PENGALAMAN
STUDI TOUR M. IHSAN DACHOLFANY KE
PAKISTAN
Perjalanan ke
luar negeri, haruslah mendapatkan wawasan, kenagan dan pengalamana yang bermanfaat sehingga
menjadi pembelajaran bagi dirinya maupun orang lain, begitu juga dalam
perjalanan ke Pakistan, yang kebetulan menapat undangan dari Pemerintah
Pakistan melalui Komisi Pendidikan
kepercayaan untuk hadir pada acara Konferensi internasional sebagai Key note
Speaker bersama dengan negara Saudi, UK dan Malaysia.
Berdasarkan
wawancara dengan saudara M. Ihsan Dacholfany, bahwasannya tulisan ini hanya
berniat baik agar berguna dan bermanfaat, bagaimana proses perjalanan serta
berbagi pengalaman saja, Undangan yang dia terima dari Pemerintah Pakistan melalui Kementrian
Pendidikan melalui kawannya Dr. Nanang dengan
syarat mengirimkan abstrak makalah dan biodata diri
yang lengkap lalu diseleksi oleh panitia.
Setelah diseleksi
artikel dan biodata diri oleh Panitia, semua calon key note speaker
diberitahukan melalui email tentang pemberitahuan keynote speaker, apakah diterima atau tidak,
bagi yang mendapat kesempatan untuk hadir di Pakistan, dengan konsekuensi
pembiayaan akomodasi, pesawat, penginapan, serta lainnya ditanggung oleh
pemerintah Pakistan.
Perjalanan ke Pakistan, tentunya tidak semudah yang dia alami pada saat pergi ke Singapura, Brunai Darussalam, Thailand
Malaysia disebabkan harus mengurus Visa, Para Pengunjung atau yang mau pergi ke
Pakisatan dharuskan mengurus Visa terlebih dahulu di Kedutaan
Pakistan yang berada di Jakarta dengan membawa surat undangan sebagai dari
lembaga pengundang/sponsor/Penanggung Jawab, kami yang Keynote Speaker juga
harus menunjukan surat undangan walaupun melalui E-Mail, Tentunya hal ini,brau
pertama kali mengurus visa sendiri, walaupun mengalami kesusahan dalam
melengkapi persyaratan harus tetap dijalani, yang dimulai dari bawa
photocopy KTP (Kartu tanda Pendiduduk), dan kartu Keluarga (KK) , pengantar tempat kerja/kampus, surat undangan
dari kampus atau lembaga yang mengundang/sponsor,
pasport halaman pertama (data diri), surat pengantar RT, Kelurahan, Polsek,
Polres,Polda dari tempat asal kita, lalu dibawa ke Mabes Polri Ke Jakarta
(semua masing-masing memerlukan pas photo yang berukuran 4x6 berlatarbelakang
merah sebanyak 5 lembar) dengan mengisi
formulir yang telah disediakan atau bisa didownload, harus ada surat izin keluraga (/istri/suami/keluarga) untuk menguruskan SKCK(Surat Keterangan
Catatan Sipil), sedangkan untuk mengurus Visa harus ada undangan
sponsor/lembaga yang mengundang, bukti surat keterangan dan kepemilikan
Rekening Bank, surat izin dari kampus / atasan serta mengisi formulir tentang
biodata diri kita mulai dari data orangtua , anak, tempat tanggal lahir,
pekerjaan dan Pas foto berlatar belakang Biru yang berukuran 4x6 sebanyak 6 lembar,
Dengan menunggu sabar, setelah menunggu selama 3 hari dalam mengurus Visa di
Kedutaan Pakistan yang beralamat di Mega Kuningan Barat, Block E.3.9.Kav.5-8,
Rt.1. Rw.2 Kuningan Jakarta Seklatan, telp.021-57851836, visa dapat diterima dengan
mendapatkan izin dari Kedutaan Pakistan selama 2 minggu untuk tinggal di sana, bagi
yang mau kuliah untuk menjadi calon, bianya bersamaan dengan calon mahasiswa
lain,adapun orang Indonesia yang bekerja
di sana untuk komunikasi adalah mb Jingga, sedangkan kantor kedutaan untuk mengurus Visa, dibuka
pada hari Senin sampai hari Jumat,
dibuka mulai jam 8 pagi sd 12 siang saja, dan membayar uang 250 sd 750 ribu,
tergantuang tujuan untuk datang ke Pakistan, yang disetor langsung ke Bank yang
telah ditentukan, untuk menguruskan visa
sebaiknya beberapa minggu sebelum keberangkatan, dan tidak usah membeli tiket
terlebih dahulu sebelum ada kepastian Visa akan diterima, dalam pembelian tiket
pesawat, bisa dibeli melalui travel / agent yang bisa dipercaya, jika mau beli
sendiri bisa melalui melalui online seperti sky, ....dan harus mempunyai kartu kridit bank sebagai syarat
pembayarannya, Jika ada kawan atau
panitia yang berada di sana dan mau
membantu, lebih baik beli di sana sebab harganya lebih murah, kita hanya memberitahu
data pasport kita, beberapa hari di sana dan mau transit ke mana saja, dan
rentang waktu perpindahan pesawat harus sesuai dan cukup waktunya.
Jika mau ke
Pakistan dari daerah, biasanya transit
di bandara Soekarno hatta di Jakarta, lalu ke Malaysia Kulalumpur atau
Qatar lalu ke Pakistan, alangkah baiknya
beli tiketnya connect (bersambung) dengan pesawat yang sama, supaya mudah dalam
perpindahan dari pesawat yang satu dengan pesawat yang lainnya, kalaupun beda
pesawat (tidak bersambung/ beda pesawat) harus memiliki rentang waktu paling sedikit 3 jam, sebab setiap
negara yang kita transit harus antri
dahulu di imigrasi menuju ke negara lain
dan chek in dahulu dengan antrian yang panjang, dan pasti membutuhkan waktu
yang lama.
Melalui pesawat
Uni Emirat, perjalanan dari Jakarta menuju negara Qatar sangat menyenangkan,
dengan pesawat yang besar, pelayananan
pramugari dan pramugara yang santun dengan menanyakan menu minuman makanan dan minuman yang kita
inginkan secara gratis, serta tempat duduk yang nyaman dengan bantal dan selimut
serta layar TV kecil di depan tempat duduk kita, dengan melalui headset, kita boleh mendengar
dan menonton, mulai dari komedi, musik, berita, film perang, game, promosi
keindahan alam negara, gedung gedung yang indah
serta melihat Musium dan kampus
yang ada di sana dan lainnya, selama lebih kurang 6 jam tidak terasa, sampailah
ke negera Qatar, lalu menuju ke Negara Pakistan, di Qatar kebetulan bertemu
dengan alumni Pesantren Gontor, Ustadz Dedi Mulyanto, Ustadz Muhammad Ulul Azmi
dan ustadz Fikri alumni Mesir yang kerja di Kedutaan Qatar, kamipun bertemu
dengan orang Indonesia yang bekerjasana di sana
sambil mengurus kegiatan pembelajaran dan agama di Markaz Sheikh ‘Abdullah Bin Zaid Zaid Al- Mahmoud
Islamic Cultural Center yang di dalam nya ada Qatar Islamic Cultural Center.
Menjelang
sore hari dihantar ke Bandara Qatar,
sambil menunggu pemberangkatan pesawat ke Pakistan menuju Multan, ia bertemu
dengan dosennya dahulu, yang kebetulan juga di undang menjadi Key Note Speaker pada acara Konferensi
Internasional, beliau adalah dosen senior
di Universitas Kebangsaan Malaysia (UKM), yaitu Prof. Dr. Nor Aishah
Buang, bercerita bersama beliau tentang
keadaan kampus serta kenangan selama di
Malaysia, khususnya waktu belajar dengan beliau pada pemberi materi kuliah tentang research (penelitian) dan
Kewirausahaan (Beliau Memang pakarnya), dan teringat pula pada waktu saudara
ihsan mengajar mengaji 2 anaknya Prof Nor Aishah Buang di rumahnya, yang
sekarang anak-anaknya sudah besar.
Setelah lama berbincang-bincang di restoran
Bandara, akhirnya berangkatlah kami bersama menuju Pakistan, tidak terasa
selama lebih kurang 3 jam, kami sampai malam hari nya di Pakistan tepatnya
bandara Multan, setelah melaui pemeriksaan yang ketat dan scan barang serta
ditanyai petugas Imigrasi tentang tujuan ke Pakistan, bawa apa saja, siapa yang
tanggung jawab di Pakistan dan berapa no HP nya, serta menyerahkan semua bukti
undangan, pasport danvisanya dll, setelah pemeriksaan semuanya, barulah kami
bertemu panitia Konferensi Internasional, saudara Bilal, seorang hafidz Qur’an, yang punya rencana untuk melanjutkan S-3 di Indonesia,
beliau memabwa staf kampus dan pihak aparat (angkatan) yang akan menghantar
kami ke tempat penginapan bagi keynote speaker dan para undangan dan
Ternyatanya kami
disediakan, setiap orang 1 kamar di Guest house kampus, dengan perlengkapan
seperti hotel dan pengawalan ketat di dalam Gedung, sengaja Wifi Internet
dimatikan, untuk membeli paket inetrnet agar bisa komunikasi dengan keluarga
dll, kami tidak boleh keluar, akhirnya paket internet dibelikan oleh panitia
karena untuk membeli paket internet
harus menggunakan biodata diri dan scan jari tangan, dan kami tidak
boleh sembarang memberikan no telp ataupun kartu nama kecuali sudah dikenal
atau panitia.
Pagi harinya,
kami dijemput oleh Panitia menuju Aula Konferensi Internasional, tepatnya
tanggal 19 Maret 2018 acara Pembukaan dimualai dengan Laporan Ketua Panitia
oleh saudara Dr. Abid Shahzad, dan
Sambutan Dekan Departemen Pendidikan, Prof.Dr
. Akhtar Ali, dan
Sambutan dari Higher Education Commission of Pakistan (Komisi Perguruan Tinggi Pakistan), hiburan mahasiswa lalu
persaentasi para key note speaker hadir dari di aula seperti, Muhammad
Zuhdi dan M. Ihsan Dacholfany dari Indonesia, Muhammad Iqbal dari Saudi Arabia,
Naveed Sultana dari Nasir Mahmood dan N.B. Jumani dari Islamabad, Muhammad Asif
Malik dan Muhammad Sarwar dari Sargodha, Khalid Khrshid dari Multan dan Nor Aishah Buang dari Malaysia, Naureen
Durrani dari UK, Riaz UI Haq Tariq,
Rafaquat Ali Akbar dan Muhammad Saeed dari dari Lahore.
Adapun
tema yang disampaikan oleh saudara Ihsan pada Konferensi internasional adalah Creating Peace
And Guidance Noble Character Through Education, yang dijelalaskan dengan menggunakan
bahasa Ingris dan Arab begitu juga powerpoinnya dengan judul .
Keseokan
harinya, sebagian dari keynote speaker diharap hadir untuk memimpin konferensi
internasional dalam rung paralel,cukup
banyak yang persentasi, khususnya dosen di luar kampus maupun luar kampus serta beberapa mahasiswa
pascasarjana S-2 dan S-3 untuk
mempersentasikan hasil tesis dan disertasi mereka, mereka kelihatannya,
sudah biasa persentasi dengan menggunakan bahasa Inggris walaupun bahasa
keseharian mereka adalah bahasa Urdu, yang agak uniknya di Pakistan, para
wanita sangat terjaga maruah (wibawa dan harga diri mereka), khusunya dalam
komunikasi atau berbicara yang bukan muhrimnya, apalagimengirim warganegaranya
untuk menjadi TKI maupun TKI, tidak
seperti Indonesia yang warganegaranya banyak dikirim krnegera lain, namun
anehnya saat acara selesai di ruang paralel, mereka senang sekali mengajak
photo bersama dengan kami bahkan diajak selfie, mungkin kami dianggap orang
asing dan dosen luar negara.
Setelah
acara paralel, sore hari, semua keynote speaker, tamu undangan serta pembicara
paralel hadiri semua dalam acara penutupan konferensi Internasional di aula
universitas, alhamdulillah acara berjalan lancar dengan laporan ketua panitia,
dan dekan, majlis pendidikan tinggi dan pemberian cindera mata dan sertifikat
kepada Keynote Speaker dan akhirnya acara ditutup oleh Vice Chansellor
Islamia Bahawalpur University, Prof. Dr.Qaeser Musthaq.
Sorenya Panitia
dan tamu undangan dan para keynote speaker diber jamuan makan di restoran khas
Pakistan dengan menu yang unik, tentunya halal, kami dikawal lagi oleh satu
mobil angkatan Pakistan, maklumlah, kami sebagai tamu negara yang harus aman
dan nyaman dalam perjalanan.
Malamya para
tamu dan para keynote speaker dihantar pulang, khususnya tamu dari luar negara
dihantar sampai bandara Multan, transit dahulu ke Dubay, Qatar ataupun
Kualalumpur, sedangakan saudara ihsan dihantar samapai ke Islamabad, ibukota
Pakistan, sampai ketemu orang yang betul dipercaya untuk menjaga keamaannya, alhamdulillah
bertemua dengan mantan ketua IKPM Pakistan, saudara Zulfikri Hasibuan- MS
Arabic /Kuwait Hostel yang sekarang ini sedang meneyelesaikan tesisnya.
Lalu saudara
ihsan di bawa ke hotel, yang murah
meriah, yang seharinya tidak kurang dari 200 ribu rupiah, maklum mayoritas
mahasiswa di Pakistan adalah tinggal di asrama kampus, kalaupun ada sudah
berkeluarga, mereka menyewa rumah kecil yang cukup untuk anak istrinya/ suaminya,
dengan hotel tersebut saudara ihsan pun
merasa nyaman dan pas utuk istrahat.
Pagi itu juga
saudara Ihsan dibawa keliling oleh Zulfikri
kampus IIUI (International Islamic
University Islamabad), sambil menghadiri sidang tesis mahasiawa, menurut sejarah, kampus tersebut didirikan di Islamabad pada 11 November 1980
M. bertepatan dengan 01 Muharram 1401 H. Dalam bahasa Pakistan biasa disebut,
Baina el-Aqwâm Islami University atau Universitas Antar Bangsa. Universitas ini
dibangun atas aspirasi dan hasrat negara-negara Muslim yang menginginkan
terbentuknya sebuah Universitas Islam berskala Internasional sebagai simbol
dari sebuah kebangkitan Islam universal. Insha Allah Indonesia juga sudah
merancang dan berInisiatif Pemerintah mendirikan Universitas Islam
Internasional Indonesia adalah untuk menjawab kebutuhan masyarakat
internasional dan memperkokoh kepemimpinan Indonesia di dunia internasional (ww.tribunnews.com/nasional/2018/01/18/ini-tujuan-dibangunnya-universitas-islam-internasional-di-cimanggis).
Di mana program pendidikan IIUI Pakistan
ini lebih diprioritaskan pada Islamic Studies, dengan sistem pendidikan modern
yang berpijak pada al-Quran dan as-Sunnah, namun seiring dengan adanya perkembangan
zaman IIUI mulai melebarkan sayap dan membuka beberapa fakultas umum. Dalam
sistem pendidikan dan pengajaran, IIUI menjadikan Bahasa Arab dan Inggris
sebagai bahasa pengantar dalam perkuliahan. Ketika didirikan pada zaman
pemerintahan Jendral Zia-ul-Haq IIUI belum memiliki kampus sendiri karena
keterbatasan dana, maka pemerintah Pakistan ketika itu memberikan tempat
sementara untuk IIUI di pinggiran kota Islamabad menyatu dengan Masjid Faishal
(sebuah bangunan hasil arsitektur Mr.Veda Dolokey dari Turki). Masjid ini
menempati area seluas 189,705 meter persegi, dan dapat memuat 200 ribu orang.
Sejak awal berdirinya hingga sekarang tak kurang 56 negara baik dari negara
muslim dan nonmuslim pernah menimba ilmu. Sejak tahun 2001 IIUI telah resmi
menempati kampus baru (new campus) di kota Islamabad juga, namun kampus lama
masih digunakan oleh Islamic Research Institute (IRI) dan Academy dakwah juga
Shariah Academy. Adapun tujuan didirikannya IIUI ini adalah untuk mencetak dan membina individu dan masyarakat yang siap mengabdikan
diri dalam melakukan pembaharuan dalam segala bidang dengan bingkai nilai dan
spirit Islam yang tercermin dalam setiap pribadi pelajar ataupun staf pengajar
dan juga sistem pendidikan yang diterapkan. Sehingga yang menonjol dari sistem
pendidikan di IIU ini adalah, penggabungan antara sistem pendidikan kalsik (turats) dan modern, Kampus IIUI
mempunyai struktur organisasi yang
disebut dengan Majelis al- Umana (Board of Trustees), yang memegang
otoritas kebijakan mengikat atas perjalanan IIUI. Di mana Presiden Pakistan
langsung menjadi penasehat dari Majelis ini, sedangkan untuk kepengurusan
hariannya adalah dipimpin oleh seorang Rektor dan Presiden serta wakil
Presiden. Adapun Presiden IIUI sekarang adalah Prof. Dr. Anwar Hussain Siddiqui.
Adapun Keunggulan Kuliah di IIUI memiliki Kurikulum yang telah
terakreditasi secara internasioanal dan Universitas yang menerapkan kolaborasi
dengan universitas-universitas asing ternama, dan banyak diminati pelajar asing
dari berbagai Negara serta Universitas pertama di Pakistan yang kurikulumnya
mengajarkan bidang ilmu- ilmu Islam, sains dan manajemen serta
Fakultas-fakultas yang bonafide dengan fasilitas kelas yang sangat nyaman
dengan full-AC, adapun Studi-studinya
lebih ditekankan pada bidang penelitian (research), kelebihannya juga
tata letak kampus yang sangat bagus dan fasilitas yang lengkap, khususnya dalam
hal akses internet secara cuma-cuma, juga tersedia lebih dari 70 bus mahasiswa
yang membawa mahasiswa ke berbagai tujuan tanpa dipungut biaya (Gratis), sedangkan bagi mahasiswa asing
disediakan hostel atau asrama.
Pada umumnya tenaga Pengajar/ dosen International Islamic University datang dari berbagai perguruan tinggi terkenal di dunia, merupakan lulusan program S2 dan S3 dari Universitas Islam Madinah, Universitas Imam bin Saud Riyadh, International Islamic University Islamabad Pakistan, Universitas Al-Azhar Mesir, Universitas Cairo-Mesir, Universitas Punjab Lahore, Universitas Michigan Law School Aan-Abbrorr USA, Universitas London UK, Harvard University dan beberapa perguruan tinggi lainnya.
Setelah ke kampus saudara Ihsan
diajak ke Masjid Faesal, sambil membeli soevenir khas Pakistan sambil, masjid Faisal adalah masjid terbesar
di Pakistan, letaknya di Islamabad, ibu kota negara itu. Islamabad. Masjid ini
dianggap sebagai Masjid Nasional Pakistan, namanya menyandang almarhum dari Raja Faisal bin Abdul-Aziz dari Arab Saudi,
yang mendukung dan mendanai proyek pembangunannya. Masjid Faisal berdiri di
tanah seluas 5.000 m2, dapat menampung 10 ribu jamaah dalam ruang shalat, 24
ribu di portico, 40 ribu di halaman, dan 200 ribu dalam halamannya, dengan
Interior ruang utama ditutupi dengan lantai marmer putih dan dihiasi dengan
mosaik dan kaligrafi oleh seniman Pakistan, Sadeqain, dan lampu gantung khas
Turki. Pola mosaik memperindah dinding barat. Kaligrafi ayat ditulis lebih dulu
di dinding barat dan ayat lain tertulis dalam tulisan kufi awal diulang dalam
pola gambar cermin. Keindahan dari rancangan sederhana yang terpilih. Masjid Faisal
adalah karya arsitek Vedat Dalokay yang memenangkan penghargaan Aga Khan untuk
bidang arsitektur. Arsitektur masjid ini modern dan unik, tanpa kubah
tradisional dan lengkungan yang ada di sebagian besar masjid di seluruh penjuru
dunia.
Keesokan
harinya, saudara ihsan diajak ketua IKPM, bang Rahman Ali Fauzi/LLB, Syariah
and Law/ Kuwait hostel, nbang Fahmi Wira Angkasa, bang Syarif Husain-BS Islamic
studies, bang Zulfikri Hasibuan-MS Arabic dan kai jalan –jalan ke musium Lok virsa adalah budaya indah
Pakistan, museum Lok Virsa di Islamabad menyimpan warisan yang kaya dari semua
provinsi dengan tampilan budaya Pakistan, peninggalan bersejarah atau artefak
dari berbagai bagian negara, museum ini mengintegrasikan semua warisan beragam
Pakistan, sementara keindahan semua provinsi termasuk Kashmir dan Gilgit
Baltistan adalah apa yang disaksikan para pengunjung begitu mereka memasuki
museum, barang-barang antik dari peradaban kuno bersama dengan dinding magis
museum menceritakan kisah-kisah sejarah negara yang kaya.Koleksi peninggalan
untuk museum Lok Virsa dimulai pada tahun 1974 yang dipajang pada tahun 2004.
Museum ini juga menyimpan artefak bersejarah dari zaman para sufi, dengan alat
musik antik yang dipamerkan bertujuan untuk mewakili keterampilan rakyat
Pakistan. Karena koleksi yang unik, pentingnya dan daya tarik museum meningkat
dari hari ke hari berdasarkan kemajuan dan perkembangan zaman.
Setelah
itu kami pergi ke Pakistan monument adalah Monumen Pakistan di Islamabad,
Pakistan, adalah monumen nasional yang mewakili empat provinsi dan tiga wilayah
negara. Setelah kompetisi di antara banyak arsitek terkenal, rencana Arif
Masood dipilih untuk desain akhir. Bentuk bunga mekar dari monumen mewakili
kemajuan Pakistan sebagai negara berkembang pesat. Empat kelopak utama dari
monumen mewakili empat provinsi (Balochistan, Khyber-Pakhtunkhwa, Punjab, dan
Sindh), sedangkan tiga kelopak yang lebih kecil mewakili tiga wilayah
(Gilgit-Baltistan, Azad Kashmir dan Wilayah Suku yang Diatur Federal). Monumen telah
dirancang untuk mencerminkan budaya dan peradaban negara dan menggambarkan
kisah Gerakan Pakistan, didedikasikan untuk mereka yang mengorbankan diri untuk
generasi mendatang.
Dari
udara monumen tampak seperti bintang (tengah) dan bulan sabit (dibentuk oleh
dinding yang membentuk kelopak), ini mewakili bintang dan bulan sabit di
bendera Pakistan.
Museum Monumen
Pakistan terletak di depan Monumen Pakistan di Shakarparian, Islamabad,
Pakistan. Museum dibuat untuk memberi penghormatan kepada mereka yang mengorbankan
semua kehidupan untuk sebuah tanah air yang terpisah. Pemerintah Pakistan
membangun museum ini untuk menunjukkan beberapa gerakan khusus dalam pembuatan
Pakistan. Museum Monumen Pakistan adalah tempat terbaik untuk para pecinta
sejarah. Ada jam 10 pagi hingga 8 malam. Fasilitas museum termasuk dokumenter
audio, buku sejarah,dan kami pun pergi ke Daman e-Koh Islamabad, kami pun
keliling naik onta di sana.
Hari
selanjutnya diajak bang Fauzi ke melihat pakistan paradise day Pakistan di
lapangan (https://www.youtube.com/watch?v=aUMyKnxvEmc),
menurut sejarah bahwa Pakistan Day) atau Pakistan Resolution Day, juga
Hari Republik, adalah hari libur nasional di Pakistan untuk memperingati Resolusi
Lahore yang disahkan pada 23 Maret 1940 dan adopsi dari konstitusi pertama Pakistan
selama transisi dari Dominion of Pakistan ke Republik Islam Pakistan pada 23
Maret 1956 menjadikan Pakistan sebagai republik Islam pertama di dunia dan Pawai
Hari Republik oleh angkatan bersenjata sering menjadi bagian dari perayaan
serta Hari itu merayakan adopsi resolusi
Pakistan oleh Liga Muslim di Minar-e-Pakistan (dinyalakan Menara Pakistan) yang
menyerukan pembentukan federasi independen yang terdiri dari provinsi-provinsi
dengan mayoritas Muslim yang terletak di wilayah barat laut dan timur laut
Inggris. wilayah yang dikuasai di India (tidak termasuk Negara-negara pangeran
otonom) pada 23 Maret 1940. , Sejak itu, hari ini dirayakan setiap tahun di
seluruh negeri sebagai hari libur umum. Angkatan Bersenjata Pakistan biasanya
mengadakan parade militer untuk merayakan acara tersebut dan semua libur
menyaksikan kegiatan tersebut.
Setelah
mengikuti acara Paradise day Pakistan, kami juga pergi Kampus
Alam Iqbal University, ternyata sama
dengan IIUI , untuk biaya kuliah untuk tingkat magisetr hanya 2 juta 500 ribu
nilai rupiah persemester, S-3 hanya 5-6 Juta rupiah, sedangkan S-1 hanya 1 juta
500 ribu rupiah persemester.
Sorenya
kami berkumpul di rumah ustadz Khoerul Huda, alumni Gontor, berkumpul IKPM
Pakistan dan Persatuan Pelajar Mahasiswa Indonesia ( PPMI) cabang Pakistan,
perkumpulan hanya sekedar bincang santaindan tajamuk yang hanya berniat untuk silaturahmi, silatur arro’u,
silatur amal, silatur bayan dan lain, adapun tema yang dibahas adalah: “How
to Succed during and after studying abroad” (https://ppikpm.gontor.ac.id/beritaikpm/ikpm-gontor-cabang-pakistan-adakan-bincang-santai-degan-dr-ichsan-dacholfany/)
Beok
Paginya,saya harus pulang namun di malam
hari sebelum pulang, kami kumpul di depan hotel sambil minuman khas Pakistan,
bersama Taufik Maulana/LLM Syariah and Law, Auliyaurrachman/BS Islamic studies,
Heryanto/Sekpri ATHAN KBRI Islamabad dan Zulfikar Alamsyah/Local staff KBRI Islamabad, mereka banyak bercerita
tentang politik dan hukum serta pendidikan di Pakistan, yang mengejutkan bagi
saya adalah, ada prajurit yang bangga dihukum dan rela
ditembak mati karena telah berani
menembak dan membunuh atasannya karena
atasannya telah menghina agama Islam, bagaimana dengan negara lain, termasuk
Indonesia.
Untuk kuliah di IUUI Islamabad dan Islamia
University Bahwalpur adalah sebagai kota yang aman dan nyaman untuk kegiatan
masyarakat dan perkuliahan walaupun di setiap tempat ada aparat yang menjaga,
karena lebih dari 75 % anggaran negara hanya digunakan untuk keamanan.
Kesesokan harinya, saya pulang ke
Indonesia dengan dihantar oleh kawan, melalui bandara Benazir bhuto pakistan,
ila liqo Pakistan, mudah-mudahan ada kesempatan untuk hadir kembali, menurut
rencana Panitia PPMI akan mengadakan Simposium di Jordan, Insha Allah bisa
bertemu kembali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar