
yang telah ditetapkan, oleh karena itu maka kompetensi dasar merupakan
penjabaran dari standar kompetensi. Kompetensi Dasar dikembangkan dengan
memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri-ciri dari
suatu mata pelajaran. Dengan kata lain peserta didik diharapkan mampu
menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya sesuai dengan standar
yang ditetapkan,
maka guru Bahasa Indonesia di
SMA dan SMK se-Kecamatan Abung Semuli, Lampung melakukan pengembangan
Kompetensi Dasar (KD).
d. Pengembangan
Indikator yang dilakukan Guru .
Guru
Bahasa Indonesia telah melakukan pengembagan Indikator. Indikator adalah
penanda pencapaian KD yang ditandai dengan adanya perubahan perilaku yang dapat
diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Indikator
dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan
pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang
terukur dan dapat diobservasi. Pengembangan Indikator yang dilakukan oleh Guru
Bahasa Indonesia.
2. Kepala
Sekolah membimbing guru Bahasa Indonesia dalam memilih dan menggunakan strategi/metode/teknik
pembelajaran.
Dalam
menggunakan strategi/metode/teknik hal yang harus dibimbing oleh kepala sekolah
adalah mengenai pengembangan metode penggunaan media pembelajaran dan
menyajikan bahan ajar seperti berikut ini:
a.
Pengembangan metode
penggunaan media pembelajaran sebagai contoh dalam proses pembelajaran, hal
yang harus diperhatikan ketika penyampaian materi / informasi berlangsung
adalah keluasan, kedalaman dari materi pelajaran, selain itu juga waktu yang
diperlukan untuk mengajarkan materi tersebut, dan kondisi yang tersedia di
sekolah sehingga media menjadi efektif digunakan dalam proses pembelajaran.
Kepala Sekolah harus ikut berperan dalam mengembangan metode penggunaan media
pembelajaran yang dilakukan oleh guru Bahasa Indonesia dan Kepala Sekolah berperan
aktif dalam pengembangan metode penggunaan media pembelajaran,
b. Penyajian
bahan ajar yang dilakukan guru Bahasa Indonesia
Dengan cara disusun dengan
dibimbing oleh kepala sekolah, bahan ajar disusun secara sistematis agar
memudahkan siswa dapat belajar secara mandiri dan dirancang sesuai kurikulum
yang berlaku. Peran seorang guru dalam merancang ataupun menyusun bahan ajar
sangatlah menentukan keberhasilan proses belajar dan pembelajaran karena Bahan
ajar merupakan seperangkat sarana atau alat pembelajaran yang berisikan materi
pembelajaran, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang didesain
secara sistematis dan menarik dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan,
yaitu mencapai kompetensi atau subkompetensi dengan segala kompleksitasnya
3. Penyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) mata pelajaran Bahasa Indonesia dibuat oleh guru untuk membantunya dalam
mengajar agar sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar pada hari
tersebut. RPP berisi
pengaturan yang berkenaan dengan perkiraan atau proyeksi tentang apa yang akan
dilakukan pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, kemungkinan
pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang
telah direncanakan ataupun tidak karena proses pembelajaran bersifat
situasional,
a. Penulisan
Indikator pencapaian kompetensi pada RPP mata pelajaran Bahasa Indonesia yang telah disusun secara
benar yaitu dengan membuat Indikator sesuai cakupan sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Indikator yang dikembangkan telah sesuai dengan karakteristik
peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan
dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi. Dengan
adanya pengembangan indikator yang tepat dapat memudahkan guru Bahasa untuk mengembangkan
materi pembelajaran, mendesain kegiatan pembelajaran, mengembangkan bahan ajar,
dan merancang dan melaksanakan penilaian hasil belajar. Indikator merupakan
penanda pencapaian Kompetensi Dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang
dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Indikator
dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan
pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang
terukur dan/atau dapat diobservasi.
b. Perumusan
tujuan pembelajaran di dalam RPP mata pelajaran Bahasa Indonesia telah membuat
tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran yang baik adalah yang terukur dan
operasional mengandung satu perilaku peserta didik yang akan diukur bukan dua
atau lebih perilaku yang diukur. Terkadang masih ada rumusan tujuan
pembelajaran yang mengandung lebih dari satu tingkah laku dari peserta didik
yang akan diukur. untuk memudahkan perumusan tujuan yang diharapkan sebaiknya
berpedoman pada rumus ABCD yaitu audience,
behaviour, conditioning, degree. Dengan tujuan yang jelas dan operasional
akan menjadikan guru maupun peserta didik memiliki kejelasan apa yang harus
dicapai dan apa yang harus dilakukan untuk menyapainkan materi yang seperti apa
yang akan disiapkan seorang guru serta bagaimana menyampaikannya akan tergambar
jelas dalam tujuan yang spesifik tersebut
c. Penentukan
alokasi waktu di setiap RPP mata pelajaran Bahasa Indonesia
di tentukan sesuai
dengan kebutuhan kebutuhan materi ajar yang tertera pada silabus pembelajaran.
Menghitung Alokasi Waktu menjadi salah satu tahap awal dalam penyusunan
Perangkat Pembelajaran oleh Guru. Dengan dasar Kalender Pendidikan kita akan
mengetahui berapa Alokasi Waktu yang tersedia untuk kita dalam mengaplikasikan
Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) yang diberikan
pemerintah melalui kegiatan belajar mengajar yang kita laksanakan, jika kita melihat Silabus, Prota dan
Prosem, semuanya mengandung Alokasi Waktu pada setiap KI dan KD yang kita
jabarkan. Jadi dengan kata lain, Sebelum menyusun Silabus, Prota, Promes dan
RPP, kita harus menentukan Alokasi Waktu tersebih dahulu berdasarkan Kalender
Pendidikan Tahun Pelajaran yang akan dijalani.
d. Perumusan
kegiatan pembelajaran pada RPP mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan
implementasi dari RPP, meliputi kegiatan pendahuluan, inti dan penutup. Dalam
pelaksanaan pembelajaran di kelas, guru wajib untuk menerapkan pembelajaran
yang awali dengan kegiatan pendahuluan, inti dan kegiatan penutup, hal ini
dilakukan agar proses pembelajaran berjalan baik dan sesuai dengan rencana
pembelajaran. Seperti yang telah dilaksanakan oleh guru Bahasa Indonesia melaksanakan
kegiatan pembelajaran dalam tiga langkah yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan
inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan pendahuluan mencakup menyiapkan peserta
didik mengikuti proses pembelajaran, memberi motivasi belajar peserta didik
Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan
materi yang akan dipelajari, menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar
yang akan dicapai, serta menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian
kegiatan sesuai silabus. Kegiatan inti menggunakan model pembelajaran, metode
pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar yang disesuaikan dengan
karakteristik peserta didik dan mata pelajaran,
sedangkan dalam kegiatan
penutup, guru bersama peserta didik baik secara individual maupun kelompok
melakukan refleksi pembelajaran pada hari itu.
4.
Kepala Sekolah
membimbing guru Bahasa Indonesia dalam mengelola, merawat, mengembangkan, dan
menggunakan media/TIK;.seperti
Ms.Word, Ms Exel, dan power point dapat memudahkan guru menyiapkan media
pembelajaran maupun perangkat pembelajaran seperti RPP, bahan/materi ajar,
lembar kerja siswa, maupun soal evaluasi, serta memudahkan para guru dalam
meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas,
oleh karena itu guru
dituntut untuk dapat menggunakan TIK, agar guru dapat mengelola, merawat,
mengembangkan, dan menggunakan media/TIK dengan baik diperlukanlah bimbingan
dari Kepala Sekolah selaku pemimpin.
Berdasarkan penelitian di SMA dan SMK
se-Kecamatan Abung Semuli, Lampung diperoleh temuan data sebagai berikut:
a. Kepala
Sekolah membimbing guru Bahasa Indonesia dalam mengelola dalammeningkatkan pengajaran
dan pembelajaran yang dinamis, interaktif, fleksibel, dan konten menarik. TIK
memberikan kesempatan nyata untuk instruksi individual. Selain itu, informasi
dan teknologi komunikasi memiliki potensi untuk mempercepat, memperkaya, dan
memperdalam keterampilan, untuk memotivasi dan melibatkan para siswa dalam
belajar, untuk membantu menceritakan pengalaman sekolah untuk praktek kerja,
untuk membantu menciptakan kelayakan ekonomi bagi pekerja besok, memberikan
kontribusi untuk perubahan di sekolah;
untuk memperkuat mengajar, dan untuk memberikan kesempatan bagi hubungan antara
sekolah dan dunia,
oleh karena itu, Kepala
Sekolah perlu membimbing guru Bahasa Indonesia dalam mengelola TIK karena TIK
saat ini sangat erat dengan dunia pendidikan.
b. Kepala
Sekolah membimbing guru Bahasa Indonesia dalam merawat TIK
Pembelajaran Teknologi
Informasi dan Komunikasi akan memberikan motivasi dan kesenangan kepada siswa
supaya siswa lebih mudah belajar dan bekerja secara mandiri. Dengan demikian,
sangat penting Kepala Sekolah membimbing guru Bahasa Indonesia dalam merawat
TIK. Untuk merawat alat TIK
Kepala Sekolah menyediakan ruangan khusus dan lemari-lemari khusus sebagai
tempat penyimpanan, kemudian menunjuk salah satu guru sebagai penanggung jawab
membantu guru untuk merawat alat TIK. Alat-alat TIK di sekolah perlu dirawat
agar dapat digunakan dalam jangka panjang, kepala sekolah, guru, dan siswa
harus bekerja sama dalam merawat alat TIK tersebut. Karena, pada saat ini alat
TIK benar-benar menjadi bagian dari pembelajaran, untuk menciptakan
pembelajaran yang inovatif dan menarik.
c. Kepala Sekolah membimbing guru Bahasa
Indonesia agar kemampuannya meningkat dalam menggunakan media TIK yang sangat berperan dalam
dunia pendidikan salah satunya adalah dapat membuat perpustakaan online (Digital Library), buku sekolah elektronik
(e-book), ataupun kelas online (e-learning). Maka sangat diperlukan sekali
bimbingan Kepala Sekolah agar guru Bahasa Indonesia dapat meningkatkan
kemampuannya dalam menggunakan media TIK. Kepala Sekolah telah mengadakan
pelatihan TIK sebagai upaya meningkatkan kemampuan guru dalam menggunakan media
TIK. Selain itu Kepala Sekolah selalu membimbing guru untuk saling membantu
jika mengalami kesulitan dalam menggunakan Media TIK.
5.
Implementasi supervisi
akademik dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.
Pelaksanakan
supervisi akademik merupakan bentuk penilaian dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran yang dituangkan dalam bentuk lembaran-lembaran instrumen supervisi
akademik. Instrumen supervisi akademik yang berupa lembaran-lembaran berisi
berbagai pertanyaan yang terkait dengan administrasi pembelajaran tersebut
kemudian diisi dengan cara mencentang pada kolom yang sudah ditentukan. Selain
berisi berbagai pertanyaan yang diisikan pada kolom tersendiri. Setelah
supervisor selesai mengisi dan menuliskan temuan- temuan tersebut kemudian
hasilnya di jumlah agar diketahui berapa persen tingkat keberhasilan yang
dilakukan.Dalam hal ini supervisi akademik terhadap guru dibuktikan dengan
adanya lembar observasi supervisi akademik. Program Supervisi
Akademik yang dilakukan adalah sebagai berikut: Pembinaan 1 bulan
sekali oleh pengawas mata pelajaran,
Pembinaan
kedalam kelas 1 tahun sekali, Supervisi
tidak terjadwal/insendental, Supervisi
kelompok (rapat rumpun per mata pelajaran),
Evaluasi
diri setiap akhir semester, Mengirim
guru untuk mengikuti program pelatihan,
Studi
lanjut atau penyesuaian.
Memperhatikan temuan
pelasanaan kunjungan kelas dapat dikemukakan bahwa kunjungan kelas atau
supervisi kelas dilakukan minimal 1 tahun sekali, dengan kepala sekolah sebagai
supervisor atau dibantu oleh guru-guru senior yang dipercaya oleh kepala
sekolah untuk menjadi supervisor karena mengingat banyaknya dewan guru yang
harus disupervisi. Selain supervisi yang terjadwal adapula supervisi yang tidak
terjadwal, hal ini dilakukan karena kepala sekolah menginginkan setiap guru
bisa selalu berinovatif dalam pembelajaran tidak hanya dipersiapkan ketika
adanya jadwal supervisi saja, agar setiap siswa dapat mendapatkan pembelajaran
yang berkualitas setiap harinya.
Setelah dilaksanakan supervisi memang terlihat jelas perbedaan kualitas
hasil pembelajaran bagi “guru
yang disupervisi oleh kepala sekolah” dengan guru yang tidak disupervisi oleh kepala sekolah, berdasarkan
temuan yang didapatkan dalam proses penelitian ddapatkan guru yang disupervisi akan lebih tertib dalam
administrasi pembelajaran, lebih disiplin, dan lebih bervariatif dalam
menggunakan metode pembelajaran, sehingga akan lebih meningkatkan minat siswa
dalam belajar.
Guru yang tidak pernah mengalami supervisi biasanya akan lebih santai
dalam menyiapkkan administrasi pembelajaran, mereka akan mulai menyiapkan
administrasi apabila akan ada pengawas atau pada saat akan diadakannya proses
akreditasi. Ditemukan guru-guru yang bahkan masih kebingungan dalam menyiapkan
perangkat pembelajaran yang benar walaupun sudah bertahun-tahun menjadi guru.
Kurang variatifnya metode pembelajaran yang digunakan, masih menggunakan metode
mencatat, sehingga kurang menari kminat siswa dalam belajar.
Supervisi pendidikan merupakan salah satu langkah mencetak guru-guru
profesional, oleh karenanya “kepala
harus melakukan supervisi terhadap dewan gurunya minimal 1 kali dalam setahun,
sehingga kualitas pembelajaran disekolah tersebut selalu meningkat dengan
guru-guru yang berkualitas.
Implementasi Supervisi Akademik dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran
maka Kepala sekolah menggunakan cara tersendiri dalam melakukan supervisi
akademik dengan tetap memperhatikan standar proses sesuai standar penilaian,
sedangkan pada guru Bahasa Indonesia lebih ditekankan pada materi pelajaran
Bahasa Indonesianya sehingga berbeda dengan mata pelajaran umum. Kepala sekolah
masuk sendiri ke dalam kelas dan melakukan mikro teaching minimal satu jam mata
pelajaran terhadap guru yang ditunjuk, sehingga ketika nantinya mendelegasikan
terhadap guru untuk melakukan supervisi kelas dan ditemui temuan-temuan maka
kepala sekolah tidak lagi menyalahi prosedur supervisi dikarenakan juga ditemui
perbedaan di dalam kelas dalam melakukan pembelajaran karena guru Bahasa
Indonesia memiliki pemahaman yang berbeda, hal ini dibuktikan dengan hasil
pelaksanaan penilaian guru Bahasa Indonesia di kelas berupa lembar supervisi
yang berbeda-beda dalam hasil supervisinya. Sebelum dilaksanakan proses
pelaksanaan supervisi akademik oleh kepala sekolah dilakukan sosialisasi semua
program kepala sekolah terlebih dahulu terhadap semua warga sekolah secara
berkala termasuk program supervisi terhadap guru Bahasa Indonesia dengan maksud
agar guru Bahasa Indonesia melakukan persiapan dan mengetahui bahwa suatu saat
akan dilakukan pemantauan sehingga dari pihak sekolah bisa mengetahui apa yang
dibutuhkan guru-guru agar pembelajaran dapat berjalan sebagimana mestinya.
SIMPULAN .
Berdasarkan
fokus penelitian dan pembahasan tentang Kepala
Sekolah di SMA dan SMK se-Kecamatan Abung Semuli, Lampung, Indonesia didapatkan
simpulan sebagai berikut:
1.
Telah
memberikan bimbingan kepada guru Bahasa Indonesia dalam menyusun silabus mata
pelajaran berdasarkan standar isi, standar kompetensi, dan kompetensi dasar
serta prinsip-prinsip pengembangan KTSP/K13.
2.
Telah membimbing guru Bahasa Indonesia dalam
memilih dan menggunakan strategi/metode/teknik pembelajaran
3.
Telah membimbing guru Bahasa Indonesia dalam menyusun
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran Bahasa Indonesia.
4.
Telah
membimbing guru Bahasa Indonesia dalam mengelola, merawat, mengembangkan, dan
menggunakan media.
5.
Telah mengimplementasi
supervisi akademik terhadap guru Bahasa Indonesia, dibuktikan dengan adanya
pembinaan 1 bulan sekali oleh pengawas mata pelajaran, pembinaan kedalam kelas
1 tahun sekali, supervisi tidak terjadwal/insendental, Supervisi kelompok
(rapat rumpun per mata pelajaran), evaluasi diri setiap akhir semester dan
mengirim guru untuk mengikuti program pelatihan, studi lanjut atau penyesuaian
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
DAFTAR
PUSTAKA
Arikunto,
Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian
(Suatu Pendekatan Praktek). Jakarta. Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta. Bina Aksara.
Astuti
, Rubiyah dan Dacholfany M. Ihsan, 2016 , Pengaruh
Supervisi Pengawas Sekolah Dan Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja
Guru Smp Di Kota Metro Lampung, Jurnal Lentera LPPM, Universitas
Muhammadiyah Metro, Vol.1 No.2 Desember .
Budiono, 1994. Manajemen Pembelajaran. Jakarta: Erekha Cipta.
Direktorat
Tenaga Kependidikan ,2009 , Jakarta.
Mukhtar dan Iskandar. 2013. Orentasi Baru Supervisi Pendidikan. Jakarta.Gaung Persada Press Group.
Nining Surya Ningsih, M. Ihsan Dacholfany, Sudirman
Aminin,
2018, Implementasi Supervisi Akademik Dalam Meningkatkan
Kualitas Pembelajaran Di SMA Dan Smk Se-Kecamatan Abung Semuli
Lampung Indonesia, Jurnal Lentera
Pendidikan Pusat Penelitian LPPM UM METRO Vol. 3. No. 2, Desember 2018
Sallis,
E. 2007. Total Quality Management in
Education. Alih Bahasa: Ahmad Ali Riyadi dan Fahrorrozi. Yogyakarta:
IRCISoD
Sinta
Oktavianti , M. Ihsan Dacholfany, Agus Sutanto, 2019, Pengaruh
Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Perilaku Kewarganegaraan Organisasi Terhadap
Kinerja Guru Di Smp Se-Kecamatan Purbolinggo Kabupaten Lampung Timur ,
Jurnal Lentera Pendidikan Pusat Penelitian LPPM UM METRO Vol. 4. No. 2 Desember
2019.
Sugiyono, 2009.Metode
Penelitian kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung.Alfabeta.
Suhardan,
Dadang. 2010: 55). Program Layanan
Supervisi Peningkatan Mutu.Jakarta.BalaiPustaka
Sudjana, Nana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sudjana, Nana.
2010. Kompetensi Pengawas Sekolah Dimensi
dan Indikator. Jakarta. Binamitra.
Menurut Spradley dalam Emzir (2010
Yunia
Sari Reziki, M. Ihsan Dacholfany, 2018, Pengaruh
Supervisi Akademik Kepala Sekolah Dan Kompetensi Pedagogik Terhadap Mutu
Sekolah Di Sma Se-Kecamatan Pekalongan Lampung Timur , Jurnal Lentera
Pendidikan Pusat Penelitian LPPM UM METRO Vol. 3. No. 2, Desember 2018.
Universitas Muhammadiyah Metro. 2015. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah(PPKI).
Metro. Universitas Muhammadiyah Metro.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar